08 Wiwik Lestarijurkubank 2

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303405612

PERSEPSI RISIKO DAN KECENDERUNGAN RISIKO INVESTOR INDIVIDU

Article · January 2013

CITATION READS

1 1,287

2 authors, including:

Wiwik Lestari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
9 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wiwik Lestari on 25 May 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1 Januari 2013, hlm. 78–88
Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010
http://jurkubank.wordpress.com

PERSEPSI RISIKO DAN KECENDERUNGAN RISIKO


INVESTOR INDIVIDU

Wiwik Lestari
Jurusan Management STIE Perbanas Surabaya
Jl. Nginden Semolo 36, Surabaya 60118

Rr. Iramani
Program Pascasarjana STIE Perbanas Surabaya
Jl. Nginden Semolo 36, Surabaya 60118

Abstract
The two important measurements of risks on behavioral point of view were risk perception and risk propensity.
The two construct hypothesizes had negative relationship. This study attempted to establish a model by which
to measure those attitudes towards investment risk and also examined some variables that were postulated as
external factors of investor investment decision. External factors were the availability of information, social
interaction, financial adviser and familiarity. The data were collected on a survey research to 150 investors as
respondents in Surabaya area. By employing GeSCA, the result showed that risk propensity and risk percep-
tion had negative correlation, supporting previous studies on this two variables relationship. This study also
proved that external factor significantly affected risk perception and risk propensity
Key words: familiarity, financial adviser, information availability, risk perception, risk propensity, social
interaction

Pada awalnya, teori pengambilan keputusan mana- putusan terutama keputusan investasi, kadang
jemen investasi menganut konsep bahwa investor muncul keterbatasan dalam melakukannya secara
adalah rasional yang menggunakan maksimalisasi rasional. Keterbatasan tersebut dapat berupa ke-
utilitas dan menolak risiko (Weber & Hsee, 1998). terbatasan waktu, biaya, pengetahuan ataupun per-
Dalam perkembangannya anggapan tersebut tidak sepsi (Bazerman, 1994). Pengambilan keputusan
selalu benar. Beberapa penelitian di pasar modal investasi dapat didasarkan pada pertimbangan
membuktikan adanya ekses volatilitas (Bondt et risiko dan pendapatan serta pertimbangan beha-
al., 2008; Hui, 2009), overreaction, bias dan heuristic vioral seperti emosi, persepsi dan sikap dan perilaku
(Dittrich et al., 2001; Ritter, 2003), overoptimism dan si pengambil keputusan.
overconfidence (Baker et al., 2005). Hal ini kemudian Menurut Ricciardi & Simon (2000) behavioral
menimbulkan wacana bahwa dalam mengambil ke- finance merupakan suatu disiplin ilmu yang di

Korespondensi dengan Penulis:


Wiwik Lestari: Telp. +62 31 594 7151 psw 161, Fax.
E-mail: [email protected]

| 78 |
Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu
Wiwik Lestari & Rr. Iramani

dalamnya melekat interaksi berbagai disiplin ilmu truksi portofolio investor individu. Artinya, per-
(interdisipliner) dan terus menerus berintegrasi se- sepsi risiko memengaruhi perilaku, expected return,
hingga dalam pembahasannya tidak bisa dilaku- dan alokasi aset secara bersamaan.
kan isolasi. Behavioral finance dibangun oleh Persepsi terhadap risiko memainkan peran
berbagai asumsi dan ide dari perilaku ekonomi. penting dalam perilaku manusia khususnya terkait
Keterlibatan emosi, sifat, kesukaan dan berbagai pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti.
macam hal yang melekat dalam diri manusia se- Persepsi risiko didefinisikan sebagai penilaian sese-
bagai makhluk intelektual dan sosial akan berinte- orang terhadap suatu kondisi berisiko (ketidak-
raksi melandasi munculnya keputusan melakukan pastian) yang sangat dipengaruhi oleh faktor psi-
suatu tindakan. kologis dan situasi pengambil keputusan. (Cho &
Tujuan behavioral finance adalah memahami Lee, 2006). Derajad ketidakpastian akan dievaluasi
dan memprediksi implikasi-implikasi sistematis dan dinilai secara berbeda oleh pengambil kepu-
pasar keuangan dari sudut pandang psikologi. tusan yang berbeda-beda. Penelitian Gilmore et al.
Walaupun demikian, Thaler (1999) menekankan (2004) menyimpulkan bahwa persepsi risiko bisa
bahwa sejauh ini belum ada teori keuangan peri- berubah jika kondisi berubah. Meskipun demikian,
laku yang terintegrasi. Literatur adalah sebatas masih sedikit ditemui penelitian tentang elemen
pada mengidentifikasi atribut–atribut pengambilan risiko, persepsi risiko dan kecenderungan terha-
keputusan dalam berinvestasi di pasar. dap risiko terhadap pengambilan keputusan (Forlani
Suatu situasi keputusan dikatakan berisiko & Mullins, 2000).
apabila pengambil keputusan merasa tidak pasti Kecenderungan risiko adalah tendensi se-
tentang konsekuensi/dampak pilihannya (Sitkin & orang pengambil keputusan apakah mau mengam-
Pablo, 1992). Pandangan ini berkaitan dengan teori bil atau menghindari risiko (Cho & Lee, 2006; Sitkin
prospek (Kahneman & Tversky, 1979) yang menya- & Pablo, 1992). Selanjutnya Menurut pandangan
takan bahwa pengambilan risiko adalah asimetris. tradisional, kecenderungan risiko dikonseptuali-
Orang akan menolak risiko ketika mereka merasa sasikan sebagai atribut disposisional yang stabil,
diri mereka berada pada domain keuntungan, dan tetapi Sitkin & Weingart (1995) menjelaskan bahwa
mencari risiko di domain kerugian. Prospek teori kecenderungan risiko dapat berubah karena ke-
telah mendorong studi penelitian banyak menjadi adaan berubah sehingga dianggap sebagai hasil
preferensi risiko dan mengambil risiko. Premis akumulasi kecenderungan risiko karena penga-
kunci dari teori ini adalah bahwa tingkat pengam- laman.
bilan risiko individu relatif tidak konsisten di selu- Cho & Lee (2006) menyatakan bahwa risk pro-
ruh situasi dimana orang akan mengambil risiko pensity memengaruhi tingkat persepsi risiko. Inves-
dalam beberapa keadaan, dan menghindari risiko tor yang mempunyai tendensi untuk menerima
dalam keadaan lain. risiko lebih tinggi berarti mempunyai toleransi ter-
Dua pengukuran penting risiko dari sisi be- hadap risiko tinggi. Investor semacam ini disebut
havioral adalah persepsi risiko (risk perception) dan oleh Cho & Lee (2006) sebagai risk seeker. Keter-
kecenderungan terhadap risiko (risk propensity). libatan mereka terhadap investasi berisiko adalah
Sitkin & Pablo (1992) mempostulatkan bahwa per- untuk mendapat return yang lebih tinggi. Dengan
sepsi risiko dan kecenderungan risiko memenga- kata lain persepsi mereka terhadap risiko adalah
ruhi perilaku pengambilan keputusan investasi rendah, sehingga sering underestimate terhadap
individu dalam menghadapi ketidakpastian. Pengam- risiko yang akan dihadapinya. Sebaliknya, inves-
bilan keputusan berisiko tercermin dalam kons- tor yang risk averse atau mempunyai risk propensity

| 79 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.1, Januari 2013: 78–88

yang rendah, akan memandang suatu kondisi beri- (Chou et al., 2010) Selama beberapa dekade ter-
siko cenderung memberi bobot tinggi terhadap akhir, sejumlah penelitian telah mengamati hu-
kemungkinan kegagalan. Investor semacam ini di- bungan antara persepsi risiko dan perilaku pen-
sebut berpersepsi risiko tinggi. Sehingga dapat di- carian informasi. Semakin tinggi persepsi risiko
katakan bahwa hubungan risk perception dan risk maka mengakibatkan meningkatnya jumlah infor-
propensity adalah negatif. masi yang akan dicari. Penelitian Hung et al. (2010),
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hu- menunjukkan bahwa informasi tentang risk dan
bungan risk perception dan risk propensity, serta return mempunyai pengaruh signifikan pada ke-
menguji pengaruh faktor eksternal yang berupa putusan tentang alokasi investasi, namun pengaruh
ketersediaan informasi, familiaritas, penasihat ke- kejelasan informasi tidak berlaku bagi investor
uangan dan interaksi sosial terhadap risk percep- yang mempunyai level pengetahuan keuangan dan
tion dan risk propensity. aversi risiko yang berbeda. Penelitian Cho & Lee
(2006) menunjukkan bahwa persepsi risiko
meningkatkan jumlah pencarian informasi dan fre-
PENGEMBANGAN HIPOTESIS kuensi transaksi apabila porsi aset yang diinves-
Beberapa penelitian menguji hubungan risk tasikan rendah. Pada sisi lain, kecenderungan
perception dan risk propensity ini. Sitkin & Weingart risiko meningkatkan kemungkinan untuk men-
(1995) menemukan hubungan negatif tetapi Forlani dapatkan saran dari para konsultan sejalan dengan
& Mullins (2000) gagal membuktikannya. Pene- meningkatnya aset yang diinvestasikan di pasar
litian-penelitian yang lebih baru menunjukkan ada- modal. Penelitian ini membuktikan bahwa pe-
nya korelasi negatif antara persepsi kedua variabel nasehat keuangan juga memengaruhi persepsi
(Cho & Lee, 2006; Chou et al., 2010; Forlani & risiko.
Mullins, 2000; Mahmood et al., 2011; Sharma et al., Berkaitan dengan ketersediaan informasi,
2009). Artinya, orang yang risk averter akan maka faktor familiaritas individu terhadap suatu
cenderung mempersepsikan risiko suatu investasi produk investasi juga diduga memengaruhi pengam-
menjadi lebih tinggi. Dengan masih terbukanya bilan keputusan investasi. Familiarity adalah
peluang untuk menguji kembali hubungan risk per- penilaian berdasarkan karena sesuatu yang sudah
ception dan risk propensity, maka penelitian ini meng- dikenal (Nofsinger, 2011). Apabila seorang inves-
ajukan hipotesis tor mengetahui risk dan return pada suatu bentuk
H 1 : risk perception berhubungan negatif dengan risk investasi tertentu, biasanya investor tersebut lebih
propensity yakin dan mengikuti jenis investasi tersebut.
Faktor eksternal lain yang dianggap memenga-
Keputusan untuk melakukan investasi di- ruhi pengambilan keputusan investasi individu
pengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar adalah masukan dari penasehat keuangan dan inte-
diri investor ataupun lingkungan sekitarnya. Bebe- raksi sosial. Penasihat keuangan secara praktek me-
rapa peneliti mengurai faktor apa saja yang me- mang memberi informasi, nasihat maupun isu-isu
mengaruhi persepsi risiko dalam berinvestasi. pasar investasi kepada kliennya, meskipun seha-
rusnya pengambilan keputusan tetap pada inves-
Pencarian informasi sebelum membeli se-
tor yang bersangkutan. Demikian pula, variabel
suatu adalah untuk mengurangi ketidakpastian
interaksi sosial pada investor. Interaksi dapat be-
tentang keputusan tersebut. Investor mengguna-
rupa hubungan antara satu investor dengan inves-
kan ketersediaan informasi dan hasil proses peni-
tor lainnya atau investor dengan broker atau dengan
laian sebagai dasar pembelian produk investasi

| 80 |
Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu
Wiwik Lestari & Rr. Iramani

pihak lain yang berkaitan kegiatan investasi. Inte- Surabaya dan sekitarnya. Kuesioner disebarkan se-
raksi ini dapat memengaruhi keputusan investor cara convenience sampling dan sampai batas waktu
dalam melakukan transaksi investasi (Nofsinger, yang ditentukan terkumpul 150 kuesioner yang dapat
2011). Tourani-Rad & Kirkby (2005) menguji ten- dianalisis.
tang peran overconfident, familiaritas dan interaksi
sosial dalam pemilihan jenis investasi di New
Risk
Zealand. Hasilnya menunjukkan bahwa responden Perception
lebih memilih saham lokal (yang lebih familiar bagi Faktor
mereka) dibanding saham asing meskipun mereka Eksternal
tahu saham asing lebih memberi return tinggi. Hong
et al. (2004) juga meneliti tentang peran interaksi
Risk
sosial terhadap aktivitas investasi di pasar modal. Propensity
Hasilnya memang membuktikan bahwa hubungan
sosial mendorong sebuah komunitas untuk saling
memengaruhi pada kegiatan investasi. Gambar 1. Kerangka Penelitian
Dari berbagai uraian dapat dimunculkan
hipotesis penelitian sebagai berikut
H2 : Faktor ekternal yang berupa ketersediaan Dengan mengacu pada disain kuesioner yang
dilakukan oleh Lammers et al. (2010), maka per-
informasi, familiaritas, penasihat keuangan
nyataan kuesioner risk propensity dan risk perception
dan interaksi sosial berpengaruh terhadap risk
perception adalah sama tetapi pilihan jawaban yang dise-
diakan berbeda. Dengan menggunakan skala Likert
H3 : Faktor ekternal Faktor ekternal yang berupa
1 sampai 5, maka untuk risk propensity, angka 1 jika
ketersediaan informasi, familiaritas, penasi-
responden menyatakan tidak pernah sampai 5 jika
hat keuangan dan interaksi sosial berpenga-
responden menyatakan selalu. Sementara itu, risk
ruh terhadap risk propensity
perception, angka 1 jika responden menyatakan
sangat tidak berisiko sampai 5 jika responden
METODE menyatakan sangat berisiko.
Belum konsistennya hubungan antara per- Adapun variabel eksternal diukur dengan 4
sepsi risiko, kecenderungan risiko dan faktor- indikator yaitu ketersediaan informasi, adanya
faktor yang memengaruhinya mendorong pene- penasihat keuangan, familiaritas dan interaksi
litian lebih lanjut untuk dilakukan. Penelitian ini antar investor. Pengukuran variabel ini mengguna-
menguji determinan persepsi risiko dan hubungan- kan skala Likert dari pernyataan 1 sampai 5 dimana
nya dengan kecenderungan terhadap risiko dalam 1 jika responden sangat tidak setuju sampai dengan
suatu penelitian survei. Selanjutnya berdasarkan 5 jika responden menyatakan sangat setuju.
latar belakang dan kajian pustaka maka dapat disu- Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid
sun model kerangka konseptual/model hipotesis atau tidaknya suatu kuesioner. Penelitian ini meng-
penelitian sebagaimana disajikan pada Gambar 1. gunakan angka loading pada output program GeSCA
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebagai penunjuk variabel yang valid. Adapun uji
dengan melakukan survei kepada responden inves- reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan
tor yang menginvestasikan dananya baik di pasar kuesioner dalam mengukur variabel atau konstruk.
modal, perbankan maupun sektor riil di wilayah Penelitian ini menggunakan angka  > 0,6. Dari

| 81 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.1, Januari 2013: 78–88

hasil pengujian dengan GeSCA, semua variabel menjawab antara 3 sampai 6 juta padahal, sebagian
item adalah valid dan variabelnya reliabel. besar adalah wirausaha. Hasil ini agak mengheran-
kan karena jaman sekarang gaji 3-6 juta mungkin
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
HASIL
Berbeda lagi jika, penghasilan yang disampaikan
Hasil Statistik Deskriptif adalah gaji satu orang, sementara itu fenomena saat
Secara deskriptif gambaran responden dikla- ini, penghasilan keluarga adalah dari dua sumber.
sifikasikan berdasarkan usia, pekerjaan, jenis kela- Penjelasan yang mungkin adalah bahwa responden
min, status pernikahan, pendidikan terakhir, jenis hanya menjawab penghasilan dari satu sumber saja.
investasi, dan besarnya penghasilan perbulan Pernyataan yang paling tinggi skor risk per-
sebagaimana Tabel 1. ception responden adalah pernyataan nomor C1 de-
Dari Tabel 1 dapat diketahui gambaran de- ngan nilai mean sebesar 3,97 dimana sebanyak
mografis responden dimana laki-laki lebih banyak 45,33% menjawab bahwa melakukan taruhan ada-
dari responden perempuan dan sebagian besar lah sangat berisiko (Tabel 2). Hal ini menunjukkan
sudah menikah. Jika dilihat dari pendidikan, 49% kecenderungan responden adalah risk averter.
responden adalah sarjana, sehingga cukup repre- Sementara itu, pernyataan yang paling tinggi skor
sentatif sebagai gambaran masyarakat yang ber- risk propensity responden adalah pernyataan nomor
ada digolongan menengah dan mempunyai wa- E2 dengan nilai mean sebesar 2,79 yang menun-
wasan tentang investasi. Jika dilihat dari sisi umur jukkan pinjam-meminjam uang sesama teman tidak
dan penghasilan, umur terbanyak adalah 45 dampai terlalu sering dilakukan. Ini juga mengindikasikan
55 yang dapat digolongkan sebagai usia matang, bahwa responden cukup berhati-hati dalam menge-
tetapi jika dilihat dari penghasilan, yang terbanyak lola keuangannya.

Tabel 1. Gambaran responden


Karakteristik Hasil (n=150) Karakteristik Hasil (n=150)
Gender Pendidikan Terakhir
Laki-laki 60% SMP 2%
Perempuan 40% SMU 31%
Usia Diploma 9%
17 ≤ 25 tahun 19% Sarjana 49%
25 ≤ 35 tahun 21% Pasca Sarjana 9%
35 ≤ 45 tahun 17% Jenis Investasi terbanyak
45 ≤ 55 tahun 34% Tanah/properti 39%
≥ 55 tahun 9% Emas 17%
Pekerjaan Saham/obligasi 13%
PNS 14% Tabungan/deposito 22%
BUMN 13% Lainnya 9%
BUMS 19% Penghasilan per bulan
Wirausaha 39% ≤ 3 juta 25%
Pelajar/Mahasiswa 15% 3 ≤ 6 juta 45%
Status 6 ≤ 9 juta 15%
Menikah 69% 9 ≤ 12 tahun 10%
Belum Menikah 31% ≥ 12 tahun 5%

| 82 |
Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu
Wiwik Lestari & Rr. Iramani

Tabel 2. Hasil Jawaban Responden terhadap Seluruh Variabel Penelitian


Item Pertanyaan Presentase Tanggapan Responden (%)
Mean STD
1 2 3 4 5
C1 Melakukan taruhan olahraga 7,33 7,33 12,00 28,00 45,33 3,97 1,24
C2 Meminjamkan uang kepada teman dan akan
dibayar satu bulan. 2,67 12,67 30,67 36,67 17,33 3,53 1,01
C3 Menggunakan 5% dari pendapatan bulanan
untuk membeli asset yang sangat berisiko 8,00 16,00 19,33 34,00 22,67 3,47 1,23
C4 Memulai pekerjaan baru tanpa gaji tetap 4,00 16,00 16,67 39,33 24,00 3,63 1,13
C5 Mengambil keputusan berisiko besar untuk
menghasilkan pendapatan yang besar 5,33 10,67 20,00 39,33 24,67 3,67 1,12
C6 Bersedia kehilangan uang, asal investasinya
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi
dibanding inflasi dimasa datang 8,67 16,67 18,67 32,00 24,00 3,46 1,26
E1 Melakukan taruhan olahraga 58,67 16,00 12,67 11,33 1,33 1,81 1,12
E2 Meminjamkan uang kepada teman dan akan
dibayar satu bulan 18,00 22,00 28,67 26,00 5,33 2,79 1,17
E3 Menggunakan 5% dari pendapatan bulanan
untuk membeli asset yang sangat berisiko. 30,67 32,67 18,67 16,00 2,00 2,26 1,12
E4 Memulai pekerjaan baru tanpa gaji tetap 39,33 26,67 14,67 17,33 2,00 2,16 1,18
E5 Bersedia mengambil keputusan berisiko besar
untuk menghasilkan pendapatan yang besar 20,67 19,33 29,33 24,67 6,00 2,76 1,21
E6 Bersedia menerima risiko kehilangan uang,
asal investasinya menghasilkan pendapatan
yang lebih tinggi dibanding inflasi dimasa
datang 24,00 22,00 22,67 24,67 6,67 2,68 1,27
EIN1 Informasi yang saya peroleh dapat membantu
saya dalam berinvestasi 0,00 1,33 8,00 39,33 51,33 4,41 0,70
EIN2 Semakin banyak informasi yang saya ketahui
tentang produk investasi, saya merasa lebih
yakin 0,00 2,00 4,67 36,00 57,33 4,49 0,68
EPK1 Saya mempunyai penasihat keuangan,
sehingga dapat membantu dalam
menganalisis investasi yang saya lakukan 12,00 16,67 24,00 30,00 17,33 3,24 1,26
EPK2 Saya mengambil keputusan berinvestasi
berdasarkan saran dari orang yang ahli dalam
bidang keuangan 12,67 13,33 20,00 39,33 14,67 3,30 1,24
EFM1 Dalam berinvestasi, saya memilih produk
investasi yang saya kenal. 0,67 2,00 8,67 48,00 40,67 4,26 0,75
EFM2 Dalam berinvestasi, saya memilih produk
investasi yang saya ketahui. 0,00 0,67 6,67 47,33 45,33 4,37 0,64
EFM3 Dalam menentukan tempat investasi, saya
lebih memilih bank/perusahaan sekuritas/
dealer yang lebih saya kenal. 1,33 5,33 14,00 40,67 38,67 4,10 0,93
ESI1 Dalam memutuskan investasi, saya
terpengaruh oleh pihak lain. 22,67 45,33 17,33 12,67 2,00 2,26 1,01
ESI2* Saya memilih investasi berdasarkan
rekomendasi dari pihak lain. 14,00 28,00 22,67 31,33 4,00 2,83 1,14
Keterangan: C=risk perception; E=risk propensity; EIN=ketersediaan informasi; EPK=peran penasehat keuangan; EFM=familiarity;
ESI=social interaction

| 83 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.1, Januari 2013: 78–88

Terdapat empat indikator yang dimasukkan 2,83, dimana sebanyak 31,3%responden menjawab
sebagai variabel eksternal dalam penelitian ini, cenderung netral terhadap peran rekomendasi
yaitu information, peran penasehat keuangan, fa- pihak lain.
miliarity dan social interaction. Berdasarkan Tabel Untuk menguji tiga hipotesis dalam penelitian
2, item pernyataan yang mengukur variabel keter- ini dapat dilakukan secara langsung dengan meng-
sediaan informasi yang paling tinggi skornya ada- gunakan program GeSCA. Alasan peneliti meng-
lah item EIN2 dengan mean 4,45. Sebanyak 57,3 % gunakan program GeSCA adalah karena pada alat
responden menjawab sangat setuju untuk per- tersebut memungkinkan pengujian yang meli-
nyataan bahwa dengan adanya informasi, respon- batkan variabel baik formatif maupun reflektif
den merasa lebih yakin dalam mengambil kepu- sekaligus mampu mengakomodir adanya hubung-
tusan investasi. an rekursif. Kerangka pengujian disajikan pada
Variabel kedua adalah penasehat keuangan, Gambar 2.
dimana item pernyataan yang paling tinggi skor- Pada penelitian ini variabel eksternal meru-
nya adalah item EPK2 dengan mean 3,30 yang men- pakan variabel second order yang bersifat formatif.
jawab cenderung netral tentang peran penasihat Sementara itu, hubungan risk perception dan risk
keuangan. Indikator Eksternal ketiga adalah famil- propensity adalah rekursif. Adapun ringkasan hasil-
iarity menunjukkan bahwa item pernyataan yang nya terdapat pada Tabel 3.
paling tinggi skornya adalah item EFM2 dengan
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagai indi-
mean 4,37, dimana sebanyak 47,3 % responden men-
kator, dua variabel yaitu familiarity dan social inte-
jawab setuju untuk pernyataan bahwa dalam ber-
raction signifikan sebagai pembentuk konstruk fak-
investasi, responden memilih instrumen yang di-
tor eksternal. Selanjutnya semua hipotesis yang di-
kenal. Terakhir adalah indikator social interaction
ajukan dalam penelitian ini diterima dengan sig-
yang menunjukkan bahwa item pernyataan yang
nifikansi 5% (Tabel 4).
paling tinggi skornya adalah item ESI2 dengan mean

Ketersediaan Risk Perception


Informasi

Penasihat Eksternal
Keuangan

Familiaritas Risk Propensity

Interaksi
Sosial

Gambar 2. Struktural Model Penelitian dengan GeSCA

| 84 |
Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu
Wiwik Lestari & Rr. Iramani

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis


Path Coefficients
Estimate SE CR
Informasi→External factor -0,146 0,355 0,41
Penasehat Keuangan→External factor -0,172 0,259 0,67
Familiarity→External factor 0,951 0,254 3,74*
Social interaction→External factor 0,524 0,200 2,62*
Risk perception→Risk propensity -0,394 0,104 3,78*
Risk propensity→Risk perception -0,356 0,098 3,64*
External factor →Risk perception 0,240 0,073 3,29*
External factor →Risk propensity -0,361 0,064 5,6*
CR* = signifikan pada tingkat =5%

Tabel 4. Output Measurement Model dengan Menggunakan GeSCA


Variable Loading Weight SMC
Estimate SE CR Estimate SE CR Estimate SE CR
Risk Perception AVE = 0,388,  =0,678
c1 0,520 0,087 5,97* 0,245 0,047 5,22* 0,271 0,085 3,17*
c2 0,509 0,115 4,42* 0,239 0,063 3,77* 0,259 0,104 2,49*
c3 0,623 0,066 9,48* 0,258 0,038 6,78* 0,388 0,080 4,85*
c4 0,601 0,076 7,86* 0,267 0,041 6,52* 0,361 0,086 4,19*
c5 0,739 0,061 12,01* 0,329 0,046 7,14* 0,545 0,091 5,99*
c6 0,711 0,062 11,55* 0,263 0,050 5,2* 0,505 0,087 5,78*
Risk Propensity AVE = 0,473,  =0,771
e1 0,564 0,077 7,35* 0,201 0,038 5,23* 0,318 0,079 4,03*
e2 0,582 0,086 6,78* 0,182 0,040 4,59 * 0,338 0,096 3,51*
e3 0,759 0,045 16,82* 0,275 0,027 10,27* 0,576 0,067 8,59*
e4 0,587 0,066 8,9* 0,238 0,030 7,95* 0,344 0,075 4,6*
e5 0,820 0,032 25,28* 0,300 0,037 8,12* 0,672 0,052 12,84*
e6 0,766 0,036 21,48* 0,245 0,033 7,5* 0,587 0,055 10,72*
Informasi AVE = 0,834,  =0,801
ein1 0,914 0,020 44,82* 0,549 0,012 46,79* 0,835 0,037 22,41*
ein2 0,913 0,019 48,52* 0,546 0,015 35,3* 0,833 0,034 24,18*
Penasehat AVE = 0,837,  =0,805
epk1 0,915 0,016 56,0* 0,548 0,014 40,46* 0,837 0,030 28,01*
epk2 0,914 0,017 54,19* 0,545 0,013 41,95 * 0,836 0,031 27,12*
Familiarity AVE = 0,657, =0,719
efm1 0,853 0,029 29,11* 0,421 0,017 24,56* 0,727 0,050 14,56*
efm2 0,814 0,040 20,41* 0,408 0,021 19,28* 0,662 0,064 10,31*
efm3 0,763 0,047 16,24* 0,405 0,024 16,77* 0,582 0,069 8,4*
Social
AVE = 0,731,  =0,630
Interaction
esi1 0,851 0,020 42,22* 0,577 0,016 36,83* 0,724 0,034 21,22*
esi2 0,859 0,017 49,54* 0,592 0,019 31,93* 0,739 0,030 24,88*
CR* = signifikan pada tingkat =5%

| 85 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.1, Januari 2013: 78–88

PEMBAHASAN suatu instrumen berisiko tinggi (risk perception-nya


tinggi), maka investor tersebut cenderung tidak
Dari empat konstruk yang diduga memenga-
akan memilih instrumen tersebut (risk propensity-
ruhi variabel eksternal, dua konstruk yaitu keter-
nya rendah). Hasil ini menguatkan hasil penelitian-
sediaan informasi dan penasihat keuangan tidak
penelitian sebelumnya antara lain dari Cho & Lee
signifikan, sementara itu dua lainnya yakni famil-
(2006), Sharma et al. (2009) maupun Chou et al.
iarity dan social interaction signifikan. Hasil pene-
(2010) mengenai hubungan kedua variabel tersebut.
litian ini mendukung temuan Hong et al. (2004)
yang menyatakan bahwa investor memang cende- Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh
rung memilih instrumen yang familiar bagi mereka. faktor eksternal terhadap persepsi risiko hasilnya
Kondisi responden di Surabaya memang terlihat signifikan. Artinya bahwa persepsi risiko inves-
pada gambaran demografis investor Surabaya ber- tor signifikan dipengaruhi oleh faktor yang berasal
investasi pada produk-produk yang cukup dikenal- dari luar diri investor tersebut terutama adanya
nya yaitu dominan pada properti tabungan dan pengetahuan investor tentang instrumen (fami-
emas yang sudah dikenal sejak dahulu kala. liaritas) dan interaksi sosial dengan sesama inves-
tor maupun dengan pelaku pasar yang lain. Hasil
Dua indikator eksternal penasihat keuangan
ini sesuai dengan penelitian Tourani-Rad & Kirkby
dan ketersediaan informasi tidak mampu dibukti-
(2005) yang menyatakan bahwa memang familiari-
kan sebagai penjelas (indikator) bagi faktor eskter-
tas dan interaksi sosial memengaruhi pemilihan je-
nal. Hasil ini berbeda dengan penelitian Chou et
nis investasi responden. Penjelasan ini juga tidak
al. yang menyatakan bahwa investor mengguna-
dapat dipisahkan dengan kecenderungan terhadap
kan ketersediaan informasi dan hasil proses penilai-
risiko para investor. Dengan adanya hubungan
an sebagai dasar pembelian produk investasi (Chou
negatif antara risk propensity dan risk perception,
et al., 2010). Penjelasan mengenai mengapa keterse-
maka postulat bahwa investor yang mempunyai
diaan informasi dan penasihat keuangan kembali
bisa dihubungkan dengan pilihan investasi respon- persepsi risiko yang tinggi akan memiliki kecen-
den. Karena jenis investasinya adalah masih kon- derungan terhadap risiko yang rendah.
vensional dan mereka sudah mengenal sejak lama,
mereka tidak lagi memerlukan tambahan informasi KESIMPULAN DAN SARAN
apalagi jasa penasihat keuangan. Jadi wajar bila
dua variabel ini menjadi tidak signifikan dalam
Kesimpulan
penelitian ini. Lebih lanjut, jika dihubungkan de- Penelitian ini menguji determinan persepsi
ngan kondisi pendapatan perbulan, memang risiko dan hubungannya dengan kecenderungan
masuk akal jika responden belum menggunakan terhadap risiko dalam suatu penelitian survei. Dari
alat instrumen yang lebih variatif karena respon- uraian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan
den dominan berpendapatan antara 4-6 juta. bahwa Indikator yang mampu menjelaskan kons-
Dengan pendapatan sebesar itu, kalaupun mereka truk faktor ekternal adalah familiarity dan social
ingin berinvestasi, mereka tidak mempunyai flek- interaction. Hasil pengujian hipotesis pertama yang
sibilitas dalam memilih instrumen investasi dan menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif
pada akhirnya tidak terlalu membutuhkan infor- antara risk perception dan risk propensity dapat dite-
masi dan jasa penasihat keuangan. rima. Hal ini dapat diartikan bahwa responden yang
Hubungan antara risk propensity dan risk per- menyatakan bahwa suatu kondisi adalah berisiko,
ception signifikan negatif. Hubungan tersebut dapat maka investor tersebut tidak akan mempunyai
diartikan bahwa jika seorang investor menganggap kecenderungan untuk melakukan tindakan tersebut.

| 86 |
Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu
Wiwik Lestari & Rr. Iramani

Adapun hasil pengujian hipotesis kedua dan ketiga Potential Returns in Financial Products. Interna-
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh faktor tional Research Journal of Finance and Economics: 16-
29.
eksternal terhadap risk perception dan risk propen-
sity dapat diterima. Dittrich, D., Güth, W., & Maciejovsky, B. 2001. Overconfi-
dence In Investment Decisions: An Experimental
Approach. CESifo Working Paper No.626 Decem-
Saran ber.

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai pene- Forlani, D. & Mullins, J.W. 2000. Perceived Risks and
litian eksploratif sehingga instrumen, metodologi Choices in Entrepreneurs’ New Venture Decisions.
Journal of Business Venturing, 15: 305–322.
maupun analisisnya masih terbuka untuk di-
sempurnakan. Dari beberapa penelitian di luar ne- Gilmore, A., Carson, D., & O’Donnell, A. 2004. Small Busi-
geri, konstruk risk perception boleh dikata sudah ness Owner-managers and Their Attitude to Risk.
Marketing Intelligence & Planning, 22(3): 349-360.
cukup mantap, demikian pula hubungannya de-
ngan risk propensity, tetapi untuk kasus di Indone- Hong, H., Kubik, J. D., & Stein, J. C. 2004. Social Interac-
sia agaknya masih belum banyak dieksplorasi khu- tion and Stock-Market Participation. The Journal of
Finance, LIX(1): 137-163.
susnya dalam konteks pengambilan keputusan
investasi. Harapannya bahwa penelitian-penelitian Hung, A., Heinberg, A., & Yoong, J. 2010. Do Risk Disclo-
mendatang mampu memunculkan suatu instrumen sures Affect Investment Choice?. RAND Working
yang mantap juga hubungan antar konstruk yang Paper September, 1-36.
relatif stabil untuk diuji diberbagai kondisi. Dua Kahneman, D., & Tversky, A. 1979. Prospect Theory: An
indikator eksternal yang belum signifikan antara Analysis of Decision Under Risk. Econometrica,
lain penasihat keuangan dan ketersediaan infor- 47(2): 263-291.
masi, meskipun dari beberapa penelitian terdahulu Lammers, J., Willebrands, D., & Hartog, J. 2010. Risk Atti-
signifikan, tetapi dalam kasus investor di Surabaya tude and Profits among Small Enterprises in Ni-
ini juga perlu dieksporasi kembali dan jika mungkin geria. Tinbergen Institute Discussion Paper: 1-38.
diperbaiki. Demikian pula, karena kemungkinan Mahmood, I., Ahmad, H., Khan, A. Z., & Anjum, M. 2011.
penyebabnya adalah faktor demografis responden, Behavioral Implications of Investors for Invest-
agaknya perlu diuji pula pada responden dengan ments in the Stock Market. European Journal of So-
cial Sciences, 20(2): 240-247.
kriteria investor berdana besar.
Nofsinger, J. R. 2011. The Psychology of Investing. New
York: Prentice Hall.
DAFTAR PUSTAKA
Ricciardi, V. & Simon, H.K. 2000. What is Behavioral Fi-
Baker, M., Ruback, R.S., & Wurgler, J. 2005. Behavioral
nance? Business, Education and Technology Journal
Corporate Finance: A Survey. NBER Paper Septem- Fall: 1- 9.
ber, 29: 1-64.
Ritter, J. R. 2003. Behavioral finance Pacific-Basin Finance
Bazerman, M.H. 1994. Judgement in Managerial Decision
Journal: 11: 429–437.
Making. Singapore: John Willey & Son, Inc.
Sharma, D., Alford, B.L., Bhuian, S.N., & Pelton, L. E. 2009.
Cho, J. & Lee, J. 2006. An Integrated Model of Risk and A Higher-order Model of Risk Propensity. Journal
Risk-reducing Strategies. Journal of Business Re- of Business Research, 62(7), 741-744. doi: 10.1016/
search, 59(1): 112-120. doi: 10.1016/ j.jbusres.2008.06.005.
j.jbusres.2005.03.006.
Sitkin, S.B., & Pablo, A.L. 1992. Reconceptualizing the
Chou, S.R., Huang, G.L., & Hsu, H.L. 2010. Investor Atti- determinants of risk behavior. Academy of Manage-
tudes and Behavior towards Inherent Risk and ment Review, 17: 9–38.

| 87 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.1, Januari 2013: 78–88

Sitkin, S.B., & Weingart, L. R. 1995. Determinants of Risky Tourani-Rad, A. & Kirkby, S. 2005. Investigation of In-
Decision-Making Behavior: A Test of the Mediat- vestors’ Overconfidence, Familiarity and Social-
ing Role of Risk Perceptions and Propensity. Aca- ization. Accounting and Finance, 45: 283-300.
demy of Management Journal: 38(6): 1573-1592.
Weber, E.U. & Hsee, C. 1998. Cross-Cultural Differences
Thaler, R.H. 1999. The End of Behavioral Finance. Asso- in Risk Perception, but Cross-Cultural Similari-
ciation for Investment Management and Research, ties in Attitudes towards Perceived Risk. Manage-
November/December. ment Science, 44(9): 1205-1217.

| 88 |

View publication stats

You might also like