Materi Pak Prof Nursalam

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 67

MANAJEMEN PENGENDALIAN

PENYAKIT DEGENERATIF
DI KELUARGA

By:
Professor Nursalam
Professor in Nursing Sciences, Universitas Airlangga
KETUA DPW PROVINSI JATIM & KETUA DIKLAT DPP
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
(INDONESIAN NATIONAL NURSES ASSOCIATION)
CURRICULUM VITAE

Name : Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) 081339650000


Address : Jl. Keputih Tegal Timur 62 Surabaya 60111
E-mail : [email protected]

HIGHER, EDUCATION:
1. Doctor, Postgraduate Programme UNAIR 2005
2. Honours Master of Nursing,, University of Wollongong, New South
Wales, Australia, 1997
3. Master of Nursing (Coursework), Univ. Wollongong, NSW, Australia,1996
4. Med. Surgical Nursing, Lambton College, Sarnia Ontario Canada, 1991
5. Diploma III in Nursing, Sutoma Surabaya 1988

ORGANISATION AND WORKING EXPERIENCES :


1. Dean, Faculty of Nursing UNAIR 2015-2017)
3. Chairman, PPNI Jawa Timur (2015-2020)
4. Head, Education and Training, Dewan Pengurus Pusat PPNI (2005V-2020)
5. Chairman, Indonesian, Collegium Leadership & Management in Nursing (2017 – 2020)
6. Chairman, Academic Senate, UNAIR
7. Nursing Manager, Airlangga University Hospital (2011-2015)
8. Head, School of Nursing, Faculty of Medecine, UNAIR (2007 – 2008)
9. Vice Head, Educatin & Training, PPNI East Java Nursing Association (2000 – 2010)

PUBLICATION :
1. Books = 20
2. Acredited journal & (national & international)= >150
nursalam-2014
OUTLINES

1. INTRODUCTION
2. DISRUPTION ERA INDUSTRI 4.0
3. ARAH KEBIJAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA
4. STRATEGI PENANGNAN
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 INTRODUCTION

WHAT ARE COMMUNITY


HEALTH IMROVEMENT
PROBLEMS IN INDONESIA?
ISSUES OF COMMUNITY HEALTH PROBLEMS

Infectious and contagious diseases


become a problem in
In the past
public health

-Infectious and contagious Now


diseases Epidemiological
- Non-communicable Disease, Transition
1. CARDIOVASCULAR
2. DIABETES
- Disaster
3. STROKE
4. CANCER - Accident

DOUBLE LOAD
? Community Health
Problem
Indonesia faces a double burden; the condition of infectious
diseases still arises while non-communicable diseases are
increasing

2000 2010
1990
Lack of physical activity
(26,1 %)

Risk Factors
Burden of Disease

Behavioral
Infection diseases Non Infection diseases
Smoking
- Age < 18 (7,2 %)
- Age > 15 36,3%)

Population> 10 years Less


Consumption of Fruit and
Vegetables (93,5%)
MASALAH
⚫ Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah
belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kerjasama dan dukungan peraturan perundangan-undangan
merupakan tantangan yang sangat penting.

⚫ Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan pada


umumnya masih menempatkan masyarakat sebagai objek,
bukan sebagai subjek pembangunan kesehatan.
Pengetahuan, sikap dan perilaku serta kemandirian
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko penyakit degeneratif masih belum memadai.
2
Era Disruption?

Suatu era dimana banyak produk baru, dgn logika baru, ide
yang sama sekali berbeda, dan dapat melenyapkan produk
lama.

Suatu era dimana landscape ekonomi banyak dipengaruhi oleh


akibat berkembangnya teknologi (yang paling dominan
teknologi IT). IoT

Solusinya: Bukan dilawan, tapi harus berkolaborasi dengan


pesaing secepatnya.
HOW TO BE EXIST?
⚫S = Stop denial of change
⚫A = Authentically be yourself
⚫F = Find yourself in the
⚫ moment / proactive
⚫E = Elicit unconditional love
It is
not the strongest
of the species that survive,
nor the most intellignet,
but the one
most adaptable
to change
1809 - 1882
Charles Darwin
ARAH KEBIJAKAN
3 KEPERAWATAN &
ASUHAN KEP
KELUARGA (PIS-PK)

World Class Healthcare Experience


NAWACITA:
ISU-ISU PEMBANGUNAN MENDATANG
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
ARAH KEBIJAKAN DIT BINA PELAYANAN
KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK

Peningkatan Peningkatan
mutu kemampuan
pelayanan dan peran SDM

Upaya
Peningkatan Peningkatan
Binyanwat
jejaring, advokasi, kordinasi,
KM
kemitraan LP/LS Binwas

Penguatan
regulasi
STRATA UPAYA KESEHATAN DAN LINGKUP
PELAYANAN KEPERAWATAN

STRATA
KETIGA
(TERTIER)
YANKEP
TERTIER

STRATA KEDUA
(SEKUNDER)
YAN KEPERAWATAN SEKUNDER
STRATA PERTAMA
(PRIMER)
PELAYANAN KEPERAWATAN PRIMER
PERKESMAS / PHN :
Deteksi dini, promotif preventif, keluarga binaan,
wilayah/ desa binaan
PENDEKATAN DALAM
PELAYANAN PERKESMAS (CHN)

Subdit Kepwt Dasar


EPIDEMIOLOGI 3 TINGKAT PROSES KEPERAWATAN
PENCEGAHAN (NURSING PROCESS)
(LEAVELL & CLARK)

•PENGKAJIAN
SURVEILLANCE •PRIMARY PREVENTION •DIAGNOSIS KEPERAWATAN
•SECONDARY PREVENTION •RENCANA KEPERAWATAN
•TERTIARY PREVENTION •IMPLEMENTASI RENCANA
•EVALUASI
SASARAN
PRIORITAS PROMOTIF >>>
KEMANDIRIAN
(RISIKO TINGGI, PREVENTIF >>>
INDIVIDU,KELUARGA
RENTAN) KURATIF
KELOMPOK, MASYARAKAT
REHABILITATIF
MENGATASI MASALAH KESEHATANNYA
MEKANISME PELAYANAN PERKESMAS
(terintegrasi)

SASARAN PRIORITAS
KAB/KOTA (SPM)

KONTAK DENGAN POSYANDU,


LAPORAN
PUSKESMAS POLINDES,DLL
SURVEILLANCE
(BP,KIA,PUSTU, PUSLING)

SASARAN PRIORITAS
PERKESMAS

TINDAK LANJUT PELAYANAN


(FOLLOW UP CARE)

ASUHAN KEPERAWATAN
(INDIVIDU/KELUARGA/POK/MASY)
Program Indonesia Sehat

RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Paradigma Sehat Yankes
Program
Program • Benefit
Program • Peningkatan Akses terutama pd • Sistem pembiayaan: asuransi
• Promotif – preventif sebagai FKTP – azas gotong royong
landasan pembangunan • Optimalisasi Sistem Rujukan
• Kendali Mutu & Kendali Biaya
kesehatan • Peningkatan Mutu
• Sasaran: PBI & Non PBI
• Pemberdayaan masyarakat
• Keterlibatan lintas sektor

Penerapan pendekatan continuum


of care

Intervensi berbasis resiko


kesehatan (health risk) Tanda kepesertaan →KIS

PENDEKATAN D
T
KELUARGA KELUARGA SEHAT P
K
GERMAS
PERMENKES 39 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA

Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk


1 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat


2 diselenggarakan melalui Pendekatan
Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
3 mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga

Integrasi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya


kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
4 dengan target / fokus keluarga, berdasarkan informasi
kesehatan setiap anggota keluarga pada Profil Kesehatan
Keluarga.
.
PENDEKATAN KELUARGA

12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT

Tujuan Pendekatan Keluarga:


1. Mengintegrasikan seluruh program di
Puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap
pelayanan kesehatan yang
komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
dan Provinsi
4. Mendukung pelaksanaan JKN
5. Mendukung tercapainya program
indonesia sehat
PRO-AKTIF MENJANGKAU KELUARGA

⚫ Balita yang tidak datang penimbangan ke


posyandu, segera dilakukan kunjungan rumah →
agar dapat dilakukan deteksi dini keadaan balita
ybs.
⚫ Pro-aktif ke keluarga harus dilakukan untuk
menemukan 2/3 penderita PTM yang belum
sadar bahwa mereka menderita PTM tersebut
⚫ Pendekatan keluarga secara total diperlukan

30
KEPERAWATAN KELUARGA

Praktik keperawatan berbasis keluarga


merupakan praktik yang dilakukan untuk
membantu memulihkan kesehatan klien
dilakukan di rumahnya dengan melibatkan
klien dan keluarga secara aktif untuk
mencapai kemandirian klien dan keluarga
(ANA dalam Stanhope & Lancaster, 2016; Maurer & Smith, 2013; Allender & Spradley, 2005;
Canadian Nuses Association, 2013)
PERAN PERAWAT PERKESMAS DALAM PIS
PK DAN KESEHATAN MASYRAKAT
• Menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit melalui
Case pendataan keluarga dan masyarakat ( active case finding)
Finder

• Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


Educator masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat

• Melakukan konseling kesehatan dan keperawatan dalam memecahkan


Konselor masalah

• Memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,


Care Provider keluarga maupun komunitas

• Melakukan kerjasama dan kolaborasi tim dengan tenaga kesehatan lain


Koordinator dan
Kolaborator
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan

• Mampu berperilaku hidup sehat dan menjadi contoh keluarga dan


Role
Model masyarakat
PIS PK dan Perawat Kesehatan
Komunitas

1. Sasaran dan Fokus→ Keluarga (Total


Coverage)
2. Penerapan Home Visit PERKESMAS
3. Intervensi → meningkatkan index Keluarga
Sehat dalam satu wilayah kerja Puskesmas
4. Hampir semua indikator berhubungan dengan
perilaku
5. Model intervensi berbasis perubahan perilaku
KEGIATAN PERKESMAS (1)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN (PRIORITAS) KONTAK
1 PUSKESMAS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
PASIEN → DETEKSI DINI (SASARAN PRIORITAS)

PENYULUHAN KESEHATAN
•POLIKLINIK
TINDAKAN KEPERAWATAN
(DIRECT CARE)
PUSKESMAS,
•PUSTU,
KONSELING KEPERAWATAN
•PUSLING,
PENGOBATAN POSYANDU,
(SESUAI KEWENANGAN)
•POS KES
RUJUKAN PASIEN/MASALAH KES DESA
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
KEGIATAN PERKESMAS (2)
KUNJUNGAN RUMAH OLEH PERAWAT (HOME VISIT
2 /HOME CARE) TERENCANA→ PEMBINAAN KELUARGA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANGGOTA
KELUARGA LAIN → DETEKSI DINI
KASUS/MASALAH KONTAK SERUMAH
KELUARGA
PENDIDIKAN/ PENYULUHAN KESEHATAN/ RAWAN KES
KEPERAWATAN TERENCANA DI KELUARGA PRIORITAS
TINDAKAN KEPERAWATAN (DIRECT CARE)
PENDERITA KELUARGA
PEMANTAUAN KETERATURAN PENGOBATAN D/ KASUS
TLP
PENGENDALIAN INFEKSI DI KELUARGA
KONSELING KEPERAWATAN/KESEHATAN

DOKUMENTASI KEPERAWATAN
SKEMA
PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH
BAGIAN DARI SISTEM KESEHATAN
SKN
Penyelenggara Pelayanan
Tak risti Keperawatan Kesehatan di
sehat rumah :

Upaya risti
•Bagian/ Unit RS
Kesehatan Kelompok/ •Bagian/ Unit Puskesmas
Masyarakat
•Badan Home Care
Tidak
Pelayanan sakit berobat
Keperawatan
Kesehatan
Individu Pelayanan kesehatandi
Masyarakat
Berobat (RS, rumah
Pulang ke
Puskesmas,
rumah Keperawatan Kes.
Sarkes lain
di rumah

keluarga

Keperawatan
Paliatif

• Pelayanan Kesehatan di rumah (Home Health Care)


• Keperawatan Kesehatan di rumah (Home Health Nursing)
KEGIATAN PERKESMAS (3)
3 KUNJUNGAN PERAWAT KE KELOMPOK PRIORITAS TERENCANA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU
DI KELOMPOK

PENDIDIKAN/PENYULUHAN KESEHATAN •POSYANDU


DI KELOMPOK BALITA
•POSYANDU
PENGOBATAN (SESUAI KEWENANGAN)
USILA
RUJUKAN PENDERITA/ MASALAH KES •PANTI
ASUHAN
KONSELING KEPERAWATAN/KES
•LAIN LAIN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
KEGIATAN PERKESMAS (4)
4 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU
TINDAKAN KEPERAWATAN
•LANGSUNG (DIRECT CARE)
•TIDAK LANGSUNG ( LINGKUNGAN ) RUANG
PENDIDIKAN /PENYULUHAN KESEHATAN RAWAT
INAP
PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANGAN
PUSKESMAS
PENGOBATAN ( SESUAI KEWENANGAN)
PENANGGULANGAN KASUS GAWAT DARURAT
RUJUKAN PASIEN/ MASALAH KES

DOKUMENTASI KEPERAWATAN
INDIKATOR INPUT

a.l :
•% PERAWAT KOORDINATOR
( D III- KEPERAWATAN / ners)
•% PERAWAT TERLATIH KEPERAWATAN
KESEHATAN KOMUNITAS
•% PJ DARBIN/ DESA PUNYA PHN KIT
•% PUSKESMAS PUNYA PEDOMAN/STANDAR
INDIKATOR PROSES

• % KELUARGA RAWAN PUNYA FAMILY FOLDER


• MAPING (PETA) SASARAN PERKESMAS
• RENCANA KEGIATAN PERKESMAS (POA)
• BUKTI PEMBAGIAN TUGAS PERAWAT
• REGISTER KOHORT KELUARGA RAWAN/ PWS
• CATATAN KEPERAWATAN
• KEGIATAN REFLEKSI DISKUSI KASUS
(RDK)
• HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI
INDIKATOR OUTPUT
(KEY INDICATOR)

• % KELUARGA RAWAN DIBINA


• % KELUARGA SELESAI DIBINA
• % PENDERITA (PRIORITAS SPM)
DI LAKUKAN TINDAK LANJUT
KEPERAWATAN (FOLLOW UP CARE)
• % KELOMPOK DIBINA
• % DAERAH BINAAN DI SUATU WILAYAH
OUTCOME

KELUARGA RAWAN MANDIRI


DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KESEHATAN
/MENGATASI MASALAH KESEHATANNYA

KM-I KM-II KM-III KM-IV


KRITERIA KELUARGA
MANDIRI
PERILAKU KM-I KM-11 KM-III KM-IV
MENERIMA PETUGAS V V V V
PUSKESMAS
MENERIMA YANKES SESUAI V V V V
RENCANA
MENYATAKAN MASALAH SECARA V V V
BENAR
MEMANFAATKAN SARKES V V V
SESUAI ANJURAN
MELAKSANAKAN PERAWATAN V V V
SEDERHANA SESUAI ANJURAN
MELAKSANAKAN TINDAKAN V V
PENCEGAHAN SECARA AKTIF
MELAKSANAKAN TINDAKAN V
PROMOTIF SECARA AKTIF
Subdit Kepwt Dasar
PERAN PERAWAT DLM PISPK
NO PERAN FUNGSI
1. Pemberi - Melakukan kontrak dengan keluarga
Askep - Melakukan pengkajian secara
komprehensif
- Merumuskan masalah atau diagnosis
keperawatan sesuai hasil pengkajian
terutama masalah prioritas
- Menetepkan rencana intervensi sesuai
dengan sumberdaya yang tersedia
- Melaksanakan intervensi keperawatan
termasuk terapi komplementer yang
sesuai sesuai prioritas masalah
- Melakukan monitor dan evaluasi
PERAN PERAWAT DLM PISPK

NO PERAN FUNGSI
2. Edukator/ - Mengkaji kebutuhan edukasi keluarga
Pendidik -Mendisain edukasi formal sesuai
prioritas pencapaian indikator keluarga
sehat:
- Melakukan edukasi formal sesuai
disain dan atau edukasi non formal
- Melakukan evaluasi dan umpan balik
PERAN PERAWAT DLM PISPK
NO PERAN FUNGSI
3. Fasilitator - Mengidentifikasi suber-sumber yang
dapat dimanfaatkan keluarga
- Memfasilitasi keluarga mengakses
sumber
- Mendampingi keluarga dalam
mengakses pelayanan kesehatan
4. Penemu - Melakukan survei untuk
mengidentifikasi kebutuhan
kasus - Melakukan skrining kesehatan anggota
keluarga
- Melakukan tindaklanjut hasil survei dan
atau skrining
- Merujuk kasus yang tidak dapat
ditanggulangi
PERAN PERAWAT DLM PISPK

NO PERAN FUNGSI
5. Manajer - Mengelola kasus yang menjadi
tanggung jawabnya
Kasus - Melakukan konsultasi kepada Ners
Spesialis untuk penyelesaian masalah
- Melakukan rujukan atau konsultasi
kepada profesi kesehatan lain
- Mencarikan sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan oleh keluarga
LUARAN
INPUT PROSES OUTPUT
1. Peta masalah kesehatan 1. Kunjungan rumah Peningkatan:
keluarga berkala 1.Kemampuan
keluarga

2. Tk. Kemandirian 2. Pelibatan anggota 2. status kesehatan


keluarga

3. Perawat kompeten 3. Pelibatan kader 3. Kualitas


kesehatan hidup

4. Fasilitas pedukung 4. Terlaksana askep 4. Kemandirian

5. Kebijakan mendukung 5. dll 5. Tercapai 12 indikator


KS
4 STRATEGI PENANGANAN
PENYAKIT DEGENERATIF

World Class Healthcare Experience


The evidence for
communities

• Social ties and networks are a powerful determinant of


health.
• Community-centred approaches work.
• Provide skills, knowledge and experience.
• Bridging and connecting to others.
• Build capacity and helps with local program delivery
(South, 2013)
MODEL OF COMMUNITY
EMPOWERMENT INTERVENTION
Three main
concepts:
⚫ Involvement
⚫ Lay
Workers
⚫ Reciprocal
Health
Involvement:

1. People in the community create support


groups or coalitions to identify their mutual
needs, resources, an barriers to ultimately
respond to a problem the community is
facing.
2. Done through planning, implementing, and
intervening as a group (Persily &
Hildebrandt, 2008)
Lay Workers:

1. Trained persons indigenous to the community


to which they live in and work in.
2. Reach out to families in the community
3. Know community cultural values firsthand
4. Encourage preventative services, healthy
behaviors, and assist with access to social
services
Reciprocal Health

1. Actualization of inherent and


acquired human potential.
2. Occurs when professionals and
community residents work
together, respecting, and
sharing what each other has to
offer.
3. Desired outcome of community
empowerment as community
members participate proactively
in ways to attain their highest
potential.
Program pemerintah
⚫ “Kementerian Kesehatan sejak 2006 memberikan perhatian
serius dalam pengendalian PTM dengan membentuk unit
khusus PTM dengan program prioritas penyakit jantung,
penyakit kanker, penyakit kronis dan generatif, diabetes
mellitus (DM) dan penyakit metabolik.
⚫ Program yang dikembangkan antara lain intervensi berbasis
masyarakat, yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu),
dengan kegiatan skrining faktor risiko PTM dan penyuluhan
pencegahan PTM.
⚫ Program lain adalah pengendalian tembakau, dengan kegiatan
advokasi termasuk pembentukan aliansi walikota dan bupati,
monitoring penggunaan tembakau, serta penyusunan peraturan
perundangan.
CONT’
⚫ Pengembangan kawasan tanpa rokok (KTR)
dengan dukungan peraturan perundangan dan
pembentukan aliansi walikota dan bupati.

⚫ Untuk penyakit jantung dan pembuluh darah


dilakukan deteksi dini faktor risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah yang berbasis
masyarakat, regulasi garam dan kadar lemak
tinggi, hipertensi dalam kehamilan.
Kerangka Konsep Manajemen Pencegahan
dan Penanggulangan Faktor Risiko
Penyakit Degeneratif
Strategi
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
dalam pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko penyakit degeneratif.
2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan
deteksi dini dan penanggulangan (penanganan)
faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.
3. Mengembangkan dan memperkuat sistem
surveilans epidemiologi faktor risiko penyakit
kronik, monitoring dan sistem informasi.
4. Meningkatkan pembiayaan penyakit kronik dan
degeneratif.
Kemenkes RI,
2012
Kebijakan
1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif
berbasis masyarakat
2. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini faktor risiko
penyakit kronik dan degeneratif.
3. Meningkatkan dan memperkuat manajemen, pemerataan, dan kualitas
peralatan deteksi dini faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.
4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan
degeneratif.
5. Mengembangkan dan memperkuat surveilans epidemiologi faktor
risiko penyakit kronik dan degeneratif.

Kemenkes RI,
2012
Cont’
6. Meningkatkan montoring pelakanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.
7. Mengembangkan dan memperkuat sistem informasi pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.
8. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja pencegahan dan
penanggulangan penyakit kronik dan degeneratif.
9. Meningktakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.
10. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan pencegahan
dan penanggulangan faktor risiko penyakit kronik dan degeneratif.

Kemenkes RI,
2012
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM)
Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian
Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang
merupakan upaya monitoring dan deteksi dini
faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat.

Sejak mulai dikembangkan pada tahun 2011


Posbindu. PTM pada tahun 2015 telah berkembang
menjadi 11.027 Posbindu di seluruh Indonesia.
Rencana Aksi Program PP dan PL 201
DUA TUJUAN KEMENTERIAN
KESEHATAN PADA TAHUN 2015-2019

Meningkatnya status kesehatan masyarakat

Meningkatnya daya tanggap (responsiveness)

Perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial


dan finansial di bidang kesehatan
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

⚫ Untuk penyakit tidak menular maka perlu


melakukan deteksi dini secara proaktif melalui
kunjungan ke masyarakat karena 3/4 penderita tidak
tahu kalau dirinya menderita penyakit tidak menular
terutama pada para pekerja.
⚫ Di samping itu perlu mendorong kabupaten/kota
yang memiliki kebijakan PHBS untuk menerapkan
kawasan bebas asap rokok agar mampu membatasi
ruang gerak para perokok.
Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang upaya
pengendalian difokuskan melalui:
1. Peningkatan cakupan deteksi dini faktor risiko PTM secara
pro¬aktif mengunjungi masyarakat, meliputi:
a. Deteksi dini kadar gas CO dalam paru, pada masyarakat umum dan sekolah,
sasaran 514 Kabupaten/Kota dan 20.000 Sekolah
b. Deteksi dini kapasitas paru, pada masyarakat umum dan sekolah, sasaran 514
Kabupaten /Kota dan 20.000 Sekolah
c. Deteksi dini osteoporosis, pada masyarakat umum, sasaran 514 Kabupaten /Kota
d. Deteksi dini obesitas, pada masyarakat umum dan sekolah, sasaran 40.000
Posbindu dan 20.000 Sekolah
e. Deteksi dini tekanan darah, pada masyarakat umum dan sekolah, sasaran 40.000
Posbindu dan 20.000 Sekolah
f. Deteksi dini kadar alkohol dalam darah, pada kelompok masyarakat khusus
(pengemudi), sasaran 208 Terminal
g. Deteksi dini faktor risiko penggunaan zat aditif dan psikotropika dalam tubuh,
pada pengemudi dan penghuni Lapas, sasaran 208 terminal dan 238 Lapas
2. Peningkatan cakupan deteksi dini PTM di
FKTP
1. Deteksi dini Ca Cervix dan Ca payudara dengan metode IVA
dan sadaris pada Wanita Usia Subur (WUS), sasaran 9000
FKTP
2. Deteksi dini Diabetes Melitus, pada kelompok, sasaran 9000
FKTP
3. Deteksi dini hipertensi, sasaran 9000 FKTP
4. Deteksi dini penyakit hiper tyroid, sasaran 9000 FKTP
5. Deteksi dini penyakit ginjal kronik, sasaran 9000 FKTP
6. Deteksi dini penyakit Lupus, sasaran 9000 FKTP
7. Deteksi dini penyakit thalassemia, sasaran 9000 FKTP
8. Deteksi dini penyakit Asma dan PPOK, sasaran 9000 FKTP
KESIMPULAN DAN
5 REKOMENDASI

1. PERAN PEMERINTAH
PIS PK
2. PEMBERDAYAAN
KELUARGA
3. KEMANDIRIAN

World Class Healthcare Experience

You might also like