Sin Bahan Bangunan
Sin Bahan Bangunan
Sin Bahan Bangunan
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Didy Ari Setiawan
06.12.1838
3
1. PENDAHULUAN
Dalam era perkembangan teknologi ini, banyak sekali organisasi-
organisasi atau perusahaan-perusahaan yang menggunakan peranan Sistem
Informasi yang didukung oleh pemanfaatan efisiensi dan efektifitas teknologi yang
ada untuk mengambil sebuah keputusan (decision making) ataupun untuk
memecahkan suatu masalah (problem solving) yang ada.
Kebutuhan informasi dalam perhitungan bahan bangunan sangat diperlukan
khususnya pada Perusahaan skala besar maupun kecil. CV. TRI PUTRA JATI
sebagai salah satu vendor penyedia jasa kontraktor, leveransir dan perdagangan
umum di Kab. Kebumen.
Sistem Informasi perhitungan bahan bangunan merupakan salah satu fungsi
utama dalam suatu kegiatan pengolahan data di . CV. TRI PUTRA JATI yang
memberikan layanan informasi baik untuk pihak yang ada di lembaga tersebut
maupun pihak luar yang berhubungan dengan lembaga tersebut. Diharapkan dengan
perhitungan bahan bangunan yang benar dan diolah sedemikian rupa dapat
menghasilkan informasi yang tepat, cepat dan akurat.
Dalam hal ini komputer sebagai media elektronik dapat membantu kegiatan
pengolahan data tersebut yang disertai dengan pembuatan laporan-laporannya,
yang tentu saja tidak akan membuang waktu yang lama karena telah tersedia
program yang dapat mempercepat pemrosesan pengambilan data yang dibutuhkan.
Oleh karena itu Sistem Informasi Pengolahan Data perhitungan bahan banguanan
akan dikembangkan menjadi sistem pengolahan data yang terkomputerisasi.
Oleh karena alasan teknologi itulah penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian tentang Sistem Informasi Menejemen yang ada pada CV. TRI PUTRA
JATI serta berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan sistem yang ada
untuk menjadi lebih baik dan lebih efektif serta bermanfaat bagi lembaga dan bagi
pihak yang berwenang yang sering sekali memerlukan data yang ada.
Oleh karena itu dalam penelitian dan pembuatan Skripsi ini penulis
mengambil judul “Sistem Informasi Menejemen Bahan Bangunan Proyek pada
CV. TRI PUTERA JATI” di Gombong.
4
2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Secara etimologi sistem berasal dari kata System yang berarti susunan
atau cara. Secara garis besar terdapat 2 kelompok pendekatan di dalam
mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang
lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut:
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
1
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut:
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
2
mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi ini sangat penting didalam suatu organisasi. Suatu sistem
yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya
berakhir. Apakah sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi
suatu sistem? Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut :
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
1
berarti bagi yang menerimanya.
Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
(event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Kesatuan nyata
(fact dan entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan
orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Informasi dikatakan berguna apabila mempunyai kualitas yang baik dalam
membantu seorang manajer mengambil keputusan dan dapat menetukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan guna mencapai tujuan organisasi. Adapun kualitas
dari informasi ditentukan oleh karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1
Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D, 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, Halaman 8.
5
1. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat pada waktunya (timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang
sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi meruapakan
landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan
terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
3. Relevan (relevance)
Informasi yang disampaikan mempunyai keterkaitan atau hubungan dengan
masalah yang akan digunakan bersama informasi tersebut. Informasi tersebut
2
mempunyai manfaat untuk pemakainya .
Disamping karakteristik, nilai informasi juga dapat menentukan kualitas dari
suatu informasi. Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal,
yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai
bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting
bagi manajemen didalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh
dari sistem informasi (information Sistems) atau disebut juga dengan
processing Sistems.
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis
sebagai berikut:
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
3
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
2
Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D, 2003. Sistem Teknologi Informasi : Pendekatan Terintegrasi konsep
Dasar,Teknologi,Aplikasi,Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta: Andi Offset, Halaman 38.
6
Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D, 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, Halaman 11.
6
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah
blok bangunan (building block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut
masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk
satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Adapun blok-blok bangunan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Blok Masukan Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem
informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-
dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis
data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemenserta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
6. Blok Kendali
7
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya
bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-
kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.4 Sistem Informasi Manajemen
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (management information Sistems
atau sering dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem
informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Menurut Gordon B. Davis :
SIM adalah sistem manusia / mesin yang menyediakan informasi untuk
mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari
4
suatu organisasi.
Secara umum Sistem Informasi Manajemen dapat diartikan sebagai
kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang menghasilkan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dalam suatu
organisasi.
2.4.2 Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting didalam
menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengenadan berguna bagi
manajemen, maka analis sistem haruslah mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk maksud ini, maka analis
sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk
masing-masing tingkatannya dan bagaimana tipe keputusan yang
diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh manajemen.
4
Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D, 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, Halaman 15.
8
2.5 Sistem Pengolahan Data
Sistem Pengolahan data dalam suatu perusahaan dalam hal ini yaitu CV.
TRI PUTRA JATI dapat diartikan sebagai pengolahan database Inventori yang
disusun langkah demi langkah agar data-data Inventori tersebut dapat disimpan
dengan rapi, diinterkoneksi dan disajikan dengan cepat dan akurat. Sehingga,
dapat mempermudah pembuatan laporan-laporan .
Pengolahan data secara umum dapat didefinisikan sebagai proses
manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Dalam
pengolahannya tidak hanya melibatkan perhitungan numeris saja tetapi juga
operasi-operasi (yang dilakukan mesin atau computer) klasifikasi data dan
perpindahan data dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Adapun definisi
dari pengolahan data menurut Drs. Mohammad Suyanto sebagai berikut:
Pengolahan data adalah segala macam operasi yang dilakukan terhadap
data, sehingga data tersebut menjadi berguna dan sesuai dengan hasil yang
5
dihasilkan, yaitu berupa informasi.
2.6 Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.6.1 Sistem Operasi
Sistem operasi diperlukan untuk mengaktifkan seluruh peralatan yang
ada dalam komputer termasuk software aplikasi yang ada.
Dalam hal ini sistem operasi yang digunakan adalah sistem operasi
windows. Dalam perancangan, software yang akan digunakan adalah visual
basic 6.0. Pada dasarnya visual basic 6.0 berorientasi pada program
windows. Dalam menjalankan software yang akan dirancang, setidaknya
diperlukan sistem operasi windows 95 keatas. Hal ini dikarenakan bentuk-
bentuk dari program yang dibuat, secara tidak langsung mengakses dari
bentuk dan tampilan program-program yang ada pada sistem operasi
windows tersebut.
2.6.2 Visual Basic 6.0
Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau intruksi yang
dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa
pemrograman yang akan digunakan di dalam pembuatan program aplikasi
adalah Visual Basic 6.0.
5
M. Suyanto, 1992. Pengenalan dan Pengolahan Data Elektronik. Yogyakarta: IMKI, Halaman 10.
9
Visual Basic yang sering disingkat VB selain disebut juga sebagai
bahasa pemrograman yang berorientasi objek, juga sering disebut sebagai
sarana untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows.
2.6.3 SQL Server 2000
SQL Server adalah tipe database yang bersifat database
realational. Pengertian relasional adalah penyimpanan data dalam
bentuk tabel, sedangkan tabel dapat disusun sesuai dengan
kelompoknya yang mempunyai sifat sama. Tabel berisi dari
kumpulan baris‐baris dan kolom‐kolom yang jelas dapat saling
berhubungan satu sama lain. Database SQL Server terdiri dari dua file
yaitu data yang disimpan dalam file LDF dan dalam bentuk MDF. .
3. ANALISIS
Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan
fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem adalah teknik pemecahan
masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari
seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan mereka. Analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari
pengembangan sistem yang menjadi fondasi menentukan keberhasilan sistem
informasi yang dihasilkan nantinya. Tahapan ini sangat penting karena
menentukan bentuk sistem yang harus dibangun.
3.1.1 Analisis Kelemahan Sistem
Untuk memastikan suatu sistem layak atau tidak maka diperlukan
Analisis PIECES:
1. Analisis Kinerja (performance)
Analisis kinerja adalah kemampuan atau peningkatan terhadap
kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi efektif, kinerja dapat
diukur dari Troughput dan Respons time.
Sistem Lama :
Akurat : Informasi yang disampaikan tingkat kesalahannya cukup besar.
Relevan: Informasi yang diinginkan berupa laporan anggota, maka harus
menyalin arsip-arsip yang ada.
10
Tepat waktu : Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan informasi
laporan memerlukan waktu yang lama kurang lebih 15 menit
2. Analisis Ekonomi (Economic)
Pengembangan informasi merupakan suatu investasi proyek sistem
investasi berarti dikeluarkanya sumber daya untuk mendapatkan manfaat
yang dimasa yang akan datang. oleh karena itu sebelum dikembangkan
suatu bentuk sistem informasi maka perlu diperhitungkan bagi kelayakan
ekonominya. Pada sistem lama, proses perhitungan bahan bangunan yang
masih dilakukan secara manual tidak menutup kemungkinan sering terjadi
kesalahan dalam proses perhitungan bahan bangunan sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menyelesaikannya akan
mengakibatkan pemborosan dalam segi waktu dan memungkinkan
timbulnya biaya operasi dan biaya lembur. Pada sistem baru dengan sistem
informasi diharapkan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat dilakukan
dengan cepat, rapi, dan terformat.
3. Analisis Pengendalian (control)
Analisis pengendalian merupakan peningkatan terhadap
pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan serta
kekurangan yang akan terjadi.. sistem lama:
Sistem informasi yang masih manual dengan pencatatan masih
menggunakan buku dan penyimpanan berkas-berkas seperti kwintasi dan
nota yang tidak berurutan akan mempersulit dalam mengontrol arsip-arsip
dan data-data yang terkait dalam proses perhitungan bahan bangunan .
Kesalahan pencatatan data dapat terjadi, disebabkan kesalahan personil.
4. Analisis Efisiensi (efficiency)
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada
digunakan seefisien mungkin dengan pemborosan yang paling minimal.
Pada sistem yang baru diharapkan beban pekerjaan lebih ringan dan dapat
meminimalkan tenaga dan serta waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap CV.
TRI PUTERA JATI diharapkan dapat mengalami perubahan sistem.
Perbandingan sistem dapat dilihat berikut ini.
Sistem lama pendayagunaan waktu dan sumber daya manusia
kurang efisien karena semua pekerjaan dilakukan secara manual. Contoh:
11
proses perhitungan bahan bangunan yang masuk maupun keluar dan proses
pembuatan laporan sehingga terjadi pemborosan waktu atau proses personil
dan peralatan kertas dan biaya.
5. Analisis Pelayanan (servis)
Merupakan peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
sistem. Dengan peningkatan pelayanan yang lebih baik dimaksudkan untuk
meningkatan kepuasan terhadap bisnis yang berjalan. Kekuasaan pimpinan
dan karyawan sistem perbandingan pada CV. TRI PUTERA JATI sebagai
berikut.
Sistem Lama :
Perhitungan bahan bangunan yang keluar maupun yang masuk
membutuhkan waktu 10-25 menit dengan data yang bertumpuk. Pelayanan
pencarian informasi laporan dibutuhkan lebih dari 1 jam.
3.1.2 Analisis Kelayakan Sistem
Tujuan utama dari analisis kelayakan adalah untuk menguji apakah sistem
yang baru ditetapkan layak dipakai atau tidak, dalam hal ini tentunya diperlukan
pertimbangan yang matang. Seberapa banyak biaya yang diperlukan dari sistem
yang baru.
a. Kelayakan Teknologi
Teknologi adalah penunjang dalam proses pengolahan data
perhitungan bahan bangunan pada CV. TRI PUTERA JATI, berdasarkan
penelitian yang penulis lakukan maka teknologi komputerisasi adalah tepat
diterapkan untuk penunjang sarana pengolahan data perhitungan dan hal ini
akan menutupi kekurangan dari sistem yang telah berjalan secara manual
selama ini.
b. Kelayakan Hukum
Penerapan sistem yang baik tidak boleh menimbulkan masalah
dikemudian hari karena menyimpang dari hukum yang berlaku terutama
dalam perijinan menggunakan aplikasi pendukung sistem. Dalam hal ini
perangkat lunak yang digunakan harus resmi dan sesuai dengan perijinan
yang ada, sehingga tidak meyimpang dari ketentuan hukum yag berlaku dan
tidak menimbulkan masalah hukum baik pada waktu sekarang maupun yang
akan datang.
c. Kelayakan Operasional
12
Kelayakan operasional sistem dilihat dari sistem baru yang akan
dikembangkan yang dapat operasikan secara baik. Sistem baru ini
sedemikian rupa sehingga cukup modal untuk di operasikan dan tidak sulit
untuk oleh CV. TRI PUTERA JATI untuk menerapkan sistem baru sistem
baru ini telah mampu menghasilkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan CV. TRI PUTERA JATI.
d. Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi pada penerapan pengembangan sistem lebih
menyangkut pada masalah pendanaan yaitu besarnya pendanaan yang
dikeluarkan dengan harapan manfaat yang di peroleh dari pengembangan
dari sistem tersebut lebih besar. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan segi
nilai ekonominya di dalam pengambilan keputusan, jika nanti manfaat yang
di peroleh lebih kecil dari sumberdaya yang dikeluarkan maka sistem
informasi tersebut dinyatakan tidak layak.
3.1.3 Analisis Biaya Dan Manfaat
1) Komponen “Biaya” (cost)
Komponen biaya akan hal ini adalah biaya yang berhubungan
dengan pengembangan sitrem informasi, komputer yang dapat di
klasifiksikan kedalam empat kategori sebagai berikut:
a) Biaya Pengadaan
Yaitu semua biaya yang terjadi sehubungan dengan memperoleh
perangkat keras yang termasuk biaya pengadaan adalah biaya
pembelian perangkat keras, instalasi perangkat keras.
1. Perangkat keras (Hardware)
Dalam pengembangan sistem pengolahan data dan
penjualan dibutuhkan pengadaan peragkat keras dengan komponen
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)
13
Harddisk 80 GB Rp.450.000
RAM 2 GB Rp.400.000
JUMLAH Rp.5.155.000
14
Biaya operasi yaiu biaya yang dikeluarkan selama sistem beroperasi,
biaya perawatan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem
dalam masa operasi. Misalnya: biaya overhead, biaya perawatan
perangkat keras dan biaya perawatan software.
Komponen Biaya dan Manfaat
Tabel 4.1 Perincian Biaya dan Manfaat
No Keterangan Biaya Tahun ke-0 Tahun Ke-1 Tahun Ke-2
15
3 Biaya perawatan aplikasi
Manfaat wujud
1 Manfaat berwujud
16
cepat investasi akan kembali karena satuan yang dihasilkan bukan
merupakan presentasi tetapi berupa satuan waktu (bulan, tahun, hari dan
sebagainya).
Adapun metode perhitungan PP sebagai berikut :
6.944.000
Payback periode sudah dapat dicapai pada tahun ke-2, secara detailnya adalah
1,24 tahun atau 1 tahun 2 bulan. Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa
rancangan aplikasi ini layak, karena PP < dari masa ekonomis aplikasi yaitu 2 tahun.
Metode ini mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibanding
dengan biaya yang dikeluarkan. Suatu proyek yang mempunyai investasi ROI lebih
besar dari 0 (ROI >0), maka proyek tersebut dinyatakan layak. Adapun perhitungan
17
Rumus (ROI) adalah :
16.900.000 – 10.675.000
ROI =
X 100%
ROI = 58,31% 10.675.000
Artinya, system ini akan memberikan keuntungan pada tahun ke-2 sebesar 58,31 %
dari biaya pengadaannya sehingga sistem ini layak digunakan, Rumus layak dari
ROI > 0.
Proceed 2 Proceed n
Proceed 1
NPV = - nilai proyek +
+ +
(1+1%)¹ (1+1%)² (1+1%) n
Suatu proyek investasi yang mempunya NVP lebih dari 0 (NVP > 0), maka
proyek tersebut dikatakan layak. Adapun tingkat bunga diskonto saat ini adalah
6.016.000 6.944.000
NVP = -7.655.000 +
(1+0,0648%)¹ + (1+0,0648%)²
18
6.016.000 6.944.000
= -7.655.000 + +
1,0648 1,1337
= -7.655.000 + 5.649.887 + 6.125.077
=Rp.4.119.964
dikatakan layak karena NVP yang diperoleh lebih besar dari 0 (NVP > 0).
maka, proyek dinyatakan layak adapun tabel analisa biaya dan manfaat sebagai
berikut:
Bulan
19
5.KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, serta analisis
yang telah dilakukan dengan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu, dapat
disimpulkan bahwa:.
1. Sistem informasi manajemen bahan bangunan proyek yang penulis usulkan
dapat diterapkan dan dapat membantu pihak CV.TRI PUTERA JATI dalam
melakukan pengolahan data bahan bangunan dan menyajikan informasi yang
dibutuhkan untuk membantu pengambilan keputusan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern / Hanif Al Fatta; Yogyakarta: ANDI
Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman database dengan Visual Basic dan Ms.SQL, ANDI
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data /Linda Marlinda.; -Ed.I. – Yogyakarta: ANDI
Gordon B. Davis. 1993 Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Suatu Pengantar,
Jakarta: Pustaka Binaman Ressindo
21