Efektivitas Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar (Slow Learner) Di SDN Demangan
Efektivitas Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar (Slow Learner) Di SDN Demangan
Efektivitas Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar (Slow Learner) Di SDN Demangan
Lisnawati1, Muthmainah2
1,2
Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga; Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281, Telp. +62-
274-512474
e-mail : [email protected]
Abstract. This research aims to know the effectiveness of the SAS method
(Structure Analytic Synthetic) for improving the reading skills to slow learner
children in SDN Demangan. The subject were 8 slow learner student, who were
divided into two groups, 4 student in experimenal group and 4 student in control
group. The characteristics subjects in this research was slow learner children and
indicated a low reading skills. The hypothesis of this research was SAS method
effective in improving reading skills for slow learner studentin SDN Demangan.
This research was a pure experiment research with randomized pretest-posttest
control group design or using two independent groups with pretest-postets design.
Mann Whitney U and Wilcoxon were used as data analisys technique. The result of
Wilcoxon analysis, between the scores of pretest and posttest in experimental
group is p = 0,011 (p < 0.05). These results indicated that there was differencess
between the scores before and after in reading skills of group experiments. The
results of Mann Whitney U analysis between a score of posttest control group and
the experimental value obtained p = 0.019 (p < 0.05). These results indicated that
there was a difference reading skills between the control group and experimental
group. So it can be concluded that the SAS method is effective for improving the
reading skills at subjects in this research.
Keywords : Method Of Reading, SAS (Structure Analytic Synthetic), Reading Skills
81
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun terindikasi anak lambat belajar atau slow
berdasarkan aspek keterampilan membaca learner.
yang dijelaskan oleh Broughton dalam Prosedur penelitian eksperimen ini
Tarigan, 1986. Alat ukur ini terdiri dari terbagi ke dalam (1) persiapan penelitian,
beberapa aitem tipe jawaban pilihan ganda. (2) penyusunan alat ukur, (3) penyusunan
Aitem tipe pilihan ganda terdiri dari satu modul metode SAS, (4) Training for
jawaban benar dan beberapa jawaban Trainer, dan (5) pelaksanaan eksperimen.
distraktor. Jika jawaban benar maka Persiapan penelitian meliputi persiapan
skornya adalah satu (1) dan jika jawaban perizinan, studi awal untuk mendapatkan
salah maka skornya adalah nol (0). Tes informasi mengenai subjek penelitian dan
keterampilan membaca ini disajikan dalam sosialisasi mengenai eksperimen yang
bentuk pre-test dan post-test dan langsung akan dilakukan. Penyusunan alat ukur tes
diisi oleh subjek penelitian. keterampilan membaca berdasarkan aspek-
Metode penelitian aspek keterampilan membaca yang
Desain eksperimen dalam dijelaskan oleh Broughton dalam H.G.
penelitian ini merupakan true experiment Tarigan, 1986.
design atau desain eksperimen murni, yaitu Teknik analisis
eksperimen yang dilakukan dengan Data yang dihasilkan dari
melakukan pengendalian secara ketat penelitian ini berupa data kuantitatif,
veriabel-variabel yang dikehendaki sehingga menggunakan metode analisis
pengaruhnya terhadap variabel terkait. statistik dan pengujian hipotesis. Subjek
Selain itu, desain eksperimen murni dalam penelitian ini kurang dari 30 siswa,
menggunakan metode randomized pretest- sehingga metode analisis yang digunakan
posttest control group design yaitu dengan bersifat non-parametrik. Statistik non-
melakukan pengukuran atau observasi parametrik merupakan suatu tes dengan
awal sebelum perlakuan dan setelah tidak menetapkan terhadap parameter
perlakuan diberikan pada kelompok populasi yang menjadi sampel penelitian
kontrol dan kelompok eksperimen (Suseno, 2012). Analisis statistik non-
(Latipun, 2011). Sehingga teknik yang parametrik pada penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini adalah two menggunakan uji perbedaan Mann
independent groups with pretest-postets Whitney U. Teknik Mann Whitney U
design. Subjek dalam penelitian ini ialah merupakan teknik statistik untuk menguji
siswa SDN Demangan kelas 2 yang perbedaaan median dua kelompok bebas
apabila skala variabel tergantungnya
88
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
bersifat interval atau rasio tetapi tidak keterampilan membaca dari skor pre-test
berdistribusi normal. Data yang diperoleh ke skor post-test. Untuk kategorisasi
berasal dari dua kelompok yang berbeda. rendah pada kelompok kontrol terjadi
Selanjutnya dilakukan uji statistik perubahan prosentase, awalnya 100 %
menggunakan teknik Wilcoxon untuk menurun menjadi 75 % dan kategorisasi
menguji kelompok subjek yang sama, sedang pada awalnya 0 % meningkat
yaitu mengetahui sejauh mana perbedaan menjadi 25 % . Kemudian pada kelompok
antara hasil pretest dan posttest pada eksperimen kategorisasi rendah awalnya
kelompok kontrol dan eksperimen. Proses 100 % menurun menjadi 0 %, kategorisasi
analisis data ini dibantu dengan software sedang pada awalnya 0 % meningkat
SPSS (Statistical Package Sicial Science) menjadi 25 % dan kategorisasi tinggi pada
versi 16,0 for windows. awalnya 0 % meningkat menjadi 75 %.
Hasil Selanjutnya uji hipotesis dalam
Uji perhitungan selisih skor penelitian ini menggunakan dua teknik
dilakukan untuk mengetahui perubahan analisis Mann Whitney U dan Wilcoxon
skor pretest dan posttest pada kelompok dengan bantuan program SPSS versi 16.0
eksperimen dan kontrol. Adapun deskripsi for windows. Teknik analisis dengan
data pretest dan posttest subjek dapat Mann Whitney U digunakan untuk
dilihat pada tabel berikut 17. menganalisis perbedaan hasil antara skor
Berdasarkan tabel tersebut, post test keterampilan membaca pada
diketahui bahwa subjek pada kelompok kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mengalami peningkatan skor eksperimen. Sedangkan teknik analisis
keterampilan membaca. Peningkatan Wilcoxon digunakan untuk menguji
tersebut dapat dilihat dari selisih antara kelompok subjek yang sama yaitu
skor pretest dan skor posttest. Peningkatan mengetahui sejauh mana perbedaan antara
skor keterampilan membaca pada hasil pretest dan posttest pada kelompok
kelompok eksperimen berkisar antara 8 kontrol dan eksperimen. Kaidah yang
sampai 15. digunakan ialah apabila nilai p < 0.05
Adapun prosentase kategorisasi maka dapat dikatakan bahwa ada
skor pre-test dan post-test dapat dilihat perbedaan skor yang signifikan dan
pada tabel 18 dan 19. Berdasarkan data sebaliknya, apabila nilai p > 0.05 maka
pada tabel tersebut, terlihat bahwa subjek dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang
pada kelompok kontrol dan kelompok signifikan antara kedua kelompok tersebut.
eksperimen mengalami peningkatan
89
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada eksperimen. Hasil uji tersebut dapat dilihat
tabel 20. pada tabel 20.
Uji statistik dengan menggunakan Berdasarkan tabel diatas,
teknik analisis Mann Whitney U menunjukkan bahwa skor pretest dan
menghasilkan nilai Z = -2.337 dan P = posttest pada kelompok eksperimen
0.019 (p < 0.05). Sehingga dapat memiliki nilai P = 0.011 (p < 0.05) atau
disimpulkan bahwa hipotetsis diterima signifikan, yang artinya menunjukkan
yaitu metode SAS efektif dalam adanya perbedaan skor antara sebelum dan
meningkatkan keterampilan membaca bagi sesudah diberikan perlakuan keterampilan
anak lambat belajar (slow learner) di SDN membaca pada kelompok eksperimen.
Demangan. Subjek yang mendapatkan Sedangkan skor pretest dan
perlakuan berupa pelatihan keterampilan posttest pada kelompok kontrol yaitu P =
membaca dengan metode SAS mempunyai 0.785 (p > 0.05) atau tidak signifikan,
tingkat keterampilan membaca lebih tinggi artinya tidak ada perubahan skor
dibandingkan subjek yang tidak keterampilan membaca pada kelompok
mendapatkan perlakuan berupa pelatihan kontrol. Sehingga dapat disimpulkan
membaca dengan metode SAS. bahwa hipotesis dalam penelitian diterima,
Selanjutnya dilakukan uji statistik yakni metode SAS efektif dalam
menggunakan Wilcoxon untuk mengetahui meningkatkan keterampilan membaca bagi
sejauh mana perbedaan antara hasil pretest anak lambat belajar (slow learner) yang
dan posttest pada kelompok kontrol dan merupakan subyek penelitian.
90
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
91
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
dengan kartu kalimat dilakukan dengan melalui pemberian beberapa bacaan oleh
kegiatan mengelompokkan kata dan fasilitator, kemudian siswa diminta untuk
kalimat sesuai gambar. Melalui kegiatan membaca bersama observer, kemudian
membaca gambar dengan kartu kalimat, observer menilai bagaimana tingkat
maka siswa dapat mengenal hubungan membaca siswa. Melalui kegitan ini,
pola ejaan dan bunyi. Aspek mengenal siswa dapat lancar dalam membaca serta
hubungan pola ejaan dan bunyi dalam mengenal ejaan dan bunyi bacaan. Aspek
keterampilan membaca dapat meningkat kecepatan membaca dan mengenal
karena siswa menjadi lebih faham hubungan pola ejaan dan bunyi dalam
bagaimana menyusun sebuah kalimat atau keterampilan membaca dapat meningkat
bacaan sederhana. karena anak terbiasa membaca serta
Menurut Supriyadi (1992) kegiatan mengenal bunyi-bunyi dalam bacaan.
mengelompokan kata dan kalimat ke Pada pertemuan keenam, kegiatan
dalam satuan-satuan ide dan berekspresi yang dilakukan adalah membaca buku
mampu melatih anak memahami kalimat pelajaran. Siswa ditugaskan untuk
yang dibacanya. Kegiatan membaca sebuah bacaan dalam buku
mengelompokkan kata juga membiasakan pelajaran Bahasa Indonesia, serta
siswa untuk membaca dengan benar menjawab pertanyaan-pertanyaan
(Sabarti Akhadiah, dkk. (1992). Hal ini mengenai bacaan tersebut. Siswa tampak
juga akan membantu anak lambat belajar aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam memahami struktur kata yang yang diberikan oleh fasilitator. Melalui
dibacanya. Pada umumnya anak lambat kegiatan membaca buku pelajaran, maka
belajar mengalami kesulitan dalam siswa dapat memahami pengertian
mengartikan dan mengenali struktur kata- sederhana, memahami makna, maksud
kata yang dibaca. Dengan demikian, anak dan meningkatkan kecepatan
lambat belajar dapat meningkat membacanya. Aspek memahami makna,
kemampuannya dalam mengelompokkan maksud, tujuan pengarang dan kecepatan
kata dan kalimat. Pada pertemuan ini membaca dalam keterampilan membaca
siswa aktif menyusun kata-kata acak. dapat meningkat karena siswa dilatih
Pada pertemuan keempat dan mengerjakan soal-soal bacaan. Sesi
kelima, kegiatan yang dilakukan yaitu membaca buku pelajaran juga bertujuan
membaca kalimat secara struktur analitik agar anak lambat belajar terbiasa
dan sintetik. Membaca kalimat secara mengerjakan tugas belajar. Menurut
struktur analitik dan sintetik dilakukan Wheeler (Brata, 2009) anak lambat belajar
93
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
dari sebuah bacaan. Melalui observasi Aspek-aspek tersebut akan selalu tampil
pada saat kegiatan ini dilakukan, terlihat bersama dalam praktek membaca yang
bahwa, siswa semakin meningkat dilakukan oleh siswa. Dalam pendekatan
kecepatan membacanya. Pada tiap ini guru juga memberikan pengetahuan
pertemuan yang dilakukan, siswa (kognitif) kepada siswa, seperti
mengalami peningkatan kemampuan menjelaskan arti kata atau maksud dalam
membaca yang semakin baik dari sebuah bacaan.
pertemuan sebelumnya. Siswa mampu Menurut Widyana (Firdaus, 2010)
mengucapkan lafal yang benar, intonasi salah satu faktor yang mempengaruhi
yang wajar dan kecepatan membaca yang kemampuan membaca awal adalah sosial
baik. budaya. Di antaranya pengalaman-
Pada pertemuan kesembilan pengalaman dari keluarga, pendidikan
dilakukan kegiatan flashback pada materi atau program pengajaran bahasa dan
yang telah diberikan, serta kegiatan situasi sekolah termasuk didalamnya
posttest. Flashback materi bertujuan agar pendekatan-pendekatan yang digunakan
siswa mengingat materi-maeri yang telah oleh guru, kemampuan dan karakteristik
diberikan. Adapun kegiatan posttest guru dan buku-buku yang tersedia
bertujuan untuk mengetahui bagaimana disekolah. Dalam hal ini metode membaca
keterampilan membaca anak setelah merupakan salah satu yang berpengaruh
mengikuti pelatihan. Pelaksaan posstest terhadap keterampilan membaca anak.
berjalan dengan lancar. Siswa Dengan metode SAS, siswa diberi
mengerjakan soal di mejanya masing- kesempatan untuk mengkonstruksikan
masing dan siswa menjawab pertanyaan- pengalaman belajar membaca selama
petanyyan di lembar jawab yang telah kegiatan membaca berlangsung.
disediakan. Pengalaman belajar membaca diperoleh
Penelitian menggunakan dari langkah-langkah pembelajaran SAS.
pendekatan terpadu yang dalam Seperti yang dikemukakan oleh
pelaksanaannya mempunyai tujuan Massofa (2008) bahwa metode ini
pembelajaran dengan memadukan aspek- dapat sebagai landasan berpikir analisis
aspek bahasa yakni: (1) lafal, intonasi, dengan langkah-langkah yang diatur
ejaan dan tanda baca, (2) struktur, dan (3) sedemikian rupa membuat anak mudah
kata. Siswa diajarkan untuk mengeja, mengikuti prosedur dan akan dapat
merangkai kata dan kalimat serta cepat membaca pada kesempatan
membaca dengan tanda baca yang benar. berikutnya.
95
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 81-100
100