Hipoalbumin 1 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Kontribusi hiperglikemia dan hipoalbuminemia terhadap multiple organ

dysfunction syndrome (MODS) pada pasien multitrauma

1
Hendri, 2Heber B. Sapan, 2Harsali F. Lampus

1
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
KSM Ilmu Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
3
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: gintingdr@yahoo,com

Abstract: Recent randomized prospective data suggest that early hyperglycemia and
hypoalbuminemia are associated with MODS in multitrauma patients. This study was aimed to
determine the contribution of early blood glucose elevation and decreased serum albumin in
Trauma Emergency Department or ICU patients. We prospectively collected multitrauma
patients with Injury Severity Score (ISS) ≥18, blood glucose, serum albumin, aged 14-81 years
old, admitted to level I Trauma Centre at Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital Manado
from September 2015 through July 2016. Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) score
was used to determine MODS during hospitalization. The X2 (Fisher exact) test was used to
determine the level of significance and odd ratio was used to determine the risk estimation.
There were 51 multitrauma patients in this study. The mean age was 31.73 years old; 41 males
(80.4%) and 10 females (19.6%); blood glucose level >126 mg/dl occurred in 34 patients
(66.7%) and ≤ 126 mg/dL occurred in 17 patients (33.3%). Serum albumin level <3.5 gr/dL
occurred in 31 patients (60.8%) and ≥3,5 gr/dl occurred in 20 patients (39.2%). Conclusion:
Early hyperglycemia (blood glucose level >126 mg/dL) and hypoalbuminemia (serum albumin
<3.5 gr/dL) were associated with significantly higher MODS rates in multitrauma patients
independently of injury characteristics. The present of early hyperglycemia and
hypoalbuminemia may allow early identification of trauma patients who are at risk for MODS.
Keywords: multitrauma, hyperglycemia, hypoalbuminemia, MODS

Abstrak: Data prospektif secara random menunjukkan bahwa adanya hiperglikemia dan
hipoalbuminemia dapat berisiko terhadap terjadinya MODS pada pasien dengan multitrauma.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kontribusi hiperglikemia dan hipoalbuminemia
pada pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat maupun di ICU. Data diambil secara
prospektif pada pasien multitrauma dengan Injury Severity Score (ISS) ≥18, kadar gula darah
dan serum albumin, usia 14-81 tahun yang datang ke Pusat Trauma RSUP Prof Dr. R. D.
Kandou Manado selama 11 bulan (September 2015 s/d Juli 2016). Digunakan Sequential
Organ Failure Assessment (SOFA) skor untuk menentukan MODS selama dirawat. Data
dianalisis dengan X2 atau Fisher exact test untuk tingkat signifikansi dan odd ratio untuk
menentukan perkiraan tingkat kesalahan. Hasil penelitian mendapatkan total 51 pasien yang
termasuk dalam kriteria inklusi. Rerata usia 31,73 tahun, laki-laki 41 pasien (80,4%) dan
perempuan 10 pasien (19,6%). Kadar gula darah >126 mg/dl sebanyak 34 pasien (66,7%) dan
kadar gula darah ≤126 mg/dl sebanyak 17 pasien (33,3%). Kadar albumin <3,5 gr/dl sebanyak
31 pasien (60,8%) dan kadar albumin ≥3,5 gr/dl sebanyak 20 pasien (39,2%). Simpulan:
Hiperglikemia dengan kadar gula darah >126 mg/dl dan hipoalbuminemia dengan kadar
albumin <3,5 gr/dl sangat berisiko untuk terjadi MODS pada pasien-pasien trauma namun
tergantung dari beratnya cedera yang dialami. Adanya hiperglikemia dan hipoalbuminemia
merupakan tanda awal terhadap risiko terjadinya MODS pada pasien multitrauma.
Kata kunci: multitrauma, hiperglikemia, hipoalbuminemia, MODS

S31
S32 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1 Suplemen, Maret 2017, hlm.S31-S34

Hiperglikemia dan hipoalbuminemia paling kan MODS selama dirawat di rumah sakit.
sering terjadi pada pasien sakit berat yang Skor SOFA menilai disfungsi organ dan
berakibat meningkatnya angka morbiditas kegagalan organ terhadap enam organ.
dan mortalitas. Respon stres setelah cedera SOFA ditentukan dari PaO2/FiO2 rasio
merangsang resistensi insulin dan secara (sistem respirasi), jumlah platelet (sistem
keseluruhan terjadi hiperglikemia yang hematologi), GCS (sistem saraf pusat),
merupakan efek sekunder dari pelepasan mean arterial pressure dan inotropik
kortikosteroid, growth hormone, glukagon, (sistem kardiovaskular), urine output dan
dan katekolamin. Kadar hiperglikemia kadar kreatinin (sistem renal) dan total
setelah trauma berhubungan dengan bilirubin (sistem hepatobiliar-saluran
beratnya cedera yang dialami pasien.1-3 cerna). Dikatakan MODS bila skor SOFA 1
Trauma juga dapat merangsang atau 2 poin dan MOF jika skor SOFA ≥3
pelepasan sitokin yang akan meningkatkan yang mengenai paling sedikit 2 organ atau
permeabilitas kapiler, dilusi serum albumin lebih.8 Uji X2 (Fisher exact test) untuk
melalui pemberian infus, serta berpindah- menentukan tingkat signifikansi dan odd
nya albumin dari peredaran darah.4,5 ratio untuk menentukan perkiraan tingkat
Terjadinya hiperglikemia dan hipoalbumin- kesalahan.
emia pada pasien trauma sudah lama
dilaporkan; keduanya merupakan prediktor HASIL PENELITIAN
terhadap meningkatnya morbiditas dan Secara keseluruhan terdapat 51 pasien
mortalitas.4-7 multitrauma yang masuk kriteria inklusi
pada penelitian ini terdiri dari 41 orang
METODE PENELITIAN laki-laki (80,4%) dan 10 orang perempuan
Data diambil secara prospektif pada (19,6%) dengan rerata usia 31,73 tahun
pasien multitrauma dengan Injury Severity Mayoritas 48 pasien (94%) dirawat karena
Score (ISS) ≥18 yaitu kadar gula darah dan kecelakaan lalu lintas; sisanya 2 pasien
serum albumin dari pasien berusia 14-81 (4%) jatuh dari ketinggian; dan 1 pasien
tahun yang datang ke Pusat Trauma RSUP (2%) disebabkan luka tusuk.
Prof Dr. R. D. Kandou Manado selama 11 Dari semua pasien dengan kadar gula
bulan mulai September 2015 hingga Juli darah >126 mg/dl terdapat sebanyak 34
2016. Kadar gula darah dan albumin serum orang (66,7%) dan kadar gula darah ≤126
diperiksa pada masing-masing pasien. mg/dl sebanyak 17 orang (33,3%). Kadar
Berdasarkan kadar gula darah pasien dibagi albumin serum <3,5 gr/dL sebanyak 31
atas kadar gula darah ≤126 mg/dL vs >126 orang (60,8%) dan kadar albumin serum
mg/dL, dan berdasarkan kadar albumin ≥3,5 gr/dL sebanyak 20 orang (39,2%).
serum ≥3,5 gr/dL vs <3,5 gr/dL. Pasien Pasien dengan kadar gula darah >126
yang sebelum cedera menyandang diabetes mg/dL yang mengalami MODS sebanyak
melitus (DM) dieksklusi dari penelitian 30 orang (78,9%) dan kadar gula darah ≤
agar terjadinya stres akut hiperglikemia dan 126 mg/dl yang mengalami MODS
DM tidak tumpang tindih karena pada sebanyak 8 orang (21,1%); sisanya tidak
penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan mengalami MODS. Pasien dengan kadar
HbA1c sehingga terdapat kemungkinan serum albumin <3,5 gr/dL yang mengalami
pasien DM masuk dalam kriteria inklusi. MODS sebanyak 30 orang (78,9%) dan
Riwayat penyakit dianamnesis kepada kadar serum albumin ≥3,5 gr/dL sebanyak
pasien maupun keluarganya bila pasien 8 orang (21,1%) (Tabel 2).
tidak bisa dianamnesis secara langsung. Pasien dengan kadar gula darah >126
Pasien yang menderita penyakit kronik atau mg/dL memiliki resiko mengalami MODS
riwayat trauma berat dieksklusi dalam lebih tinggi dibanding pasien yang kadar
penelitian ini. glukosa ≤126 mg/dL. Pasien MODS
Sequential Organ Failure Assessment kebanyakan mengalami kadar gula darah
(SOFA) skor digunakan untuk menentu- tinggi 24 jam pertama perawatan (P <
Hendri, Sapan, Lampus: Kontribusi hiperglikemia dan hipoalbuminemia... S33

0,001) yang bermakna secara statistik kadar albumin serum ≥3,5 gr/dl. MODS
dengan perkiraan kesalahan odds ratio cenderung terjadi pada pasien dengan kadar
[OR]=8,438 (95% confidence interval [CI]: albumin rendah dalam 72 jam setelah
2,05-34,6). perawatan (P < 0,001) yang secara statistik
Pasien dengan kadar albumin serum bermakna dengan perkiraan kesalahan odds
<3,5 gr/dL memiliki resiko mengalami ratio [OR]=45,000 (95% confidence
MODS lebih tinggi daripada pasien dengan interval [CI]:5.06-399,68).

Tabel 2. Tabulasi silang kadar gula darah * MODS


Kadar gula MODS
Total X2 test
darah Positif Negatif
30 4 34
> 126 mg/dl
78,9% 30,8% 66,7%
8 9 17 X2 = 10,117
≤ 126 g/dl
21,1% 69,2% 33,3% (P < 0,001)
38 13 51
Total
100,0% 100,0% 100,0%
OR = 8,438 (95% CI : 2,05-34,6)

Tabel 3. Tabulasi silang kadar albumin serum* MODS


Kadar albumin MODS
Total X2 test
serum Positif Negatif
30 1 31
< 3,5 gr/dl
78,9% 7,7% 60,8%
8 12 20 X² = 20,632
≥ 3,5 gr/dl
21,1% 92,3% 39,2% (P < 0,001)
38 13 51
Total
100,0% 100,0% 100,0%
OR = 45,000 ( 95% CI: 5,06 – 399,68)

BAHASAN trauma memiliki tiga kali lipat lebih tinggi


Adanya hiperglikemia dan hipo- terjadi komplikasi infeksi. Demikian pula
albuminemia merupakan tanda pada pasien dengan hasil penelitian Yendamuri et al.12
trauma yang berisiko untuk terjadi yang menyatakan hiperglikemia memiliki
MODS.9,10 Hiperglikemia dengan kadar risiko tiga kali lipat mengalami pneumonia
gula darah >126 mg/dl dan dan infeksi saluran kencing.
hipoalbuminemia dengan kadar albumin Albumin merupakan protein plasma
serum <3,5 gr/dL memiliki angka MODS yang mempunyai efek terhadap stabilisasi
yang tinggi pada pasien multitrauma sel endotel dan mengatur permeabilitas
tergantung dari pola cedera. kapiler. Serum albumin dapat berubah pada
Telah lama diketahui bahwa adanya kondisi dehidrasi, sepsis, trauma, gangguan
hiperglikemia setelah trauma merupakan hati, serta gangguan nutrisi. Stres yang
suatu tanda gangguan fisiologi dengan disebabkan oleh trauma maupun
risiko mortalitas yang tinggi disebabkan pembedahan meningkatkan pemakaian
oleh MODS. Penelitian sebelumnya energi dan protein dengan membuat status
menyatakan bahwa adanya hiperglikemia hipermetabolik dan katabolik. Keadaan
meningkatkan mortalitas pada pasien seperti ini dapat menimbulkan malnutrisi
trauma. Sung et al.11 menyatakan dalam protein dan kalori dalam beberapa hari.4,5
analisis prospectif terhadap 1.003 pasien Adanya hipoalbuminemia memiliki
S34 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1 Suplemen, Maret 2017, hlm.S31-S34

resiko komplikasi infeksi dan penyem- 5. Jin GX, Li L, Cui SQ, Duan JZ, Wang H.
buhan yang kurang baik selama di Rumah Persistent hypoalbuminemia is a
Sakit dibanding pasien yang memiliki predictor of outcome in cervical spinal
albumin yang normal. Penelitian Yuki et cord injury. Spine J. 2014;14;1902-8.
al.13 yang menggunakan retrospective 6. Tiwari LK, Singhi S, Jayashree M,
Baranwal AK, Bansal A.
matched-pair study terhadap pasien trauma Hypoalbuminemia in critically sick
tumpul (terdiri dari 51 pasien yang children. Indian J Crit Care Med
meninggal dan 51 pasien yang berhasil 2014;18:565-9.
selamat) di Unit Gawat Darurat 7. Brackney CR, Diaz LA, Milbrandt EB, Al-
menyimpulkan bahwa pasein yang Khafaji A, Darby JM. Is albumin use
mengalami hipoalbuminemia dengan kadar safe in patients with traumatic brain
albumin <3,4 gr/dl memiliki risiko 2,5 kali injury? Crit Care. 2010; 14:307.
lipat meninggal dibanding pasien dengan 8. 8Jones AE, Trzeciak S, Kline AJ. The
kadar albumin yang normal. sequential organ failure assessment score
for predicting outcome in patients with
severe sepsis and evidence of
SIMPULAN
hypoperfusion at the time of emergency
Hiperglikemia dan hipoalbuminemia department presentation. Crit Care Med.
memiliki resiko yang tinggi terhadap 2009;37(5):1649-54.
terjadinya MODS pada pasien multitrauma. 9. Wahl WL, Taddonio M, Maggio PM,
Adanya hiperglikemia dan hipoalbumin- Arbabi S, Mark R. Hemmila MR.
emia merupakan tanda bahwa beresiko Mean glucose values predict trauma
terhadap terjadinya MODS dan patient mortality. J Trauma. 2008;65:42-
memerlukan penanganan dan resusitasi 8.
yang agresif. Penelitian lebih lanjut perlu 10. Kreutziger J, Schlaepfer J, Volker Wenzel
dilakukan apakah perlu pemberian V, Constantinescu MA. The role of
antiinflamasi untuk mencegah admission blood glucose in outcome
prediction of surviving patients with
hipoalbuminemia.
multiple injuries. J Trauma. 2009;67:
704-8.
DAFTAR PUSTAKA 11. Sung J, Bochicchio GV, Joshi M,
1. Laird AM, Miller PR, Kilgo PD, Meredith Bochicchio K, Tracy K, Scalea TM.
JW, Chang MC. Relationship of early Admission hyperglycemia is predictive of
hyperglycemia to mortality in trauma outcome in critically ill trauma patients. J
patients. J Trauma. 2004;56:1058-62. Trauma. 2005;59:80-3.
2. Sperry JL, Frankel HL, Vanek SL, Nathens 12. Yendamuri S, Fulda GJ, Tinkoff GH.
AB, Moore EE, Maier RV, et al. Early Admission hyperglycemia as a
hyperglycemia predicts multiple organ prognostic inducator in trauma. J
failure and mortality but not infection. J Trauma. 2003;55(1):33-8.
Trauma. 2007;63:487-94. 13. Yuki RL, Bar-Or D, Harris L, Shapiro H,
3. Cochran A, Scaife ER, Hansen KW, Winkler JV. Low albumin level in the
Downey EC. Hyperglycemia and emergency deparment: a potential
outcomes from pediatric traumatic brain independent predictor of delayed
injury. J Trauma. 2003;55:1035-8. mortality in blunt trauma. J Emerg Med.
4. Boldt J. Use of albumin: an update. BJA. 2003;25(1):1-6.
2010;104(3):276-84.

You might also like