Recent Diagnostic Procedures For Lactose Intolerance: December 2016
Recent Diagnostic Procedures For Lactose Intolerance: December 2016
Recent Diagnostic Procedures For Lactose Intolerance: December 2016
net/publication/320559437
CITATIONS READS
0 1,667
1 author:
Febyan Febyan
Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
18 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Febyan Febyan on 23 October 2017.
Abstrak
Intoleransi laktosa adalah suatu keadaan ketidakmampuan enzim laktase menghidrolisis laktosa di
usus halus, umumnya diderita oleh anak – anak dan remaja. Intoleransi laktosa primer dapat
disebabkan oleh berkurang atau tidak adanya aktivitas enzim laktase dan kelainan gen LCT C>T-
13910. Intoleransi laktosa sekunder umumnya terjadi akibat infeksi rotavirus. Intoleransi laktosa dapat
asimtomatis atau dengan gejala klinis yang bervariasi seperti mual, sakit perut, kembung dan sering
flatus. Pemeriksaan penunjang yang umum, antara lain: tes napas hidrogen, tes toleransi laktosa
(TTL) dan tes Gen LCT C>T-13910. Ketiga pemeriksaan ini saling berhubungan satu sama lain. Tes
genetik adalah yang paling akurat.
sekitar 15%. Secara keseluruhan 25% terjadi pada ras yang tidak mengkonsumsi
masyarakat Amerika dan 75% populasi dunia susu secara rutin dan diturunkan secara
mengalami intoleransi laktosa.1 Penelitian di autosomal resesif.5 Kelainan genetik terjadi
Manado mendapatkan angka intoleransi pada kromosom 2 pada posisi 21 yang berisi
laktosa sebesar 63,2% pada anak diare, di 12 exon dan ditranslasi ke dalam 6 kb
Jakarta 23,1%, sedangkan angka intoleransi transkrip. Kelainan gen Lactase-phlorizin
laktosa sebesar 40% pada anak diare lanjut.4 hydrolase (LCT) tersebut terjadi pada MCM6
Secara global, diperkirakan 65-75% penduduk yang merupakan 13,910 bp dari inisiasi kodon
dunia mengalami defisiensi laktase primer dan LCT.10
sangat sering pada orang Asia, Amerika Defisiensi laktase sekunder akibat cedera usus
Selatan, dan Afrika.5 Prevalensi intoleransi kecil seperti pada gastroenteritis akut, diare
laktosa bervariasi di antara suku bangsa, persisten, kemoterapi kanker, atau penyebab
berkisar 5% di bagian Eropa Utara, 70% di lain cedera mukosa usus halus, dapat terjadi
bagian Utara Italia dan Turki dan hampir pada setiap usia, lebih sering pada bayi.5
100% di sebagian populasi Asia Tenggara.6
Patofisiologi
Definisi
Laktosa tidak dapat diabsorpsi sebagai
Laktosa adalah disakarida yang terdiri disakarida, melainkan harus dihidrolisis
dari komponen glukosa dan galaktosa. dahulu menjadi glukosa dan galaktosa dengan
Manusia normal tidak dapat menyerap laktosa, bantuan enzim laktase di usus halus.11 Jika
oleh karena itu harus dipecah menjadi aktivitas laktase turun atau tidak ada, laktosa
komponen-komponennya.9 Intoleransi laktosa tidak diabsorpsi dan akan mencapai usus
adalah keadaan kekurangan atau tidak adanya bagian distal atau kolon; menyebabkan
enzim laktase sehingga laktosa tidak dapat peningkatan tekanan osmotik atau “menarik
dihidrolisis dan diserap di usus halus.7 air” dan elektrolit sehingga akan memperbesar
Intoleransi laktosa dapat dibagi menjadi 2 volume di dalam lumen usus. Keadaan ini
jenis yaitu, intoleransi laktosa primer dan akan merangsang peristaltik usus halus
intoleransi laktosa sekunder. Intoleransi sehingga waktu singgah dipercepat dan
laktosa primer merupakan intoleransi laktosa mengganggu penyerapan.
yang umumnya bersifat permanen (bawaan, Laktosa akan difermentasikan di
genetik), paling banyak terjadi di Asia, jejunum, lalu diubah oleh bakteri kolon
Australia dan Afrika. Intoleransi sekunder menghasilkan asam laktat dan asam lemak
disebabkan gastroenteritis, pada anak rantai pendek lain seperti asam asetat, asam
diperkirakan 30-50% disebabkan infeksi butirat dan asam propionat. Fermentasi laktosa
Rotavirus yang dapat pulih kembali 2-3 oleh bakteri di kolon juga menghasilkan
minggu setelah terinfeksi.8 beberapa gas seperti hidrogen, methan dan
karbondioksida yang akan mengakibatkan
Jenis distensi abdomen, nyeri perut, dan flatus.12
Feses yang dihasilkan sering mengapung
Defisiensi enzim laktase dapat karena kandungan gasnya tinggi dan juga
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu berbau busuk. Selanjutnya, 80% gas tersebut
defisiensi laktase primer dan defisiensi laktase akan dikeluarkan melalui rektum dan sisanya
sekunder. akan berdifusi ke dalam sistem portal dan
Terdapat 3 bentuk defisiensi laktase primer, dikeluarkan melalui sistem pernapasan.9
yaitu : Developmental lactase deficiency, pada
bayi prematur dengan usia kehamilan 26-32 Manifestasi Klinis
minggu. Kelainan ini terjadi karena aktivitas
laktase belum optimal. Congenital lactase Intoleransi laktosa dapat asimtomatis.
deficiency, kelainan dasarnya adalah tidak Gejala dapat berupa rasa mual, sakit perut,
terdapat enzim laktase di brush border epitel kembung dan sering flatus dan perianal rash.
usus halus. Kelainan ini jarang ditemukan dan Mual dan muntah merupakan salah satu gejala
menetap seumur hidup. Genetical lactase yang paling sering pada anak.8 Gejala klinis
deficiency timbul perlahan-lahan sejak usia 2-5 paling sering adalah rasa tidak nyaman di
tahun hingga dewasa. Kelainan ini umumnya perut/abdomen.13
Pemeriksaan penunjang kasus intoleransi Tes napas hidrogen paling sering dilakukan,
laktosa yaitu tes napas hidrogen, tes toleransi dan sebagai gold standard untuk mendiagnosis
laktosa dan tes tingkat gen LCT C>T-13910. intoleransi laktosa.
Pemeriksaan TNH adalah bagian dari proses
Pemeriksaan Penunjang fisiologis tubuh manusia dalam keadaan
berpuasa. Di kolon terdapat sangat banyak
Ada banyak pemeriksaan penunjang untuk bakteri anaerobik yang dapat menghasilkan
mendiagnosis pasien intoleransi laktosa, yang gas hidrogen dalam jumlah besar. Hidrogen
sering dilakukan14 : juga dihasilkan pada metabolisme anaerobik.
1. Tes Napas Hidrogen (TNH) (Gambar1).
Dasar metode ini adalah mengukur TNH sulit dilakukan pada bayi, sebaiknya
kadar gas hidrogen hasil fermentasi laktosa dilakukan tes melalui sampel pH faecal dan
oleh flora kolon yang dikeluarkan melalui faecal reducing substances. Tes pH faecal
udara napas. Makin banyak hidrogen yang merupakan marker pemeriksaan non-spesifik;
terukur berarti makin banyak laktosa yang pH <5.0 dianggap positif intoleransi laktosa.
difermentasikan, membuktikan makin banyak Faecal reducing substances merupakan
laktosa yang tidak diabsorpsi di usus halus. pemeriksaan yang simpel dan non-spesifik
Kadar hidrogen di alveolus akan meningkat untuk mendeteksi laktosa, glukosa, dan
signifikan dalam 1 atau 2 jam (bergantung fruktosa; jika dilakukan sesudah >3 jam dari
waktu transit usus). Bacterial overgrowth pengambilan sampel, dapat negatif palsu.16
(retrograd ke dalam usus halus) bisa Sampel udara TNH napas diambil setiap 30
menghasilkan positif palsu. Negatif palsu pada menit sejak puasa, selama 2 jam.17 Konsentrasi
5-15% karena beberapa flora metanogenik gas hidrogen diukur menggunakan gas
mengubah hidrogen menjadi gas methan; kromatografi atau laktometer.18 Diagnosis
dapat dihindari dengan pemeriksaan gas intoleransi laktosa ditegakkan bila terdapat
methan yang bercampur dengan gas kenaikan kadar hidrogen sama atau lebih dari
hidrogen15 . 20 ppm (Gambar 2-3).19 Sampel yang diambil
Setelah dipuasakan selama 4-6 jam, adalah 4 sampel napas saat pasien berpuasa.
pasien diberi larutan laktosa sebanyak Dua hari sebelum TNH, pasien harus
2g/kgbb. (maksium 50 g) dalam 300 ml air menghindari makanan atau minuman, obat-
putih dalam konsentrasi 20% atau 10% untuk obatan atau suplemen yang tinggi serat.19
bayi usia kurang dari 6 bulan. Pemerikaan
Gambar 3. Grafik pada Saat Pemeriksaan Tes Napas Hidrogen dan Nilai Normal Kadar
Hidrogen dan Metan.14,19
Gambar 4. Grafik dari Hasil Pemeriksaan TNH Negatif dengan Interpretasi Normal.20
Diagnosis positif intoleransi laktosa jika dimulainya TNH. Pada penelitian Eisenmann
terjadi peningkatan di atas 20 ppm pada lebih A et al, mendapatkan bahwa kadar hidrogen
dari 60 menit atau dengan gejala klinis rasa mulai meningkat dari kadar normal ( kadar
mual, sakit perut, kembung dan sering flatus.8 normal hidrogen < 20 ppm) di atas 60 menit,
Eisenmann A et al menyatakan bahwa puncak sedangkan tingkat hidrogen yang normal ( <
nilai puncak kadar hidrogen tertinggi (50 ppm) 20 ppm ) berada pada dibawah menit ke-60
terjadi pada menit ke-90 dan 120 setelah (Gambar 5).
Gambar 5. Hasil Postif dari Tes Napas Hidrogen dengan Manifestasi Klinis.
Hasil tes: Peningkatan Kadar Hidrogen dan gejala klinis, keduanya setelah 60 menit. Interpret as i:
Intoleransi intestinal dari senyawa yang diujikan.20
ternyata hasil pemeriksaan TTL yang positif Studi in vitro menjelaskan bahwa
dengan adanya manifestasi klinis seperti; rasa keadaan normal “tidak intoleransi laktosa”
mual, sakit perut, kembung dan flatus juga berhubungan dengan alel T/T-13910 yang
dapat dikatakan positif mengalami intoleransi berikatan dengan Oct-1 transcription factor.
laktosa.27 Alel T/T-13910 memiliki daya ikat pada Oct-1
TNH dan TTL paling banyak transcription factor lebih kuat daripada alel
digunakan untuk diagnosis intoleransi laktosa. C/C-13910. Daya ikat yang kuat antara T/T-
TNH selain dapat mendiagnosis intoleransi 13910 dengan Oct-1 transcription factor
laktosa juga dapat mendiagnosis overgrowth merupakan keadaan fisiologis dalam
bacteria di usus halus. Dibutuhkan selang meregulasi enzim laktase tingkat gen di brush
waktu selama 30 menit untuk pasien yang border usus.6,27
sudah menjalani pemeriksaan TNH guna Patofisologi genetical lactase
melakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu deficiency tingkat gen masih belum jelas,
pemeriksaan TTL.27 Indikasi TTL: dicurigai namun lemahnya daya ikat petanda gen
intoleransi laktosa primer maupun sekunder, abnormal alel C/C-13910 dengan Oct-1
irritable bowel syndrome, intoleransi terhadap transcription factor menyebabkan adanya
susu, produk olahan susu, kue dan cokelat; kelainan intoleransi laktosa tipe Genetical
rasa kembung, meteorismus, flatulensi, diare, lactase deficiency. Variasi daya ikat genotip
steatore (tinja berlemak), monitoring celiac C>T-13910 terhadap Oct-1 transcription
disease dan indikasi lain terkait atrofi vilus, factor menunjukkan kelainan elemen yang
chronic inflammatory bowel disease (sering menentukan faktor transkripsi pada regulasi
diikuti malabsorpsi karbohidrat).20 sekresi enzim laktase di sel intestinal. Begitu
Perpaduan pemeriksaan TTL bersama TNH pentingnya ekspresi Oct-1 transcription factor
dapat meningkatkan keakuratan deteksi yang berperan sebagai pengendalian enzim
intoleransi laktosa.27-29 Positif palsu dan tingkat gen oleh alel T/T-13910 (gen
negatif palsu sebesar 20% dipengaruhi oleh normal).6,27,29
gangguan proses pengosongan lambung dan Metode pemeriksaan dengan
metabolisme glukosa.30 menggunakan sampel darah vena perifer
sebagai sampel tes DNA pada seluruh subyek.
3. Tes Gen LCT C>T-13910 Kemudian DNA diisolasi untuk pemeriksaan
darah Dneasy dan sebagai kit jaringan.
Lactase-phlorizin hydrolase (LCT), Prosedur dengan metode PCR amplifikasi dan
merupakan nama lain dari enzim laktase yang deteksi SNP (Single nucleotide polymorphism)
berfungsi memecah laktosa menjadi varian gen C>T-13910 oleh Snapshot
monosakarida glukosa dan galaktosa yang minisequencing. Jika pemeriksaan gen
mudah diserap. Defisiensi LCT disebabkan hasilnya negatif (memiliki petanda gen normal
penurunan aktivitas LCT di vili usus halus, T/T-13910 yang lebih kuat terikat dengan Oct-
menyebabkan kaskade simtom intoleransi 1 transcription factor atau tidak mengalami
laktosa. Cara pemeriksaan tingkat gen LCT intoleransi laktosa) dan pemeriksaan kedua
harus melalui biopsi usus halus untuk dengan metode TNH hasilnya positif
mengukur secara langsung aktivitas LCT.6 intoleransi laktosa, dapat disimpulkan pasien
Gen LCT berukuran 20 kb berlokasi tersebut mengidap penyakit intoleransi laktosa
pada kromosom 2. Teridentifikasinya variasi tipe sekunder atau ada gangguan intestinal lain
alel polimorfisme LCT C>T-13910 pada gen yang dapat menganggu sekresi enzim
lokus laktase dihubungkan dengan hipolaktase. laktase.21
Pada penderita intoleransi laktosa terjadi Sebuah studi oleh Krawczyk M et al
polimorfisme pada posisi LCT C>T-13910. dengan metode Uji klinik tes napas hidrogen
Usus halus normal memiliki petanda gen T/T- dan tes tingkat gen pada 58 responden
13910, sedangkan pada pasien intoleransi didapatkan hasil TNH positif sebanyak 17
laktosa memiliki petanda gen abnormal C/C- responden, dan setelah pemeriksaan tingkat
13910 disebut abnormal karena memiliki daya gen, C/C-13910 positif pada 15 responden dan
ikat yang lemah terhadap Oct-1 transcription C/C-13910 negatif pada 2 responden. Dua
factor yang dapat mempengaruhi sekresi responden yang C/C-13910 negatif
enzim laktosa.6,27 membuktikan bahwa adanya alel T/T-13910
positif sehingga disimpulkan bahwa kedua
responden tersebut memiliki gen LCT C>T- gambar 6). Hasil pemeriksaan tingkat gen
13910 yang dalam keadaan fisiologis.29 negatif dan hasil TNH positif menjadi
Sedangkan pada 41 responden yang hasil TNH diagnosis gangguan intestinal sekunder yang
negatif, semuanya memiliki alel C/C-13910 mengganggu proses pencernaan oleh enzim
negatif dan 27 subyek TC positif dan TT laktase misalnya pada keadaaan pertumbuhan
positif 14 subyek yang membuktikan bahwa bakteri usus berlebihan.21,29
41 responden dalam keadaan normal. (lihat
Gambar 6. Hasil Perbandingan Pemeriksaan TNH Positif dan Negatif (>20 ppm dan
<20 ppm setelah 80 Menit) dengan Pemeriksaan Tingkat Gen.29
Tes genetik setelah dibandingkan dengan tes napas hidrogen memiliki sensitivitas 91-95% dan
spesifisitas 48-55% pada anak-anak dan orang dewasa. 31
Data tabel 3 menyatakan bahwa dari mempunyai hasil positif memiliki alel C/C-
30 pasien yang positif tes napas hidrogen 13910, 11 pasien yang tidak merasakan
tanpa gejala klinis sebanyak 23 pasien, tetapi simtom ternyata 5 pasien diantaranya memiliki
setelah dilakukkan pemeriksaan gen hasil positif alel C/C-13910 terhadap
didapatkan 20 pasien yang memiliki alel C/C pemeriksaan tingkat gen, hal ini membuktikan
(hasil positif intoleransi laktosa), namun 3 bahwa pemeriksaan tingkat gen LCT
pasien memiliki gen yang normal T/T. merupakan pemeriksaan yang tidak
Sedangkan 13 pasien yang memiliki hasil tes bergantung pada gejala klinis. Terdapat
napas hidrogen negatif, dengan 2 pasien yang korelasi yang signifikan antara hasil
memiliki gejala klinis intoleransi laktosa pemeriksaan tingkat gen yang positif alel C/C
13910 dengan tes napas hidrogen yang negatif hipolaktase dengan adanya hasil pemeriksaan
(p<0,002) dengan adanya diagnosis intoleransi tingkat gen alel C/C-13910.32-33
laktosa meskipun hasil TNH negatif.31 Panduan untuk menentukan diagnosis
Hasil penelitian Kuchay RA dkk, intoleransi laktosa primer pemeriksaan
sejumlah 176 anak-anak dengan usia 1-16 pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan
tahun melakukan pemeriksaan tingkat gen yang non-invasif terlebih dahulu, yaitu tes
LCT, menghasilkan 56,8% (100/176) memiliki napas hidrogen. Tes napas hidrogen memiliki
gen C/C-13910 yang membuktikan bahwa 100 indikasi yang sama seperti pemeriksaan TTL,
anak tersebut positif hipolaktasia, sedangkan setelah itu dapat dilanjutkan dengan
40,9% (72/176) memiliki gen C/T-13910 dan pemeriksaan TTL atau dengan pemeriksaan
2,3% (4/176) T/T-13910 yang menandakan gen. Pemeriksaan gen sebaiknya dilakukan
bahwa 76 responden dalam keadaan normal. jika hasil TNH negatif. Sedangkan
Terdapat kolerasi yang signifikan antara pemeriksaan untuk anak usia di bawah 12
aktivitas enzim laktase dengan variasi gen tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan TNH
LCT (P<0,001), yang membuktikan bahwa karena non-invasif (Gambar 7).
adanya hubungan yang erat antara keadaan
Gambar 7. Algoritma Diagnostik Intoleransi Laktosa. LM: lactose malabsorption; LI: Lacto se
intole ra n ce . 22
TNH sebagai Diagnosis Bacterial bahwa bakteri di usus halus membuat hidrogen
Overgrowth dan methan yang signifikan. Sekitar 80%
hidrogen dan methan dikeluarkan melalui
TNH juga dapat menjadi alat flatus, 20% dikeluarkan melalui sistem
diagnostik pada pasien yang bacterial pernapasan yang bisa menjadi cara untuk
overgrowth, yang sampel nya diteliti pada diagnosis bacterial overgrowth. Gas
setiap 15 menit selama 90 menit.34 Pada chromatography adalah alat untuk analisis
keadaan bacterial overgrowth dapat dilakukan pemeriksaan ini. Pasien dianjurkan untuk
tes laboratorium yang ditemukan adanya mengkonsumsi glukosa, dan jika terdapat
anemia, rendah serum vit B12, lymphopenia, peningkatan >12 ppm, dalam waktu 120 menit
rendah serum prealbumin dan transferrin. maka pasien positif bacterial overgrowth.
Standar emas pemeriksaan bacterial TNH memiliki Sensitivitas 62,5% dan
overgrwoth adalah dengan cara investigasi spesifitas 82% (akurasi diagnosis 72%).
mikrobial pada aspirasi jejunum. TNH dan Tes Negatif palsu disebabkan jika terjadi
napas methan (TNM) merupakan alat percepatan proses absorpsi glukosa di
diagnostik yang terbaru digunakan, prinsipnya proksimal jejunum, dan juga rendahnya
densitas anaerob usus dapat menyebabkan indikasi lainnya terkait atrofi pada vilus (jika
negatif palsu. Selain itu juga jika transit intoleransi laktosa primer bukan merupakan
substrat glukosa menuju kolon yang sangat diagnosis ketika sudah dilakukan pemeriksaan
cepat menyebabkan adanya positif palsu. Hasil genetika molekuler), adanya chronic
pemeriksaan TNH atau TNM sangat sulit jika inflammatory bowel disease (sering diikuti
pasien menderita penyakit sistem pernapasan. malabsorpsi karbohidrat).
Hidrogen dihasilkan oleh bakteri yang
memiliki aktivitas fermentasi sakarida di Daftar Pustaka
lumen usus. Hidrogen digunakan bakteri
Methanobrevibacter smithii, Methanosphaera 1. Bhatia JJS, Zemel MB. Lactose
stadtmanae, dan Methanobacteriales lainnya intolerance among different ethnic
untuk mensintesis methan, ada juga beberapa groups. Section of Neonatology
bakteri anaerob (Bacteroides, Clostridium) Department of Pediatrics Medical
mampu memproduksikan hidrogen namun College of Georgia Augusta, GA 2011
sulit untuk memproduksi methan, hidrogen Des:4
juga diproduksi oleh Enterobacteriaceae. 2. Wyeth J, Steele R, Chin S. Lactose
Empedu dalam lumen usus, memiliki aktivitas intolerance. BPJ Issue 9:33.
suppresor metanogenesis (yaitu proses sintesis 3. Solaeman EJ. Mengatasi diare di rumah:
methan oleh bakteri Methanobrevibacter waspadai tanda bahaya. Farmacia Mar
dengan produk hidrogen). Pada anak-anak 2014:13(8):58.
yang mempunyai kadar methan yang tinggi, 4. Hendrawati L. Malabsorpsi makronutrien
memiliki resiko adenoma kolon dan kanker.35 pada diare akut pravalensi dan faktor
yang mempengaruhinya.Tesis S2.
Penutup Perpustakaan Universitas Indonesia
Jakarta;2008.
Intoleransi laktosa adalah keadaan 5. Intanwati S. Intoleransi laktosa. Fakultas
ketidakmampuan laktase menghidrolisis Kedokteran Universitas Brawijaya
laktosa dalam usus halus, dapat asimtomatis Malang 2012:1-9.
atau menimbulkan berbagai gejala klinis 6. Madry E, Fidler E, Walkowiak J. Lactose
berupa rasa mual, sakit perut, kembung dan intolerance-vurrent state of knowledge.
sering flatus. Pemeriksaan penunjang berupa ACTA Sci.Pol.,Technol. Aliment
tes napas hidrogen, tes toleransi laktosa, dan 2010;9(3):343-50
tes genetik merupakan pemeriksaan yang 7. Ghishan FK. Chronic diarrhea in: Nelson
saling berhubungan. Pemeriksaan yang textbook of pediatrics. Ed.18th .
memiliki spesifitas dan sensitivitas tertinggi Philadelphia: Elsevier; 2007.
dan merupakan standar emas untuk 8. Great Western Hospitals. Diagnosis and
mendiagnosis intoleransi laktosa adalah tes management of cow’s milk protein
napas hidrogen akan tetapi dapat juga allergy and lactose intolerance. NHS
dilakukan pemeriksaan genetik. Untuk Foundation trust. 2012 Nov:1-2.
menentukan diagnosis pemeriksaan pertama 9. Yohmi E, Boediarso AD, Hegar B, dkk.
yang dilakukan adalah pemeriksaan yang non- Intoleransi laktosa pada anak dengan
invasif terlebih dahulu, yaitu tes napas nyeri perut berulang. PPDS IKA FKUI-
hidrogen. Tes napas hidrogen memiliki RSCM, Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
indikasi yang sama seperti pemeriksaan TTL, Seri Pediatri. Jakarta 2001 Mar;2(4):198-
setelah itu dapat dilanjutkan dengan 204.
pemeriksaan TTL atau dengan pemeriksaan 10. Mattar R, Campos DF, Mazo, et al.
gen, sesuai seperti yang ada di algoritme atas. Lactose intolerance: diagnosis, genetic,
Indikasi pemeriksaan TTL antara lain adanya and clinical factors. Clinical and
kemungkinan kecurigaan intoleransi laktosa Experimental Gastroenterology.
primer maupun sekunder, memeriksa adanya Dovepress. Department of
irritable bowel syndrome, adanya intoleransi Gastroenterology,University of Sao Paulo
terhadap susu, produk olahan susu, kue dan School of Medicine, Sao Paulo Brazil Jul
cokelat, memeriksa adanya rasa kembung, 2012 (4):113-21.
meteorismus, flatulensi, diare, steatore (tinja 11. Kumar S, Pandey S, Uday C, et al.
berlemak), monitoring celiac disease dan Lactose (milk) intolerance. Department