Retno Nadya
Retno Nadya
Retno Nadya
SKRIPSI
Oleh :
Retno Nadya
NIM : 1314201062
RETNO NADYA
RETNO NADYA
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEBAYA TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP SISWA DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA NEGERI 4
BUKITTINGGI TAHUN 2017
ABSTRAK
Data Pribadi
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
2017”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama dari Ibu Yenni, M.Kep, Ns,
Pemimbing II, yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan, pemikiran, serta
1. Ibu Nurhayati, S.ST, M.Biomed selaku ketua STIKes Fort De Kock Bukittinggi,
yang telah memberikan fasilitas dan sarana kepada penulis selama perkuliahan.
2. Ibu Ns. Fitrianola Rezkiki, S.Kep, M.Kep selaku ketua Program Studi Keperawan
3. Kepala Sekolah SMAN Kota Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk
5. Untuk yang teristimewa Ayah tercinta dan Ibunda tersayang terima kasih atas
dukungannya, jerih payah dan pengorbanannya, serta do’a yang tak terhingga
6. Serta semua sahabat dan rekan-rekan senasib dan seperjuangan yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan bantuannya baik
secara langsung maupun tidak langsung, serta dukungan, semangat dan sarannya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
penulis, untuk itu penulis harapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 9
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat ....................................................................... 61
B. Analisis Bivariat ......................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.3 Rata-rata sikap sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pada siswa di SMA Negeri 4 Bukittinggi tahun
2017.............................................................................................................57
Tabel 5.4 Rata-rata sikap sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pada siswa di SMA Negeri 4 Bukittinggi tahun
2017.............................................................................................................58
Tabel 5.5 Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan sebaya
pada siswa dalam pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Bukittinggi
tahun 2017...................................................................................................59
Tabel 5.6 Perbedaan sikap sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan sebaya pada
siswa dalam pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Bukittinggi tahun
2017 ............................................................................................................59
DAFTAR SKEMA
Lampiran 8 : SPSS
A. Latar Belakang
negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang bebas dari masalah
Sekitar 75% yang tertular HIV/AIDS berada di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Sebanyak 50% di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang
dari 15 tahun. Di Asia Selatan dan Tenggara, terdapat kurang lebih 4 juta orang
dengan HIV dan AIDS. Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke
sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 1987. Berdasarkan laporan Ditjen PP &
PL Kemenkes RI, sampai dengan Juni 2015 jumlah orang dengan HIV/AIDS di
Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak 735.256 orang dengan jumlah infeksi
baru sebanyak 85.523 orang. Persentase kasus AIDS yang dilaporkan pada tahun
2015 menurut faktor risiko penularan menunjukkan bahwa sebagian besar kasus
baru AIDS terdapat pada umur 20-29 tahun (31,8%) , 30-39 tahun (29,9%) , dan
40-49 tahun (12,1%). Kelompok umur tersebut masuk ke dalam kelompok umur
produktif yang aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang
Pada tahun 2015 proporsi kasus AIDS dengan faktor risiko heteroseksual
merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar
7,4% dan perinatal sebesar 4,0%. Pada tahun 2015 AIDS dilaporkan bersamaan
penyebarannya semakin meluas. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru
sejak tahun 2007 sampai akhir tahun 2013 tampak bahwa setiap tahunnya telah
terjadi peningkatan kasus baru lebih dari 100 orang. Pada tahun 2013 telah
ditemukan 150 kasus AIDS baru dan 200 kasus HIV baru. Selanjutnya sampai
dengan kondisi akhir tahun 2013 tercatat kumulatif kasus AIDS di Sumatera
Barat sebanyak 948 dan kumulatif kasus HIV sebanyak 964 (Dinkes Provinsi
Sumbar, 2014).
dan kota di Provinsi Sumatera Barat yaitu jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS
terbesar terdapat di Kota Padang diikuti oleh Kota Bukittinggi, dan Kota
Padang sebanyak 383 kasus, dan diikuti Bukittinggi sebanyak 148 kasus. Jika
dilihat dari case rate AIDS, Kota Bukittingi adalah yang tertinggi di Sumbar,
yaitu 119.75, sedangkan Kota Padang hanya sebesar 35,79 (Dinkes Provinsi
Sumbar, 2014).
Menurut faktor resiko penularan AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29
berkembang menjadi AIDS sekitar 5-10 tahun, dimana pada kelompok umur
tersebut, sebagian masuk pada kelompok remaja (15-24 tahun). Masa remaja
(BKKBN, 2012).
Perilaku seksual pranikah resiko ringan sebanyak 82,6%. Dari 7,2% responden
diberikan pada kelompok tertentu. Atau ilmu pengetahuan yang merupakan hasil
Salah satu program yang terbukti sukses diterapkan dibeberapa negara dan
amat dianjurkan oleh WHO, untuk dilaksanakan secara sekaligus yaitu program
pengetahuan dan komunikasi dilakukan lebih bebas dan secara terbuka dalam
HIV/AIDS.
remaja oleh pendidik sebaya (peer education), hasil ini mengartikan bahwa
yang optimal.
berjumlah 142 orang siswa. Dari 142 orang siswa, 10 orang yang diwawancarai
orang siswa mengatakan HIV/AIDS itu dapat mematikan dan penyakit yang
251 orang siswa. Dari 251 orang siswa, 10 orang yang diwawancarai didapatkan
orang tua kalau melakukan hubungan seks pada usia remaja apalagi berganti-ganti
pasangan dapat menular penyakit seks seperti HIV/AIDS, 4 orang mengatakan
jumlah siswa kelas X berjumlah 239 orang siswa. Dari 239 orang siswa, 10 orang
majalah dan internet sedangkan 2 orang lainnya mengatakan HIV bisa menular
dari jarum suntik, 2 orang lainya mengatakan tidak tahu tentang penyakit
HIV/AIDS ini.
Negeri 4 Bukittinggi, dimana jumlah siswa kelas X berjumlah 224 orang siswa.
Dari 224 orang siswa, 10 orang yang diwawancarai didapatkan hasil bahwa 3
orang siswa mengatakan tidak tahu bahwa seks bebas dapat beresiko infeksi
jumlah siswa kelas X berjumlah 264 orang siswa. Dari 263 orang siswa, 10 orang
HIV/AIDS.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
2017 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. TujuanKhusus
tahun 2017.
b. Diketahui rata-rata pengetahuan sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok
tahun 2017.
tahun 2017.
tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
HIV/AIDS .
3. Bagi peneliti
masalah HIV/AIDS dan Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lebih
pencegahan HIV/AIDS.
Bukittinggi tahun 2017. Jenis penelitian Quasi Experiment Design dengan metode
rancangan Non Equivalent Contol Group design with pre-test and post-test.
pada bulan Februari - Maret Tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X sebanyak 224 orang, dengan sampel sebanyak 40 orang dan
penelitian ini adalah kuisioner dan menggunakan analisa data univariate dan
bivariat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Konsep HIV/ADS
a. Pengertian HIV/AIDS
karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat
mudah terkena penyakit TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru,
“Pers Meliput AIDS”, virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam
family lentivirus, yaitu virus yang dapat berkembang biak dalam darah
manusia. Pasien yang sudah terinfeksi HIV dan mengalami stress yang
salah satu jenis sel darah putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas
dengan virus-virus lain, bentuk virus HIV terdiri atas sebuah silinder yang
lingkaran terdapat untaian RNA atau ribonucleic acid. Bedanya virus HIV
dengan virus lain, HIV dapat memproduksi selnya sendiri dalam cairan darah
manusia, yaitu pada sel darah putih. Sel-sel darah putih yang biasanya dapat
melawan segala virus, lain halnya dengan virus HIV, virus ini justru dapat
memproduksi sel sendiri untuk merusak sel darah putih (Glasier & Gebbie,
2012).
b. Epidemiologi HIV/AIDS
dunia sebanyak 12 juta orang dan pada akhir tahun 2000 sebanyak 20 juta
orang. Prevalensi AIDS tahun 1993 sebesar 900.000, sedangkan pada akhir
tahun 2000 sebesar 2 juta. Pada tahun 2001 insidensi infeksi HIV baru pada
800.000 anak, 65.000 kasus diperkirakan terjadi di Asia Selatan dan Asia
April 1987 (terjadi pada orang Belanda). Pada tahun 1999, di Indonesia
terdapat 635 kasus HIV dan 183 kasus baru AIDS. Mulai tahun 2000-2005
tahun 2003, dan meningkat cepat menjadi 2638 orang pada tahun 2005
(Widoyono, 2008).
kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 735.256 orang dengan jumlah infeksi
baru sebanyak 85.523 orang. Persentase kasus AIDS yang dilaporkan pada
besar kasus baru AIDS terdapat pada umur 20-29 tahun (31,8%) , 30-39
tahun (29,9%) , dan 40-49 tahun (12,1%). Kelompok umur tersebut masuk ke
dalam kelompok umur produktif yang aktif secara seksual dan termasuk
82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%.
Pada tahun 2015 AIDS dilaporkan bersamaan dengan penyakit penyerta yaitu
AIDS tertinggi masing-masing sebanyak 275 kasus, 191 kasus, dan 187 kasus
diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan
c. Patofisiologis HIV/AIDS
darah putih (sel T) sebagai penangkal infeksi sehingga lama kelamaan tubuh
berkurang serta mudah terkena penyakit. Virus HIV terdapat di cairan tubuh
dan yang terbukti menularkan adalah darah, sperma/air mani, cairan vagina
dan ASI. Sementara air mata, air ludah, air kencing dan keringat belum ada
virus HIV maka orang tersebut dikatakan positif HIV. Kerusakan pada sistem
disebut ODHA, yaitu singkatan dari orang yang hidup dengan HIV/AIDS.
menunjukkan gejala atau penyakit tertentu yang merupakan suatu akibat dari
penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV atau hasil
tes darah menunjukkan jumlah CD<200/mm. Virus ini hidup dalam empat
jenis cairan tubuh manusia yaitu darah, sperma, cairan vagina dan Air Susu
Ibu (ASI), tidak hidup dalam cairan tubuh lain seperti air ludah (air liur), air
saja tetapi juga limfosit B, monosit, makrofag dan lain sebagainya. Apabila
kurang dari 200 per mikro liter darah (πL) darah maka kekebalan pada
tingkat sel akan hilang sehinggan kondisi pada saat seperti ini di sebut AIDS
(KPA, 2010).
disebabkan oleh infeksi organisme atas sistem saraf yang telah menjadi
rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri (Glassier &
Gebbie, 2012).
gangguan radang pada usus besar (colitis) dan gangguan radang pada
gejala mayor dan 1 gejala minor dan tidak ada sebab-sebab imunosupresi
d) Kandidiasis oro-faring
e) Limfadenopati generalisata.
2) Dicurigai AIDS pada anak, bila terdapat paling sedikit 2 gejala mayor
a) Batuk persisten
b) Dermatitis generalisata
d) Kandidiasis oro-faring
e) Limfadenopati generalisata
e. Penularan penyakit
4) Enter, yakni terdapat pintu masuk bagi virus masuk kedalam tubuh.
Martono & Joewana (2006) mengatakan virus HIV dapat ditularkan melalui
1) Penularan seksual
baik hubungan seksual secara vagina, oral maupun anal, karena pada
umumnya terdapat pada darah, sperma dan cairan vagina. Ini adalah cara
penularan yang paling umu terjadi. Sekitar 70-80% total kasus
atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Jalur penularan
ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima tato
dan tindik tubuh dan dapat pula ditransmisikan melalui suntikan yang
yang aman dan 5% - 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui tranfusi
dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%.
Namun demikian, jika sang ibu menggunakan terapi antiretrovirus dan
sebesar 1%. HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah sangat kecil
dalam air mata, air liur, cairan otak dan keringat. Namun, belum ada
juga tidak terdapat dalam air kencing, tinja, dan muntahan. HIV juga
tidak menembus kulit yang utuh, yaitu kulit yang tidak lecet dan terluka
HIV mudah mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat
d) Berenang bersama
f) Tinggal serumah
f. Perjalanan Penyakit
tahun. Selama 5-10 tahun tersebut disebut pengidap HIV, yang tampak
stadium, yaitu :
1) Stadium satu
a) Stadium ini dimulai sejak pertama terinfeksi HIV, tidak ada gejala
mungkin akan menjadi sakit dengan gejala mirip flu, yaitu demam,
rasa lemas dan lesu, sendi-sendi terasa nyeri, batuk, dan nyeri
c) Pada saat ini, jika dilakukan tes darah untuk HIV hasilnya
hasil tes darah untuk HIV masih negatif, namun orang tersebut
e) Pada stadium ini penderita masih nampak sehat dan merasa sehat,
a) HIV telah berkembang biak, hasil tes darah untuk HIV hasilnya
positif, namun orang tersebut masih nampak sehat, masih dapat
kulit, luka di sudut bibir, dan penurunan berat badan < 10% berat
badan normalnya.
sering izin atau dirawat karena sakit, mulai muncul gejala diare
350 sel/mm3.
sampai nol.
d) Stadium empat ini dapat berlangsung selama 1-2 tahun, stadium tiga
g. Diagnosis
atau ketidakhadiran antibodi HIV dalam darah. Tes HIV harus dilakukan
secara sukarela dan hak penolakan tes harus dihormati, hal ini dikenal
memaksa tes pada fasilitas kesehatan yang tersedia, otoritas atau dengan izin
hasil test yang benar dan akses pada perawatan, pengobatan dan pelayanan
lainnya).
Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan
apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu
2) Western Blot
pada sampel jaringan. Sampel yang positif pada tes ELISA dapat
h. Pencegahan penyakit
Tes HIV dan IMS lainnya sangat dianjurkan untuk semua orang
sekitar 60 %
setiap suntikan.
semua intervensi selama stadium ini, tingkat transmisi HIV dari ibu
ke bayi sekitar 15-45%. MTCT hampir seluruhnya dapat dicegah jika
berisiko lainnya.
2. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh
yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan
dan objek yang diketahui , maka akan menimbulkan sikap makin positif
b. Tingkat pengetahuan
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
1) Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
2) Memahami (Comprehension)
materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham dengan objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
3) Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
4) Analisis (Analysis)
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
dan mengelompokkan .
5) Sintesis (Synthesis)
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan
kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau metode coba
salah/coba-coba.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini di sebut “metode penelitian ilmiah”,
1) Pengalaman
seseorang.
2) Tingkat pendidikan
pengetahuan yang lebih luas dari pada orang yang berpendidikan lebih
rendah.
3) Keyakinan
terlebih dahulu.
4) Fasilitas
lain-lain.
5) Sosial budaya
dengan menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dan
informasi yang benar dan realistis agar terhindar dari pengaruh yang kurang
3. Konsep Sikap
a. Pengertian sikap
Secara garis besar sikap dibedakan atas dua macam yaitu sikap positif
dan sikap negatif. Sikap positif adalah sikap menyetujui menerima atau
Acocella, 1990 : Saam, 2013 sikap adalah sesuatu yang melekat pada
keyakinan dan perasaan terhadap suatu objek dan predisposisi untuk berbuat
b. Fungsi Sikap
1) Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan
Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada pada diri individu. Sistem nilai
apa yang ada pada diri individu, dapat dilihat dari sikap yang diambil
4) Fungsi pengetahuan
motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, dan ingin banyak mendapatkan
Dalam hal ini, Sikap yang diambil individu tersebut akan dapat
c. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
) yang diberikan.
2) Merespon (responding)
Pada tingkat ini, sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan
Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap
merupakan sumber pembentukan sikap yang paling penting, yaitu orang tua,
Pada masa anak- anak orang tua relatif mudah untuk mengontrol
pengaruh teman- teman anaknya karena orang tua pada masa anak
sangat dominan pada massa remaja ini, termasuk pembentukan sikap bagi
para remaja.Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
mengubah sikap masyarakat menjadi sikap positif atau lebih peduli terhadap
kualitas kesehatan seperti : memperhatikan gizi balita, air minum yang sehat,
e. Pengukuran sikap
dua golongan yaitu pengukuran secara langsung tidak berstruktur dan secara
berstruktur.
alternatif jawaban dari soal (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) ragu- ragu,
(d) tidak setuju, dan (e) sangat tidak setuju. Pernyataan positif yang
diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju
diberi skor 1.
maupun tertulis salah satu alat pengukur sikap yang cukup terkenal dan
education atau sering disebut dengan peer group yang artinya kelompok
yang juga berasal dari kelompok itu sendiri (Dinas Pendidikan, 2007)
terbuka.
dipahami.
4) Mendengarkan kelompoknya.
AIDS.
pendidik sebaya. Menurut Tang & Funnell (2011), syarat yang harus
pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku pada tingkat orang per orang
pencegahan HIV/AIDS
aktif
dalam pergaulan
2) Kelompok Sebaya
HIV danAIDS.
untuk bertanya. Jumlah peserta yang terlalu banyak dalam satu kelompok
sebaya dan pelatihan dari pendidik sebaya yang telah dilatih kepada
a) Sesi Pembahasan
a) Tahap Penerimaan
dilakukan latihan
pertanyaan
Skema 2.1
Kerangka Teori
Tingkatan sikap:
Tingkat pengetahuan: Pendidikan 1. menerima
kesehatan dengan (receiving)
1. Tahu metode pendidikan
2. Memahami 2. merespon
sebaya (peer (responding)
3. Analisis education) tentang
4. Aplikasi 3. menghargai
pencegahan (valuing)
5. Sintesis HIV/AIDS 4. pertanggung jawab
6. evaluasi
(responsible)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan sebuah abstraksi, maka
konsep tidak dapat diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui
konstruk yang lebih dikenal dengan variabel. Variabel adalah symbol atau
lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep atau sesuatu yang
adalah variable yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel bebas atau
Variable terikat pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap Siswa dalam
Skema 3.1
Kerangka Konsep
Tabel 3.2
Defenisi Operasional
tahun 2017.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau
kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini
Kelompok intervensi 01 X 02
01 02
Kelompok kontrol
Keterangan :
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2011). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
di SMA Negeri 4 Bukittinggi tahun 2017 sebanyak 224 orang, pada Tahun Ajaran
2016/2017.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmojdo, 2011). Penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas X
SMA Negeri 4 Bukittinggi tahun 2017 yang telah memenuhi syarat kriteria
inklusi.
sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
orang siswa dengan rincian 20 siswa dalam kelompok intervensi dan 20 siswa
pada kelompok kontrol, serta 4 peer educator. Teknik pengambilan sampel ini
juga dijadikan sebagai pertimbangan alasan kelas X merupakan siswa yang baru
masuk dalam masa peralihan dari SMP menuju SMA. Maka dari itu keadaan
a. Kriteria Sampel
consent.
D. Instrumen Penelitian
bagian kedua (b) berisi pertanyaan tentang pengetahuan berjumlah 35 butir, dan
Pertanyaan positif dinilai dengan skala Guttman, yaitu: (1) untuk jawaban
benar dan (0) untuk jawaban salah, sedangkan pada bagian ketiga
setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju
Bukittinggi
tinggi. Jumlah peer education yang dipilih 4 orang yang untuk dibekali
kontrol.
peneliti.
kuesioner pengetahuan dan sikap yang diisi sendiri oleh responden dan
langsung dikumpulkan.
sebaya, IMS, HIV/AIDS, dan Narkoba. Kegiatan yang dilakukan pada hari
education adalah dengan melihat nilai dari post test terhadap pengetahuan ≥
70% menjawab benar. Semua peer educatoion dinyatakan lulus dengan nilai
peer education dan dipandu oleh fasilitator untuk mencari kesepakatan cara
kelompoknya (peer group), yang dibuat oleh semua peer education sebelum
penutupan.
group) melalui metode diskusi kelompok atau orang per orang bila
diperlukan dalam suasana non formal dengan jadwal dan tempat pertemuan
pengetahuan dan sikap yang diisi sendiri oleh responden kelompok intervensi
h. Skoring data.
i. Tabulasi data hasil penelitian dan lihat serta simpulkan bagaimana keadaan
a. Editing
apakah jawaban sudah lengkap, jelas. Tujuan dari kegiatan ini bagi peneliti
adalah tujuan untuk menjaga kualitas data, kebenaran data dan kelengkapan
b. Coding
informasi dari data yang terkumpul mudah di lacak dengan tujuan untuk
c. Entry
d. Cleanning
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
pengetahuan dan sikap, standar devisiasi, dan nilai maksimal dan minimal
b. Analisis Bivariat
Terlihat adanya perbedaan apabila hasil uji statistik didapatkan p < 0,05
Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Kec. Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi
dengan luas tanah 15.024 m2. Letak ± 5 Km dari pusat kota Bukittinggi, adapun
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Gadut dan Kapau, Kec. Tilatang
Kamang.
B. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Rata-Rata Pengetahuan Siswa Sebelum Dilakukan Perlakuan Pada
Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Pada
Siswa Di SMA Negeri 4 Bukittinggi
Tahun 2017
adalah 12. Dari hasil estimasi disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
pada kelompok kontrol yaitu 7.30 dengan standar deviasi adalah 2,179.
Tingkat pengetahuan terendah adalah 4 dan tertinggi adalah 12. Dari hasil
Tabel 5.2
Rata-Rata Pengetahuan Siswa Sesudah Dilakukan Perlakuan Pada
Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Pada
Siswa Di SMA Negeri 4 Bukittinggi
Tahun 2017
Min-
Variabel N Mean SD 95% CI
Max
Intervensi 20 12,05 1,905 9 - 15 11,16 – 12,94
Kontrol 20 10,75 2,124 6 - 15 9,76 – 11,74
adalah 15. Dari hasil estimasi dismpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
pengetahuan sesudah diberikan perlakuan di SMA N 4 Bukittinggi tahun
perlakuan pada kelompok kontrol yaitu 10,75 dengan standar deviasi adalah
2,124. Tingkat pengetahuan terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 15. Dari
– 11,74.
Tabel 5.3
Rata-Rata Sikap Siswa sebelum Dilakukan Perlakuan Pada
Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Pada
Siswa Di SMA Negeri 4 Bukittinggi
Tahun 2017
adalah 4,154. Tingkat sikap terendah adalah 26 dan tertinggi adalah 46. Dari
34,70 dengan standar deviasi adalah 5.975. Tingkat sikap terendah adalah 27
dan tertinggi adalah 47. Dari hasil estimasi disimpulkan bahwa 95% diyakini
Tabel 5.4
Rata-Rata Sikap Siswa Sesudah Dilakukan Perlakuan Pada
Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Pada
Siswa Di SMA Negeri 4 Bukittinggi
Tahun 2017
adalah 60,34. Tingkat sikap terendah adalah 29 dan tertinggi adalah 54. Dari
37,85 dengan standar deviasi adalah 63,10. Tingkat sikap terendah adalah 21
dan tertinggi adalah 47. Dari hasil estimasi disimpulkan bahwa 95% diyakini
Tabel 5.5
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Pendidikan Sebaya Pada Siswa Dalam Pencegahan
HIV/AIDS Di SMA Negeri 4 Bukittinggi
Tahun 2017
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan sebaya pada siswa dalam pencegahan
HIV/AIDS, dimana terjadi peningkatan rata-rata yaitu 7,05 – 12,05 dengan nilai p
value 0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hal ini berarti pendidikan sebaya efektif
dimana terjadi peningkatan rata-rata yaitu 31,90 – 43,75 dengan nilai p value
0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hal ini berarti pendidikan sebaya efektif untuk
A. Analisa Univariat
hidung, lidah, dan kulit), atau hasil seseorang mengerti dan tahu melalui indra
yang dimilikinya terhadap suatu objek. pengetahuan itu sendiri dapat dipengaruhi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
pencegahan HIV/AIDS masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari hasil jawaban
responden secara keseluruhan hanya dapat menjawab dengan benar 50% dari
siswa yaitu tentang perjalanan penyakit dan cara penularan dari HIV/AIDS.
Sedangkan untuk pengetahuan yang banyak diketahui oleh siswa yaitu tentang
penyebab AIDS itu berasal dari virus. Pengetahuan siswa tentang pencegahan
HIV/AIDS baru sekedar mengetahui tanpa memahami lebih lanjut tentang segala
sesuatu yang ada pada penyakit ini. Siswa sebelumnya belum ada mendapatkan
penyakit HIV/AIDS.
adalah 15.
education) adalah salah satu yang secara luas digunakan untuk mengatasi
lebih bebas dan secara terbuka dalam kelompok sebaya. Pendidikan sebaya
sering digunakan untuk mengubah tingkat perilaku pada individu dengan cara
kolektif yang mengarah pada perubahan program dan kebijakan yang ada dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
sebaya lebih tinggi yaitu 69,33 dibandingkan kelompok ceramah yaitu 62,77.
adalah salah satu yang secara luas digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap siswa tentang pencegahan HIV/AIDS. Dari hasil penelitian
mengerti dan bisa bertukar pendapat dengan teman sebayanya, mereka tidak
merasa malu dan hal ini akan menarik minat mereka untuk mendengarkan,
sebaya (peer education) dipilih dari kelompok siswa dengan beberapa kriteria.
pendidik sebaya. Pendidik sebaya harus punya pengetahuan yang luas khususnya
tingkat terendah adalah 26 dan pengetahuan tertinggi adalah 46. Rata-rata sikap
sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol yaitu 34,70 dengan tingkat
objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang dalam bertindak yang
2007).
suatu stimulus atau objek. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek tadi.Jadi sikap
senantiasa rendah terhadap suatu hal objek, tak ada sikap yang tanpa objek
(Notoatmodjo, 2009).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
mahasiswa dalam kelompok ini mempunyai rata-rata (mean) sebesar 106.47, dan
standar deviasi (SD) sebesar 9.90. metode pendidik sebaya Sikap mahasiswa
pencegahan HIV/AIDS masih tergolong negatif. Supaya tingkat sikap siswa ini
dapat menjadi positif maka penyampaian informasi oleh temn sebaya mampu
tingkat terendah adalah 29 dan pengetahuan tertinggi adalah 54. Rata-rata sikap
sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol yaitu 37,85 dengan tingkat
suka atau tidak suka terhadap objek tertentu. Sikap itu mempunyai tiga
komponen pokok yaitu komponen kognisi, yang berhubungan dengan biliefs, ide
atau intensi. Selain itu sikap juga merupakan intensitas perasaan yang ada dalam
diri seseorang (individu) baik yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif.
Sikap yang positif dapat dipengarui oleh perasaan, seperti dikemukakan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas”
menyatakan bahwa nilai rata-rata sikap responden yang mendapatkan pendidikan
seksualitas remaja oleh pendidik sebaya 81,58, standar deviasi 9,93. Nilai
intervensi dan kelompok kontrol diketahui bahwa pendidik sebaya lebih efektif
tinggi dalam pembentukan sikap. Mereka akan cenderung memilih sikap yang
sama dengan anggota teman sebayanya, agar mereka tidak dianggap asing oleh
hubungan yang lebih baik dengan teman sebayanya. Hubungan pribadi yang baik
adalah sebuah modal utama untuk mempengaruhi dan membentuk sikap yang
mereka yang mempunyai pengaruh dan menjadi panutan pada teman sebayanya
B. Analisis Bivariat
Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-
rata pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan sebaya pada siswa
12,05 dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hal ini berarti
metode pendidikan sebaya dan metode ceramah. Metode Pendidikan sebaya (peer
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan
sebaya tersebut dengan dipandu oleh fasilitator yang juga berasal dari kelompok
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Purnomo & Murti (2013), Hasil uji t pada variabel pengetahuan menunjukkan ada
dari pada rata-rata skor pengetahuan pada metode ceramah. Ini berarti bahwa
mereka pendidik sebaya yang telah dilatih sebelumnya. Pendidik Sebaya ini
orang lain. Disamping itu ada syarat tertentu yang harus dipunyai Pendidik
punya hubungan pribadi yang baik, mampu mendengarkan pendapat orang lain,
punya pengetahuan tentang HIV/AIDS dan punya waktu yang cukup. Dari syarat-
syarat pendidikan sebaya tersebut seorang peer educator memang harus mampu
rata-rata sikap sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan sebaya pada siswa
43,75 dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hal ini berarti
pendidikan sebaya efektif untuk meningkatkan sikap siswa dalam pencegahan
reproduksi karena terkait masalah seks sering sulit untuk membahas secara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Andayani & Harahap (2010), rerata nilai sikap mahasiswa tentang HIV/AIDS di
Universitas Sumatra Utara antara kelompok peer education dan kelompok kontrol
terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) dengan rata-rata nilai lebih tinggi
A. Kesimpulan
B. Saran
pencegahan HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
3. Bagi peneliti
penanggulangan HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Buhari.M., & Abu-saed, K. 2013. Attitunal changes using peer education training in
the prevenrion of HIV/AIDS : A case study of youths in north central nigeria.
Advanced Pharmaceutical Bulletin, 3(1),45-50.
Cyntia, L. 2014. Efektifitas Peer Education Pada Pengetahuan Dan Sikap Siswa SMA
Dalam Pencegahan HIV/AIDS. Jurnal Promkes, 10(10), 26-33
Dannayanti. Y., Lestari. Y., Ramadani. M. 2011. Peran Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Seksual Pranikah Siswa SLTA Kota Bukittinggi. Jurnal Kesehatan
Masarakat, 6(1), Edisi September- Maret.
Ditjen PPM dan PL Depkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d
Maret 2016. Jakarta.
Ervyna, A., Utami. P.A., Surasta, I.W. (2015). Pengaruh Peer Education Terhadap
Prilaku Personal Hygiene Genetalia Dalam Pencegahan Kanker Serviks Pada
Remaja Putri Di Smp Negri 10 Denpasar. COPING Ners Journal, 3(2),45-51.
Glasier, J., & Gebbie, A. 2012. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC.
Hayati, M.N., Devy, S.R. Evaluasi Pendidikan Kesehatan HIV Dan AIDS Oleh Peer
Educator ‘Da Bajay Pada Remaja Di Lokalisasi Dolly Surabaya. Jurnal Promkes,
2(1), 66-76.
Hutapea, R. 2011. AIDS & PMS dan Pemerkosaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Martono, L.H. & Joewana, S. 2006. Modul Latihan Pemulihan Pecandu Narkoba
Berbasis Masyarakat. Jakarta: PT Balai Pustaka
Palang Merah Indonesia. 2010. Pendidikan Remaja Sebaya: Tentang Kesehatan dan
Kesejahteraan Remaja. Jakarta
Siriasih, NGK. 2013. Pengaruh pendidikan seksualitas remaja oleh pendidik sebaya
terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang bahasa seks bebas. Jurnal skala
husada, 10(1), 13-19.
WHO. 2013. United Nations Joint Programme on HIV/AIDS and World Health
Organization. AIDS Epidemic Update 2013. WorldHealth Organization, Geneva.
WHO. 2014. Global Update On The Health Sector Response To Hiv 2014
Wawan, A., & Dewi, M. 2011. Teori dan pengukuran pengetahuan , sikap dan
prilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Fort De Kock Bukittinggi, semester VII yang akan mengadakan
penelitian :
Nama : Retno Nadya
NIM : 1314201062
Alamat : Padang Lua
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektifitas Pendidikan
Sebaya Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Pencegahan HIV/AIDS Di
SMA Negeri 4 Bukittinggi Tahun 2017”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan saudara sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila
saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Atas perhatian
saudara sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Retno Nadya
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia ikut berpartisipasi sebagai
responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa STIKes Fort De Kock
Bukittinggi yang bernama Retno Nadya dengan judul “Efektifitas Pendidikan Sebaya
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa unsur
paksaan.
Responden,
( )
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pengetahuan 15 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15
2. sikap 15
Pernyataan 2, 5, 7,8,9,14
positif
Pernyataan 1,3,4,6,10,11,12,13,15
Negatif
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian
1. Mohon kesediaan saudara/i untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu alternatif jawaban saudara/i.
2. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan terhindar dari intervensi
(diskusi/saran) orang lain, jawaban murni dari anda sangat penting bagi peneliti,
jawaban ini tidak menilai anda secara pribadi, Jika ada yang kurang dimengerti
anda boleh bertanya kepada peneliti.
I. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat tidak setuju
NO PERNYATAAN SIKAP SS S TS STS
1. Jika saya curiga diri saya terinfeksi virus HIV,
saya tidak akan mengkonsultasikannya karena
saya takut mengetahui penyakit saya itu.
2. Mengingat semakin banyaknya penderita HIV/
AIDS saat ini, demi menghindari penularannya
saya segera menjauhi orang-orang yang
saya curigai terinfeksi HIV/AIDS.
3. Orang yang berciuman mulut dengan mulut
dapat menularkan infeksi HIV/AIDS
4. Orang yang melakukan onani/ masturbasi
beresiko mendapatkan HIV/AIDS.
5. Jika teman saya pengguna NAPZA jenis suntik,
saya akan segera memberitahukan akan bahaya
penularan virus HIV/AIDS.
6. Orang yang terlibat dalam oral/anal seks tidak
dapat terinfeksi HIV/AIDS
7. Jika saya mempunyai teman yang suka bergont
a ganti pasangan seksual, saya akan menasehati
nya akan bahaya penularan virus HIV/AIDS.
8. Saya akan berperan aktif dalam program-progra
m pencegahan HIV/AIDS jika diperlukan.
9. Saya akan tetap mendukung dan menjadi teman
buat orang-orang dengan HIV/AIDS agar mere
ka dapat tetap berkarya dan tegar dalam menjal
ani kehidupannya.
10. Apakah dengan memeluk teman dekat dapat
terinfeksi HIV jika dia penderita HIV positif
11. Menurut anda ,menempatkan pelacur di penjar
a akan dapat menghentikan penyebaran HIV/
AIDS
12. HIV/AIDS bisa pindah dengan menggunakan
sisir secara bergantian
13. Apakah menurut anda orang yang HIV positif
dapat bertahan hidup
14. Menggunakan sikat gigi bersama akan beresio
mendapatkan infeksi HIV/AIDS
15. ODHA sangat mudah menularkan virus HIV,
makanya saya akan menjauhi ODHA (ODHA
= Orang Dengan HIV/AIDS)
Cases
Descriptives
Median 7.00
Variance 4.747
Maximum 12
Range 8
Interquartile Range 3
Median 11.00
Variance 4.513
Minimum 6
Maximum 15
Range 9
Interquartile Range 3
Median 35.00
Variance 35.695
Minimum 27
Maximum 47
Range 20
Interquartile Range 11
Skewness .317 .512
Median 39.00
Variance 39.818
Minimum 21
Maximum 47
Range 26
Interquartile Range 8
Median 6.00
Variance 3.945
Minimum 5
Maximum 12
Range 7
Interquartile Range 2
Median 12.50
Variance 3.629
Minimum 9
Maximum 15
Range 6
Interquartile Range 4
Median 31.00
Variance 17.253
Minimum 26
Maximum 46
Range 20
Interquartile Range 4
Median 43.00
Variance 36.408
Maximum 54
Range 25
Interquartile Range 9
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Total 20
a. post test pengetahuan kelompok intervensi < pre test pengetahuan kelompok intervensi
b. post test pengetahuan kelompok intervensi > pre test pengetahuan kelompok intervensi
c. post test pengetahuan kelompok intervensi = pre test pengetahuan kelompok intervensi
d. post test sikap kelompok intervensi < pre test sikap kelompok intervensi
e. post test sikap kelompok intervensi > pre test sikap kelompok intervensi
f. post test sikap kelompok intervensi = pre test sikap kelompok intervensi
Test Statisticsb
post test
pengetahuan post test sikap
kelompok kelompok
intervensi - pre intervensi - pre
test pengetahuan test sikap
kelompok kelompok
intervensi intervensi
Z -3.857a -3.925a
post test
pengetahuan post test sikap
kelompok kelompok
intervensi - pre intervensi - pre
test pengetahuan test sikap
kelompok kelompok
intervensi intervensi
Z -3.857a -3.925a