Thalasemia, Limfoma, Leukemia
Thalasemia, Limfoma, Leukemia
Thalasemia, Limfoma, Leukemia
PASIEN THALASEMIA
Oleh : Chaterina
Introduction
Kelainan genetik utama yang paling sering timbul pada
anak setelah penyakit infeksi dan gizi.
The name is derived from the Greek words Thalasso
= Sea" and "Hemia = Blood" in reference to anemia
of the sea.
Penemu = dokter USA (Thomas B. Cooley ) Th. 1925.
Thomas Cooley >>> pasien anemia dengan
pembesaran limpa setelah berusia 1 tahun.
Thalasemia = anemia splenic / eritroblastosis / anemia
mediteranean / anemia Cooley.
Defenition
7
Clinical Manifestations
– Pale skin or jaundice
– Protunding abdomen
– Enlarged spleen / liver
– Dark urine
– fatigue
8
Main types
α β
Thalassemia Thalassemia
Classification
α Thalassemia β Thalassemia
• Silent Carrier • Silent Carrier
• Hb Disease, Hydrops • Thalassemia major
fetalisa • Thalassemia minor
Thalasemia Alfa
• Rantai alfa penting utk HbF
• Kehilangan 4 gen alfa : kematian intra uteri
• Kehilangan 3 gen alfa : anemia hemolitik
berat, mikrositik hipokromik dg Splenomegali
• It appears when a person does not produce
enough alpha chains for hemoglobin. It is
mainly prevalent in the Africa, the Middle
East, India, and occasionally in Mediterranean
region countries.
Beta (ß) thalassemia
It appears when a person does not produce enough
beta chains for hemoglobin.
It is mainly prevalent in the Mediterranean region
countries
• ß thalassemia: There are 2 types categorized
according to severity:
– Thalassemia minor
– Thalassemia major
Thalasemia β mayor= Cooley
- 3-6 bln Anemia berat, g3 globin rantai beta, rantai alfa
mengendap menimbulkan hemolisis. Hati&Limpa >>,
hiperplasi sumtul, Anemia mikrositik hipokromik,
elektroforesis HbF dan HbA.
- Thalassemia Major (Cooley's Anemia) = Caused by the
unavailability of beta chains in hemoglobin leading to a
very severe and fatal if left untreated anemia.
- It requires regular blood transfusions leading to iron-
overload which is treated with chelation therapy to
prevent death from organ failure.
Thalassemia mayor (homozigot)
• Hambatan pertumbuhan, anak menjadi
kurus bahkan kurang gizi, perut membuncit
akibat hepatosplenomegali dengan wajah
yang khas mongoloid, frontal bossing,
mulut tongos (rodent like mouth), bibir
agak tertarik, maloklusi gigi
• Signs such as paleness and growth
retardation, are readily detectable since the
first year of life. Those are mainly due to
severe anemia. Later bone deformities and
hepato-splenomegaly.
• Wajah thalasemia Beta mayor :
tengkorak menonjol, tulang frontal
parietal menonjol,
Maxilla besar
• Anemia berat dan lama
• Hepatosplenomegali, ikterus
• Penyimpangan pertumbuhan
akibat anemia dan kekurangan gizi
menyebabkan perawakan pendek
• Hemosiderosis pada kelenjar
endokrin
Thalasemia β minor:
Biasanya tanpa gejala, anemia mikrositik
hipokromik.Anemia difisiensi zat Fe
This can also be called (carrier state),
meaning that the person carries the
genetic trait for thalassemia.
Such people usually practice normal life,
but may suffer from a mild form of
anemia.
Management and treatment
Thalassemia minor : Thalassemia major:
• No need for • The severe life-threatening anemia,
any treatment, requires regular life long blood
since the transfusion, to compensate for
carriers are damaged red blood cells.
usually • The continuous blood transfusion will
symptomless. eventually lead to iron overload, which
must be treated with chelation therapy
to avoid organ failure.
• Other novel treatments like bone-
marrow transplantation are very costly.
• Gene therapy is also an option still
researched
Collaborative Care
No specific drug or diet are effective in treating
thalassemia
Thalassemia minor
Body adapts to ↓ Hgb
Thalassemia major
Blood transfusions with IV deferoxamine (used
to remove excess iron from the body)
19
Terapi Desferioxamine
Pengkajian fokus =
1. Biodata, Umur, riwayat kesehatan,
Submandibula nodes
Posterior
Cervical
nodes
Supraclavicula nodes
Anterior cervical
nodes
Limfoma
• Keganasan berupa gangguan proliferasi
dari jaringan limfoid (limfosit B dan sistem sel
limfosit T).
• Keganasan Limfoma proliferasi abnormal
sistem limfoid dan struktur yang membentuk
kelenjar getah bening / limfe
• Limfoma dibagi menjadi dua jenis : limfoma
Hodgkin dan limfoma non-hodgkin
Etiologi
• Penyebab pasti belum diketahui, melainkan faktor pemicu.
• F’ biologis : penyebab tumbuhnya limfoma berhubungan
dengan penyerapan radiasi, radiasi >>>
• F’ kimiawi : zat kimia yang yg tinggi karsinogenik, ex : zat kimia
pada makanan, pengawet, pestisida, bahan makeup, cat rambut
• F’ imunitas : penurunan imunitas, misalnya penyakit AIDS,
pengangkatan organ
• f’ genetik : mutasi gen, aktivasi gen abnormal, faktor keluarga
dg kanker
• Virus : terserang virus, misalnya HIV, EB, virus human T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV).
Gambaran Reed Sternberg Cell
Manifestasi Klinis
A: absence of B symptoms
B: fever, night sweats, weight loss
Komplikasi
• menyebabkan lesi di mediastinum yang dapat
mengakibatkan sindrom vena cava superior
(sesak saat berbaring, terasa berat pada
kepala wajah, edema lengan atas, dilatasi vena
julgularis)
Diagnostik Limfoma
• Nefrotoksik
• Reaksi gastrointerstinal Chemotherapy -
Induced Nausea and Vomiting (CINV)
• Hepatotoksik
• Hematology toksis & depresi sumsum tulang
• Kardiotoksik
• Neurotoksik Chemotherapy - Induced
Peripheral Neuropathy (CIPN)
• Efek integumen seperti alopesia, hiperpigmentasi
kulit
Contoh kasus
Tn.Z 20 tahun dengan diagnosa limfoma Hodgkin (T3N3M2) dirawat di
ruang 401 lantai 4 RSCM. Keadaan umum pasien lemah, mengeluh
sesak dan batuk. Terjadi Penurunan BB 20 Kg dalam 2 Bulan, BB saat
ini 40 Kg dengan TB 170 cm. Dari pemeriksaan fisik Tanda Vital
didapatkan TD 110/60 mmHg ; Nadi 100 x/menit ; Pernafasan 26x
permenit, pasien menggunakan tracheostomi. Auskultasi terdengar
ronchi-whezing. Suhu 37,2°C, terlihat masa pada submandibular node
dan anterior cervical node. Memeliki riwayat penyakit keluarga
(kakek) dengan riwayat kanker usus. Pemeriksaan Laborat Hb 8,8 g/dl,
Eritosit : 3,9x106µL, leukosit :18 x 10³µL, trombosit 84x10³µL, Natrium
:133 mEq/L, kalium 3,5 mEq/L. MSCT scan abdomen : masa
mesenterial pada abdomen, limfadenopati paraaorta dg diameter 0,5
cm. Foto thorax : lesi noduler multiple pada kedua paru. Tn.Z
direncanakan akan dilakukan kemoterapi menunggu keadaan umum
baik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d hipersekresi mukosa
• Perubahan pola napas b.d obstruksi trakeo bronkhial akibat
pembesaran kelenjar limfe servikal, mediastinum.
• Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hipermetabolisme sel kanker
• Keletihan b/d peningkatan kebutuhan metabolik (proses
keganasan) dan perubahan kimiawi tubuh sebagai efek
kemoterapi.
• Resiko perdarahan
• Resiko infeksi
• Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan efek
samping dari obat kemoterapi
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Oleh : Chaterina
Definisi leukemia
• Leukimia : Bone marrow (stem cell) makes
abnormally large number of immature cells
called blasts sel blast
• Affects ability to produce normal blood cells
• Sel abnormal kegagalan sumtul dalam
memproduksi seldarah
• Sel blast Infiltrai ke berbagai organ
Pictures Of Blood
Platelet Platelet
White Cell Red Cell Red Cell Blasts
White Cell
progenitor-B
MM
ALL
pre-B DLBCL,
immature
B-cell
FL, HL plasma cell
1. Demam atau berkeringat pada malam hari.
2. Sering mengalami tanda-tanda infeksi.
3. Merasa lemas dan lelah o.k depresi sumsum tulang.
4. Sakit kepala dihubungkan dg keterlibatan leukimia
terhadap SSP
5. Mudah mengalami perdarahan (perdarahan gusi,
perdarahan di bawah kulit, memar memar).
6. Hiperplasia-gingiva akibat hiperleukositosis
7. Bengkak dan tidak nyaman pada perut.
8. Bisa disertai pembengkakan kelenjar limfe
9. Penurunan berat badan.
10. Hasil laborat : Neutropenia, ditemukan sel blast
11. Pada pemeriksaan laborat ditemukan adanya pansitopenia
Komplikasi Leukemia (AML)
• Pansitopeni berat
• Hiperleukositosis system saraf pusat
Perdarahan intrakranial, system saraf di paru-
paru gagal napas
• Febril neutropenia
• Perdarahan/Shock hipovolemik
• Tumor lisis syndrome perlu pemberian
Allupurinol
• Krisis sel blast Sel blast > 80%
menyebabkan kematian
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK