Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stigma Mahasiswa Kebidanan Terhadap Odha Di Kudus

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STIGMA MAHASISWA


KEBIDANAN TERHADAP ODHA DI KUDUS

Dwi Astuti
STIKES Muhammadiyah Kudus
[email protected]

ABSTRACT

Stigma and discrimination faced by people infected with HIV (Human Immunodeficiency
Virus) from various community groups. Starting from the family, neighborhood, workplace, school,
health care workers and other community settings. Not only that, the health facilities that serve as
places for people infected with HIV struggle to be able to live like people who are not infected, in
fact they often suffer discrimination (Sutrisna, 2013).

People with PLWHA in Central Java, which reported up to September 2014 were 3767
people. In addition, the ten provinces reported the cumulative total of AIDS. While the number of
HIV cases in Central Java until September 2014 were 9032 cases. The cumulative number of HIV /
AIDS in Kudus until 2014 were 72 cases and 14 persons died (Kudus Health Office, 2014).

The purpose of the study was to determine the factors that influence midwifery students stigma to
PLWHA (People living with HIV /AIDS). The design of this research is descriptive research with
cross sectional analytic. The population in this study was all of midwifery students in Kudus, 506
and the sample of the research was 226. The research instrument was questionnaire. Bivariate
analysis using chi square and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results
showed that doing good stigma 50.4% and less stigma 49.6%. Variables related to midwifery
students stigma of PLWHA is perception (P value = 0.000). The variables that most influence on
Midwifery students stigma of PLWHA is perception (ExpB = 0.286). Based on the research, they
need for socialization of the stigma for the health workers, the community and the health
department on HIV / AIDS

Keywords: Knowledge, perception, socialization, attitudes of friends, stigma, PLWHA

PENDAHULUAN kesehatan serta lingkungan komunitas


Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi lainnya. Tidak hanya itu, fasilitas kesehatan
social dalam masyarakat sangat kompleks. yang menjadi tempat para orang terinfeksi
Kita bisa temukan pada penderita HIV/AIDS HIV berjuang untuk dapat hidup layaknya
dengan adanya perlakuan yang berbeda, orang yang tidak terinfeksi, pada
seperti dijauhi, dikucilkan, adanya kenyataannya masih sering terjadi
diskriminasi (Hutapea, 2004). mengalami diskriminasi (Sutrisna, 2013).
Stigma dan diskriminasi yang dialami Penyakit HIV/AIDS (Acquired
oleh orang terinfeksi HIV (Human Immune Deficiency Syndrome) yaitu new
Immunodeficiency Virus) bisa datang dari emerging disease dan merupakan pandemi
berbagai kelompok masyarakat. Mulai dari disemua kawasan di Indonesia. Penyakit ini
lingkungan keluarga, lingkungan tempat beberapa tahun terakhir menunjukkan
tinggal, lingkungan kerja, sekolah, tenaga peningkatan angka kejadian dan seperti

279
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

gunung es (ice berg phenomenon), yakni mereka untuk mendapatkan perawatan


jumlah yang sebenarnya jauh lebih banyak yang mereka butuhkan dan membatasi
dibanding dengan yang diketahui, orang ruang lingkup dan efektivitas upaya
yang terinfeksi HIV tidak secara langsung pencegahan (Li li et al, 2006). Selain itu,
akan menunjukkan gejala apapun (Pratikono, tenaga kesehatan yang tidak sensitif
2012). mengenai bahaya stigma akan mengancam
Berdasarkan laporan situasi kerahasiaan mengenai pasien ODHA
perkembangan di Indonesia sendiri (Kompas, 2010).
menunjukkan trend epidemi AIDS yang terus Didukung dengan hasil penelitian oleh
menunjukkan peningkatan baik secara Eka Nurhayati di kota Bandung, di institusi
jumlah maupun luas wilayah sebaran. kesehatan pun masih banyak terjadi tindakan
Berdasarkan laporan sampai dengan diskriminatif walaupun kebanyakan tenaga
Sepetember 2014 yang dikeluarkan oleh kesehatan telah memiliki pengetahuan yang
Kementerian Kesehatan, yaitu jumlah cukup memadai mengenai HIV dan AIDS.
kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai Tindakan diskriminatif ini antara lain adalah
dengan Desember 2014 sebanyak 22.869 tes diagnostik HIV tanpa informed consent
kasus, sedangkan jumlah kumulatif kasus kepada pasien yang akan dilakukan tindakan
AIDS dari tahun 1987 sampai dengan operatif, tenaga kesehatan tidak mau
september 2014 sebanyak 1.876 kasus. Dari melakukan kontak fisik seperti berjabat
kasus AIDS tersebut, didapati bahwa 17,2% tangan dan pemeriksaan fisik dengan ODHA,
kasus dialami usia produktif. Laporan kasus tenaga kesehatan tidak mau mengambil
ini pun telah ditemui di semua wilayah sampel darah ODHA dan sebagainya
propinsi di Indonesia (Kemenkes, 2014). (Nurhayati, 2013).
Penderita AIDS di Jawa Tengah yang Dalam jurnal penelitian Eka Nurhayati
dilaporkan sampai dengan September 2014 menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi
mencapai 3.767 orang. Selain itu, termasuk mengakibatkan kecemasan dan ketakutan
sepuluh provinsi yang melaporkan jumlah ODHA untuk membuka statusnya. Hal ini
kumulatif AIDS terbanyak. Sedangkan dikemukakan oleh Busca dalam literatur
jumlah kasus HIV di Jawa Tengah sampai review yang berjudul Challenging Stigma
dengan September 2014 sebanyak 9.032 and Discrimnation in South East Asia, Duffy
kasus. Adapun jumlah kumulatif HIV/AIDS dalam jurnal berjudul Suffering, Shame and
di Kabupaten Kudus hingga tahun 2014 Silence: The Stigma of HIV/AIDS, Holzemer
sebanyak 72 kaus dan meninggal dunia dalam jurnal berjudul Managing AIDS
sebanyak 14 orang (Dinas Kesehatan Kudus, Stigma serta review paper yang dikeluarkan
2014). oleh UNDP yang berjudul HIV Related
Stigma dan diskriminasi karena HIV Stigma and Discrimination in Asia. Populasi
dan AIDS menjadi tantangan dalam menekan rawan pun merasa takut untuk menjalani tes
pandemik di dunia. Beberapa lembaga diagnostik disebabkan oleh ancaman stigma
internasional seperti WHO, UNAIDS, dan dan diskriminasi. Hal ini menjadikan
United States Agency for International penghalang bagi ODHA dan populasi rawan
Development (USAID) telah membuat untuk menjangkau ketersediaan pelayanan
fenomena ini sebagai prioritas utama kesehatan (Nurhayati, 2013).
mereka (UNAIDS,2002). Tenaga kesehatan khusunya bidan dan
Stigma HIV dapat meningkatkan perawat sebagai ujung tombak dan
isolasi sosial dan bagi Orang dengan HIV mempunyai peran sangat strategis dalam
dan AIDS (ODHA). Sikap tenaga upaya menekan laju pertumbuhan penyakit
kesehatan yang menstigma ODHA dapat HIV dan AIDS(Fadilah, 2006).
menghalangi ODHA untuk mengikuti tes Pengetahuan tenaga kesehatan tentang
HIV, sehingga mengurangi kesempatan HIV/AIDS adalah hal penting karena

289
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

menjadi dasar perubahan perilaku positif. N an :


𝑛=
Mengurangi stigma dan diskriminasi di 1 + N (𝑑2) populasi
layanan kesehatan tidak hanya berfokus pada 506 ampel
sikap dan perilaku pekerja kesehatan tetapi 𝑛= Tingkat
1 + 506 (0,052 )
juga perlu memenuhi kebutuhan informasi 506 keperc
yang dibutuhkan masyarakat terkait HIV dan 𝑛= ayaan
1 + 506 (0,0025 )
AIDS.Rendahnya pengetahuan mahasiswa 506
sebagai calon tenaga kesehatan tentang 𝑛=
penularan dan pencegahan HIV dan AIDS 2,27
akan menjadi salah satu faktor pandemi HIV. 𝑛 = 226
Penularan penyakit HIV dengan cara-
cara tertentu bukan melalui interaksi
berbicara ataupun berjabat tangan. Oleh
karena itu, peran tenaga kesehatan sangat
penting terutama bidan dituntut memiliki
pengetahuan yang baik mengenai HIV sampel yang akan diambil adalah 226
dan AIDS serta memiliki sikap yang baik mahasiswa kebidanan.
dalam menangani pasien HIV khususnya
ibu hamil dengan HIV dan AIDS (PKBI, HASIL PENELITIAN
2007). Melalui penelitian ini, diharapkan Analisis Univariat
para mahasiswa yang merupakan calon 1. Pengetahuan responden tentang
tenaga kesehatan dapat mengetahui bahaya HIV/AIDS
HIV dan AIDS serta dampak dari stigma dan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pengetahuan
diskriminasi terhadap ODHA. Responden
No Pengetahuan n Persentase (%)
responden
METODE PENELITIAN
1. Baik 222 98,2
Metode Penelitian yang digunakan analisa 2. Kurang 4 1,8
bivariate adalah metode analitik korelasi, Jumlah 226 100
mutivariatdengan regresi logistic ganda. Sebagian besar responden berpengetahuan
Menggunakan pendekatan secara baik tentang HIV/AIDS sebanyak 222
observasional dengan desain cross sectional. responden (99,2%) dan berpengetahuan
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa kurang baik tentang HIV/AIDS sebanyak 4
kebidanan di Kudus yang berjumlah 506 Responden (1,8%).
mahasiswa yaitu terdiri dari mahasiswa
AKBID Mardi Rahayu sebanyak 92 2. Persepsi responden tentang HIV/AIDS
mahasiswa, AKBID PEMKAB Kudus 105 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi
mahasiswa, AKBID Muslimat NU Kudus 68 Responden
mahasiswa dan STIKES Muhammadiyah
Kudus prodi D-3 Kebidanan 241 No Persepsi n Persentase (%)
mahasiswa.Besar sampel dapat ditentukan responden
1. Baik 171 75,7
dengan rumus sebagai berikut :
2. Kurang 55 24,3
Jumlah 226 100
Sebagian besar persepsi responden yang baik
terhadap HIV/AIDS sebanyak 171 responden
(75,7%) dan persepsi kurang tentang
HIV/AIDS sebanyak 55 responden (24,3%).

281
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan


3. Sosialisasi tentang HIV/AIDS stigma mahasiswa kebidanan terhadap
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden ODHA disajikan pada table 4.6
yang mendapatkan sosialisassi tentang HIV- Tabel 4.6 Hubungan pengetahuandengan
AIDS stigma mahasiswa kebidanan terhadap
ODHA
No Sosialisasi n Persentase N Penget Stigma
(%) o ahuan Baik Kurang Tot
1. Baik 168 74,3 Baik al
2. Kurang 58 25,7 n % n % n %
Jumlah 226 100 1. Baik 113 50,9 109 49 222 100
Responden yang telah mendapatkan ,1
sosialisasi tentang HIV/AIDS secara baik 2. kurang 3 75,0 1 25 4 100
,0
sebanyak 168 orang (74,3%) sedangkan yang
P value = 0,367
kurang mendapatkan sosialisasi hanya 58
orang (25,7%). Tabel 4.6 menunjukkan bahwa stigma
mahasiswa kebidanan baik terhadap
4. Sikap teman responden tentang ODHA lebih banyak ditemukan pada
HIV/AIDS responden yang mempunyai pengetahuan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap kurang baik (75%) dibanding dengan
temanResponden responden yang berpengatahuan baik
No Sikap teman n Persentase sebanyak (50,9%). Berdasarkanuji Chi
(%) squaredengan CI=95% diperoleh p value
1. Baik 156 69 0,367 yang berarti tidak ada hubungan
2. Kurang baik 70 31 yang signifikan antara pengetahuan
Jumlah 226 100 dengan stigma mahasiswa kebidanan
Sebagian besar responden mempunyai teman
terhadap ODHA.
yang bersikap baik tentang HIV/AIDS
sebanyak 156 responden (69%) dan teman
2. Hubungan persepsi dengan stigma
yang bersikap kurang baik sebanyak 70
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA
responden (31%).
Hasil analisis hubungan persepsi dengan
stigma mahasiswa kebidanan terhadap
5. Stigma responden terhadap HIV-AIDS
ODHA disajikan pada table 4.7
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi tentang
Stigma terhadap HIV/AIDS
Tabel 4.7 Hubunganpersepsidengan
No Stigma n Persentase
stigma mahasiswa kebidanan terhadap
(%)
ODHA
1. Baik 114 50,4 N Persep Stigma
2. Kurang Baik 112 49,6 o si Baik Kuran Total
Jumlah 226 100 g Baik
Sebagian besar responden stigma baik terhadap n % n % n %
HIV/AIDS sebanyak 114 responden (50,4%) dan 1 Baik 74 43,3 97 56 171 100
responden yang stigma kurang baik terhadap . ,7
HIV/AIDS sebanyak 112 responden (49,6%). 2 Kurang 40 72,7 15 27 55 100
. baik ,3
Analisis Bivariat P value = 0,000
1. Hubungan pengetahuan dengan stigma Tabel 4.7 menunjukkan bahwa stigma
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA mahasiswa kebidanan baik terhadap

282
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

ODHA lebih banyak pada responden Tabel 4.9 Hubungan sikap temandengan
yang mempunyai persepsi kurang baik stigma mahasiswa kebidanan terhadap
sebanyak (72,7%) dibanding dengan ODHA
responden yang persepsi baik sebanyak No Sikap Stigma
tema Baik Kurang Total
(43,3%). Berdasarkan uji Chi square n Baik
dengan CI=95% diperoleh p value 0,00 n % n % n %
yang berarti ada hubungan yang 1. Baik 82 52,6 74 47,4 156 100
signifikan antara persepsi dengan stigma 2. Kura 32 45,7 38 54,3 70 100
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA. ng
baik
3. Hubungan sosialisasi dengan stigma P value = 0,419
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sikap
Hasil analisis hubungan sosialisasii dengan teman mahasiswa kebidanan baik
stigma mahasiswa kebidanan terhadap terhadap ODHA lebih banyak ditemukan
ODHA disajikan pada table 4.8 pada responden yang mempunyai sikap
teman baik sebanyak (52,6%) dibanding
Tabel 4.8 Hubungan sosialisasidengan dengan responden yang mempunyaisikap
stigma mahasiswa kebidanan terhadap teman kurang baik sebanyak (45,7%).
ODHA Berdasarkan uji Chi square dengan
N Sosia Stigma
o lisasi Baik Kurang Total
CI=95% diperoleh p value 0,419 yang
Baik berarti tidak ada hubungan yang
n % n % n % signifikan antara sikap teman dengan
1. Baik 80 47,6 88 52,4 168 100 stigma mahasiswa kebidanan terhadap
2. Kura 34 58,6 24 41,4 58 100 ODHA.
ng
P value = 0,196 A. Variabel Yang Berhubungan Dengan
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa stigma Stigma Mahasiswa Kebidanan Terhadap
mahasiswa kebidanan baik terhadap ODHA
ODHA lebih banyak pada responden Berikut ringkasan hasil analisis bivariat yang
yang tidak pernah mendapat menunjukan variabel yang berhubungan
sosialisasi(58,6%) dibanding dengan dengan Stigma mahasiswa kebidanan
responden yang pernah terhadap ODHA.
mendapatsosialisasi sebanyak (47,6%). Tabel 4.10Ringkasan Analisis Bivariat
Berdasarkan uji Chi square dengan
Variab Variabel
CI=95% diperoleh p value 0,196 yang N p Keteran
el Terikat
berarti tidak ada hubungan yang o value gan
Bebas
signifikan antara sosialisasi dengan 1 Pengeta Stigma 0,367 Tidak
stigma mahasiswa kebidanan terhadap huan Mahasiswa berhubun
ODHA Kebidanan gan
2 Perseps Terhadap 0,000 Berhubu
i ODHA ngan
4. Hubungan sikap teman dengan stigma 3 Sosialis 0,196 Tidak
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA asi Berhubu
Hasil analisis hubungan sikap teman dengan ngan
stigma mahasiswa kebidanan terhadap 4 Sikap 0,419 Tidak
ODHA disajikan pada table 4.9 teman Berhubu
ngan

283
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Analisis Multivariat KESIMPULAN


Setelah melakukan seleksi bivariat Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan menguji hubungan masing-masing telah dilakukan mengenai faktor- faktor
variabel bebas dengan variabel terikat yang mempengaruhi stigma mahasiswa
dengan menggunakan uji korelasi chi square, kebidanan terhadap ODHA di Kudus
Selanjutnya variabel bebas yang mempunyai
maka dapat di tarik beberapa kesimpulan
p value < 0,25 pada uji korelasi chi square
dimasukan dalam analisis multivariat dengan sebagai berikut:
regresi logistik ganda. Metode yang 1. Stigma Mahasiswa kebidanan terhadap
digunakan adalah metode enter. ODHA menunjukanhasildari 226
Metode enter ini dilakukan secara responden, stigma mahasiswa kebidanan
berulang-ulang dengan mengeluarkan terhadahap ODHA baik 50,4% dan
variabel bebas yang mempunyai p value stigma kurang baik 49,6%.
paling besar sampai menyisakan variabel 2. Persepsi mahasiswa Kebidanan terhadap
bebas yang mempunyai p value <0,05 pada stigma ODHA dibedakan menjadi 2
uji wald. kategori persepsi baik dan persepsi
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kurang. Proporsi jumlah kategori
semua variabel bebas selain pengetahuna dan
persepsi terbanyak adalah responden
sikap teman pada uji korelasi chi square
menghasilkan p value < 0,25 sehingga yang memiliki persepsi baik yaitu
variabel-variabel bebas tersebut dimasukkan (75,7%) sedangkan responden yang
dalam analisis multivariat dengan memiliki persepsi kurang yaitu (24,3%).
menggunakan regresi logistik Hasil analisis 3. Pengetahuan mahasiswa kebidanan
multivariat dengan menggunakan analisis terhadap stigma ODHA dibedakan
regresi logistic dengan metode enter, menjadi 2 kategori pengetahuan baik dan
diperoleh hasil sebagai barikut : pengetahuan kurang. Proporsi jumlah
Tabel 4.11. Hasil analisis multivariat kategori pengetahuan terbanyak adalah
dengan menggunakan regresi logistik responden yang memiliki pengetahuan
ganda baik yaitu (98,2%) sedangkan responden
yang memiliki pengetahuan kurang yaitu
N Variabel P Exp( 95%
B (1,8%).
o bebas value B) CI
1 Persepsi 0,147 4. Sosialisasi mahasiswa kebidanan
-1,251 0,000 0,286 - terhadap stigma ODHA dibedakan
0,557 menjadi 2 kategori sosialisasi baik dan
Konstan sosialisasi kurang. Proporsi jumlah
2,232 0,000 9,321
kategori sosialisasi terbanyak adalah
Pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa
ada satu variabel mempengaruhi stigma responden yang memiliki sosialisasi baik
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA yaitu yaitu(74,3%) sedangkan responden yang
persepsi kerentanan tentang stigma memiliki sosialisasi kurang yaitu
mahasiswa kebidanan terhadap (25,7%).
ODHAdengan OR sebesar 0,286, dapat 5. Sikap mahasiswa kebidanan terhadap
diartikan bahwa mahasiswa kebidanan yang Stigma ODHA dibedakan menjadi 2
mempunyai persepsi baik terhadap ODHA kategori sikap baik dan sikap kurang.
cenderung tidak melakukan stigma. Proporsi jumlah kategori sikap terbanyak
adalah responden yang memiliki sikap
baik yaitu (69%) sedangkan responden
yang memiliki sikap kurang yaitu (31%).

284
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

6. Faktor yang paling berpengaruh terhadap seminar, penyuluhan tentang HIV/AIDS


stigma mahasiswa kebidanan terhadap yang dilakukan oleh pemerintah, tenaga
ODHA adalah persepsi mahasiswa kesehatan dan LSM sehingga bias
kebidanan terhadap ODHA mempunyai menjalani hidup lebih optimis, mampu
nilai (OR = 0,286, p = 0,000) artinya mengembangkan diriserta mampu
responden yang mempunyai persepsi meningkatkan kualitas hidup
Mahasiswa kebidanan baik terhadap 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
ODHA mempunyai kemungkinan 0,286 Melihat dari penelitian ini, mungkin
kali pengaruh dibandingkan dengan masih ada faktor- faktor lain yang bisa
responden yang tidak mempunyai menjadi referensi determinan stigma
persepsi baik terhadap ODHA, di sarankan pada
7. Faktor-faktor yang berhubungan secara peneliti selanjutnya agar dapat menggali
signifikan terhadap stigma mahasiswa kenyataan dan faktor lain yang memjadi
kebidanan terhadap ODHA yaitu persepsi stigma terhadap ODHA.
mahasiswa kebidanan terhadap ODHA
Sedangkan Faktor-faktor yang tidak DAFTAR PUSTAKA
berhubungan secara signifikan terhadap
stigma mahasiswa kebidanan terhadap Arikunto, S. 2002.Metodologi Penelitian.
ODHA yaitu pengetahuan, sosialisasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta
dan sikap teman. Azwar, S.2003. Sikap manusia, teori dan
pengukurannya. Yogyakarta:
SARAN Pustaka Pelajar
1. Pemerintah Campbell, Catherine. et. al. 2005.
Pemerintah lebih memperhatikan Understanding and Challenging
penderita HIV/AIDS dan memberikan HIV/AIDS Stigma. Durban:
biaya pengobatan gratis atau check up HIVAN
gratis serta melakukan penyuluhan Dinas Kesehatan Kudus.2014. Laporan
kepada masyarakat mengenai bahaya Kasus HIV/AIDS di Kabupaten
serta pencegahan penyakit HIV/AIDS Kudus.
dengan bekerjasama dengan pihak – Ditjen PP& PL Kementerian Kesehatan
pihakj terkait seperti dinas kesehatan, RI.2014. Perkembangan
dinas sosoal, tenaga kesehatan dan HIV/AIDS di Indonesia: Jakarta
Lembaga Sosial masyarakat (LSM). Fadilah H.2006. Pelatihan PMTCT bagi
Bidan DKI Jakarta. Jakarta:
2. Bagi Masyarakat Gemari; Available at:
Peran masyarakat diharapkan agar tidak http://www.gemari.or.id/artikel/2
melakukan stigma dan diskriminasi 376.shtml. Diakses; 13 April
kepada penderita HIV/AIDS sehingga 2014.
bisa berinteraksi dengan baik dan Griya PMTCT PKBI Kota Semarang.
mendukung kegiatan yang berhubungan 2007. laporan sosialisasi PMTCT
dengan penderita HIV/AIDS. di Kota Semarang: Semarang
Herek GM, Capitanjo JP, Widaman KF.
3. Bagi Penderita HIV/AIDS HIV Related Stigma and
Diharapakan penderita HIV/AIDS mau Knowledge in United States:
mengikuti kegiatan- kegiatan seperti Prevalence and Trends, 1991-

285
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

1999. American Journal of Public Sugiono. 2012. Statistik dalam


Health.2002;92(3):371-7 Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Hutapea R.2004. AIDS & PMS dan Sutrisna A. HIV/AIDS. Jakarta:
Pemerkosaan. Jakarta: Raja Komunitas AIDS Indonesia
Grafindo 2011[cited 2013 25 Januari].
Kementerian Kesehatan.2011. Modul UNAIDS. 2002. A Conceptual
Pelatihan Konseling dan Tes Framework and Basis for
Sukarela HIV Untuk Konselor Action: HIV/AIDS Stigma and
HIV Panduan Peserta. Discrimination. Vol
Jakarta:Kementerian Kesehatan UNAIDS/02.43E (Original
RI version, June 2002):
Kompas. 2010. Stigmatisasi GenevaSwitzerland.
menghambat Pencegahan UNAIDS. 2005. HIV Related Stigma,
HIV/AIDS.Gesang: Discrimination and Human Rights
SoloIndonesia. Violation. Geneva: UNAIDS.
Li Li et al.2006. Using case vignettes Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi
to measure HIV-related stigma Umum, Edisi Revisi, Cetakan
among health professionals in keempat. Yogyakarta:Andi Offset
China. oxford university: United
Kingdom.
Notoatmodjo, S . 2005. Metodologi
penelitian kesehatan.Jakarta : PT
Rineka Cipta
Nurhayati E, Sunjya DK, Afriandi I,
2013.Stigma dan Diskriminasi
Terhadap ODHA di Kota
Bandung. Bandung: Available at:
http://www.pustaka.unpad.ac.id.ht
ml. Diakses; 12 Februari 2014.
Nursalam, 2003.Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Pratikono. Pengendalian Penyakit dan
Penyehat Lingkungan laporan
perkembangan HIV/AIDS
Triwulan III In: Kesehatan K,
editor. Jakarta Kemenkes RI;
2012.
Satari MH, Wirakusumah FF.
Konsistensi Penelitian dalam
Bidang Kesehatan. 1 ed. Suzanna
A, editor. Bandung: PT Refika
Aditama; 2011

286

You might also like