Bahan Aditif Kimia Pangan
Bahan Aditif Kimia Pangan
Bahan Aditif Kimia Pangan
Diterima : 12-11-2015
Disetujui : 18-02-2016
ABSTRACT
Red beans and VCO are produced abundantly in Indonesia, but are not fully
utilized. In this research, red beans and VCO were processed into red beans paste product
as food diversification efforts. The objective of this research was to obtain the best
formulationof VCO and lechitin addition to produce the best emultion stability and sensory
characteristic the red beans paste. The experiment was arranged in a Complete
Randomized Block Design (CRBD) with one factor and four repetitions. The treatments
had 6 levels comparison of VCO and lechitin (K), that were K1 (30%:0,25%), K2
(45%:0,25%), K3 (60%:0,25%), K4 (30%:0,5%), K4 (45%:0,5%), K6 (60%:0,5%). The
data were analyzed using Barlett test to find homogenity, furthermore the Tuckey test was
used to test the additivity, then analyzed using ANOVA to test the effect of the treatments
further analyzed with Least Significant Difference (LCD) test at 5% and 1% level. The
results showed that K4 are the best formulation to produce red beans paste with the score of
texture was 3,45 (somewhat like), the score of color was 3,68 (like), the score offlavor was
3,65 (like),the score of taste was 3,78 (like), the score ofspreadability was 3,38 (like), the
emulsion stability was 0,247%. The proximate analyzed of K4 resulted that the moisture,
fat, carbohydrate, protein, ashes, and crude fiber contents were 30,01%, 11,57%,
50,45%,6,48%, 1,49 %, and 8,97%.
Keywords: emultion stability, red bean pastes, VCO.
ABSTRAK
Kacang merah dan VCO merupakan bahan pangan yang produksinya melimpah di
Indonesia, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Kacang merah dan VCO dapat
diolah menjadi produk pasta kacang merah sebagai upaya diversifikasi pangan. Tujuan
penelitian ini untuk mendapatkan formulasi penambahan minyak VCO dan lesitin yang
tepat untuk menghasilkan pasta kacang merah dengan stabilitas emulsi dan sifat
organoleptik terbaik. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) dengan satu faktor dan 4 kali ulangan. Perlakuan penelitian adalah
perbandingan VCO dan lesitin (K) sebanyak 6 taraf, yaitu K1 (30%:0,25%), K2
(45%:0,25%), K3 (60%:0,25%), K4 (30%:0,5%), K4 (45%:0,5%), K6 (60%:0,5%). Data
hasil penelitian diuji kesamaan ragam dengan uji Bartlet dan kemenambahan data dengan
uji Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat
dan uji signifikansi untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Selanjutnya data diuji
lanjut menggunakan BNT pada taraf 5% dan 1%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa K4
adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan pasta kacang merah dengan skor tekstur
sebesar 3,45 (agak suka), skor warna sebesar 3,68 (suka), skor aroma sebesar 3,65 (suka),
skor rasa sebesar 3,78 (suka), skor daya oles sebesar 3,38 (suka), stabilitas emulsi sebesar
42 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016
Pasta Kacang Merah Susilawati et al
0,25%. Analisis proksimat pada formulasi K4 menunjukkan bahwa kadar air, lemak,
karbohidrat, protein, abu, dan serat kasar berturut-turut sebesar 30,01%, 11,57%, 50,45%,
6,48%, 1,49%, dan 8,97%.
Kata kunci: kacang merah pasta, lesitin, stabilitas emulsi, VCO.
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016 43
Susilawati et al Pasta Kacang Merah
sebagai olesan roti serta menjadi pilihan vulgaris L.) yang diperoleh dari Pasar
yang tepat dibandingkan dengan produk Koga, Bandar Lampung dan minyak VCO
sejenis pasta yang juga berfungsi sebagai merek Optima. Bahan tambahan yang
olesan seperti mentega yang harganya digunakan dalam penelitian adalah lesitin
relatif mahal, serta margarin yang diduga kedelai merek Lansida, susu skim merek
mengandung lemak trans yang dapat Indomilk, gula pasir merek Gulaku dan
menyebabkan penyumbatan pembuluh air. Bahan kimia yang digunakan untuk
darah. Berdasarkan hal tersebut diatas, analisis adalah aquades, hexane, larutan
maka perlu dikembangkan produk pasta klorofom, larutan NaOH-Na2S2O3, larutan
kacang merah yang sehat, bergizi, dan H2BO3, H2SO4 pekat, NaOH, dan larutan
dapat meminimalkan resiko kesehatan. HCl standar. Alat-alat yang digunakan
Tujuan penelitian adalah mendapatkan untuk analisis kimia antara lain, desikator,
formulasi penambahan minyak VCO dan labu lemak, labu kjedahl, dan refrigerator.
lesitin yang tepat untuk menghasilkan
Metode Penelitian
pasta kacang merah dengan stabilitas
emulsi dan sifat organoleptik terbaik. Penelitian ini disusun
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
BAHAN DAN METODE Lengkap (RAKL) dengan satu faktor dan
Bahan dan Alat 4 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian
ini adalah tingkat penggunaan minyak
Bahan baku yang digunakan VCO dan lesitin kedelai. Formulasi pasta
dalam penelitian adalah kacang merah kacang merah disajikan dalam Tabel 1.
segar jenis kacang merah besar (Phaseolus
44 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016
Pasta Kacang Merah Susilawati et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016 45
Susilawati et al Pasta Kacang Merah
46 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016
Pasta Kacang Merah Susilawati et al
penerimaan pasta oleh panelis sama menyukai keseluruhan daya oles pasta
karena penggunaan VCO dan lesitin tidak diduga karena tekstur pasta kacang merah
memberikan pengaruh yang nyata yang dihasilkan halus, lembut, dan
terhadap pasta kacang merah. strukturnya kompak sehingga
memudahkan panelis ketika
Daya Oles
mengoleskannya pada roti.
Daya oles adalah kemampuan Abidanbita (2010) menyatakan
selai untuk dioleskan secara merata pada bahwa, daya oles selai yang baik artinya
roti. Selai dengan daya oles yang baik tidak terlalu encer. Hal ini sesuai dengan
dapat dioleskan di permukaan roti dengan pasta kacang merah yang dihasilkan pada
mudah dan menghasilkan olesan yang penelitian ini yaitu tidak terlalu encer pada
merata. Daya oles selai erat kaitannya semua formulasi. Pada penelitian
dengan tekstur dan viskositas selai. sebelumnya mengenai pasta menggunakan
Pengujian daya oles dilakukan dengan minyak bekatul dihasilkan pasta dengan
cara panelis diminta untuk mengoleskan daya oles paling baik pada penggunaan
pasta pada sehelai roti tawar, kemudian minyak bekatul yang tinggi yakni 30%
diminta responya pada quisioner uji yang dan 40%, sementara pada penelitian ini
telah disediakan. Hasil analisis ragam VCO yang digunakan dimulai dari 30%
menunjukkan bahwa penambahan VCO sampai 60%, penggunaan VCO ini sudah
dan lesitin tidak mempengaruhi tingkat pada penggunaan yang tepat untuk
kesukaan panelis terhadap daya oles pasta menghasilkan daya oles pasta yang baik
(P˃0,05). pada penelitian sebelumnya, sehingga
Hasil yang diperoleh pada daya pasta yang dihasilkan daya olesnya baik
oles pasta kacang merah dari panelis dan didapatkan respon yang sama dari
bekisar antara 3,18 – 3,75 pada skala agak panelis.
suka – suka. Perbandingan VCO dan
lesitin yang berbeda tidak mempengaruhi Rasa
Rasa merupakan faktor yang
penilaian organoleptik panelis terhadap
sangat menentukan dalam keputusan akhir
daya oles karena pasta pada berbagai
konsumen untuk menerima atau menolak
formulasi penambahan VCO dan lesitin
suatu makanan. Meskipun warna, aroma
menghasilkan tekstur yang lembut dan
dan sifat oles suatu makanan baik, bila
lunak, sehingga menyebabkan pasta
rasanya tidak enak maka makanan tersebut
kacang merah mudah dioleskan.
akan ditolak. Hasil analisis ragam
Penggunaan minyak bekatul tinggi
menunjukkan bahwa penambahan minyak
sebagai sumber minyak sebesar 30% dan
VCO dan lesitin tidak berpengaruh nyata
40% menghasilkan daya oles pasta
terhadap kesukaan rasa pasta kacang
kacang merah yang paling baik dan
merah pada setiap perlakuan.
disukai (Matthes, 2003). Sementara
Hasil yang diperoleh pada rasa
Fitrianingtyas dan Widyaningsih (2015),
pasta kacang merah dari panelis bekisar
menyebutkan bahwa semakin tinggi
antara 3,78 - 4,04 yang berarti panelis
konsentrasi emulsifier lesitin yang
menyukai keseluruhan pasta kacang
ditambahkan maka akan semakin panjang
merah pada berbagai formulasi (skala
daya oles margarin sari apel. Meskipun
suka). Perbandingan VCO dan lesitin
demikian, dalam penelitian ini VCO
yang berbeda tidak mempengaruhi
maupun lesitin tidak mempengaruhi daya
penilaian organoleptik panelis terhadap
oles pasta kacang merah. Panelis
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016 47
Susilawati et al Pasta Kacang Merah
rasa, karena penggunaan VCO dan lesitin lesitin yang berbeda tidak mempengaruhi
pada berbagai tingkat konsentrasi tidak penilaian organoleptik panelis terhadap
menghasilkan rasa dan aftertaste yang aroma karena pasta yang dihasilkan pada
menyimpang. Rasa keseluruhan pasta berbagai formulasi menghasilkan aroma
kacang merah yang dihasilkan ialah yang tidak menyimpang.
dominan rasa kacang merah. Penambahan Bila dideskripsikan aroma yang
VCO dan lesitin pada berbagai konsentrasi ditimbulkan oleh pasta ini ialah campuran
dalam penelitian ini tidak mengganggu dari aroma kacang merah dan kelapa
rasa yang khas dan kuat dari kacang segar.Meskipun VCO memiliki aroma
merah yang sudah direbus. Hal ini yang tajam, hal ini tidak mengganggu
dikarenakan kacang merah mengandung penilaian panelis terhadap aroma pasta
asam glutamat yang merupakan asam kacang merah, karena aroma pasta
amino dalam kacang merah yang dapat didominasi oleh aroma kacang merah
membuat kacang merah memiliki rasa yang proporsinya lebih tinggi dari pada
yang khas dan gurih. Winarno (2004) VCO. Sementara penambahan lesitin
menyatakan bahwa, asam amino L- sebesar 0,25% dan 0,5% tidak
glutamat atau garamnya merupakan mengganggu aroma dari pasta. Meskipun
komposisi yang dapat membangkitkan cita lesitin menimbulkan off flavor pada
rasa pada bahan pangan. Meskipun VCO produknya yakni bau langu yang berasal
memiliki rasa minyak kelapa yang kuat dari ekstraksi kedelai (Matthes. 2003),
dan lesitin memiliki rasa langu, kedua aroma langu ini tidak timbul pada pasta
bahan tersebut tidak mempengaruhi rasa kacang merah baik pada konsentrasi
pasta karena proporsi yang digunakan 0,25% ataupun 0,5%, karena lesitin yang
sedikit, sehingga didominasi oleh rasa ditambahkan jumlahnya sedikit sehingga
kacang merah dengan proporsi paling tidak berkontribusi dalam pembentukan
banyak. aroma pasta kacang merah. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan
Aroma
oleh Ristantri (2015), bahwa penggunaan
Aroma merupakan salah satu lesitin dalam es krim susu kambing
sifat organoleptik yang terdapat pada sampai taraf 1,2% tidak mempengaruhi
produk pangan. Aroma juga merupakan aroma dari es krim yang dihasilkan.
penentu tingkat penerimaan konsumen Secara keseluruhan aroma pasta kacang
pada sebuah produk. Aroma yang enak merah didominasi oleh aroma kacang
dapat menarik perhatian konsumen dan merah. Penggunaan VCO dan lesitin tidak
kemungkinan besar memiliki rasa yang menimbulkan aroma yang menyimpang
enak pula sehingga konsumen cenderun g sehingga penilaian panelis terhadap aroma
menyukai makanan dari aromanya. Hasil pasta kacang merah sama.
analisis ragam menunjukkan bahwa
penambahan minyak VCO dan lesitin Warna
kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap Warna merupakan parameter
aroma pasta kacang merah. Hasil yang fisik pangan yang sangat penting.
diperoleh pada aroma pasta kacang merah Kesukaan konsumen terhadap produk
dari panelis bekisar antara 3,65 – 3,88 pangan juga ditentukan oleh warna. Hasil
yang artinya panelis menyukai analisis ragam menunjukkan bahwa
keseluruhan formulasi pasta kacang merah penambahan minyak VCO dan lesitin
(skala suka). Perbandingan VCO dan tidak berpengaruh nyata terhadap
48 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016
Pasta Kacang Merah Susilawati et al
kesukaan warna pasta kacang merah pada Warna jernih VCO tidak mempengaruhi
setiap perlakuan. VCO memiliki warna warna pasta. Sementara penambahan
jernih, hal ini didukung oleh standar mutu lesitin tidak mempengaruhi warna pasta
VCO yang ditetapkan oleh Asian and karena lesitin jumlahnya sedikit sehingga
Fasific Coconut Community (AFCC) yaitu warna pasta yang dihasilkan pada berbagai
standar mutu VCO adalah jernih, tingkat penambahan VCO dan lesitin
sementara lesitin berwarna kuning hampir sama.
kecoklatan. Pasta kacang merah yang
Penentuan Perlakuan Terbaik
dihasilkan dari berbagai tingkat
konsentrasi minyak VCO dan lesitin Penentuan perbandingan minyak
secara keseluruhan berwarna kekuningan. VCO dan lesitin terbaik didasarkan pada
Warna kekuningan ini pada pasta hasil pengamatan terhadap pasta kacang
merupakan dominasi dari warna kacang merah yang dihasilkan serta stabilitas
merah yang telah dikupas kulitnya. emulsinya.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil pengamatan pasta kacang merah dengan berbagai penambahan
minyak VCO dan lesitin.
HasilPengamatan K1 K2 K3 K4 K5 K6
Tekstur 3,513a* 3,375 a* 3,750 a* 3,450 a* 3,488a* 3,850a*
Warna 3,763 a* 3,750 a* 3,838 a* 3,675 a* 3,675 a* 3,813 a*
Aroma 3,875 a* 3,825 a* 3,850 a* 3,650 a* 3,813 a* 3,825 a*
Rasa 3,975a* 3,900a* 4,038 a* 3,775 a* 3,838 a* 4,063 a*
Daya Oles 3,313 a* 3,175 a* 3,588 a* 3,375 a* 3,263 a* 3,750 a*
Stabilitas Emulsi (%) 0,900AB 4,117CD 6,829E 0,247A* 2,568BC 5,512 DE
Faktor : Minyak VCO : Lesitin
K1 = 30% : 0,25% K4 = 30% : 0,5%
K2 = 45% : 0,25% K5 = 45% : 0,5%
K3 = 60% : 0,25% K6 = 60% : 0,5%
*= perlakuan terbaik pada parameter tersebut
Rekapitulasi hasil uji sensori dan adalah yang terkecil diantara perlakuan
analisis fisik pasta kacang merah (Tabel lain, menunjukkan minyak yang terpisah
3) menunjukkan bahwa produk terbaik paling sedikit yang artinya stabilitas
adalah K4 dengan perlakuan penambahan emulsi perlakuan K4 paling baik.
minyak VCO 30% dan lesitin 0,5%.
Perlakuan tersebut menghasilkan pasta Analisis Proksimat
kacang merah dengan penilaian panelis Pada penelitian ini dilakukan
yang meliputi skor kesukaan tekstur analisis proksimat untuk mengetahui
sebesar 3,450 dengan kriteria agak suka, kandungan gizi yang terdapat pada pasta
skor warna sebesar 3,675 dengan kriteria kacang merah terbaik. Analisis proksimat
suka, skor aroma sebesar 3,650 dengan dilakukan pada pasta kacang merah
kriteria suka, skor rasa sebesar 3,775 terbaik dengan penambahan minyak VCO
dengan kriteria suka, skor daya oles 30% dan lesitin 0,5% yang meliputi kadar
sebesar 3,375 dengan kriteria agak suka, air, kadar lemak, kadar abu, protein,
sedangkan hasil analisis fisik yang karbohidrat by different dan serat kasar.
meliputi stabilitas emulsi sebesar 0,247%, Hasil analisis proksimat pasta kacang
nilai stabilitas emulsi pada perlakuan K4 merah terbaik dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016 49
Susilawati et al Pasta Kacang Merah
Tabel 4. Analisis proksimat pasta kacang merah dengan penambahan minyak VCO 30%
dan lesitin 0,5%.
Parameter Nilai (%)
Kadar air 30,01
Kadar abu 1,49
Kadar protein 6,48
Kadar lemak 11,57
Kadar karbohidrat 50,45
Serat kasar 8,97
50 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.1, Maret 2016