Kti Selly Alvionita Tanjung
Kti Selly Alvionita Tanjung
Kti Selly Alvionita Tanjung
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya pernah diajukan disuatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.
iv
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH
PHARMACY DEPARTMENT
SCIENTIFIC PAPER, July 2019
ABSTRACT
Infection is the process of organisms (eg bacteria, viruses, fungi) that can
cause disease into tissue and cause damage. Most infections are caused by
bacteria. The bacteria that cause infection are generally pathogenic like
Escherichia coli. Escherichia coli is gram negative bacterium which is common
cause of infection, especially diarrheal disease. One of the plants that can treat
diarrheal diseases is iler leaves.
The purpose of this study was to determine the antibacterial effect of ethanol
extract of ilerleaves toEscherichia coli bacteria. Dilution of ethanol extract of iler
leaves was made in three concentrations, namely 40%, 50% and 60%.
Chloramphenicol 0.03 mg as a positive control and 70% alcohol as negative
control.
The method used in this study is an experimental method with Postest only
control group design and purposive sampling. This test is carried out by agar
diffusion using paper discs.
The results showed that ethanol extract of iler leaves had an antibacterial
effect on Escherichia coli bacteria. The average inhibition zone for Escherichia
coli bacteria at concentration of 40%, 50%, and 60% ethanol extract of iler leaves
13.38 mm, 14.84 mm and 15.97 mm
It was concluded that ethanol extract of iler leaves (Coleus atropurpureus L.
Benth) could inhibit the growth of Escherichia coli bacteria.
v
POLITEKNIK KESEHETAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN FARMASI
KTI, Juli 2019
ABSTRAK
Infeksi adalah proses saat organisme (misal : bakteri, virus, jamur) yang
mampu menyebabkan penyakit masuk ke dalam tubuh/jaringan dan
menyebabkan kerusakan. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh bakteri.
Bakteri yang menyebabkan infeksi pada umumnya bersifat patogen seperti
Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang
merupakan penyebab umum infeksi, khususnya penyakit diare. Salah satu
tumbuhan yang dapat mengobati penyakit diare yaitu daun iler.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak
etanol daun iler terhadap bakteri Escherichia coli. Pengenceran ekstrak etanol
daun iler dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu 40%, 50% dan 60%. Kloramfenikol
0,03 mg sebagai kontrol positif dan alkohol 70% sebagai kontrol negatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
dengan desain Postest Only Control Group Desain serta pengambilan sampel
secara Purposive Sampling. Pengujian ini dilakukan secara difusi agar dengan
menggunakan kertas cakram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun iler memiliki efek
sebagai antibakeri terhadap bakteri Escherichia coli. Rata-rata zona hambat
untuk bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 40%, 50%, dan 60% ekstrak
etanol daun iler 13,38 mm, 14,84 mm dan 15,97 mm
Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun iler (Coleus atropurpureus L.
Benth) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini. Adapun judul karya tulis ilmiah ini adalah “Uji Efek Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Iler (Coleus atropurpureus L. Benth) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli”.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III di Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Medan.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dalam rangka
penyelesaian pendidikan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan
Penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran, serta bantuan dari berbagai
pihak.
Untuk itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Medan.
2. Ibu Dra. Masniah, M.Kes., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Rosnike Merly Panjaitan, S.T, M.Si selaku Pembimbing Akademik Penulis
selama menjalani perkuliahan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Medan.
4. Ibu Dra. Amriani, M.Kes., Apt selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini dan
mengantarkan Penulis mengikuti Ujian Akhir Program (UAP).
5. Ibu Maya Handayani Sinaga, S.S., M.Pd dan Ibu Ernoviya, S. Farm., Apt
selaku Penguji I dan II Karya Tulis Ilmiah ini dan Ujian Akhir Program (UAP)
yang telah menguji dan memberi masukan kepada penulis serta Seluruh
Dosen dan pegawai Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan yang telah
membimbing dan mendidik Penulis selama melaksanakan perkuliahan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa kepada orang tua tercinta Bapak Jubnizal Tanjung dan Ibu
Agustinar Pulungan yang telah banyak memberi do’a, dukungan dan
masukan Baik secara moril maupun materil selama melaksanakan
perkuliahan sampai penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
7. Adik Jossy Fareza Tanjung, Adik Silvi Mutiarani Tanjung dan Adik Rafa
Ardiansyah Tanjung dan anggota keluarga lainnya yang selalu memberikan
do’a, dukungan serta arahan dalam menjalani setiap proses perkuliahan.
8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak dapat Penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis menerima segala
saran dan kritik yang bersifat membangun dari setiap pembaca demi
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
dan Penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv
ABSTRAC ........................................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
ix
2.7 Antibiotik.......................................................................................... 13
2.8 Kloramfenikol................................................................................... 14
2.9 Kerangka Konsep ............................................................................ 15
2.10 Definisi Operasional ...................................................................... 15
2.11 Hipotesa ........................................................................................ 15
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 26
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 26
5.2 Saran ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Daun Iler ........................................................................................................ 3
2.2 Bakteri Escherichia coli .................................................................................. 8
2.3 Rumus Bangun Kloramfenikol ...................................................................... 14
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................................ 15
1.1 Serbuk Daun Iler .......................................................................................... 29
1.2 Ekstrak Cair Daun Iler .................................................................................. 29
1.3 Rotary Evaporator ........................................................................................ 30
1.4 Ekstrak Kental Daun Iler .............................................................................. 30
1.5 Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Iler ........................................................... 31
1.6 Media EMBA ................................................................................................ 31
1.7 Media NA ..................................................................................................... 32
1.8 Media MHA .................................................................................................. 32
1.9 Pewarnaan Bakteri Escherichia coli ............................................................. 33
1.10 Pengenceran Bakteri Escherichia coli ........................................................ 33
1.11 Jangka Sorong........................................................................................... 34
1.12 Paper Disc Blank dan Paper Disc Kloramfenikol ........................................ 34
1.13 Hasil Pengamatan...................................................................................... 35
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan EEDI Terhadap Bakteri Escherichia coli ............... 23
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 29
Lampiran 2. Surat Keterangan Layak Etik .......................................................... 36
Lampiran 3. Surat Balasan USU Medan ............................................................ 37
Lampiran 4. Surat Determinasi .......................................................................... 38
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Terpadu ............................... 39
Lampiran 6. Surat Hasil Penelitian ..................................................................... 40
Lampiran 7. Kartu Laporan Bimbingan............................................................... 42
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
2
1. Sebagaisumberinformasikepadamasyarakattentangkhasiatdauniler (Coleus
atropurpureus L. Benth) khususnyasebagaiantibakteri.
2. Untukmenambahilmupengetahuansertamemberikanpengalamankepadapen
elitidalamhalmelakukanpenelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uraian tumbuhan meliputi : Nama lain dan nama daerah, sistematika tumbuhan,
morfologi tumbuhan, zat-zat yang dikandung dan kegunaannya.
Batak : Si gresing
Palembang : Adang-adang
Jawa : Kentangan
Sunda : Jawer kotok
Minahasa : Serewung
Bugis : Saru-saru
Manado : Majana
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotylendonae
Ordo : Lamiales
Familia : Laminaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus atropurpureus L. Benth
3
4
2.2 Bakteri
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti
tongkat atau batang. Bakteri adalah sekelompok mikroorganisme yang bersel
satu, berkembang biak membelah diri, ukuran sangat kecil dengan diameter 0,5–
1,0 mikron dan panjang 1,5-2,5 mikron sehingga hanya bisa dilihat dibawah
mikroskop.
5
Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Selain
itu, media dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pegujian sifat-
sifat fisiologis, dan penghitungan jumlah bakteri.
Syarat-syarat media :
1. Media harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh
bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri.
3. Media tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan bakteri.
4. Media harus steril sebelum digunakan, supaya bakteri dapat tumbuh dengan
baik (Waluyo, 2010).
Escherichia coli pertama kali di jumpai pada tahun 1885 oleh Theodor
Escheric. Bakteri ini kemudian di kenali bersifat komensal maupun berpotensi
patogen. Escherichia coli adalah bakteri facultatively anaerobic gram negatif
berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae,
sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di
lingkungan sekitar manusia (Arisman, 2009).
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek
(kokobasil) yang memiliki ukuran 0,4-0,7 mikron meter x 1,4 mikron meter,
sebagian besar gerak positif dan beberapa strainyang memiliki kapsul (Staff
Pengajar FK UI, 1994). Bakteri ini tumbuh baik pada suhu 80C sampai 460C dan
suhu optimum 370C (Dwidjoseputro, 1998). Tumbuh baik pada pH 4,4-8,5
(Arisman, 2009). Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli
adalah infeksi saluran kemij, pneumonia, maningitis, dan infeksi luka (Staff
Pengajar FK UI, 1994).
Escherichia coliatau biasa di singkat dengan E. Coli adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya bakteri ini hidup di tinja dan
dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber,
dan masalah pencernaan lainnya (Murwani dkk, 2017).
8
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif bagian dari anggota flora
normal usus dan memiliki peranan dalam beberapa proses pencernaan makanan
namun dapat berubah menjadi patogen jika jumlah dalam saluran pencernaan
meningkat atau berpindah tempat dari habitat normalnya di tubuh manusia.
Bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan infeksi sistem saluran kemih, diare,
sepsis dan menginitis (Jawetz, 2001).
2.4 Antibakteri
Uji efektivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
1. Metode Dilusi
Pada metode dilusi ini ada dua macam yaitu, dilusi cair dan dilusi padat.
Pada prinsipnya metode ini dilakukan dengan mengencerkan zat yang akan diiuji
menjadi beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi
ditambah suspense kuman dalam media, sedangkan pada dilusi padat tiap
konsentrasi zat uji dicampur dengan media agar, lalu ditanami kuman. Hasil yang
di dapat dari metode ini adalah Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimun (KBM). Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan
penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja. Uji kepekaan cara dilusi
cair menggunakan tabung reaksi ataupun microdilution plate. Keuntungan uji
mikrodilusi cair adalah bahwa uji ini memberi hasil kuantitatif yang menunjukkan
jumlah antibakteri yang dibutuhkan untuk mematikan bakteri.
2. Metode Difusi
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar yang
digunakan untuk menentukan aktivitas antimikroba. Kerjanya dengan mengamati
daerah yang bening, yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh antimikroba pada permukaan media agar.
Metode difusi ini dibagi atas beberapa cara :
1) Cara Cakram
Cakram kertas yang berisi antibiotik diletakkan pada media agar yang telah
ditanami mikroorganisme yang akan berdiffusi pada media agar tersebut. Metode
yang paling sering digunakan adalah uji difusi cakram. Cakram kertas filter yang
mengandung sejumlah tertentu obat ditempatkan di atas permukaan medium
padat yang telah diinokulasi pada permukaan dengan organisme uji. Setelah
inkubasi, diameter zona inhibisi disekitar cakram diukur sebagai ukuran kekuatan
inhibisi obat melawan organisme uji tertentu dengan menggunakan penggaris
atau jangka sorong.
2) Cara Silinder Plat
Cara ini dengan memakai alat pencadang berupa silinder kawat. Pada
permukaan media pembenihan dibiakan mikroba secara merata lalu diletakkan
pencadangan silinder harus benar-benar melekat pada media,
10
2.5 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain
merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia
nabati, simplisia hewani, simplisia pelikan atau mineral (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1979)
2.6 Ekstrak
Proses penyarian zat aktif yang terdapat pada tanaman dapat dilakukan secara :
1. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
11
berada pada alat soxlet tidak berwarna lagi. Pada metode soxletasi waktu yang
digunakan dalam mengekstraksi tidak dapat dipastikan atau ditentukan.
4. Refluks
Refluks merupakan metode ekstraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya) secara umum pengertian refluks sendiri adalah
ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi
dengan cara ini pada dasarnya adalah esktraksi berkesinambungan.
5. Destilasi
Destilasi adalah suatu proses penyarian simplisia atau proses pemisahan
suatu senyawa dari simplisia yang dilakukan dengan penyulingan atau dengan
pemanasan dan uap yang terbentuk diembunkan lalu terbentuk destilat. Proses
ekstraksi ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih kandungan zat yang
terdapat dalam simplisia yang akan kita ekstrak.
6. Infusa
Infusa adalah cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut air, pada suhu
96-98 C selama 15-20 menit (dihitung setelah suhu 960C tercapai). Bejana infusa
0
tercelup dalam tangas air. Cara ini sesuai untuk simplisia yang bersifat lunak,
seperti bunga utuh.
7. Dekok
Dekok adalah cara ekstraksi yang mirip dengan infusa, hanya saja waktu
ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan suhunya mencapai titik didih air.
8. Lawan Arah (counter current)
Cara ekstraksi ini serupa dengan perkolasi, tetapi simplisia bergerak
berlawanan arah dengan pelarut yang digunakan. Cara ini banyak digunakan
untuk ekstraksi herbal dalam skala besar.
9. Ultrasonik
Ekstraksi ultrasonik melibatkan penggunaan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi 20-2000 kHz sehingga permeabilitas dinding sel meningkat dari isi sel
keluar. Frekusensi getaran memengaruhi hasil ekstraksi.
10. Gelombang Mikro (microwave assisted extraction, MAE)
Ekstraksi dengan menggunakan gelombang mikro (2450 MHz) merupakan
ekstraksi yang selektif dan digunakan untuk senyawa yang memiliki dipol polar.
13
2.7 Antibiotik
Antibiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu –anti arti (melawan) dan –
bitikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini dikenakan oleh Selman pada tahun
1942 untuk menggambarkan semua senyawa kimia yang diproduksi oleh
mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Namun, istilah antibiotik kemudian juga mencakup semua senyawa yang dibuat
secara semisintetik ataupun secara sintetik yang bersumber dari mikroorganisme
yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain
dan memiliki sifat toksisitas selektif.
2.8 Kloramfenikol
Alkohol 70%
1. Ekstrak etanol daun Iler adalah ekstrak kental daun Iler yang dibuat dengan
masing-masing konsentrasi 40%, 50%, 60%.
2. Kloramfenikol adalah antibakteri yang digunakan untuk kontrol positif.
3. Alkohol 70% adalah etanol yang digunakan untuk kontrol negatif.
4. Zona hambat adalah daerah jernih yang tidak ditumbuhi oleh bakteri
Escherichia coli.
2.11 Hipotesis
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes
Medan
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu terhitung mulai bulan April
sampai dengan Juni 2019.
16
17
3.5.1 Alat
Adapun alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini, yaitu : Aluminium
Foil, Autoclave, Api bunsen, Batang Pengaduk, Beaker Glass, Benang Wol, Botol
berwarna gelap, Cawan Petri, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Gunting, Hotplate,
Inkubator, Jangka Sorong, Kawat Oce, Kertas Saring, Kertas Perkamen, Kain
flanel, Kain kasa, Kapas, Kertas label, Labu Tentukur, Mikroskop, Objek Glass,
Oven,Pipet Tetes, Pipet Volume, Pinset, Pisau, Rak Tabung Reaksi, Tabung
Reaksi, Tissue, Timbangan Digital, Spidol, Vial dan Waterbath.
3.5.2 Bahan
Pembuatan :
1. Timbang sebanyak 200 gram serbuk daun iler masukkan kedalam beaker
glass dan tuangi dengan cairan penyari 75 bagian yaitu sebanyak 1696,8 ml.
2. Tutup beaker glass dan biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya
matahari sambil sesekali diaduk minimal 3 kali pengadukan.
3. Setelah 5 hari campuran tersebut diserkai, diperas dan dibilas ampasnya
dengan menggunakan sisa cairan penyari 565,6 ml.
4. Kemudian maserat dibiarkan selama 2 hari lalu ditempat terlindung dari
cahaya matahari lalu dienap tuangkan
5. Maserat kemudian diuapkan dengan alat Rotary Evaporator hingga diperoleh
ekstrak kental daun iler.
6. Ekstrak yang diperoleh lalu ditimbang dan dibuat konsentrasi 40%, 50%,
60%.
Konsentrasi ekstrak daun iler yang dipakai adalah 40%, 50%, 60%.
1. Untuk membuat ekstrak daun iler konsentrasi 40%
40% = 40 g/100 ml
= 0,4 g/1 ml
5 𝑚𝑙
Maka untuk membuat 5 ml =1 𝑚𝑙x 0,4 g = 2 gram
Timbang ekstrak kental daun iler sebanyak 2,5 gram kemudian cukupkan
dengan alkohol 70% hingga 5 ml.
3. Untuk membuat ekstrak daun iler konsentrasi 60%
60% = 60 g/100 ml
= 0,6 g/1ml
19
5 𝑚𝑙
Maka untuk membuat 5 ml = 1 𝑚𝑙 x 0,6 g = 3 gram
50 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙
x 37 gram = 1,85 gram
Pembuatan :
1. Timbang EMBA sebanyak 1,85 gram
2. Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan dengan aquadest sampai 50 ml,
panaskan sampai mendidih.
3. Angkat dan tutup erlenmeyer dengan kapas kemudian lapisi dengan
aluminium foil lalu ikat dengan benang bola
4. Sterilkan didalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit
5. Setelah steril, angkat dari autoklaf dengan perlahan-lahan dan hati-hati
6. Dinginkan sejenak, buka lembaran aluminium foil yang terikat pada
erlenmeyer kemudian tuang kedalam cawan petri secara aseptis.
7. Biarkan media dingin dan memadat.
20
Jumlah media yang dilarutkan dalam 1 liter aquadest pada etiket adalah 34g/l.
Banyaknya MHA yang diperlukan 100 ml adalah :
100 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙
x 34 gram = 3,4 gram
Pembuatan :
1. Timbang MHA sebanyak 3,4 gram.
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer, larutkan dengan aquadest sampai 100 ml.
3. Panaskan sampai mendidih sambil diaduk - aduk.
4. Angkat dan tutup erlenmeyer dengan kapas, lapisi dengan aluminium foil,
kemudian ikat dengan benang bola.
5. Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.
6. Setelah steril angkat dari autoklaf dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
Pembuatan :
1. Timbang NA 0,4 gram.
2. Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan dalam aquadest sampai 20 ml.
3. Panaskan sampai mendidih sambil diaduk-aduk.
4. Angkat, lalu bagi dalam beberapa tabung reaksi (sesuai kebutuhan), tutup
dengan kapas, lapisi dengan aluminium foil, kemudian ikat dengan benang
bola.
21
Pembuatan :
Campurkan larutan asam sulfat dan larutan barium klorida kedalam tabung reaksi
dan dikocok homogen. Apabila kekeruhan suspensi bakteri uji sama dengan
kekeruhan suspensi standart Mc. Farland, maka konsentrasi suspense bakteri
adalah 108 koloni/ml.
Antibiotik pembanding yang digunakan adalah paper disc yang telah berisi
antibiotikkloramfenikoldengan kadar 0,03 mg (Harmita dan Radji, 2008)
22
4.1 Hasil
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes
Medan diperoleh hasil uji efek antibakteri ekstrak etanol daun iler (Coleus
atropurpureus L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Pengukuran hasil penelitian dengan mengukur zona hambat ekstrak etanol daun
iler (Coleus atropurpureus L. Benth) dengan konsentrasi 40%, 50%, 60%.
Kloramfenikol sebagai kontrol positif dan Alkohol 70% sebagai kontrol negatif.
Daerah yang diukur yaitu daerah yang tampak jernih yang tidak ditumbuhi oleh
bakteri Escherichia coli, maka diperoleh hasil yang akan dimasukkan kedalam
tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Iler (EEDI)
Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli dengan satuan mm.
24
25
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya efek antibakteri dari ekstrak
etanol daun iler (Coleus atropurpureus L. Benth) terhadap bakteri Escherichia
colidalam konsentrasi tertentu dengan cara mengukur diameter daerah
hambatan di sekitar paper disc. Menurut Farmakope Indonesia Edisi V bahwa
hasil batas daerah hambatan yang memuaskan yaitu diameter 14 - 16 mm.
Berdasarkan tabel 4.1, konsentrasi 40% ekstrak etanol daun iler (Coleus
atropurpureus L. Benth) menghasilkan rata-rata daerah hambatan yaitu 13,38
mm yang belum dapat dikatakan sebagai antibakteri yang efektif. Pada
konsentrasi 50% dan 60% daerah hambatan sudah menghasilkan efek
antibakteri yang dapat dikatakan sebagai antibakteri yang efektif yaitu 14,84 mm
dan 15,97 mm terhadap bakteri Escherichia coli.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan paper disc yang berisi
Kloramfenikol 30 µg sebagai kontol positif. Kloramfenikol 30 µg menghasilkan
rata-rata daerah hambat yaitu 23,82 mm dan sebagai kontrol negatif
menggunakan Alkohol 70% yang tidak menghasilkan daerah hambatan.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa perbedaan konsentrasi menyebabkan
daerah hambatannya berbeda. Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun
iler (Coleus atropurpureus L. Benth) maka semakin besar daerah hambatan yang
dihasilkan, karena kosentrasi yang lebih besar mengandung lebih banyak zat
aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran zona hambatan ekstrak
etanol daun iler (Coleus atropurpureus L. Benth) terhadap bakteri Escherichia
coli, maka dapat disimpulkan bahwa :
a) Ekstrak etanol daun iler (Coleus atropurpureus L. Benth) mempunyai efek
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli.
b) Ekstrak etanol daun iler (Coleus atropurpureus L. Benth) dengan
konsentrasi 50% dan 60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli secara efektif dengan rata-rata zona hambat 14,84 mm
dan 15,97 mm.
5.2 Saran
Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk :
a) Membandingkan efek antibakteri ekstrak etanol daun iler
(Coleusatropurpureus L. Benth) dengan antibiotik lain.
b) Meneliti efek antibakteri ekstrak etanol daun iler (Coleus atropurpureus L.
Benth) terhadap bakteri lain.
c) Meneliti khasiat lain dari ekstrak etanol daun iler (Coleus atropurpureus L.
Benth) selain sebagai antibakteri.
26
DAFTAR PUSTAKA
Grace, Pierce and Neil R. Borley., 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi III. Jakarta
: Erlangga.
Hariana, A., 2013. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya.
Katzung, B.G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Surabaya :
Salemba Medika
Latief, Abdul H., 2012. Obat Tradisional. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Radji, M., 2016. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta : EGC.
Sugiono, 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan 20.
Bandung : Alfabeta.
Staf Pengajar FK-UI., 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.
Jakarta : Binarupa Aksara
27
Staff Pengajar FK-UI., 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Tilong, Adi D., 2013. Kitab Herbal Khusus Terapi Stroke. Yogyakarta : D-Medika.
Waluyo, L., 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang : UPT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
28
29
50%
50%
60%
60% KN
KN
40%
40%
KP
KP
50%
60%
KN 40%
KP