Penerapan Ecopreneurship Pada Hotel-Hotel Di Kawasan Nusa Dua Bali
Penerapan Ecopreneurship Pada Hotel-Hotel Di Kawasan Nusa Dua Bali
Penerapan Ecopreneurship Pada Hotel-Hotel Di Kawasan Nusa Dua Bali
Isu kerusakan lingkungan telah menjadi isu yang menjadi sorotan dari tatanan
global hingga level lokal pada era sekarang ini. Berbagai kegiatan konferensi telah
dilakukan termasuk penandatanganan kesepakatan bersama dengan munculnya
Millenium Development Goals (MDGs) ditahun 2000 yang mencantumkan goal ke-7
mengenai environmental sustainability dari 8 pasal goal pembangunan milenium yang
pencapainnya baru berakhir pada tahun 2015. Sedangkan arus sentimen pasar
internasional dari negara-negara anggota OECD yang mendominasi pasar wisatawan
dunia telah mengisyaratkan bahwa tujuan destinasi liburan dan fasilitas yang akan
mereka gunakan adalah daerah dan fasilitas yang mendukung terwujudnya pariwisata
yang berkelanjutan yang telah diakui dan terstandarisasi oleh badan atau lembaga
yang memberikan label sebagai usaha ramah lingkungan seperti International
Organization for Standardization (ISO) Green Globe Award maupun Tri Hita Karana
Award (Level Domestik).
Namun disisi lain implementasi model bisnis usaha ramah lingkungan yang
dilaksanakan oleh hotel–hotel sebagai usaha jasa akomodasi yang merupakan jenis
usaha terbesar di Bali hingga saat ini cenderung hanya mengejar publikasi dan
kampanye hijau untuk mendapatkan image atau citra sebagai usaha yang ramah
lingkungan dengan mengesampingkan tujuan utama dari ecopreneruship dengan
tindakan dan hasil yang konkrit.
Untuk itu, tulisan ini bermaksud untuk mengetahui motivasi, keuntungan, dan
hambatan dalam menerapkan konsep ecopreneurship pada industry perhotelan dalam
hal ini diambil studi kasus di hotel–hotel Kawasan ITDC Nusa Dua Bali, dimana
kawasan ini merupakan kawasan perhotelan elit terbesar di Bali.
PEMBAHASAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Entrepreunership
Secara lebih rinci Frederick (2006) dalam Wijatno (2009) mengatakan ada 17
karakteristik yang melekat pada diri entrepreneur yaitu: (1) komitmen, (2)
dorongan kuat untuk berprestasi, (3) berorientasi pada kesempatan dan tujuan, (4)
inisiatif dan tanggung jawab, (5) pengambilan keputusan, (6) mencari umpan balik,
(7) internal focus control, (8) toleransi terhadap ambiguitas, (9) pengambilan risiko
yang terkalkulasi, (10) integritas dan reliabilitas, (11) toleransi terhadap kegagalan,
(12) energi tingkat tinggi, (13) kreatif dan inovatif, (14) visi, (15) independen, (16)
percaya diri dan optimis, (17) membangun tim. Dengan demikian secara umum
wirausaha atau orang yang memiliki jiwa wirausaha ukan hanya orang yang
berani membuka sebuah peluang usaha yang mandiri tetapi juga memiliki
kemampuan untuk berinovasi dalam bidang usahanya serta mampu menciptakan
dan mengolah peluang yang ada.
B. Sustainable Development
C. Ecopreneurship
Sumber: Hotel–Hotel Kawasan ITDC Nusa Dua Resort, Data Diolah 2016.
Hotel–hotel Kawasan ITDC Nusa Dua memberikan penilaian sebesar 93%
terhadap point meningkatnya jumlah pemesanan produk pada hotel–hotel tersebut,
sebagai keuntungan hotel–hotel tersebut dalam menerapkan konsep ecopreneurship.
Diikuti dengan penilaian sebesar 87% diberikan oleh hotel–hotel tersebut terhadap 4
point yang menjadi keuntungan hotel–hotel tersebut dalam menerapkan konsep
ecopreneurship, yakni (1) penghematan biaya, (2) meningkatnya kinerja karyawan,
(3) meningkatkan citra perusahaan, dan (4) perbaikan lingkungan kerja. Adapun
penilaian terkecil yaitu 80% diberikan pada 3 point yaitu (1) meningkatnya pangsa
pasar, (2) perusahaan dapat menaati peraturan yang berlaku, dan (3) peningkatan
kesadaran karyawan.
Sumber: Hotel–Hotel Kawasan ITDC Nusa Dua Resort, Data Diolah 2016.
Jika ditinjau lebih jauh, hambatan–hambatan ini memiliki kaitan yang sangat
erat, kurangnya kompetensi dan pengetahuan SDM mengenai lingkungan, juga
lemahnya peraturan yang ada terkait dengan lingkungan menyebabkan dukungan
untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan dengan jalannya operasional hotel
menjadi cenderung kecil. SDM yang terdapat di hotel tidak memiliki kekuatan
bahkan tidak memiliki kesadaran untuk menuntut perusahaan agar dalam
operasional hotelnya harus menegakkan nilai–nilai lingkungan. Hal inilah yang
mengakibatkan tidak dimilikinya petunjuk maupun pedoman mengenai SOP pada
manajemen dalam menerapkan konsep ecopreneurship pada operasional hotel.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, et al. 2011. Panduan lengkap Perencanaan CSR. Penebar Swadaya: Jakarta.
Schaltegger, S. 2005. The Framework and Typology of Ecopreneurship: Leading
Bioneers and Environmental Managers to Ecopreneurship. Hampshire, GU11 3HR:
Ashgate Publishing Limited.
Taylor, D., & Walley, E. E. 2003. The Green Entrepreneur: Visionary, Maverick or
Opportunist? Manchester Metropolitan University Business School Working Paper
Series.
UNEP and UNWTO. 2005. Making Tourism More Sustainable –A Guide for Policy
Makers.