Jurnal Mariando N - Ering Rev1
Jurnal Mariando N - Ering Rev1
Jurnal Mariando N - Ering Rev1
ABSTRACT
The leaves of Hummingbird (Sesbania grandiflora L.) contain flavonoid compounds, saponins and tannins
that are antifungal. This research aims to formulate liquid soap extracts of Hummingbird leaf ethanol and
test the effectiveness of the antifungal preparations of the liquid soap of Hummingbird leaf ethanol with a
concentration of 4%, 6%, 8%, 10% and 12% of the fungus growth of Candida albicans. This research uses
experimental methods. The formulation of this liquid soap of Hummingbird leaf ethanol is conducted
organoleptic test, pH, high foam, moisture content, free alkaline content, and type weights. Testing the
effectiveness of antifungal to Candida albicans growth is done by diffusion method. Liquid soap
preparations of Hummingbird leaf ethanol extract meet the standards set by SNI for organoleptic testing, pH
test, Foam High test, water content test, free alkali rate test, and type weight test. Based on the anti-fungal
testing of the preparation of a liquid soap extract of Hummingbird leaf ethanol to the fungus Candida
albicans obtained the results of all preparations have a resistance to fungi and strong categorized.
ABSTRAK
Daun Turi (Sesbania grandiflora L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tannin
yang bersifat sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sabun cair ekstrak etanol
daun Turi dan menguji efektivitas antijamur sediaan sabun cair ekstrak etanol daun Turi dengan konsentrasi
4%, 6%, 8%, 10% dan 12% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental. Formulasi sediaan sabun cair ekstrak etanol daun Turi ini dilakukan pengujian
organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, kadar alkali bebas, dan bobot jenis. Pengujian efektivitas antijamur
terhadap pertumbuhan Candida albicans dilakukan dengan metode difusi. Sediaan sabun cair ekstrak etanol
daun turi memenuhi standar yang ditetapkan SNI pada pengujian organoleptik, uji pH, uji tinggi busa, uji
kadar air, uji kadar alkali bebas, dan uji bobot jenis. Berdasarkan pengujian antijamur sediaan sabun cair
ekstrak etanol daun Turi terhadap jamur Candida albicans didapatkan hasil semua sediaan memiliki daya
hambat terhadap jamur dan dikategorikan kuat.
PENDAHULUAN
Tabel 1. Formula sabun cair ekstrak etanol daun Turi (Sesbania grandiflora L.)
Konsentrasi
Bahan Fungsi Satuan
Basis F1 F2 F3 F4 F5
Ekstrak Etanol Daun
Zat Aktif 4% 6% 8% 10% 12%
Turi
Minyak Zaitun Asam Lemak mL 15 15 15 15 15 15
KOH Basa mL 8 8 8 8 8 8
Pengisi dan
Na-CMC g 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pengental
SLS Surfaktan g 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Asam Stearat Penetral g 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
BHA Antioksidan g 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pengaroma Rose Pengaroma mL 1 1 1 1 1 1
Aquades Pelarut mL ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50
Pembuatan Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun ditambahkan dengan aquades hingga volumenya
Turi 100 mL, dimasukkan ke dalam wadah bersih yang
telah disiapkan. Pembuatan sabun cair ekstrak
Semua bahan yang akan digunakan etanol daun Turi disesuaikan dengan masing-
ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan takaran masing konsentrasi.
yang dianjurkan. Dimasukkan minyak zaitun
sebanyak 15 mL ke dalam gelas kimia, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan dengan kalium hidroksida 40%
sebanyak 8 mL sedikit demi sedikit sambil terus Proses formulasi sediaan sabun cair ektrak
dipanaskan pada suhu 50°C hingga mendapatkan daun Turi dibuat pertama dengan membuat basis
sabun pasta. Sabun pasta ditambahkan dengan sabun cair dari asam lemak dan basa kemudian
kurang lebih 15 mL aquades, lalu dimasukkan ditambahkan zat tambahan dan zat aktif secara
natrium karboksil metal selulosa yang telah bertahap.
dikembangkan dalam aquades panas, diaduk
hingga homogen. Kemudian ditambahkan asam Tabel 2. Hasil uji organoleptik
stearat, diaduk hingga homogen. Ditambahkan Sediaan Bentuk Bau Warna
sodium laurel sulfat, diiaduk hingga homogen. Basis Sabun Cair Cair Khas Putih
Ditambahkan butyl hidroksi anisol, lalu diaduk
hingga homogen. Dimasukkan ekstrak etanol daun
Turi, diaduk hingga homogen. Sabun cair
Sabun cair kulit. Kulit memiliki kapasitas ketahanan dan dapat
Cair Khas Hijau
konsentrasi 4% dengan cepat beradaptasi terhadap produk yang
memiliki pH 8.0-10.8 (Frost dan Horowitz, 1982).
Sabun cair
Cair Khas Hijau Berdasarkan hasil pengujian terhadap sediaan
konsentrasi 6%
sabun cair ekstrak daun Turi, menunjukan bahwa
Sabun cair nilai pH berada diantara 8-11. Sabun cair bersifat
Cair Khas Hijau Tua
konsentrasi 8% basa karena sabun cair merupakan garam alkali
dari asam lemak. Maka sediaan sabun cair ektrak
Sabun cair
Cair Khas Hijau Tua daun turi memenuhi standart dari SNI.
konsentrasi 10%
Tabel 4. Hasil uji tinggi busa
Sabun cair Tinggi busa
Cair Khas Hijau Tua Sediaan Keterangan
konsentrasi 12% (mm)
Memenuhi
Basis Sabun Cair 75
syarat
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan
untuk melihat bentuk fisik dari sediaan sabun cair Sabun cair Memenuhi
73
yang dibuat meliputi bentuk, warna dan bau. konsentrasi 4% syarat
Bentuk dari sediaan sabun cair yang dibuat ialah
Sabun cair Memenuhi
berbentuk cair. Warna yang dihasilkan ialah warna 73
konsentrasi 6% syarat
hijau, dimana semakin tinggi konsentrasi maka
akan semakin gelap karena dipengaruhi oleh Sabun cair Memenuhi
71
konsentrasi ekstrak daun turi. Aroma yang konsentrasi 8% syarat
dihasilkan ialah aroma khas, yaitu aroma antara
Sabun cair Memenuhi
pengaroma rose dan aroma alami dari ekstrak daun 70
konsentrasi 10% syarat
turi yang tercampur. Sediaan sabun cair ekstrak
daun turi memenuhi standar yang ditetapkan SNI Sabun cair Memenuhi
70
yaitu berbentuk cair, aroma dan warna khas. konsentrasi 12% syarat
Hasil dari pengujian antijamur dari sediaan menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Sebelum
sabun cair ektrak daun Turi menunjukkan bahwa dilakukan pengujian One Way Anova data hasil
semua sediaan memiliki zona bening dengan penelitian harus dilakukan uji Normalitas dan uji
diameter lebih dari 10mm dan kurang dari 20mm. Homogenitas sebagai syarat untuk dilakukan uji
Kriteria daya hambat antibakteri menurut Davis One Way Anova. Hasil dari uji Normalitas
dan Stout (1971) dikategorikan berdasarkan menunjukan bahwa rata-rata data menunjukan
diameter zona hambat yang terbentuk yaitu nilai signifikansi >0,05 yang artinya bahwa data
diameter zona hambat 5mm atau kurang tersebut terdistribusi normal. Selanjutnya
dikategorikan lemah, zona hambat 5-10mm dilakukan uji Homogenitas dan hasilnya
dikategorikan sedang, zona hambat 10-20mm menunjukan nilai signifikansi <0,05 yang artinya
dikategorikan kuat dan zona hambat 20mm atau data tersebut tidak homogen. Menurut Uyanto
lebih dikategorikan sangat kuat. Dengan begitu (2009), apabila data yang terdistribusi normal dan
maka dapat dikatakan bahwa sediaan sabun cair tidak homogen, maka dilakukan uji Brown-
ekstrak daun Turi memiliki kategori yang kuat Forsythe. Data yang dihasilkan dari uji Brown-
dalam membunuh jamur Candida albicans. Forsythe menunjukan nilai signifikansi
Dalam hasil penelitian menunjukan 0,139>0,05 yang dapat diartikan data tersebut
bahwa diameter zona hambat yang paling kuat homogen. Kemudian hasil dari uji One Way
adalah sabun cair ekstrak daun turi dengan Anova menunjukan nilai signifikansi <0,05
konsentrasi 4%. Dimana jika merujuk pada kadar sehingga H0 ditolak dan terima H1. Maka terdapat
flavonoid, saponin dan tannin sebagai zat perbedaan kekuatan daya hambat antijamur
antijamur, seharusnya semakin tinggi konsentrasi terhadap jamur Candida albicans antara sediaan
maka semakin tinggi pula daya hambat yang sabun cair ekstrak etanol daun Turi pada
seharusnya dihasilkan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% dengan
semakin tinggi konsentrasi membuat tingkat basis sabun cair dan Betadin SC.
kelarutan menurun sehingga zat aktif tidak dapat Penyebab dari sediaan sabun cair ekstrak
berdifusi ke dalam agar sehingga didapatkan daun Turi memiliki kemampuan untuk
hasil daya hambat yang berkurang (Putra et al, membunuh mikroorganisme karena daun Turi
2015). mengandung saponin, flavonoid dan tannin yang
Data penelitian diameter zona daya dapat berperan sebagai anti-mikroorganisme.
hambat yang didapatkan kemudian dilakukan uji Flavonoid dan saponin dapat mengakibatkan
statistik dengan metode One Way Anova denaturasi protein sehingga meningkatkan
permeabilitas membran sel. Denaturasi protein Untuk mendapat produk yang lebih disukai
menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel masyarakat, sebaiknya sediaan sabun cair
sehingga mengubah komposisi protein menghilangkan warna dan bau dari ekstrak.
(Wahyuningtias, 2008). Sedangkan mekanisme
penghambatan tannin yaitu dengan cara dinding DAFTAR PUSTAKA
sel yang sebelumnya telah mengalami lisis yang
diakibatkan oleh flavonoid dan saponin, sehingga Astriani. 2011. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak
menyebabkan senyawa tannin dapat dengan Daun Turi (Sesbania grandiflora L.)
Secara KLT-Bioautografi. [skripsi].
mudah masuk kedalam sel dan mengkoagulase
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
protoplasma sel mikroorganisme (Masduki, Islam Negri Alauddin, Makassar.
1996).
Selain sediaan sabun cari ekstrak daun Davis, W.W. dan Stout, TR. 1971. Disc Plate
Turi yang memiliki zona hambat, ternyata basis Methods of Microbiological Antibiotic
sabun cair memiliki zona hambat dengan Assay. Microbiology.
diameter rata-rata 1,3mm dan dikategorikan Farizal, J. dan Dewa, E. A. R. S. 2017. Identifikasi
lemah. Penyebabnya diduga karena dalam Candida albicans pada Saliva Wanita
pembuatan sabun cair itu menggunakan minyak Penderita Diabetes Melitus. Jurnal
zaitun sebagai asam lemaknya. Minyak zaitun Teknologi Laboratorium. 6(2):67-74.
mengandung fenolik dan vitamin E. Menurut
Frost, P., dan Horowitz, S. 1982. Principals of
Guenther (1987), senyawa fenolik aktif bersifat Cosmetics for the Dermatologist. C.V
sebagai antimikroorganisme dengan mekanisme Mosby Co. England.
membentuk kompleks dengan protein sel
sehingga menghambat kerja enzim pada Gaman, P. M. dan Sherrington. 1994. Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi Edisi 2. Gadjah
mikroorganisme.
Mada University Press, Yogyakarta.
SARAN