1 PB
1 PB
1 PB
Abstract. PT Damwoo Indo is a company that focusses on the processing of limestone to calcium dioxide
which is located in Padalarang, Bandung, West Java. The analysis of investment and feasibility study are
carried out to know the profit obtained by PT Damwoo Indo based on the reference of investment cost,
production cost, and also the income obtained from the sale of calcium dioxide and the limestone which is
not recognize to be processed for making calcium dioxide. The consideration of economic are based on the
concept of discounted cash flow analysis and also from the sensitivity analysis. The parameters that used to
determine the economic feasibility in PT Damwoo Indo are Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Pay Back Period (PBP) dan the sensitivity value to NPV due to the changes in selling price ad
production cost. Discounted Cash Flow (DCF) analysis is an analysis that used to calculate the time value of
money and discount rate calculated by Weighted Average Cost of Capital method whis is 11,34%. The
company cash flow was calculated every year aiming to evaluate the cash inflows an out which is determined
through cash outflow from inflow cash from the investment cost. Based on the result of DCF analysis,
obtained the Net Present Value are Rp58.758.858.343, Internal Rate of Return are 56,697%, with the
Payback Periode of 2 years and 1 month, that conclude the project is feasible to run.Then performed the
sensitivity analysis to evaluate the impact of investment uncertainty by determining the level of profitability
which will vary due to changes in parameters of sensitivity. Investment parameters that count on to be the
sensitivity parameters in this assessment are production cost and the selling price. The assessment of
sensitivity to the value of NPV due to the changes of selling price and production cost in PT Damwoo Indo
with the assumption by the reduction of selling price by 2%, 4%, 6%, 8%, 10% and 12% and the increases
price of the production cost by 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14%, 16%, 18%, 20% and 22% so that the
resulting Net Present Value can show how sensitive the result based on that 2 parameters. When the selling
price drops above 11,45% and the production cost rises above 22,17% then the project will lose.
Keywords: Feasibility, Net Present Value, Internal Rate of Return, Pay Back Period, Discounted
Cash Flow, Sensitivitas.
Abstrak. PT Damwoo Indo merupakan perusahaan yang memfokuskan di bidang pengolahan batu gamping
menjadi kapur tohor yang berlokasi di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat. Dilakukan analisis investasi dan kelayakan ekonomi adalah untuk mengetahui keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan berdasarkan acuan biaya investasi, biaya produksi dan juga pendapatan yang
diperoleh dari hasil penjualan kapur tohor dan batu gamping yang tidak sesuai untuk masuk ke pegolahan
kapur tohor. Parameter yang digunakan untuk menentukan kelayakan ekonomi dalam pengolahan kapur
tohor PT Damwoo Indo adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period
(PBP) dan sensitivitas terhadap nilai NPV akibat adanya perubahan harga jual dan biaya produksi. Analisis
Discounted Cash Flow (DCF) merupakan analisis yang digunakan untuk memperhitungkan nilai waktu dari
uang dan discount rate yang dihitung dengan metode Weighted Average Cost of Capital yaitu 11,34%.
Perhitungan aliran kas perusahaan dilakukan dalam selang waktu satu tahun yang bertujuan untuk
mengevaluasi aliran kas yang masuk dan keluar yang ditentukan melalui pengurangan Cash Outlow dari
Cash Inflow yang dihasilkan dari kegiatan investasi. Berdasarkan hasil pengkajian analisis DCF didapat nilai
Net Present Value yaitu Rp54.447.232.900, Internal Rate of Return yaitu 52,793%, dengan Payback Periode
yaitu 2 tahun 3 bulan, maka proyek ini layak untuk dijalankan. Kemudian dilakukan Analisis sensitivitas
untuk mengevaluasi dampak dari ketidakpastian investasi dengan menentukan tingkat profitabilitas yang
akan bervariasi akibat perubahan parameter sensitivitas. Parameter investasi yang menjadi parameter
sensitivitas pada penelitian ini yaitu biaya produksi dan harga jual. Penilaian sensitivitas terhadap nilai NPV
akibat perubahan harga jual dan biaya produksi di perusahaan dengan asumsi terjadi penurunan harga jual
405
406 | Devi Anastasya Putri, et al.
sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% dan asumsi kenaikan biaya produksi sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10%,
12%, 14% dan 16%, 18%, 20% dan 22% sehingga nilai Net Present Value yang dihasilkan dapat menunjukan
seberapa sensitif nilai yang didapatkan dari parameter biaya produksi dan harga jual. Ketika harga jual
menurun diatas 11,45% dan biaya produksi naik diatas 22,17%, maka proyek ini akan rugi.
Kata Kunci: Kelayakan, Net Present Value, Internal Rate of Return, Pay Back Period, Discounted
Cash Flow, Sensitivitas.
A. Pendahuluan
PT Damwoo Indo merupakan pabrik pengolahan batu kapur yang beroperasi di
Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. PT Damwoo Indo mengolah batu
gamping hasil penambangan kemudian dilakukan pembakaran hingga menjadi kapur
tohor yang kemudian dipasarkan kepada konsumen. Agar pabrik pengolahan dapat
beroperasi dengan maksimal maka perlu diketahui besarnya keuntungan yang diperoleh
selama kegiatan produksi berlangsung. Perlu dilakukannya analisis sensitivitas terhadap
produksi di pabrik pengolahan PT Damwoo Indo untuk mengetahui besarnya investasi
dan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan yang kemudian akan dihitung biaya
operasi produksi dan dikalkulasikan dengan harga pemasaran sehingga dapat diketahui
besarnya keuntungan yang diperoleh oleh pabrik selama umur proyek. Adapun yang
menjadi acuan penyusunan model ekonomi yang digunakan untuk melakukan kajian
yaitu kajian teknis yang meliputi harga beli produk, biaya investasi, biaya pengolahan,
biaya teknis dan biaya non teknis. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka
diperlukan analisis keuangan dan keekonomian dengan menggunakan konsep aliran kas
diskonto (discounted cash flow analysis). Sebagai dasar analisis, komponen-komponen
biaya kapital, biaya produksi, tingkat produksi dan perkiraan harga jual batu gamping
dan produk samping berharga lainnya merupakan masukan utama. Indikator utama yang
digunakan untuk menentukan kelayakan ekonomi dalam produksi kapur tohor di PT
Damwoo Indo adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay
Back Period (PBP). Kegiatan investasi dan pengolahan di PT Damwoo Indo dapat
dikatakan layak jika prospek NPV-nya positif dan IRR-nya di atas IRR minimum serta
PBP-nya lebih kecil dari umur tambang.
B. Landasan Teori
Investasi merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh nilai tambah atau keuntungan di masa depan dari modal yang
diinvestasikan pada hari ini. Modal yang diinvestasikan dapat berupa uang, barang,
tanah, bangunan, teknologi, ataupun sesuatu yang bersifat tidak nyata seperti hak paten
atau kemampuan manajerial. Dalam bidang pertambangan, pada umumnya kapital
berupa deposit bahan tambang. Keputusan investasi modal akan memiliki dampak
jangka pendek maupun dampak jangka panjang bagi keberlangsungan perusahaan agar
dapat tetap berproduksi. Kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi tidak hanya
dapat mengurangi keuntungan perusahaan, namun dapat menghentikan kegiatan
perusahaan itu sendiri. Kelayakan ekonomi tambang dapat ditentukan melalui beberapa
parameter, di antaranya adalah IRR, NPV, ROR, ROI, PBP dan BEP. Laju
pengembalian internal (IRR) merupakan kriteria finansial yang bertujuan untuk
menjelaskan rencana proyek investasi penambangan. Dalam melakukan analisis
menggunakan Laju pengembalian internal diterapkan aturan sebagai berikut :
1. IRR lebih besar daripada laju pengembalian bunga (i) yang diinginkan (ROR),
maka proyek investasi diterima
2. IRR lebih kecil daripada laju pengembalian bunga (i) yang diinginkan (ROR),
maka proyek investasi ditolak
n
Bt Ct
IRR 0 ……………………………………… (1)
t 1 (1 IRR)
Dimana,
Bt = benefit tahun ke-t
Ct = biaya tahun ke-t
t = tahun
n = umur proyek
Net present value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan
yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital, atau
dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang.
Dengan menggunakan kriteria NPV dalam analisis finansial akan diperoleh beberapa
keuntungan, diantaranya adalah :
1. Telah memasukan faktor nilai waktu dari uang.
2. Telah mempertimbangkan seluruh aspek aliran kas proyek.
3. Telah melakukan perhitungan besaran absolut.
n
CFt
NPV ……………………………………… (2)
t 0 (1 K)
Dimana,
NPV = Nilai sekarang bersih
CFt = Aliran kas per tahun pada periode t
n = Umur proyek
t = Tahun ke-t
PBP (Pay Back Period) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh pendapatan
suatu proyek untuk mengembalikan nilai investasi yang telah ditanamkan dalam proyek
tersebut. Analisis terhadap metode payback period dijelaskan oleh Gentry (1971),
sebagai berikut :
1. Metodenya sederhana dan perhitungannya mudah.
2. Dapat mengontrol dalam mempertimbangkan resiko investasi.
3. Dapat mengurangi lost opportunity risk pada perusahaan.
Mempresentasikan break even point.
(a b)
PBP n x1 tahun ……………………………………… (3)
(c b)
Dimana,
n = Periode aliran kas negatif terakhir kali
a = 0 (nol. dimana kas kumulatif bernilai nol menandakan tolak ukur keadaan
aliran kas tidak merugi dan menguntungkan)
b = Kas kumulatif tahun ke-n
c = Kas kumulatif tahun ke-(n+1)
Aliran kas merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran uang yang terjadi
selama periode operasi (Stermole & Stermole, 2014). Untuk dapat melakukan analisis
aliran kas dengan pasti, maka diperlukan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah:
1. Jumlah produksi.
2. Pembayaran royalti tahunan.
3. Biaya produksi tahunan.
4. Pajak.
5. Pendapatan bersih per tahun.
perubahan nilai pada saat berjalannya proyek akan mempengaruhi perolehan nilai NPV
proyek, IRR, serta Pay Back Period.
Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan membuat beberapa skenario, yaitu :
1. Biaya produksi meningkat sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12% dan 14%, 16%,
18%, 20% dan 22%.
2. Harga jual menurun sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12%.
Rp67.970.424.913
Rp56.936.258.768
Rp54.447.232.990
Rp51.492.124.955
Net Present Value (Rp)
Rp48.338.207.980
Rp54.447.232.990 Rp44.857.582.755
Rp42.170.352.651 Rp41.017.864.290
Rp36.783.803.550
Rp31.282.081.091 Rp32.117.072.137
Rp21.547.062.195 Rp26.976.033.888
Rp21.315.502.782
Rp12.841.824.949 Rp15.086.486.528
Rp8.235.915.212
Rp5.055.371.812
-11,451%, Rp0 Rp706.354.320
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 22,171%,25
Rp024, - 30
-Rp1.911.960.619 Rp7.564.298.515
Perubahan(%)
Gambar 1. Grafik Sensitivitas Penurunan Harga Jual dan Kenaikan Biaya Produksi
Terhadap NPV
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat jika biaya produksi meningkat, pada
saat kenaikan melebihi 22,17% maka perusahaan akan mengalami kerugian yang
ditunjukan oleh IRR yang bernilai kurang dari nilai IRR minimum sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya kerugian perusahaan. Sementara saat harga jual menurun
melebihi 11,45%, perusahaan juga akan mengalami kerugian karena nilai IRR yang
telah melampaui IRR minimum sehingga juga mengakibatkan nilai NPV yang bernilai
negatif. Berdasarkan kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya produksi tidak
terlalu sensitif terhadap pendapatan, sementara harga jual sangat berperan besar sebagai
penentu keuntungan ataupun kerugian perusahaan.
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT Damwoo Indo adalah
Rp50.307.000.000.
Teknik Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2017-2018
410 | Devi Anastasya Putri, et al.
Daftar Pustaka
Anonim, 2018, “Info Kurs”, eform.bri.co.id, Jakarta: Indonesia
Anonim, 2018, “Suku Bunga Bank”, Bi.go.id, Jakarta: Indonesia
Arif, Irwandy, 2008, “Analisis Investasi Tambang”, Institut Teknologi Bandung:
Bandung
Husnan, Suad dan Suwarsono, 1984, “Studi Kelayakan Proyek”, BPFE,Yogya-
karta.
Kadariah, Karlina L, Gray C, 1976, “Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi”,
Universitas Indonesia Pers: Jakarta.
Mindori, S.T, 2009, ”Pendolomitan Batu gamping Formasi Rajamandala”
Pusat Survey Geologi, Badan Geologi, Bandung.
Pramudia, D, S.T, 2017, “Dokumen Feasibility Study PT Damwoo Indo”,
Padalarang, Jawa Barat.
Rosenqvist, 2004, “The Processing of Calcium Oxide”, Second Edition, Tapir
Academic Press, Trondhem.
Simanjuntak, P dkk, 1985, “Pengantar Evaluasi Proyek”, PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Stermole, J.Franklin, Stermol, M.John, 2000, “Economic Evaluation and
Investment Decision Methods”, Golden Drive, Ninth Edition Colorado.