Jurnal Kosmeto

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Protobiont (2016) Vol.

5 (2) : 45-52

Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Kosmetik Oleh Suku


Melayu Di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah
Wahyu Styawan1, Riza Linda1, Mukarlina1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Pontianak, Email korespondensi: [email protected]

Abstract

Plants as cosmetic ingredients have been used by ethnic Malay in Sungai Pinyuh Subdistrict, Mempawah
Regency. This research aims to find out the types of plants, forms of use and processing of plants for
cosmetics by ethnic Malays in Sungai Pinyuh Subdistrict, Mempawah Regency. This research was
carried out for three months from August to October 2015 in the villages of Sungai Bakau Besar Laut
and Sungai Bakau Besar Darat, Sungai Pinyuh Subdistrict, Mempawah Regency. The respondents were
selected using a purposive sampling technique and semi-structured interviews. The quantitative analysis
was conducted to calculate the citation frequency, informant agreement ratio, percentage of plant parts,
and percentage of plant habitats. Research findings showed that there are 17 species and 17 families
used as cosmetic ingredients. There are 5 species used for the body care; 7 species for facials, 1 species
for nail care; 4 species for dental and lip care; and 3 species for hair care. Parts of the plants widely used
as ingredients in cosmetics are the leaves (57.93%). The highest citation frequency in this research
reaches 54.16% i.e. the henna plant (Lawsonia inermis L). The methods of processing the plants for
cosmetics are by heating, kneading, crushing or mixing with other ingredients. The use as cosmetics for
nail care receives the highest informant agreement ratio (IAR) i.e. 1, while the lowest informant
agreement ratio is 0.857.

Keywords: Ethnic Malay, Quantitative Analysis, Cosmetic Ingredients, Sungai Pinyuh

Masyarakat Suku Melayu merupakan salah satu


PENDAHULUAN suku di Kalimantan Barat khususnya di
Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
Pola hidup sehat masyarakat saat ini cenderung Mempawah yang masih tetap memegang teguh
memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan nilai budaya warisan leluhurnya dan
obatobatan, bahan pangan, bahan pewarna dan memanfaatkan tumbuhan diantaranya untuk
bahan kosmetik. Penggunaan tumbuhan sebagai bahan kosmetik. Berdasarkan hasil wawancara
bahan kecantikan (kosmetik) memiliki dengan penduduk lokal mereka menggunakan
kelebihan, karena mengandung bahan-bahan tumbuhan untuk bahan kosmetik baik secara
alami yang aman digunakan dan efek samping langsung maupun diolah terlebih dahulu.
lebih kecil.
Pengetahuan lokal mengenai pemanfaatan
Beberapa tumbuhan berpotensi kosmetik pada tumbuhan biasanya diwariskan secara turun
masyarakat Suku Using antara lain buah kelapa temurun melalui tradisi lisan. Menurut
(Cocos nucifera) untuk minyak rambut, daun Noorcahyati (2012) pengetahuan lokal etnis di
pacar kuku (Lawsonia inermis) untuk pewarna Kalimantan belum terdokumentasi dengan baik.
kuku, buah padi (Oryza sativa) untuk shampo Realitas masyarakat menunjukkan bahwa para
dan lulur serta buah gambir (Uncaria gambir) penutur dan komunitas tradisi lisan semakin
untuk pewarna bibir. Lebih dari 200 etnis di berkurang. Maka perlu diadakan penelitian
Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan etnobotani untuk melestarikan pengetahuan
hutan dalam kehidupan sehari-hari dan mereka lokal masyarakat di Desa Sungai Bakau Besar
memiliki pengetahuan tradisional yang tinggi Laut dan Desa Sungai Bakau Besar Darat
dalam pemanfaatan tumbuhan kosmetika Kecamatan Sungai Pinyuh
(Anisfiani et al., 2014).

45
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52
Kabupaten Mempawah tentang Pinyuh Kabupaten Mempawah. Identifikasi

Gambar 1. Peta Kecamatan Sungai Pinyuh


tumbuhtumbuhan yang dapat dijadikan sumber jenis-jenis tumbuhan untuk bahan kosmetik
bahan kosmetik. yang digunakan oleh masyarakat Suku Melayu
dilakukan di lapangan dan identifikasi lebih
METODE PENELITIAN lanjut akan dilakukan di Laboratorium Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Waktu dan Tempat Penelitian Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan,
dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober Gambaran Umum Lokasi
2015 yang meliputi persiapan, wawancara, Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
inventarisasi tumbuhan, identifikasi dan Mempawah tentang pemekaran Desa di
pengolahan data. Penelitian akan dilaksanakan Kecamatan Sungai Pinyuh, Desa Sungai Bakau
di Desa Sungai Bakau Besar Laut dan Desa Besar Laut mempunyai luas wilayah 1.110 Ha.
Sungai Bakau Besar Darat, Kecamatan Sungai
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data pengetahuan dari masyarakat.
Penduduk Desa Sungai Bakau Besar Laut pada Teknik wawancara digunakan adalah teknik semi
tahun 2014, mencapai berjumlah 1.158 KK / terstruktur. Setiap responden akan dimintai
4.254 jiwa terdiri atas 2.191 penduduk laki- informasi mengenai jenis–jenis tumbuhan
laki dan 2.063 jiwa penduduk perempuan. kosmetik. Responden diminta untuk menjelaskan
Sedangkan Desa Sungai Bakau Besar Darat bentuk pemanfaatan, bagian tanaman yang
memiliki luas wilayah 2.569 Ha. Penduduk digunakan dan metode pemanfaatan tumbuhan
Desa Sungai Bakau Besar Darat pada tahun sebagai bahan kosmetik.
2014, mencapai berjumlah 1.021 KK / 3.830
jiwa terdiri atas 1.886 penduduk laki-laki dan Data spesies tumbuhan dan aplikasi kosmetik
1.944 penduduk perempuan. yang diperoleh dapat dianalisis dengan
menggunakan frekuensi sitasi dan rasio
Penentuan dan Wawancara Responden kesepakatan informan (RKI). Analisis yang
Berdasarkan penelitian Tongco (2007) digunakan untuk mengetahui tumbuhan yang
penentuan responden dengan menggunakan sering dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
metode purposive sampling. Responden yang frekuensi sitasi dengan rumus (Gozzaneo et al.,
digunakan dalam penelitian ini memiliki 2005) :
kriteria:
1. Masyarakat etnis melayu berumur 17
tahun keatas
2. Menempati lingkungan tersebut dalam Frekuensi sitasi = x 100 %
kurun waktu minimal 10 tahun Keterangan :
3. Mengetahui pemanfaatan serta cara N: jumlah informan memanfaatkan tumbuhan
pengolahan tumbuhan kosmetik. kosmetik.

46
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52
T: jumlah total informan yang diwawancarai. x 100 % Keterangan:

Rasio kesepakatan informan digunakan untuk ∑ 𝑥 = Jumlah spesies yang dimanfaatkan bagian-
mengidentifikasi kategori yang paling penting bagian tertentu
pada suatu penelitian dan digunakan sebagai ∑ 𝑦 = Jumlah jenis spesies yang ditemukan
parameter pada spesies tumbuhan Persentase habitat tumbuhan dihitung dengan
untuk melakukan penelitian yang lebih menggunakan rumus :
mendalam. Rumus rasio kesepakatan x 100 % Keterangan:
informan : RKI =
∑ 𝑋 = Jumlah spesies yang dimanfaatkan dalam
Keterangan :
habitat tertentu
RKI = Nilai rasio kesepakatan informan nar
∑ 𝑌 = Jumlah jenis spesies yang ditemukan
= Jumlah laporan penggunaan tumbuhan
berpotensi bahan kosmetik dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori pemanfaatan tertentu
oleh seluruh informan. na = jumlah
spesies dalam satu jenis kategori kosmetik Hasil
(Almeida et al., 2006). Tumbuhan Sebagai Bahan Kosmetik,
RKI memiliki rentang nilai antara 0 sampai 1. Kategori Pemanfaatan dan Metode
Semakin besar nilai RKI yang mendekati satu Preparasi
semakin besar juga tingkat persamaan Hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat oleh
pemahaman masyarakat menggunakan suatu masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Sungai
tumbuhan dalam suatu kategori tertentu. Pinyuh dengan mewawancarai 24 responden
Persentase bagian-bagian tumbuhan dihitung diperoleh 17 jenis tumbuhan dari 17 famili yang
dengan mengunakan rumus: berpotensi sebagai bahan kosmetik (Tabel 1).

Tabel 1. Jenis, Famili, Frekuensi Sitasi, Pemanfaatan dan Metode Preparasi Tumbuhan Sebagai Bahan Kosmetik
Oleh Suku Melayu di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah

Frekuensi
No. Famili Nama Ilmiah Nama Lokal Pemanfaatan Metode Preparasi
sitasi (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Annonaceae Kenanga 25 % Mengharumkan Daun diremas hingga halus
Cananga odorata tubuh kemudian diusapkan pada
(Lam.) Hook. f. & seluruh tubuh. Lalu disiram
Thomson dengan air bersih.

20,83% aa.Menghilangkan Pelepah dipotong kemudian


ketombe lendirnya diusapkan pada
Asphodelaceae Aloe vera (L.) Lidah buaya
bagian kepala hingga rata
2 Burm.f.
diamkan selama ± 3 menit
lalu di bersihkan dengan air
bersih.
Pelepah dipotong kemudian
lendirnya diusapkan pada
b.Menghaluskan bagian muka hingga rata kulit
wajah lalu diamkan selama ± 2 menit
kemudian disiram dengan bersih.

47
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52

1 2 3 4 5 6 7
3 Palmae Kelapa 25% Minyak rambut Kelapa diparut, lalu ambil
Cocos nucifera L.
santannya. Santan
dipanaskan sampai
mendidih. Kemudian
disaring agar minyak dan
ampas terpisah. Minyak
ditambahkan daun pandan
wangi.

Buahnya dipotong-potong
4 Cucurbitaceae Cucumis sativus Mentimun 20,83% Menghilangkan
kemudian ditempelkan pada
L. kerutan pada
bagian mata, didiamkan
bagian wajah
selama ± 15 menit lalu

dibersihkan dengan air

bersih.
5 Euphorbiaceae Aleurites Kemiri 29,16% Penyubur Biji di tumbuk hingga halus
moluccana rambut menjadi bubuk, kemudian
diberi sedikit air, lalu di
usapkan pada bagian kepala
hingga rata. Diamkan
selama ± 2 menit, kemudian dibilas dengan air bersih.
Umbinya diparut hingga
6 Fabaceae Pachyrhizus Bengkuang 20,83% Memutihkan
halus kemudian diusapkan
erosus (L.)Urb. kulit
pada bagian kulit tubuh.

Diamkan selama ± 5 menit,

lalu dibersihkan
dengan air

bersih.
Beras ditumbuk sampai
7 Graminae Oryza sativa L. Padi 50 % Menghaluskan halus, dicampurkan dengan
kulit wajah sedikit air kemudian
diusapkan pada bagian
muka hingga rata, lalu
didiamkan selama ± 10
menit lalu dibilas dengan air
bersih.
Daun ditumbuk sampai
8 Lythraceae Lawsonia inermis Pacar Kuku 54,16% Pewarna kuku
halus, kemudian
L. ditempelkan pada kuku, lalu

dibalut dengan kain.

Diamkan selama ± 4 jam,

lalu dibersihkan
dengan air

48
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52

bersih.
9 Lamiaceae Premna scandens Buas-buas 20,83% Menghilangkan Daun diremas sehingga
Roxb. bau badan menimbulkan busah,
kemudian diusapkan pada
seluruh tubuh, terutama ketiak, setelah itu disiram
dengan air bersih
Daunnya diremaskan
10 Melastomaceae Melastoma Cengkodok 25% Menghilangkan
sampai halus, kemudian
malabathricum jerawat
diusapkan pada bagian

wajah, lalu disiram


dengan

air bersih.

2 3 4 5 6 7

Myrtaceae Psidium guajava Jambu batu 45,83% Menghaluskan


L. kulit wajah Daunnya diremas sampai
halus, kemudian diusapkan
pada bagian muka, lalu
disiramkan dengan air
bersih.

12 Arecaceae Areca catechu L. Pinang 33,33% a. Memutihkan


Kulit buah pinang yang
gigi
kering dibakar, kemudian
digosokan pada bagian gigi,
kemudian dibersihkan
dengan air bersih.
b. Pewarna bibir Buah dipotong-potong lalu
ditumbuk hingga
halus,kemudian dicampur
dengan gambir yang sudah
ditumbuk lalu dibungkus
dengan daun sirih yang
sudah dioles dengan kapur.

13 Piperaceae Piper betle Sirih 29,16% Pewarna bibir Sehelai daun sirih dioles
dengan sedikit kapur lalu
dicampurkan dengan pinang
yang sudah ditumbuk
hingga halus kemudian
ditambahkan sedikit gambir
yang sudah ditumbuk lalu
dikunyah.
14 Pandanaceae Pandanus 33,33% a.Menghilangka Daun ditumbuk hingga
amaryllifolius Pandan wangi n bau keringat halus, kemudian diusapkan
Roxb. pada bagian seluruh tubuh,
lalu di bersihkan dengan air
bersih.

49
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52

b.Mengharumka
n rambut Daun dipotong-potong dan
dimasukkan kedalam
minyak kelapa
15 Rubiaceae Gambir 29,16% Pewarna bibir Buah gambir ditumbuk,
Uncaria gambier kemudian dicampurkan
pinang yang sudah
ditumbuk lalu dibungkus
dengan daun sirih yang
sudah dioles dengan sedikit
kapur.
16 Verbenaceae Vitex trifolia L Gundi-gundi 12,5 % Menghilangkan Daunnya diremas sampai
jerawat mengeluarkan lendir,
kemudian diusapkan pada
bagian wajah, setelah itu
disiramkan dengan air
bersih.
17 Zingiberaceae Temulawak 16,66% Menghilangkan
Curcuma
bintik-bintik Umbinya diparut hingga
xanthorrhiza
(flek hitam) halus, kemudian dioleskan
Roxb.
pada bagian pada bagian bintik-bintik
wajah hitam pada wajah, lalu
didiamkan selama ± 15
menit, di bersihkan dengan
air hangat.

Tempat diperolehnya tumbuhan yang


Analisis kuantitatif untuk frekuensi sitasi, digunakan sebagai bahan kosmetik
menunjukan bahwa nilai tertinggi yaitu 54,16% Tumbuhan sebagai bahan kosmetik diambil dari
tumbuhan pacar (Lawsonia inermis). Nilai beberapa tempat yaitu di daerah pemukiman
frekuensi sitasi terendah dimiliki oleh tumbuhan penduduk yang berupa pekarangan (43,22%),
gundi-gundi (Vitex trifolia) sebesar 12,5% kebun (38,98%), tidak diambil langsung dari
(Tabel 1 ). habitat (11,86%) dan hutan (5,93 %), (Gambar
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai 2)
bahan kosmetik
Bagian tumbuhan sebagai bahan kosmetik yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Melayu di
Kecamatan Sungai Pinyuh adalah daun, buah
dan umbi. Daun merupakan organ yang paling
banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik
yaitu sebesar 57,93 %, sedangkan organ yang
paling sedikit dimanfaatkan yaitu rimpang
sebesar 7,14 % ( Gambar 2).

Gambar 3. Persentase tempat tumbuhan bahan


kosmetik
Tumbuhan yang diperoleh dari pekarangan
diantaranya kenanga (Cananga odorata ), pacar
kuku (Lawsonia inermis), buas-buas (Premna
scanden)), jambu batu (Psidium guajava), sirih
(Piper betle), pandan wangi (Pandanus
Gambar 2. Persentase bagian Tumbuhan amaryllifolius), temulawak (Curcuma
xanthorrhiza). Tumbuhan yang ditemukan kebun

50
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52

antara lain lidah buaya (Aloe vera), kelapa (Cocos


nucifera), mentimun (Cucumis sativus),
bengkuang (Pachyrhizus erosus), Padi (Oryza
sativa), cengkodok (Melastoma malabathricum)
dan pinang (Areca catechu). Tumbuhan yang
diperoleh dari hutan antara lain buas-buas
(Premna scandens) dan gundi-gundi (Vitex
trifolia). Sedangkan kemiri (Aleurites moluccana)
dan gambir (Uncaria gambier) tidak diambil
langsung dari habitat ( Gambar 3).

Rasio Kesepakatan Informan (RKI)


Nilai RKI yang diperoleh dalam penelitian ini
berkisar diantara 0,867 – 1. Kategori pemanfaatan
tumbuhan sebagai bahan kosmetik untuk
perawatan kulit tubuh, pewarna kuku dan
perawatan gigi memiliki nilai RKI tertinggi yaitu
1 dan kategori pemanfaatan tumbuhan sebagai
bahan perawatan tubuh memiliki nilai RKI
terendah yaitu 0,857 (Tabel 2).

Tabel 2 Nilai Rasio Kesepakatan Informan

NO Kategori nt nur RKI


Pemanfaatan

1 Perawatan tubuh 5 29 0.857

2 Perawatan wajah 7 46 0,867

3. Perawatan kuku 1 13 1

4 Perawatan mulut 4 28 0.888


5 Perawatan 3 18 0,88
rambut

Keterangan : nur = jumlah laporan penggunaan


tumbuhan berpotensi bahan kosmetik
dalam kategori pemanfaatan tertentu
oleh seluruh informan dan nt = jumlah
spesies dalam satu jenis kategori
kosmetik.

Pembahasan
Tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan
kosmetik yang dimanfaatkan oleh Suku melayu
Kecamatan Sungai Pinyuh sebanyak 17 spesies

51
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52 melakukan pengolahan terlebih dahulu agar nilai
khasiat dari tumbuhan dapat lebih dimanfaatkan.
Menurut Sari et al., (2015) metode pengolahan
yang termasuk dalam 17 famili (Tabel 1). Hasil seperti direbus dipercaya akan mengeluarkan
penelitian ini menemukan spesies yang lebih senyawa kimia atau zat organik dari tumbuhan
banyak dibandingkan dengan hasil penelitian tersebut. Voight (1994) menambahkan bahwa
Hayati (2014) yaitu menemukan 6 jenis proses perebusan dengan air akan melarutkan zat
tumbuhan berpotensi sebagai kosmetik di Desa organik dari tumbuhan tersebut.
beringin Kabupaten Sambas. Penelitian
tumbuhan sebagai bahan kosmetik di Kecamatan Tumbuhan sebagai bahan kosmetik di
Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah Kecamatan Sungai Pinyuh yang paling banyak
menggambarkan tingginya keberagaman jenis memanfaatkan bagian daun yaitu sebanyak 8
tumbuhan yang dijadikan bahan kosmetik oleh jenis tumbuhan (Gambar 1). Masyarakat
masyarakat Kecamatan Sungai Pinyuh berpendapat bahwa daun memiliki banyak
Kabupaten Mempawah. Nilai frekuensi sitasi khasiat sebagai bahan kosmetik. Selain itu bagian
tertinggi tumbuhan dimiliki oleh tumbuhan pacar daun juga lebih mudah saat diracik atau diramu
kuku (L. inermis) sebesar 54,16 % (Tabel 1). sebagai bahan kosmetik. Anisfiani et al.,
Jenis tumbuhan tersebut merupakan bahan (2014) menyatakan bahwa bagian daun
kosmetik Suku Melayu yang digunakan merupakan organ tempat akumulasi fotosintat
seharihari dan digunakan untuk beberapa yang mengandung diantaranya minyak atsiri,
kegiatan seperti acara pernikahan dan sunatan. Minyak atsiri bersifat anti penuan dini yang
Masyarakat menggunakan tumbuhan ini sebagai sangat bermanfaat sebagai bahan perawatan
pewarna kuku, karena menurut mereka warna kecantikan.
yang dihasilkan dari tumbuhan tersebut memiliki
nilai estetika dan tidak mudah pudar. Hasil Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Sungai
penelitian Anisfiani et al., (2014) warna orange Pinyuh memanfaatkan tumbuhan yang sebagai
yang dihasilkan oleh pacar kuku (L.inermis), bahan kosmetik yang tumbuh diberbagai macam
disebabkan adanya kandungan kuinone, dengan tempat yaitu perkarangan, kebun dan hutan. Ada
memiliki rentang warna mulai dari kuning tumbuhan yang tidak langsung diambil dari
hingga merah. habitat. Tumbuhan tersebut yaitu Kemiri (A.
moluccana) dan Gambir (U. gambier Kedua
Nilai frekuensi sitasi terendah dimiliki oleh jenis tumbuhan tersebut mereka memperoleh dengan
tumbuhan gundi-gundi (V. trifolia) yaitu sebesar cara membeli, karena tumbuhan tidak tumbuh di
12,5 % (Tabel 1). Berdasarkan hasil wawancara lingkungan mereka tersebut.
dengan masyarakat, secara umum mereka lebih
mengetahui pemanfaatan tumbuhan gundi-gundi Habitat yang paling banyak ditemukan tumbuhan
(V. trifolia) sebagai obat penurun panas berpotensi bahan kosmetik adalah pekarangan
dibandingkan sebagai menghilang jerawat. yaitu 43,22% (Gambar 2). Hal ini menunjukkan
Menurut Nikham ( 2006 ) tumbuhan legundi (V. bahwa banyaknya tumbuhan yang telah
trifolia) memiliki senyawa antipiretik yang dibudidayakan oleh masyarakat. Contoh
berfungsi sebagai obat penurun panas (demam). tumbuhan temulawak (C. xanthoriza).
Berdasarkan wawancara tumbuhan tersebut
Buah kemiri (Aleurites moluccana) merupakan sengaja ditanam di pekarangan untuk kebutuhan
jenis tumbuhan yang digunakan untuk penyubur sehari-hari. Selain itu, masyarakat beranggapan
rambut. Kemiri memiliki kandungan utamanya bahwa tumbuhan yang ditanam di pekarangan
yaitu fenol, flavonoid dan alkaloid. Flavonoid adalah tumbuhan yang tidak memerlukan
dan fenol diduga sebagai senyawa yang perawatan khusus atau mudah ditanam dan
berfungsi sebagai penumbuh rambut (Annas et dirawat.
al., 2012 ).
Beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi
Metode preparasi secara umum yang digunakan sebagai bahan kosmetik dimanfaatkan dalam
oleh Suku Melayu di Kecamatan Sungai Pinyuh kategori yang berbeda oleh masyarakat Suku
Kabupaten Mempawah ialah preparasi dengan Melayu Kecamatan Sungai Pinyuh.
pengolahan terlebih dahulu. Metode preparasi
dengan pengolahan terlebih dahulu dilakukan Tumbuhan yang temasuk ke dalam kategori
dengan 4 cara yaitu direbus, diremas, diparut, pemanfaatan sebagai perawatan kuku hanya 1
ditumbuk dan dicampur dengan bahan yang lain jenis tumbuhan yaitu pacar kuku ( L. inermis).
(Tabel 1). Adapun alasan masyarakat tersebut
52
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 45-52
Annas, PSP, Sri, M & Mufrod, 2012, Pengaruh
Lama Penyimpanan Terhadap Stabilitas
Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Sungai Fisik Dan Kimia Lotion Penumbuh Rambut
Pinyuh melakukan perawatan kuku hanya Ekstrak Biji Kemiri (Aleurites moluccana L.
menggunakan satu tumbuhan yaitu pacar kuku Willd. ). Di Universitas gajah mada, Obat
(L.inermis). Berdasarkan wawancara masyarakat Tradisional vol.17, no.1, hal. 1-7
Suku Melayu menjadikan tumbuhan pacar kuku Gozzaneo, LRS, Lucena, RFP, & Albuquerque, UP,
(L.inermis) sebagai satu satunya pewarna kuku 2005, Knowledge and Use of Medicinal Plants
dikarenakan tumbuhan tersebut memiliki arti By Local Specialist in a Region of Atlantic
atau makna dalam kehidupan yaitu sebagai Forest in the State of Pernambuco
lambang kesucian. Ritual pernikahan adat (Northeastern Brazil), Ethnobiology and
Melayu pengantin wanita dan pria diwajibkan Ethnomedicine vol. 1, no. 9, hal. 130-140
menghiasi kuku dengan daun pacar (L.inermis). Hayati, 2014, Etnobotani Di Desa Beringin Dan
Implementasinya Dalam Pembuatan Film
Tumbuhan sebagai bahan kosmetik untuk Dokumenter Manfaat Keanekaragaman
perawatan tubuh mendapatkan nilai RKI Hayati, Jurusan Pendidikan Biologi FKIP,
terendah yaitu 0.857. Jenis tumbuhan yang Skripsi, Universitas Tanjungpura, Pontianak
termasuk kedalam kategori perawatan kulit Nikham, 2006, Kepekaan Staphylococus
wajah yaitu padi (O. sativa), temulawak (C. aureus,Staphylococus epidermidis dan
xanthorrhiza), gundi-gundi (V. trifolia), Pseudomonas aeruginosa, Terhadap Ekstrak
cengkodok (M. malabathricum), jambu batu (P. Daun Legundi (Vitex tripolia Linn.) Iradiasi,
guajava), lidah buaya (A. vera) dan mentimun Prosiding Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan
(C. sativus) ( Tabel 1). Rendahnya nilai RKI radiasi, Batan
untuk perawatan tubuh dikarenakan terdapat Noorcahyati, 2012, Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis
perbedaan pandangan di etnis Melayu dalam Asli Kalimantan, Badan Penelitian dan
memanfaatkan tumbuhan. Contoh beberapa etnis Pengembangan Kehutanan, Balai Penelitian
Melayu menggunakan kenanga (C.odorata) Teknologi Koservasi Sumber Daya Alam
untuk menghilangkan bau badan disisi lain ada Purwanto, 1999, Peran dan Peluang Etnobotani Masa
juga etnis Melayu memanfaatkan tumbuhan Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya
buas-buas untuk kegunaan yang sama. Hal ini di Konservasi dan Pengembangan
karenakan adanya perbedaan dalam perolehan Keanekaragaman Hayati, Prosiding Seminar
informasi dalam pemanfaatan tumbuhan. Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayati,
Masyarakat memperoleh informasi atau Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut
pengetahuan dalam menggunakan tumbuhan Pertanian Bogor, Bogor
sebagai bahan kosmetik secara turun temurun Sari, A, Linda, R, & Lovadi, I, 2015, Pemanfaatan
atau pengalaman pribadi, atau didapat dari hasil Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Dayak
interaksi dengan etnis lain. Menurut Purwanto Jangkang Tanjung Di Desa Ribau Kecamatan
(1999) setiap masyarakat memiliki pengetahuan Kapuas Kabupaten Sanggau,
yang berbeda-beda dalam pemanfaatan suatu Protobiont vol.4, no. 2, hal 1-8
tumbuhan tergantung dari pengalaman yang Tongco, Ma. DC, 2007, Purposive Sampling as a Tool
diperoleh masyarakat tersebut. for Informant Selection, Ethnobotany
Research and Application, vol. 5, hal.
DAFTAR PUSTAKA 147158,<http://www.etnobotanyjournal.org/v
ol5/ i1547-3465-05-147.pdf >
Anisfiani, Winda, Aisyah, IN & Hariani, SA, 2014.
Etnobotani Bahan Kosmetik oleh Masyarakat Voight, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Using di Kabupaten Banyuwangi sebagai Edisi Kelima Gadjah Mada University Press,
Bahan Ajar Populer, Jurnal Pancaran, Vol. 3, Yogyakarta
no. 3, hal. 53-62, diakses tanggal 21 april 2015
<http://jurnal.unej.ac.id/index.php/pancaran/a
rticle/view/762>
Almeida, CF, Amorim, ELC & Albuquerque, UP,
Maia, MBS, 2006, Medicinal Plant Populary
Used in The Xingo Region-A Semi Arid-
Location in Northeastern Brazil, Ethnobiology
and Ethnomedicine, vol. 2, no.15, hal. 127142

53

You might also like