687 1519 2 PB
687 1519 2 PB
687 1519 2 PB
ABSTRACT
This study analyzes the implementation of policies APBDes in improving rural
development. In APBDes policy implementation is often in its execution is still a
dominance of village government. APBDes policies should apply the principle of
good governance that include participation, transparency and accountability so
that the goal is done in village development can be achieved.
Qualitative descriptive analysis techniques using domain analysis technique
which uses the pattern of semantic relationships. The results show, that in the
process of policy implementation APBDes held in the village of Bandung has not
met the principles of Good Governance. In terms of community participation, the
community has not been involved in policy-making process of development and
community participation has not been instituted so that people do not have the
power to influence policy-making, in terms of transparency, the village
government is not open to the public in the financial management of the village
where the people do not have access to know the size budget managed by the
village government. In terms of accountability, accountability of village
government in its financial management was limited to formal legal qualifies only,
and not be accountable to the village where the government is accountable for
the implementation of its development to the people they lead.
PENDAHULUAN
Penerapan otonomi daerah memerlukan dukungan dan pengembangan
suatu sistem pengelolaan pembangunan yang lebih mendorong keterlibatan
masyarakat secara lebih luas. Pada tataran pemerintahan, perlu ditumbuhkan
perilaku pemerintahan yang jujur, terbuka, bertanggungjawab dan demokratis
(good governance). Sedangkan pada tataran kemasyarakatan harus
dikembangkan mekanisme yang memberikan peluang partisipasi bagi warga
dalam proses pengambilan kebijakan.
Melalui undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Pemerintah Indonesia mengisyaratkan adanya desentralisasi atau
penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah
Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-undang
tersebut merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang nomor 22 tahun 1999
tentang otonomi daerah. Penjelasan secara teoritis tentang desentralisasi oleh
19
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 19-31 ISSN : 1858 - 1307
E-ISSN : 2460 - 7649
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pembangunan
Pembangunan diartikan sebagai suatu perubahan tingkat kesejahteraan
secara terukur dan alami. Perubahan tingkat kesejahteraan ditentukan oleh
dimensi dari definisi ekonomi, sosial, politik, atau hukum. Perubahan alami
ditentukan oleh siapa yang berperan dalam perubahan itu (Salim,2002 dalam
Wrihatnolo, 2006)
Bank mengidentifikasi empat kunci dimensi governance pada sektor publik, yaitu
akuntabilitas (accountability), kerangka hukum untuk pembangunan (legal
framework for development), informasi (information), dan transparansi
(transpiration).
Sudut Pandang Ekonomi Politik dan Sudut Pandang Teori Pilihan Rasional
Pendekatan klasik menyatakan bahwa cara terbaik untuk mewujudkan
kepentingan publik adalah cara dimana tidak ada intervensi publik. Keputusan
terbaik yang dapat dibuat negara adalah dengan mengarahkan anggota
masyarakat agar mencapai tujuan-tujuan tertentu dimana tujuan-tujuan ini dapat
dicapai sebaik-baiknya kalau tidak ada campur tangan dari negara. Karena itu
kearifan dari keputusan politik sangat patut dipertanyakan, maka sebaiknya
perkembangan masyarakat dibiarkan saja terbentuk sebagai akibat konsekuensi-
konsekuensi yang tidak disengaja oleh tindakan dan keputusan individu dalam
kapasitas pribadi, atau dengan kata lain masyarakat politik sebaiknya digeser
dan diganti masyarakat sipil (Caporaso dan Levine, 1994).
Bagi sebagian penulis dengan metode empiris-analitis, "ekonomi politik"
tampaknya merupakan sebuah label formal yang dapat diterapkan pada
berbagai macam studi yang berkaitan dengan aspek-aspek kebijakan publik. Hal
ini tidak memiliki art i pent ing metodologi tertentu dan hanyalah
merupakan pirant i klasifikasi siap pakai, berguna untuk menarik perhatian
pembaca potensial dan sebagainya.
Teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa perilaku manusia
dipandu oleh seperangkat akal. Selain itu juga mengasumsikan bahwa
berbagai fenomena sosial dapat dijelaskan melalui aktifitas yang mendasar dari
individu-individu dalam masyarakat. Aktifitas individu-individu itu sendiri
seringkali dimotivasi oleh tujuan atau keinginan yang mencerminkan pilihan
mereka. Dan individu dalam beraktifitas tentunya akan menghadapi keterbatas-
keterbatasan. Tidak akan mungkin individu akan mencapai semua keinginan
dan tujuannya karena adanya keterbatasan tersebut. Untuk itu, individu harus
membuat pilihan-pilihan tertentu dalam upaya mencapai tujuan dan
keinginannya. Tentu saja pilihan yang merupakan pilihan terbaik dan
memberikan pencapaian tujuan dan keinginan serta memberikan kepuasan.
Individu akan menghitung opportunity cost atas setup pilihan yang akan dia
buat. Rasionalitas individu pada gilirannya akan memberikan pilihan yang
didasarkan atas pencapaian keinginan terbaik tersebut (Green dan Shapiro,
1994).
Gambar 1
Kerangka Berpikir
25
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 19-31 ISSN : 1858 - 1307
E-ISSN : 2460 - 7649
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan maka penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan maksud untuk mengetahui
secara mendalam dan memperoleh gambaran tentang partisipasi masyarakat
melalui Musrenbang Kelurahan dalam perencanaan pembangunan daerah.
Penelitian deskriptif kualitatif berusaha untuk mencari dan memperoleh informasi
mendalam suatu kasus/peristiwa yang terjadi dengan menempatkan teori pada
data yang dperolehnya (Bungin, 2007).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis domain
(Domain Analysis). Menurut Bungin (2007) teknik analisis domain digunakan
untuk menganalisis gambaran obyek penelitian secara umum atau ditingkat
permukaan, namun relatif utuh tentang obyek penelitian tersebut. Teknik ini
dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi, artinya analisis hasil
penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari
26
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 19-31 ISSN : 1858 - 1307
E-ISSN : 2460 - 7649
obyek yang diteliti, tanpa harus dirinci secara detail unsur-unsur yang ada dalam
keutuhan obyek penelitian.
Gambar 2.
Mekanisme Perencanaan pembangunan Desa Bandung
Pertanggungjawaban APBDes
Dari hasil penelitian tentang proses pertanggungjawaban APBDes yang
dilaksanakan oleh pemerintah Desa Bandung ditemukan fakta bahwa
pertanggungjawaban APBDes oleh pemerintah Desa bandung Masih sebatas
untuk memenuhi persyaratan legal formal sesuai dengan perundang- undangan
dan belum bersifat bertanggung gugat, yaitu pemerintah desa wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program pembangunannya kepada
masyarakat yang dipimpinnya.
PENUTUP
1. Mekanisme perencanaan pembangunan di Desa Bandung dimulai dari
musyawarah di tingkat RT, RW, Tingkat dusun yang kemudian usulan-
usulan program pembangunan dibawa pada musrenbang desa.
2. Belum dilembagakannya mekanisme perencanaan pembangunan mulai
dari tingkat RT, RW maupun tingkat dusun, hal ini menyebabkan daya
tawar masyarakat dalam memperjuangkan usulannya sangat rendah.
3. Dalam pelaksanaan kebijakan APBDes yang dilaksanakan di Desa
Bandung masih belum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
Pemerintah Daerah, hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang ada
di desa masih rendah dan sosialisasi yang kurang dari pemerintah
Kabupaten Mojokerto.
4. Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah dalam
program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa
Bandung masih sebatas memenuhi syarat legal saja, pemerintah desa
tidak mempertanggungjawabkan laporan pembangunannya kepada
masyarakat.
29
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 19-31 ISSN : 1858 - 1307
E-ISSN : 2460 - 7649
Daftar Putaka
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Caporaso, James., P.Levine, David. 1992. Theories of Political Economy.
Cambridge University Press.
Centre for Participatory Developmen (CéPAD) Indonesia, 2004. “Advokasi
APBDes di Kabupaten Sidoarjo”, tanpa nomor,
www.forumdesa.org/makalah/kasimun.html. January 28, 2004
Forum Inovasi. 2002. Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah. http://www.forum-inovasi.or.id. 27 September 2008.
30
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 19-31 ISSN : 1858 - 1307
E-ISSN : 2460 - 7649
Green, Donald p., Shapiro, Ian. 1994. Pathologies of Rational Choice Theory; A
Critique of Aplecations in Political Science. Yale University Press, New
Heaven and London.
Islamy, M. Irfan, 2004. “Membangun Maysrakat Partisipatif”. Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik, 4 (2), hal.3-9, 2004
Mubyarto. 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan. P3PK. Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.
Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat; Mempersiapkan
Masyarakat Tinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta.
Rinusu dan Sri Mastuti, 2003. Panduan Praktis Mengontrol APBD, Jakarta : Civic
Education and Budget Transperency Advocation (CiBa) & Friedrich Ebert
Stiftung (FES)
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1996. Perencanaan Pembangunan. PT. Toko Gunung
Agung. Jakarta.
Uphoff, N, 1992. Sustainable Agriculture Programme of the International Institute
for Enviromental and Development. Gatekeeper Series No. 31, London.
Wrihatnolo, Randy R, dan Riant Nugroho D, 2006, Manajemen Pembangunan
Indonesia, Elex Media Komputindo, Jakarta
31