Jurnal Tommy

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

PENERAPAN SANKSI PIDANA DENDA Defendants 2).

The judge does not have


TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA enough and meaningful effort in seeking
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN the application of a penalty for the
GELAP NARKOTIKA DI PENGADILAN narcotics defendant, because it is bound by
NEGERI PADANG the special minimum provisions regulated
by the Narcotics Law, whereas to
Oleh: Tommy Busnarma, Elwi Danil 1, disregard the provision, the judge is
Fadillah Sabri 2 careful not to enforce the law in
contravention of the law. the Prosecutor is
Fakultas Hukum Universitas Andalas to acquire the fines from the convicted
Jl. Pancasila No. 10 Padang, Sumatera person. If the convicted person is unable to
Barat pay, the certificate will be made stating
they are unable to pay, so as a
ABSTRACT consequence the prisoner sentenced to
prison for substitution of the fine. For
The spirit and purpose of the Narcotics improvement in the future enforcement of
Act is yet to exceed the expectations of its narcotics criminal law, it is necessary to
implementation. Every year the number of
revise the Narcotics Law especially in
criminal narcotics keeps increasing and
relation to the special minimum provisions
does not seem to declinate. From a variety of criminal punishment so that criminal,
point of views, one of the causes of it is especially criminal penalties can be
related to the application of fines which applied and function optimally in law
are so high while the imprisonment penalty enforcement against drug abuse and illicit
as replacement of fines applied is very trafficking.
short; only in a matter of months. The
problems questioned in this thesis are: 1).
Keywords: Criminal Penalty, Substitute
What are the Basic Considerations of
Judges in Criminating Penalties for Illegal Custody, Submission of Narcotics.
Abuse and Illicit Traffickers? 2). How is
A. Latar Belakang Masalah
the Effort Performed by Judges and Public Narkotika sangat bermanfaat
Prosecutors in the Framework of Applying dan diperlukan dalam pengobatan
Criminal Penalties for Abuse and Illicit dan pelayanan kesehatan. Namun
Traffickers of Narcotics? The method of apabila disalanggunakan atau tidak
approach used in this research is empirical sesuai dengan peruntukannya atau
juridical method. Research type is standar kesehatan maka dapat
descriptive by using primary data and menjadi bumerang bagi kesehatan
secondary data. The results show that 1). manusia sendiri. Definisi narkotika
Judge's consideration in applying the fine diatur dalam Pasal 1 ayat (1)
to the Narcotics Defendant is based on Undang-Undang Nomor 35 Tahun
juridical judgment and non juridical 2009 Tentang Narkotika
consideration, the judge assesses that the (selanjutnya disebut UU Narkotika)
fine penalty being regulated and must be yaitu:
applied in the Narcotics Law is less “zat atau obat yang berasal
rational given the economic level of the dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis,
1
Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum yang dapat menyebabkan penurunan
Universitas Andalas atau perubahan kesadaran,
2
Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum hilangnya rasa, mengurangi sampai
Universitas Andalas
Page 1
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat sebagaimana diatur dalam pasal 127
menimbuklan ketergantungan yang ayat 3 UU Narkotika.
dibedakan ke dalam golongan Dalam rangka mencegah dan
sebagaimana diatur dalam lampiran memberantas penyalahgunaan dan
UU Narkotika”. peredaran gelap narkotika yang
Penyalahgunaan narkotika sangat merugikan dan
merupakan perbuatan yang membahayakan kehidupan
bertentangan dengan peraturan masyarakat, bangsa dan negara,
perundang-undangan sebagaimana maka dari sisi pengaturan hukum
termaktub dalam pasal 7 UU pemerintah telah berupaya untuk
Narkotika yang menyatakan bahwa menyempurnakan ketentuan hukum
narkotika hanya dapat digunakan yang berkaitan dengan tindak pidana
untuk kepentingan pelayanan narkotika. Penyempurnaan itu
kesehatan dan/atau pengembangan dilakukan dengan perubahan
ilmu pengetahuan teknologi. terhadap Undang-Undang Nomor 22
Sehingga tidak semua orang/badan Tahun 1997 tentang Narkotika
hukum yang berhak dan bisa dengan Undang-Undang Nomor 35
mempergunakan narkotika. Artinya Tahun 2009 yang mengatur
tindakan lain yang dilakukan diluar perubahan terhadap beberapa hal
tujuan penggunaan narkotika dan yakni terkait dengan ancaman sanksi
dilakukan oleh orang atau badan pidana, pemanfaatan narkotika dan
hukum yang tidak berhak untuk ketentuan mengenai rehabilitasi
mempergunakannya merupakan medis dan sosial.4
suatu bentuk dari tindak pidana Hal ini menunjukan bahwa
terhadap narkotika. UU Narkotika telah berupaya untuk
Tindak pidana narkotika dapat melakukan pengaturan yang lebih
diartikan dengan suatu perbuatan baik lagi dalam rangka
yang melanggar ketentuan- pemberantasan sekaligus
ketentuan hukum narkotika, atau pencegahan terhadap setiap bentuk
dengan kata lain dapat diartikan penyalahgunaan narkotika dan
sebagai setiap perbuatan yang peredaran gelap narkotika (Illicit
berkaitan dengan penyalahgunaan Traffic in Narcotic Drugs). 5
narkotika yang tidak sesuai dengan Sehingga diharapkan UU Narkotika
tujuan penggunaannya dan tatacara mampu mencegah, melindungi dan
yang telah diatur dalam UU menyelamatkan bangsa indonesia
Narkotika.3 Dalam hal penelitian ini dari setiap bentuk tindak pidana
tindak pidana narkotika yang narkotika.
dimaksudkan adalah tindak pidana Namun sayangnya semangat
yang berkaitan penyalagunaan dan dan tujuan pembentukan UU
peredaran gelap narkotika atau Narkotika ini masih sangat jauh dari
dikenal dengan istilah Illicit Traffic hasil yang diharapkan. Pasalnya
in Narcotic Drugs dimana pelaku, penyalahgunaan narkotika saat ini
dipandang sebagai pelaku tindak telah mencakup semua lapisan
pidana narkotika bukan sebagai
korban dari penyalahgunaan dan 4
Siswanto, 2012, Politik Hukum dalam
peredaran gelap narkotika Undang-Undang Narkotika (UU Nomor 35
Tahun 2009), Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm. 2
5
Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 35
3
Taufik Makarao, 2004, Tindak Pidana Tahun 2009 tentang Narkotika.
Narkotika, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 41.
Page 2
masyarakat baik miskin, kaya, tua, penggunaan narkotika di tingkat
muda dan bahkan anak-anak. internasional maupun di tingkat
Apabila hal ini terus dibiarkan dan nasional. Data di atas juga
tidak mendapat penanganan khusus menunjukan bahwa Provinsi
tentu akan berakibat kepada Sumatera Barat berada di posisi ke-
rusaknya generasi penerus bangsa.6 3 tertinggi pengguna narkotika
Fakta empiris menyatakan dalam tahun 2016 dengan angka
bahwa Penyalahgunaan narkotika prevalensi 4,7 setelah Provinsi
dari tahun ke tahun terus mengalami Yogyakarta dan DKI Jakarta. Hal ini
peningkatan baik ditingkat nasional menunjukkan bahwa Provinsi
maupun dalam skala internasional. Sumatera Barat juga dalam kondisi
Berdasarkan hasil Survei UNODC yang memprihatikan terkait dengan
(United Nations Office on Drugs penyalahgunaan narkotika. Hal ini
and Crime) sejak tahun 2009 hingga sejalan dengan jumlah kasus tindak
2013 besaran prevalensi pidana narkotika yang terjadi di
penyalahgunaan narkotika wilayah hukum Pengadilan Negeri
diestimasi sebesar 4,8% di tahun Padang pasca di undangkannya UU
2009 dan terus bergerak secara Narkotika ini yang tidak
stabil sampai menjadi 5,2% di tahun menunjukkan penurunan, malah
2011 dan tetap stabil hingga tahun sebaliknya jumlah tindak pidana
2013. Secara absolut diperkirakan narkotika semakin meningkat dari
ada sekitar 167 hingga 315 juta tahun ketahun. Pada tahun 2014
orang penyalahguna narkotika dari Pengadilan Negeri Padang
populasi penduduk dunia yang menangani sedikitnya 50 kasus,
berumur 15-64 tahun yang selanjutnya di tahun 2015 terjadi
menggunakan narkotika minimal peningkatan kasus menjadi
sekali dalam setahun.7 sedangkan di sedikitnya 70 kasus dan pada tahun
Indonesia berdasarkan survei 2016 terjadi peningkatan kasus yang
menurut provinsi di tahun 2016, dari cukup signifikan menjadi sedikitnya
18 provinsi di Indonesia angka 139 kasus.9
pernah pakai narkotika tertinggi Semakin meningkatnya angka
berada di Yogyakarta dengan angka kejahatan narkotika meng
prevalensi 6,6, diikuti DKI Jakarta indikasikan bahwa UU Narkotika
dengan angka prevalensi 5,3, telah gagal dalam memenuhi tujuan
Sumatera Barat dan Kalimantan pemidanaan yang hendak dicapai.
Timur dengan angka prevalensi Dalam teori-teori pemidanaan
sama yakni 4,7.8 dijelaskan bahwa tujuan
Berdasarkan data di atas kita pemidanaan itu untuk memberikan
dapat melihat tingginya angka efek jera, menakut-nakuti dan
mengembalikan kondisi sosial
6
Lydia Harlina Marton, 2006, Membantu masyarakat akibat kejahatan yang
Pencandu Narkotika dan Keluarga, Jakarta: dilakukan sertamelakukan
Balai Pustaka, hlm. 1.
7
Badan Narkotika Nasional bekerjasama pembinaan terhadap terpidana
dengan Pusat Penelitian Kesehatan UI, 2017,
Hasil survei Penyalahgunaan dan Peredaran 9 https: //putusan .mahkamah agung. o.id/
Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan
pengadilan/ pn-padang /direktori/ pidana khusus /
Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016. Jakarta:
BNN. hlm. 2. narkotika, diakses terakhir tanggal 1 Februari 2018,
8
Ibid., Pukul 16.35 WIB.

Page 3
dengan cara memasyarakat ancaman pidana dalam pasal-pasal
10
kannya kembali . Namun dalam tersebut dapat dibagi menjadi dua
konteks tindak pidana narkotika model yakni, model perumusan
keseluruh tujuan tersebut seolah- ancaman pidana dengan mengatur
olah masih jauh dari harapan ketentuan minimum khusus dan
terlaksana.11 Salah satu faktor yang model perumusan ancaman pidana
kira-kira dapat menyebabkan hal ini yang tidak mengatur ketentuan
adalah terkait dengan penerapan mengenai minimum khusunya.
sanksi pidana khususnya sanksi Dilihat dari segi sanksi pidana
pidana denda yang belum dapat denda, UU Narkotika memuat
diterapkan/ditegakan kepada seluruh ketentuan pidana denda yang
pelaku tindak pidana narkotika. tergolong tinggi. Sanksi pidana
Ketentuan mengenai sanksi denda terendah atas ketentuan
pidana dalam UU narkotika diatur minimum khusus bagi para pelaku
dalam Bab XV mengenai Ketentuan tindak pidana narkotika bagi pelaku
Pidana yang dimulai dari pasal 111 penyalahgunaan dan peredaran
sampai dengan pasal 148. gelap narkotika (Illicit Traffic)
Sedangkan ketentuan sanksi pidana adalah Rp. 100.000.000
bagi pelaku penyalahgunaan dan sebagaimana dicantumkan pada
peredaran gelap narkotika diatur pasal 147.
dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal Sedangkan sanksi pidana
113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal denda tertinggi yang diancamkan
117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal bagi pelaku tindak pidana narkotika
120, Pasal 122, Pasal 123, Pasal terdapat pada ketentuan Pasal 114
124, Pasal 125, Pasal 129, Pasal 137 yang berbunyi sebagai berikut
dan Pasal 147. Dalam ketentuan Setiap orang yang tanpa hak atau
pidana ini, ancaman sanksi pidana melawan hukum menawarkan untuk
bagi pelaku tindak pidana narkotika dijual, menjual, membeli,
diatur dengan pola ancaman menerima, menjadi perantara dalam
kumulasi antara pidana penjara dan jual beli, menukar, atau
pidana denda. Model perumusan menyerahkan Narkotika Golongan I,
dipidana dengan pidana penjara
10
Lebih jauh tujuan Pemidanaan ini
seumur hidup atau pidana penjara
dijelaskan secara lebih ekspilist dalam RUU paling singkat 5 (lima) tahun dan
KUHP Indonesia yang baru yakni dalam Pasal paling lama 20 (dua puluh) tahun
55 ayat 1 RUU KUHP yang menyatakan bahwa dan pidana denda paling sedikit
pemidanaan bertujuan untuk: a) Mencegah
dilakukannya tindak pidana dengan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
menegakkan norma hukum demi pengayoman rupiah) dan paling banyak
masyarakat; b) memasyarakatkan terpidana Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
dengan mengadakan pembinaan sehingga miliar rupiah).
menjadi orang yang baik dan berguna; c)
Dalam hal perbuatan
menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh
tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan menawarkan untuk dijual, menjual,
mendatangkan rasa damai dalam masyarakat; membeli, menjadi perantara dalam
dan d) membebaskan rasa bersalah pada jual beli, menukar, menyerahkan,
terpidana.
11
Hal ini dapat dianalisis dalam teori-teori
atau menerima Narkotika Golongan
pemidanaan dan analisis terhadap tindak pidana I sebagaimana dimaksud pada ayat
narkotika. Tolib Setiady, 2010, Pokok-Pokok (1) yang dalam bentuk tanaman
Hukum Penitensier Indonesia, Bandung:
Alfabeta, hlm. 52-59.
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram
atau melebihi 5 (lima) batang pohon
Page 4
atau dalam bentuk bukan tanaman pemberantasan tindak pidana
beratnya 5 (lima) gram, pelaku narkotika ini, terdapat kecendrungan
dipidana dengan pidana mati, pidana hakim untuk memutuskan pidana
penjara seumur hidup, atau pidana penjara pengganti denda dengan
penjara paling singkat 6 (enam) jangka waktu yang relatif singkat,
tahun dan paling lama 20 (dua yakni hanya dalam hitungan bulan.
puluh) tahun dan pidana denda Sedangkan pidana denda yang
maksimum sebagaimana dimaksud dikenakan kepada terdakwa
pada ayat (1) ditambah 1/3 tergolong tinggi mencapai ratusan
(sepertiga). juta rupiah bahkan milyaran rupiah.
Ketentuan di atas menunjukan Pengenaan sanksi pidana
tingginya ancaman pidana denda denda yang tinggi dan pidana
yang di atur dalam UU Narkotika. pengganti denda yang relatif singkat
Namun, ketentuan sanksi pidana ini agaknya mendapatkan
denda yang tinggi ini tidak diikuti pembenaran dalam putusan
atau berbanding terbalik dengan pengadilan yang terkait mengenai
ketentuan pidana pengganti denda tindak pidana narkotika. Seperti
yang diatur dalam Pasal 148 UU halnya dengan putusan pengadilan
Narkotika yang berbunyi sebagai di wilayah hukum Pengadilan
berikut: “Apabila putusan pidana Negeri Padang yang terkait dengan
denda sebagaimana diatur dalam tidak pidana narkotika seperti
Undang-Undang ini tidak dapat putusan nomor 462 /Pid.Sus /2016
dibayar oleh pelaku tindak pidana /PN Pdg atas nama Rio Nofrizaldi
Narkotika dan tindak pidana panggilan Rio dan putusan nomor
Prekursor Narkotika, pelaku dijatuhi 243 /Pid.Sus /2016 /PN Pdg atas
pidana penjara paling lama 2 (dua) nama Wicky Aries Putra panggilan
tahun sebagai pengganti pidana Wicky. Kedua terdakwa sama-sama
denda yang tidak dapat dibayar.” terbukti melanggar Pasal 112 UU
Pengaturan pidana pengganti Narkotika dimana keduanya terbukti
denda yang demikian bertolak secara sah tanpa hak atau melawan
belakang dengan ancaman sanksi hukum memiliki, menyimpan,
pidana denda yang dapat dikenai menguasai atau menyediakan
kepada pelaku tindak pidana Narkotika golongan 1 bukan
narkotika. Ancaman pidana denda tanaman berupa Shabu
yang tinggi tersebut hanya perlu (metamfetamina) dengan berat 0,06
diganti dengan pidana penjara (nol koma nol enal) gram milik
selama paling lama 2 tahun. Hal ini terdakwa Rio dan delapan bungkus
dapat membuka peluang bagi sabu-sabu dengan berat masing-
terhambatnya proses penegakan dan masing 0,56 (nol koma lima enam)
penerapan sanksi pidana denda yang gram milik terdakwa Wicky. Dalam
di amanatkan dalam UU Narkotika putusan tersebut terdakwa sama-
yang akhirnya juga berdampak pada sama dijatuhi denda sebesar Rp.
tidak tercapainya tujuan dari 800.000.000 dan apabila tidak
pemidanaan terhadap pelaku dibayarkan maka terdakwa harus
narkotika. Sehingga sanksi pidana mengganti dengan pidana penjara
denda hanya menjadi hiasan dalam pengganti pidana denda 3 bulan
ketentuan UU Narkotika. untuk terdakwa Rio dan 4 bulan
Lebih jauh lagi, dalam praktek penjara bagi terdakwa Wicky.
penegakan hukum terhadap
Page 5
Melihat dari pertimbangan Namun sayangnya ketentuan
majelis hakim dalam kedua putusan yang dimuat dalam SEMA ini,
tersebut, dapat dilihat bahwa tidak bukan ditujukan untuk
ada pertimbangan majelis hakim menyelesaikan permasalahan yang
yang memiliki hubungan positif terkait dengan penerapan pidana
terkait dengan bagaimana dan khususnya pidana denda yang
seberapa banyak pidana denda dapat tergolong tinggi ini. Tetapi hanya
dijatuhkan kepada terdakwa ditujukan kepada terdakwa yang
narkotika atau dengan kata lain terbukti sebagai pemakai dan jumlah
dasar yang menjadikan pidana yang relatif kecil (sesuai pasal 127
denda patut diterapkan kepada UU Narkotika) tetapi penuntut
terdakwa tersebut. sehingga patut umum tidak mendakwakannya
untuk dipertanyakan apa yang dalam surat dakwaannya. 12 Tidak
menjadi dasar pertimbangan hakim diaturnya masalah mengenai
dalam menjatuhkan putusan hubungan pidana denda dan pidana
tersebut. penjara pengganti dendanya didalam
Selanjutnya, dalam putusan di peraturan pelaksana Mahkmah
atas juga dapat dilihat bagaimana Agung secara tidak langsung
korelasi yang tidak seimbang antara mengindikasikan bahwa mahkamah
pidana denda dengan pidana penjara kurang memandang penegakan
pengganti denda yang akhirnya terhadap pidana denda yang relatif
menghambat penerapan sanksi tinggi yang berbanding terbalik
pidana denda sekaligus menghambat dengan pidana penjara pengganti
penegakan hukum yang lebih dendanya sebagai suatu masalah
maksimal bagi para pelaku tindak yang perlu diselesaikan demi
pidana narkotika. Hal ini juga dapat tercapainya tujuan pemidanaan
berdampak tehadap tercapainya secara umum dan tujuan
tujuan pidana yang diharapkan pembentukan UU Narkotika secara
melalui pemberlakuan UU khusus.
Narkotika. Uraian di atas mendasari
Terkait mengenai permasalah penulis untuk mengkaji dan
penerapan pidana bagi terdakwa menelusuri bagaimana penerapan
Narkotika ini, Mahkamah Agung pidana denda khususnya pidana
telah menerbitkan Surat Edaran denda yang dimuat dalam UU
Mahkamah Agung (SEMA) Nomor Narkotika, upaya yang dilakukan
03 Tahun 2015 Tentang oleh penegak hukum khususnya
Pemberlakukan Rumusan Hasil hakim melalui putusan pidananya
Rapat Pleno Kamar Mahkamah dan jaksa sebagai penuntut umum
Agung Tahun 2015 sebagai serta sebagai eksekutor dari putusan
Pedoman Pelaksanaan Tugas bagi pengadilan dan kendala-kendala
Pengadilan. Surat edaran Mahkamah yang dihadapi dalam penerapan
Agung ini menjelaskan bahwa pidana denda khususnya pidana
hakim yang memeriksa dan denda dalam UU Narkotika.
memutus perkara dapat menerapkan
pidana yang lebih ringan bahkan
menyimpangi ketentuan minimum
khusus yang diatur dalam UU
Narkotika tersebut. 12
SEMA Nomor 3 Tahun 2015 hlm. 1.

Page 6
B. Rumusan Masalah Putusan adalah hasil atau
1. Bagaimanakah Dasar Pertimbangan kesimpulan dari sesuatu yang telah
Hakim dalam Menjatuhkan Pidana dipertimbangkan dan dinilai dengan
Denda bagi Pelaku Penyalahgunaan matang yang dapat berbentuk tertulis
dan Peredaran Gelap Narkotika? atau lisan. 14 Pengertian Putusan
2. Bagaimanakah Upaya yang dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 11
Dilakukan oleh Hakim dan Jaksa Kitab Undang-Undang Hukum
Penuntut Umum dalam Rangka Acara Pidana (KUHAP), di
Menerapkan Pidana Denda bagi dalamnya dijelaskan bahwa putusan
Pelaku Penyalahgunaan dan adalah pernyataan hakim yang
Peredaran Gelap Narkotika? diucapkan dalam sidang terbuka,
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang dapat berupa pemidanaan atau
1. Dasar Pertimbangan Hakim bebas atau lepas dari segala tuntutan
dalam Menjatuhkan Pidana hukum dalam hal serta menurut
Denda bagi Pelaku acara yang diatur dalam undang-
Penyalahgunaan dan Peredaran undang.15 Frasa “Pernyataan Hakim”
Gelap Narkotika berarti bahwa hakim telah
Peranan hakim dalam merumuskan hukumnya yang
menentukan dan menemukan suatu menjadi dasar pemidanaan, atau
kebenaran melalui proses peradilan bebas, atau lepas dari segala
terlihat melalui putusannya. Dalam tuntutan. Sehingga putusan adalah
suatu proses peradilan pidana dapat suatu perwujudkan dari ditemukan
diketahui bahwa terjadi atau hukumnya oleh hakim.16
tidaknya suatu tindak pidana Putusan hakim merupakan
ditentukan melalui putusan. Sebelum puncak dari suatu perkara yang
adanya putusan yang berkekuatan sedang diperikasa dan diadili oleh
hukum tetap (in kracht van gewijsde) seorang hakim di suatu pengadilan.
maka seseorang tidak dapat disebut Putusan yang diberikan hakim dapat
sebagai pelaku suatu tindak pidana mengenai hal-hal berikut:17
(terpidana), sesuai dengan asas 1) Keputusan mengenai peristiwa
praduga tak bersalah (presumption of nya, apakah terdakwa telah
innocence). Putusan sangat penting melakukan perbuatan yang
untuk membuktikan apakah
dituduhkan kepadanya.
terdakwa melakukan tindak pidana
yang didakwakan oleh penuntut 2) Keputusan mengani hukumnya,
umum atau tidak. Dengan demikian apakah perbuatan yang dilakukan
Putusan berfungsi untuk terdakwa itu merupakan suatu
mewujudkan cita/visi hukum 13 itu tindak pidana dan apakah
sendiri sehingga hukum dapat terdakwa bersalah dan dapat
ditegakkan. dipidana.

14
Leden Marpaung, 2011, Proses Penangan
13 Perkara Pidana, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm.129.
Gustav Radburch menjelaskan tiga cita 15
hukum yakni, Keadilan, Kemanfaatan dan Kadri Husin dan Budi Rizki, 2012, Sistem
Kepastian Hukum, Lihat Shinta Agustina, Op. Peradilan Pidana Di Indonesia, Bandar
Cit, Hlm.. 25. Sebagaimana dikutip dalam Rusli Lampung, Lembaga Penelitian Universitas
Lampung, Hlm. 127.
Effendi, Ahmad Ali, dan Poppy Andi Lolo, 16
Ibid, Hlm. 127.
1991, Makasar, Teori Hukum, Hasanudin 17
Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum Pidana,
University Press, Hlm. 79. Bandung, Hlm.74.

Page 7
3) Keputusan mengenai pidananya, serta jumlah ancaman pidana
apabila terdakwa memang dapat menjadi dua hal penting yang sangat
dipidana. diperhatikan oleh Hakim dalam
Suatu putusan hakim menjatuhkan pidana bagi seorang
haruslah di jatuhkan atau diputuskan pelaku tindak pidana. Begitu juga
berdasarkan suatu pertimbangan dalam penjatuhan pidana bagi pelaku
hakim yang logis, jujur, teliti, penyalahgunaan dan peredaran gelap
cermat, serius, serta tanpa di narkotika, hakim diharapkan mampu
boncengi oleh kepentingan pribadi, dalam menjatuhkan pidana secara
golongan, kesubjektifitasan, dan lain porposional kepada terdakwa
sebagainya. Apabila suatu putusan penyalahgunaan dan peredaran gelap
hakim tidak didasarkan hal tersebut, narkotika.
maka putusan hakim tersebut dapat Tindak pidana narkotika
dibatalkan oleh Mahkamah agung. merupakan suatu tindak pidana
Pertimbangan hakim merupakan khusus yang diatur dalam UU
salah satu aspek terpenting dalam Narkotika. Dalam undang-undang
mewujudkan nilai dari suatu putusan ini, pola ancaman pidana yang
hakim yang mengandung keadilan diancamkan bagi terdakwa tindak
(ex aequo et bono) dan mengandung pidana narkotika khususnya bagi
kepastian hukum, serta disamping itu pelaku penyalahgunaan dan
harus mengandung kemanfaatan. peredaran gelap narkotika
Pedoman pemberian pidana menggunakan sistem kumulasi,
(strafftoemeting-leidraad) akan yakni menjatuhkan pidana penjara
memudahkan hakim dalam dan denda secara bersamaan kepada
menentapkan pemidanaannya, terpidana. Hakim berkewajiban
setelah terbukti bahwa terdakwa untuk menjatuhkan kedua jenis
telah melakukan perbuatan yang sanksi pidana tersebut kepada
didakwakan kepadanya. Dengan terdakwa Narkotika.
memperhatikan teori tersebut Namun dalam praktek
diharapkan penjatuhan pidana penerapan pidana terhadap terdakwa
(pemidanaan) yang dikenakan tindak pidana narkotika khususnya
kepada terdakwa dapat lebih dalam wilayah hukum Pengadilan
proporsional sesuai dengan Negeri Padang, sanksi pidana denda
18
kesalahan yang dilakukannya. yang dikenakan kepada terdakwa
Pertimbangan hakim tergolong cukup tinggi, sedangkan
merupakan bahan utama untuk pidana pengganti denda yang
merumuskan ancaman pidana yang diputuskan hanya dalam hitungan
dapat mempengaruhi penjatuhan bulan saja. Berikut dalam tabel 3
suatu pidana. Pola ancaman pidana (tiga), 4 (empat) dan 5 (lima)
dipaparkan penerapan pidana, baik
18
Muladi dan Barda Nawawi Arif, pidana penjara maupun pidana denda
1998,Teori-teori dan Kebijakan Pidana,
Bandung, Alumni, hlm. 67. serta pidana pengganti denda dalam

Page 8
berbagai perkara tindak pidana dituntut oleh Penuntut Hakim dengan
narkotika di wilayah hukum putusan pemidanaan oleh Hakim.
Pengadilan Negeri Padang dari tahun Tabel.2
Penerapan Pidana Penjara, Pidana
2015 sampai dengan tahun 2017.
Denda dan Pidana Pengganti Denda
Tabel. 1 dalam Perkara Narkotika di Wilayah
Penerapan Pidana Penjara, Pidana Hukum Pengadilan Negeri Padang
Denda dan Pidana Pengganti Denda Tahun 2016
dalam Perkara Narkotika di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Padang N Putusan
Tahun 2015 o Pasal UU Penjara Denda Penjara
Nomor yang (dalam Penggan
N Putusan Putusan Dilanggar rupiah) ti Denda
o Pasal UU Penjara Denda Penjara 1 13/Pid.S Pasal 5 800 6 Bulan
Nomor yang (dalam Penggan us/2016 112 Tahun Juta (Kurung
Putusan Dilanggar rupiah) ti Denda an)
/PN Pdg ayat (1)
1 57/Pid.S 6 800 3 Bulan
2 4 800 3 Bulan
us/2015 Pasal 112 Tahun Juta (Kurung
22/Pid.S Pasal Tahun Juta
/PN Pdg ayat (1) an)
2 85/Pid.S 4 800 3 Bulan
us/2016 114 6
us/2015 Pasal 112 Tahun Juta /PN Pdg ayat (1) bulan
/PN Pdg ayat (1) 3 47/Pid.S Pasal 6 3 Bulan
3 182/Pid. 5 1 3 Bulan us/2016 111 Tahun
Sus/201 Pasal 114 Tahun Miyar /PN Pdg ayat (1)
5/PN Pdg ayat (1) 4 243/Pid. 5 800 4 Bulan
4 434/Pid. 15 1,5 4 Bulan Sus/201 Pasal Tahun Juta
Sus/201 Pasal 114 Tahun Milyar 6/PN 112
5/PN Pdg ayat (2) Pdg ayat (1)
5 446/Pid. 5 264/Pid.
Sus/201 Pasal 114 14 1,5
5/PN Pdg ayat (2) Tahun Milyar 3 Bulan
Sus/201
6/PN Pasal 114 15 1Milya
Pdg ayat (2) Tahun r 3 Bulan
Sumber: Register Perkara Tahap Penuntutan
Sumber: Register Perkara Tahap
(RP-9) dan Eksekusi (RP-12) Tahun 2015, Seksi
Penuntutan (RP-9) dan Eksekusi (RP-12)
Pidana Umum Kejaksaan Negeri Padang dan
Tahun 2016, Seksi Pidana Umum
Repository Putusan Mahkamah Agung
Kejaksaan Negeri Padang dan Repository
Tabel di atas menunjukan Putusan Mahkamah Agung
bahwa dalam penerapan pidana denda
terhadap perkara tindak pidana Penerapan sanksi pidana
Narkotika di Pengadilan Negeri terhadap perkara tindak pidana
Padang, senantiasa menggunakan narkotika di Pengadilan Negeri Padang
ketentuan Pasal 112 dan Pasal 114 UU pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
Narkotika. Melalui sampel di atas maka jenis tindak pidana narkotika yang
dapat disimpulkan bahwa pada tahun terjadi atau ketentuan UU Narkotika
2015 di Pengadilan Negeri Padang, yang dilanggar sebagian besar tidak
sebagian besar Terpidana Narkotika hanya pelanggaran terhadap ketentuan
terjerat Pasal 112 dan Pasal 114 UU Pasal 112 dan Pasal 114 UU Narkotika,
Narkotika. Dilihat dari pidana denda namun juga telah mencakup
yang diterapkan oleh Hakim kepada pelanggaran terhadap ketentuan Pasal
Terdakwa Narkotika, maka dapat 111 UU Narkotika. Melihat pola
dilihat adanya hubungan yang postif penjatuhan pidana, khususnya
antara tuntutan pidana denda yang penerapan pidana denda terhadap

Page 9
Terdakwa tindak pidana narkotika, Berdasarkan data yang
menunjukkan data yang sama seperti terdapat dalam tabel 3, 4 dan tabel 5
yang terjadi pada tahun 2015, dimana di atas, dapat dilihat bahwa tuntutan
tuntuntan Penuntut Umum selaras yang diajukan oleh Penuntut Umum
dengan putusan pemidanaan yang Berbanding lurus dengan Putusan
diterapkan Hakim terhadap Terdakwa. yang dijatuhkan oleh hakim kepada
Namun, dalam penerapan pidana pelaku tindak pidana narkotika di
terhadap perkara narkotika tersebut, wilayah hukum Pengadilan Negeri
terdapat putusan dan tuntutan Padang. Hal ini dapat kita lihat pada
pemidanaan yang berupa pidana hampir semua putusan yang
kurungan sebagai pidana pengganti dari memperlihatkan kecendrungan
pidana denda apabila Terpidana tidak bahwa hakim senantiasa sependapat
dapat membayar denda yang diputuskan dengan tuntutan yang diajukan oleh
Hakim, padahal apabila kita mengacu Penuntut Umum terhadap
pada rumusan Pasal 148 UU Narkotika, pengenaan sanksi kepada Pelaku
maka pidana pengganti denda yang penyalahgunaan dan peredaran
dapat dijatuhkan oleh hakim hanya gelap narkotika tersebut. Tidak
berupa pidana penjara. hanya itu, dalam penerapan pidana
denda terhadap Terdakwa, semua
Tabel. 3 putusan hakim selaras dengan
Penerapan Pidana Penjara, Pidana pidana denda yang tuntut oleh
Denda dan Pidana Pengganti Denda Penuntut Umum.
dalam Perkara Narkotika di Wilayah Dilihat dari pidana denda
Hukum Pengadilan Negeri Padang yang diputuskan oleh majelis hakim
Tahun 2017 tersebut, dapat kita lihat bahwa
denda yang dikenakan terhadap
Terdakwa sangatlah tinggi mencapai
N Putusan ratusan juta yang mendekati
o Pasal UU Penjara Denda Penjara milyaran rupiah. Denda terendah
Nomor yang (dalam Penggan yang dituntut oleh Penutut Umum
Putusan Dilanggar rupiah) ti Denda dan diputuskan oleh Hakim adalah
1 538/Pid.Su Pasal 4 800 1 Bulan senilai Rp. 800.000.000 (delapan
s/201 112 Tahun Juta (Kurung
an) ratus juta rupiah). Sedangkan pidana
7/PN Pdg ayat (1)
2 3 Bulan
penjara pengganti denda yang
631/Pid.Su Pasal 5 1
s/201 114 Tahun Milyar dikenakan, apabila Terpidana tidak
7/PN Pdg ayat (1) membayar denda tersebut sengatlah
3 627/Pid.Su Pasal 7 1 2 Bulan cepat hanya dalam hitungan bulan
s/201 114 Tahun Milyar yakni, hanya berkisar antara 3 bulan
7/PN Pdg ayat (1) sampai dengan 6 bulan penjara.
4 625/Pid.Su Pasal 4 800 6 Bulan Mengacu kepada UU
s/201 112 Tahun Juta Narkotika khususnya pasal-pasal
7/PN Pdg ayat (1) yang dikenakan kepada terdakwa
5 525/Pid.Su Pasal 114 11 1Milya tindak pidana narkotika berdasarkan
s/201 Tahun r 4 Bulan tabel di atas. Maka rata-rata pelaku
Sumber: Register Perkara Tahap Penuntutan penyalahgunaan dan peredaran
(RP-9) dan Eksekusi (RP-12) Tahun 2017,
gelap narkotika di wilayah hukum
Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Padang dan Repository Putusan Mahkamah Pengadilan Negeri Padang terjerat
Agung. Pasal 111, Pasal 112, dan Pasal 114
UU Narkotika. Jika kita mengacu
Page 10
kepada rumusan pasal tersebut, maka hakim sebernarnya dapat
maka dapat dilihat bahwa pidana menjatuhkan pidana penjara
denda yang dituntut oleh Penuntut pengganti denda yang lebih lama
Umum yang kemudian di putus
sampai dengan 2 (dua) tahun
dengan putusan yang sama oleh
Hakim rata-rata merupakan pidana penjara.
denda minimum yang diatur di Jika kita melakukan
dalam pasal-pasal tersebut. penalaran logis terhadap korelasi
Ketentuan minimum khusus yang pidana denda dan pidana penjara
diatur dalam pasal 111, Pasal 112, pengganti denda dalam putusan-
Pasal 114 UU Narkotika secara putusan tersebut, maka kita dapat
berurutan yakni, Rp. 800.000.000,
menilai bahwa sebenarnya penegak
Rp. 800.000.000, dan Rp.
1.000.000.000.19 hukum khususnya hakim melalui
Selanjutnya jika kita putusannya tidak mengharapkan atau
mengacu kepada pidana penjara menyadari bahwa pidana denda yang
pengganti denda yang di atur dalam dikenakan kepada Terdakwa tidak
Pasal 148 UU Narkotika yang akan dibayar atau sangat sulit untuk
menyatakan bahwa: dibayarkan (eksekusi). Atau dengan
“apabila putusan pidana denda
sebagaimana diatur dalam kata lain, penerapan pidana denda
Undang-Undang ini tidak dapat dan pidana uang pengganti yang
dibayar oleh pelaku tindak dikenakan kepada Terdakwa tindak
pidana Narkotika dan tindak pidana narkotika bersifat tidak
pidana Prekursor Narkotika, rasional karena pidana denda yang
Pelaku dijatuhi pidana penjara dijatuhkan sangat tidak seimbang
paling lama 2 (dua) tahun
dengan pidana penjara pengganti
sebagai pengganti pidana
denda yang tidak dapat denda yang diancamkan.
dibayar” Terkait dengan hal ini,
Dari rumusan pasal diatas berdasarkan hasil wawancara Penulis
apabila kita hubungkan dengan data bersama hakim R. Ari Muladi di
yang terdapat dalam tabel 4 dan 5 Pengadilan Negeri Padang, dapat
terkait pidana penjara pengganti disimpulkan bahwa hakim dalam
denda yang dijatuhkan kepada menjatuhkan pidana denda kepada
Terdakwa penyalahgunaan dan Terdakwa narkotika sangat terbatas
peredaran gelap narkotika, maka kepada ketentuan minimum khusus
pidana penjara pengganti denda yang yang diatur dalam UU Narkotika.
dijatuhkan masih sangat tergolong Sehingga hakim dalam
ringan (singkat) karena hanya mempertimbangkan besaran pidana
berkisar antara 3 (tiga) sampai 6 denda dan pidana penjara pengganti
(bulan). Sedangkan pada hakekatnya denda walaupun menyadari bahwa
berdasarkan norma yang diatur sangat kecil kemungkinan penerapan
dalam Pasal 148 UU Narkotika, pidana denda yang diatur secara
minimum khusus dalam UU
19
Pasal 111,Pasal, 112, Pasal 114 UU
Narkotika tetap berkewajiban untuk
Narkotika.
Page 11
menerapkan dan menjatuhkan pidana bahwa ketentuan minimum khusus
denda tersebut karena UU Narkotika yang diatur dalam UU Narkotika
menganut pola penjatuhan pidana tidak bisa disimpangi atau dengan
secara kumulasi.20 kata lain hakim tidak dapat
Lebih jauh, ketika menyimpangi ketentuan minimum
dihubungkan dengan SEMA Nomor khusus pada perkara tindak pidana
03 Tahun 2015 Tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat narkotika dimana Terdakwa
Pleno Kamar Mahkamah Agung dipandang sebagai pelaku.
Tahun 2015 Sebagai Pedoman Selanjutnya juga dijelaskan
Pelaksana Tugas Pengadilan, yang bahwa kesulitan hakim dalam
didalamnya memuat rumusan hukum penerapan pidana denda tersebut
juga didasarkan atas kewajiban
kamar pidana yang menjelaskan
hakim untuk tidak sekedar
bahwa hakim berdasarkan fakta mempertimbangan hal-hal yuridis
hukum yang terungkap di dari perbuatan pelaku namun juga
persidangan dapat menyimpangi berupaya untuk mempertimbangan
ketentuan pidana minimum khusus hal-hal yang bersifat non yuridis
yang diatur dalam UU Narkotika dalam rangka mewujudkan tujuan
dengan memuat pertimbangan yang pemidanaan sehingga dapat
memberikan efek jera sekaligus
cukup. Berdasarkan hasil wawancara
memperbaiki diri terdakwa.22 Hal ini
terkait dengan hal ini diketahui dan mendapatkan pemberanan dengan
disimpulkan bahwa hakim melihat putusan hakim yang
berpandangan dengan memberikan dikenakan kepada Terdakwa
batasan mengenai ketentuan narkotika yang mememperlihatkan
minimum khusus yang dimuat dalam bahwa dalam rangka menerapkan
UU Narkotika yang hanya dapat pidana hakim juga
mempertimbangkan unsur non
disimpangi apabila Terdakwa yuridis tanpa menyimpangi
berdasarkan fakta hukum yang pertimbangan yuridis dari tindak
terdapat dalam persidangan terbukti pidana tersebut. Oleh sebab itu,
sebagai pemakai (korban) dari tindak berikut penulis uraikan berapa kasus
pidana penyalahgunaan dan beserta perimbangan hakim dalam
peredaran gelap narkotika dengan memutus perkara tersebut.
1) Perkara dengan Nomor
jumlah yang relatif kecil (sesuai
Register 243/Pid.Sus/2016/PN
Pasal 127 UU Narkotika). 21 Pdg Atas Nama Wicky Aries
Sehingga berdasarkan hal itu, maka Putra Panggilan Wicky.
dapat dilihat bahwa hakim Kasus Posisi Identitas Terdakwa:
membatasi diri dengan menganggap Wicky Aries Putra Pgl. Wicky
Als. Tanggiang, lahir di Padang
Gelanggang, tanggal 20 April
20
Wawancara dengan Bapak Agnes Sinaga,
SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan Negeri
22
Padang tanggal 1 April 2018 Pukul 10.00 Wib. Wawancara dengan Bapak Agnes Sinaga,
21
Wawancara dengan Bapak Agnes Sinaga, SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan Negeri
SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan Negeri Padang tanggal 1 April 2018 Pukul 10.00 Wib.
Padang tanggal 1 April 2018 Pukul 10.00 Wib.
Page 12
1985, pada saat itu berumur 30 tersebut menjadi 12 (dua belas)
tahun, pekerjaan wiraswasta, paket kecil kemudian menyimpan
pendidikan terakhir SMA, jenis shabu-shabu tersebut dirumah
kelamin laki-laki, agama Islam, terdakwa, dan sebanyak 2 (dua)
kewarganegaraan Indonesia, paket diambil Edo dan Jeri
alamat Jalan Koto Baru Nomor 10 (DPO), selanjutnya datang saksi
RT 001 RW 001 Kel. Koto Baru Jahar dan Magri (Penuntutan
Nan XX Kecamatan Lubuk terpisah) untuk meminta narkotika
Begalung Kota Padang. Bahwa jenis shabu pada terdakwa
terdakwa Wicky Aries Putra Pgl. kemudian atas laporan dari
Wicky Als. Tanggiang, pada hari masyarakat, terdakwa ditangkap
Minggu tanggal 22 November oleh Polisi
2015 sekira jam 22.00 dari Satresnarkoba
Wib. Atau setidak- Polresta Padang, saat dilakukan
tidaknya pada suatu waktu dalam pengeledahan pada terdakwa
bulan November 2015, bertempat ditemukan barang bukti berupa 1
di Jalan By Pass Kecamatan (satu) buah kotak permen merk
Lubuk Begalung Kota Padang Mentos warna biru berisikan 8
atau setidak-tidaknya pada suatu (delapan) paket kecil yang
tempat yang masih termasuk terbungkus dengan plastik klep
dalam daerah hukum Pengadilan bening berisikan butiran kristal
Negeri Padang, yang berwenang shabu-shabu dengan berat 0,56
memeriksa dan mengadili, tanpa (nol koma lima puluh enam)
hak dan melawan hukum gram; 1 (satu) buah bong berisi air
memiliki, menyimpan, yang terbuat dari botol bekas
menguasai, atau menyediakan yakult pada tutupnya terpasang 2
narkotika golongan I bukan (dua) buah pipet kecil yang salah
tanaman jenis shabu-shabu, satu pipet terpasang pirex kaca; 4
perbuatan terdakwa dilakukan (empat) pak plasitik klep bening
dengan cara sebagai berikut: diduga pembungkus shabu; 6
Kejadian berawal pada (enam) lembar plastik klep bekas
hari Minggu tanggal 22 masih terdapat sisa shabu-shabu;
November 2015 sekira jam 22.00 4 (empat) buah yang salah satunya
Wib. Terdakwa menghubungi terpasang jarum; 7 (tujuh) buah
teman terdakwa yang bernama potongan pipet sebagai sendok
Henki (DPO) untuk mendapatkan shabu; 1 (satu) unit timbangan
shabu-shabu sebanyak 1 (satu) Ji digital merk heles warna hitam
atau 1 (satu) paket besar, kuning; 5 (lima) buah karet
kemudian Hengki (DPO) kompeng; 1 (satu) unit HP
menyuruh terdakwa menjemput Samsung warna Ungu.
shabu-shabu tersebut di pinggir Selanjutnya terdakwa berikut
Jalan By. Pass Kecamatan Lubuk barang bukti dibawa ke Polresta
Begalung Kota Padang, setelah Padang untuk pemeriksaan lebih
terdakwa menerima narkotika lanjut, saat pemeriksaan terdakwa
jenis shabu dari henki (DPO) dan mengakui tidak memiliki izin dan
setelah menguasai shabu-shabu pekerjaan terdakwa tidak ada
tersebut terdakwa kembali hubungannya dengan kepentingan
kerumahnya lalu terdakwa pelayanan kesehatan dan/atau
membagi-bagi shabu-shabu pengembangan ilmu pengetahuan
Page 13
dan teknologi yang di izinkan 2) Perkara dengan Nomor
untuk memiliki, menyimpan, Register 462/Pid.Sus/2016/PN
menguasai, atau menyediakan Pdg Rio Nofrizaldi Panggilan
narkotika golongan I bukan
Rio.
tanaman jenis shabu-shabu
tersebut. Kasus Posisi Identitas
Perbuatan terdakwa Terdakwa: Rio Nofrizaldi Pgl.
merupakan tindak pidana Rio, lahir di Padang tanggal 19
narkotika sebagaimana diatur dan November 1993, pada saat itu
diancam dalam Pasal 112 ayat (1) berumur 23 tahun, pekerjaan
UU Narkotika. Dalam perkara ini, tukang parkir, jenis kelamin laki-
pertimbangan hakim secara non
laki, agama Islam,
yuridis yakni:
Hal yang memberatkan: kewarganegaraan Indonesia,
- Penyalahgunaan narkotika alamat Jalan Pasri Purus Ata
bahaya yang sangat besar bagi Kecamatan Padang Barat Kota
kehidupan manusia; Padang.
- Perbuatan para terdakwa Bahwa terdakwa Rio
menghambat program Nofrizaldi Pgl. Rio Als. Kambuik
pemerintah dan masyarakat
pada hari selasa tanggal 16
untuk memberantas
penyalahgunaan narkotika. Februari 2016 sekira pukul 09.20
- Para terdakwa mengakui dan Wib. Atau setidak-tidaknya pada
menyesali kesalahannya; suatu waktu dalam bulan Februari
- Terdakwa belum pernah tahun 2016, bertempat di sebuah
dihukum. rumah Pasir Purus Atas RT. 003
Dalam perkara tersebut, Hakim
RW. 002 Kel. Rimbo Kaluang
berdasarkan pertimbangannya
menjatuhkan putusan yakni: Kec. Padang Barat Kota Padang
1. Menyatakan Terdakwa Wicky atau setidak-tidaknya pada suatu
Aries Putra panggilan Wicky tempat tertentu yang masih
Als. Tanggiang terbukti secara termasuk dalam daerah hukum
sah dan meyakinkan beralah Pengadilan Negeri Padang yang
melakukan tindak pidana berwenang memeriksa dan
menguasai narkotika golongan
mengadili perkara ini, tanpa hak
I bukan tanaman;
2. Menjatuhkan pidana terhadap attau melawan hukum memiliki,
terdakwa dengan pidana menyimpan, menguasai atau
penjara selama 5 (lima) tahun menyediakan Narkotika Golongan
dan denda Rp. 800.000.000,- I bukan tanaman berupa shabu
(delapan ratus juta rupiah); (metamfetamina) dengan berat
3. Menyatakan apabila denda 0,06 (nol koma nol enam) gram,
tersebut tidak dibayar diganti
perbuatan terdakwa dilakukan
dengan pidana penjara selam 4
(empat) bulan. dengan cara sebagai berikut:
Bahwa berawal pada hari
Senin tanggal 15 Februari 2016
sekira pukul 23.00 Wib. Saksi

Page 14
Harry Akmal dan saksi Delonson manches atau korek api gas yang
Putra anggota dari Satresnarkoba diakui terdakwa adalah miliknya,
Polresta Padang mendapatkan selanjutnya terdakwa bersam
informasi dari masyarakat bahwa barang bukti dibawa ke Polresta
penghuni rumah yang terletak di Padang untuk di proses lebih
Pasir Purus Atas RT. 003 RW.002 lanjut. Perbuatan terdakwa
Kel. Rimbo Kaluang Kec. Padang merupakan tindak pidana
Barat Kota Padang sering narkotika sebagaimana diatur dan
menggunakan narkotika jenis diancam dalam Pasal 112 ayat (1)
shabu-shabu, lalu dilakukan UU Narkotika.
penyelidikan terhadap penghni Dalam perkara ini,
rumah tersebut dan diketahui pertimbangan hakim secara non
bahwa penghuni rumah adalah yuridis yakni:
Hal yang memberatkan:
terdakwa Rio Nofrizaldi Pgl. Rio
- Perbuatan Terdakwa
Als. Kambuik dengan gerak bertentangan dengan program
geriknya yang mencurigakan. pemerintah yang sedang giat-
Bahwa keesokan paginya giatnya memberantas
Selasa tanggal 16 Februari 2016 Narkotika
sekira pukul 09.20 Wib. Saksi Harri - Terdakwa mengakui dan
Akmal, saksi Delonson Putra dan menyesali kesalahannya;
rekan-rekan anggota dari - Terdakwa belum pernah
Satresnarkoba Polresta Padang dihukum.
- Terdakwa masih muda dan
datang kembali kerumah terdakwa
diharapkan dapat merubah
untuk menangkap Terdakwa tingkah lakunya untuk masa
dengan memperlihatkan surat yang akan datang.
perintah penangkapan kemudian Dalam perkara tersebut, Hakim
dilakukan penggeledahan dirumah berdasarkan pertimbangannya
terdakwa dan ditemukan dalam memutuskan terdakwa sebagai
sebuah kotak sepatu diatas loteng berikut:
kamar rumah terdakwa barang- 1) Menyatakan Terdakwa Rio
barang berupa 5 (lima) lemba Nofrizaldi Pgl. Rio Als.
plastik bening ukuran sedang yang Kambuik terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah
didalamnya terdapat sisa butiran
melakukan tindak pidana
kristal bening yang diduga “tanpa hak atau melawan
narkotika jenis shabu-shabu, 2 memiliki, menyimpan,
(dua) lembar plastik klip bening menguasai atau menyediakan
ukuran kecil didalamnya terdapat narkotika golongan I bukan
sisa butiran kristal bening yang tanaman” sebagaimana diatur
diduga narkotika jenis shabu, 1 dan diancam pidana dalam
(satu) set bong (alat penghisap Pasal 112 ayat (1) Undang-
shabu) berisi air terbuat dari botol Undang Nomor 35 Tahun 2009
minuman mer lasegar terpasang dua Tentang Narkotika.
2) Menjatuhkan Pidana terhadap
buah piper dan kaca pirek, 2 (dua)
Terdakwa dengan pidana

Page 15
penjara selama 4 (empat) tahun dia miliki dapat melihat dan
dan denda sebesar Rp. menghubungkan pekerjaan terdakwa
800.000.000,- (delapan ratus yang diketahui dalam berita acara
juta rupiah) dengan ketentuan pemeriksaan maupun di dalam
apabila denda tidak dibayar pemeriksaan persidangan dengan
harus diganti dengan pidana besaran pidana denda yang kemudian
kurungan selama 3 (tiga) akan dikenakan kepada Terdakwa.
bulan. 24
Sehingga hakim berpendangan
Dari kedua putusan di atas bahwa pertimbangan tersebut tidak
dapat diketahui bahwa Hakim dalam harus di tuliskan secara eksplisit
menerapka pidana mempertimbang didalam bagian
kan unsur yuridis maupun unsur non pertimbangan hakim, namun
yuridis dari perbuatan atau tindak jika hakim ingin menjelaskan
pidana yang dilakukan oleh pertimbangan itu secara eksplisit
terdakwa. Namun sayangnya dalam dalam hal-hal yang meringankan
kedua putusan tersebut maupun atau memberatkan tersebut juga
berbagai putusan tindak pidana bukan merupakan suatu masalah.
narkotika yang lainnya, tidak Sehingga hal ini menurut responden
terdapat pertimbangan hakim yang dikembalikan lagi kepada seni hakim
secara eksplisit berhubungan dengan dalam membuat putusannya.
penerapan pidana denda yang Terkait dengan pidana
dikenakan kepada Terdakwa. penjara pengganti denda yang relatif
Melihat kedua putusan di atas maka singkat atau cepat yang dijatuhkan
kita dapat mengetahui bahwa hakim kepada terdakwa, berdasarkan
seyogyanya tidak ada pertimbangan hasil wawancara diketahui bahwa
hakim yang berhubungan langsung Hakim khususnya hakim di
terhadap mengapa hakim harus Pengadilan Negeri Padang
menjatuhkan besaran pidana denda menjatuhkan pidana penjara
kepada Terdakwa. Terkait dengan pengganti denda yang demikian,
hal ini berdasarkan hasil wawancara didasarkan atas pandangan hakim
penulis, diketahui bahwa hakim yang seyogyanya menyadari bahwa
memang tidak menguraikan secara sangat sulit bagi terdakwa untuk
eksplisit didalam pertimbangannya membayar pidana denda yang begitu
khususnya pertimabangan hakim tinggi. Sedangkan jika dilihat dari
yang bersifat non yuridis pada bagian pekerjaan atau keadaan ekonomi
hal yang memberatkan dan terdakwa yang diketahui,
meringankan terdakwa.23 kebanyakan terdakwa narkotika
Namun bukan berarti hakim memiliki tingakat ekonomi menegah
tidak mempertimbangkan pengenaan kebawah. Sehingga hakim tidak
besaran pidana denda yang akan di ingin menjatuhkan pidana penjara
kenakan kepada Terdakwa tersebut. pengganti denda yang tinggi dengan
Hakim berpendapat bahwa dasar bahwa hakim tidak ingin
seyogyanya hakim dengan terdakwa berpandangan bahwa dia
pengetahuan dan kecerdasan yang dipidana dengan pidana penjara yang
begitu lama hanya karena dia miskin
23
Wawancara dengan Bapak Agnes Sinaga,
SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan Negeri 24
Wawancara dengan Bapak Agnes Sinaga,
Padang tanggal 1 April 2018 Pukul 10.00 Wib. SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan Negeri Padang
tanggal 1 April 2018 Pukul 10.00 Wib.
Page 16
atau dengan kata lain keadaan Penjatuhan pidana yang
ekonomi terdakwalah yang membuat demikian, menurut pandangan
terdakwa dipidana begitu lama. penulis merupakan suatu kekeliruan
Oleh sebab itu, hakim menilai berfikir dari penegak hukum.
jika ingin menerapkan pidana yang Alasannya, ketentuan Pasal 148 UU
lebih berat, hakim tidak perlu untuk Narkotika yang menyatakan bahwa
menjatuhkan pidana penjara apabila pidana denda tidak
pengganti denda yang tinggi kepada dibayarkan maka terpidana
terdakwa khususnya terdakwa penjalankan pidana penjara
dengan tingkat ekonomi yang lemah, pengganti denda seyogyanya
melainkan hakim cukup untuk menyimpangi ketentuan Pasal 30
menjatuhkan pidana penjara yang ayat (2) KUHP yang menyatakan
tinggi kepada terdakwa. Seperti bahwa “jika pidana denda tidak
diketahui bahwa UU Narkotika juga dibayar, maka diganti dengan pidana
mengatur ketentuan maksimum kurungan”. Jika Penuntut Umum dan
khusus terhadap pidana penjara yang Hakim menuntut dan menjatuhkan
begitu tinggi yakni mencapai pidana pidana kurungan sabagai pidana
penjara seumur hidup bahkan pidana pengganti denda maka kemungkinan
mati. besar dasar berfikirnya adalah Pasal
Namun dalam penjatuhan 30 ayat (2) KUHP. Hal ini menjadi
pidana penjara pengganti denda keliru karena UU Narkotika secara
sebagaimana di atur dalam Pasal 148 tegas mengatur mengenai terpidana
UU Narkotika, di Pengadilan Negeri yang tidak membayarkan denda
Padang terdapat beberapa kasus yang sehingga berlaku asas lex specialis
unik, dimana Penuntut Umum dan derogat legi generali. Terkait dengan
Hakim menunut pidana kurungan hal ini berdasarkan hasil wawancara
dan memutuskan pidana kurungan dengan responden, tidak diketahui
bagi Terdakwa narkotika. Sedangkan alasan pasti mengapa penuntut
jika kita kaitkan dengan stelsel umum dan hakim menjatuhkan hal
pidana dan pemidanaan, hukum yang demikian.
penitensier maupun hukum Dilihat dari segi teori
pemasyarakatan, konsekuensi dan keadilan, penerapan pidana
akibat hukum yang terjadi dengan khususnya pidana denda yang
menjatuhkan pidana penjara dan diterapkan oleh Hakim di Pengadilan
pidana denda sangat berbeda. Negeri Padang sudah dapat
Dilihat dari stelsel hukum dikatakan tepat jika dihubungkan
pidana yang diatur dalam Pasal 10 dengan pandangan teori keadilan
KUHP maka pidana kurungan yang disampaikan oleh John Rawls
menempati posisi ketiga sedangka yang menyatakan bahwa agar
pidana penjara menempati posisi manusia dapat menemukan prinsip-
kedua. Selanjutnya jika melihat prinsip keadilan yang benar maka
kepada pelaksanaan pidananya di manusia harus kembali kepada posisi
Lembaga Pemasyarakatan, maka asli mereka. Posisi asli (Original
hak-hak dan kewajiban narapidana Position) ini adalah keadaan dimana
penjara dan kurungan juga berbeda, manusia berhadapan dengan manusia
perbedaan yang paling mencolok lain sebagai manusia. 25 Lebih jauh
yakni dengan diberikannya hak
Pistole kepada narapidana kurungan 25
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum dalam
Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 197.
Page 17
dikatakan apabila dapat oleh ekonomi mereka yang lemah.
menempatkan diri pada posisi asli Sehingga timbul anggapan bahwa
itu, manusia akan sampai pada dua hanya orang-orang dengan
prinsip keadilan yang paling kekuasaan ekonomi yang dapat
mendasar yaitu: 26 pertama, prinsip menikmati hukum.
kesamaan atau prinsip kebebasan Dilihat dari hal tersebut dan
yang sama sebesar-besarnya dan dihubungkan dengan pandangan
kedua prinsip ketidak samaan. keadilan Rawls maka seyogyanya
Prinsip ketidaksamaan menyatakan hakim mengupayakan memberikan
bahwa dalam situasi perbedaan perlindungan dengan aturan yang
(sosial ekonomi) keadilan harus sedemikian rupa untuk melindungi
diupayakan dengan memberikan kepentingan masyarakat ekonomi
aturan sedemikian rupa sehingga lemah. Sehingga hakim berupaya
paling menguntung golongan mencegah dan mengantisipasi
masyarakat lemah. Hal ini dapat kita paradigma masyarakat yang
lihat dalam hasil wawancara maupun demikian. Selain itu Hakim juga
putusan pidana yang dikenakan menyadari bahwa jika ingin
Hakim Pengadilan Negeri Padang menerapkan pidana penjara yang
terhadap Terdakwa narkotika. lebih berat kepada Terdakwa, Hakim
Dimana hakim dalam menerapkan dapat melakukannya melalui
pidana khususnya pidana denda yang penjatuhan pidana penjara sesuai
diikuti dengan pidana penjara dengan sistem kumulasi penjatuhan
pengganti denda mengupayakan pidana yang dianut UU Narkotika.
keadilan dan kemanfaatan yang 2. Upaya yang Dilakukan oleh
sebesar-besarnya bagi terdakwa. Hakim dan Jaksa Penuntut Umum
Sehingga walaupun Hakim dalam Rangka Menerapkan
terikat pada ketentuan minimum Pidana Denda bagi Pelaku
khusus yang diatur dalam UU Penyalahgunaan dan Peredaran
Narkotika dan menyadari bahwa Gelap Narkotika
ketentuan pidana denda yang diatur Pidana denda mempunyai
dan harus di kenakan kepada keuntungan-keuntungan, yaitu:27
Terdakwa kurang rasional karena 1) Dengan penjatuhan pidana denda
besaran denda yang terlalu tinggi, maka anomitas terpidana akan
hakim juga mencoba memberikan tetap terjaga, setiap terpidana
keadilan dengan menjatuhkan pidana merasakan kebutuhan untuk
penjara pengganti denda yang menyembunyikan identitas
singkat dengan harapan bahwa mereka atau tetap anonim/tidak
Terpidana nantinya tidak dikenal. Kebanyakan dari mereka
beranggapan bahwa pidana berat takut untuk dikenali sebagai orang
yang harus dipukulnya disebabkan yang pernah mendekam dalam
penjara oleh lingkungan sosial
26
atau lingkungan kenalan mereka.
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum 2) Pidana denda tidak menimbulkan
dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Kanisius,
Op Cit., hlm. 200. Bandingkan dengan Darji stigma atau cap jahat bagi
Darmodiharjo dan Shidarta, 2006, Pokok-Pokok terpidana, sebagaimana halnya
Filsafat Hukum (apa dan bagaimana filsafat yang dapat ditimbulkan dari
hukum indonesia), Op. Cit., hlm. 165.
27
Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana
Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan,
Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 46.
Page 18
penerapan pidana perampasan masyarakat sehingga pemidanaan
kemerdekaan. harus memberi balasan setimpal
3) Dengan penjatuhan pidana denda, kepada pelaku tindak pidana dan
negara akan mendapatkan menciptakan rasa nyaman terhadap
pemasukan dan di samping proses masyarakat sehingga tercapai
pelaksanaan hukumnya lebih ketertiban dalam masyarakat
mudah dan murah. meskipun sifat pembalasan itu tidak
Selain itu, menurut Becker mutlak. Oleh karena itu pidana
dan Posner penggunaan pidana tersebut harus dapat menjerakan bagi
denda mempunyai beberapa terpidana yang melakukan tindak
keuntungan dibandingkan dengan pidana jangan sampai pelaku
pidana penjara. Penggunaan pidana berpotensi untuk mengulangi tindak
denda dapat menghindari biaya- pidana. Selain itu pidana juga harus
biaya sosial yang dikeluarkan untuk bersifat memperbaiki dan membina
memelihara penjara, menghindari pelaku tindak pidana sehingga
penahanan yang tidak perlu, dan terdapat perbaikan terhadap perilaku
menghindari penyia-nyiaan modal pelaku tindak pidana.30
manusia yang tidak berguna di Dari sisi hakim, berdasarkan
dalam penjara.28 hasil wawanacara yang dilakukan
Menurut Sutherland dan dengan responden, maka hakim tidak
Cressey, pidana denda juga mampu memiliki upaya yang begi berarti
memberikan banyak segi keuntungan dalam usaha menerapkan pidana
dan rasa keadilan, yaitu, pertama, denda agar dapat dilaksanakan
pidana denda mudah dilaksanakan kepada Terdakwa narkotika. Hakim
dan direvisi apabila ada kesalahan, dalam menerapkan hukum haruslah
dipandang dengan jenis hukuman berdasarkan kepada hukum yang
lainnya. Kedua, pidana denda adalah berlaku, sehingga Hakim terikat
jenis hukuman yang menguntungkan dengan ketentuan hukum atau
pemerintah, karena pemerintah tidak ketentuan minimum khusus yang di
banyak mengeluarkan biaya bila atur di dalam UU Narkotika. 31
tanpa disertai dengan kerugian Sedangkan pedoman rekomendasi
subsidair. Ketiga, hukuman denda yang diberikan oleh Mahkamah
tidak membawa atau tidak Agung seperti SEMA Nomor 3
mengakibatkan tercelanya nama baik Tahun 2015 tidak menyoroti
atau kehormatan seperti yang ketentuan minimum khusus terhadap
dialami terpidana. Keempat, pidana penerapan pidana denda secara
denda akan membuat lega dunia langsung, namun menyoroti
perikemanusiaan. Ketiga, hukuman ketentuan minimum khusus dalam
denda akan menjadi penghasilan hal apabila terdakwa dalam fakta
bagi daerah dan/atau kota.29 persidangan terbukti sebagai korban
Penjatuhan pidana denda dari penyalahgunaan dan peredaran
dalam tindak pidana narkotika harus gelap narkotika sesuai Pasal 127 UU
memenuhi tujuan pemidanaan yang
30
tersirat yaitu berupa pembalasan dan Wawancara dengan Kepala Seksi Tindak
Pidana Umum Kejaksaan Negeri Padang,
mengamankan tata tertib dalam tanggal 25 Maret 2018.
31
Wawancara dengan Bapak Agnes
28 Sinaga, SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan
Syaiful Bakhri, 2009, Pidana Denda dan
Korupsi, Yogyakarta: Total Media, hlm. 400. Negeri Padang tanggal 1 April 2018 Pukul
29
Ibid. 10.00 Wib.

Page 19
Narkotika. Disisi lain, penulis juga Pertama, dalam kaitannya
melihat hakim menerapkan prinsip dengan batas waktu pembayaran
kehati-hatian dalam upaya untuk denda dimana hakim tidak
menerapkan pidana denda bagi mempunyai kebebasan untuk
Terdakwa narkotika, khususnya menentukan batas waktu
dalam hal mengambil resiko untuk pembayaran pidana denda sesuai
menyimpangi ketentuan minimum dengan kemampuan ekonomi pelaku
khusus UU Narkotika. tindak pidana dalam putusannya.
Selain itu juga Hakim Oleh karena itu dalam prakteknya
menjelaskan bahwa dalam penerapan jaksa selaku eksekutor berpegang
pidana denda belum ada upaya paksa pada ketentuan Pasal 270 Jo Pasal
yang dapat dilakukan sehingga 273 ayat (1) dan (2) KUHAP yaitu
permasalahan terhadap pidana denda dengan tenggang waktu 1 (satu)
ini bukan hanya semata-mata dalam bulan dan dapat diperpanjang 1
hal ketentuan minimin khusus UU (satu) bulan. Dari ketentuan tersebut
Narkotika. Melainkan juga upaya juga tidak memberi kelonggaran
yang dapat dilakukan untuk kewenangan kepada jaksa untuk
memaksakan penerapan pidana melakukan penundaan pembayaran
denda, pidana denda sedikit berbeda denda. Selain itu, berdasarkan
dengan pidana uang pengganti yang ketentuan KUHP yang berlaku
dapat dipaksakan kepada terpidana. sekarang tidak ditentukan mengenai
Oleh sebab itu, walaupun ketentuan cara pembayaran pidana denda.
minimum khusus disimpangi oleh Kedua, tidak ada kebebasan
hakim, masih besar kemungkinan dari hakim untuk menentukan upaya-
pidana denda tetap tidak dapat upaya atau tindakan-tindakan yang
diterapkan dalam upaya dapat dilakukan untuk menjamin
pemberantasan tindak pidana agar terpidana mau membayar
narkotika tersebut.32 denda, misalnya dengan jalan
Dari sisi Penuntut Umum, merampas atau menyita harta benda
Dalam prakteknya penuntut umum atau kekayaan terpidana seperti
mengalami hambatan atau kendala dalam hal pembayaran uang
terhadap upaya pelaksanaan pidana pengganti yang terdapat pada Pasal
denda tersebut khususnya dalam 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor
tindak pidana narkotika. Adapun 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
hambatan atau kendala tersebut diubah dengan Undang-Undang
merupakan kekurangan-kekurangan Nomor 20 Tahun 2001 tentang
terhadap pidana denda yang ke Pemberantasan Tindak Pidana
depan harus diperbaiki sehingga Korupsi. Dalam hal terpidana
upaya pelaksanan pidana denda narkotika tidak membayar denda
dapat optimal dan sesuai dengan maka satu-satunya konsekuensi
yang diharapkan. Adapun kendala hanyalah dikenakan pidana penjara
dalam upaya pidana denda tersebut pengganti paling lama 2 (dua) tahun
adalah sebagai berikut: sesuai yang diatur dalam Pasal 148
UU Narkotika. Dengan demikian
berapapun tingginya pidana denda
32
Wawancara dengan Bapak Agnes yang diancamkan maupun
Sinaga, SH., MH. selaku Hakim di Pengadilan dijatuhkan dalam UU Narkotika
Negeri Padang tanggal 1 April 2018 Pukul
10.00 Wib.
tidak dapat diupayakan untuk
dilaksanakan melalui upaya paksa
Page 20
sekalipun sehingga hanya akan dalam tindak pidana narkotika,
berujung kepada pidana penjara Penuntut Umum sebenarnya tidak
pengganti. memiliki parameter khusus dalam
Ketiga, tidak adanya menuntut pidana denda bagi pelaku
kemungkinan harta terpidana disita kejahatan ini. Sesuai yang diatur
sehingga terpidana yang sebenarnya dalam Surat Edaran Jaksa Agung
masih memiliki kekayaan baik yang Nomor SE-013/A/JA/12/2011
berasal dari keuntungan yang tentang Pedoman Tuntutan Pidana
diperoleh dari tindak pidana yang Perkara Tindak Pidana Umum
mungkin nilainya sampai berjuta- (selanjutnya akan disebut SEJA)
juta rupiah atau bahkan bermilyar- dinyatakan bahwa Penuntut Umum
milyar rupiah maupun kekayaan dari dalam menuntut pidana denda
terpidana sendiri maka yang disesuaikan kearifa lokal dari
bersangkutan tetap dapat menikmati masyarkat di daerah tersebut.
kekayaannya tersebut baik yang Namun, ketentuan dalam UU
berasal dari hasil kejahatannya Narkotika yang menetapkan adanya
maupun kekayaan/pendapatan ketentuan minimum khusus,
terpidana sendiri dengan tidak perlu membatasi Penuntut Umum untuk
khawatir harta benda atau dapat memperhatikan kondisi
kekayaannya akan dirampas atau ekonomi daerah sesuai dengan
disita. Dalam hal ini hakim memang SEJA. Jika SEJA tetap diperhatikan
dapat menjatuhkan tambahan berupa maka Penuntut Umum bisa jadi
pidana perampasan barang-barang dapat melanggar ketentuan UU
tertentu, akan tetapi menurut KUHP Narkotika.
pidana tambahan ini hanya bersifat Dalam hal melaksanakan
fakultatif dan hanya barang-barang putusan pidana denda, penuntut
yang diperoleh dari hasil kejahatan umum tidak bisa melakukan upaya
saja yang bisa dirampas. yang maksimal. Hal ini disebabkan
Keempat, kebanyakan oleh kendala yang telah dijabarkan
perkara narkotika di wilayah hukum sebelumnya, sehingga upaya yang
Pengadilan Negeri Padang, berasal dilakukan oleh jaksa hanya bisa
dari masayarakat golongan ekonomi melakukan penagihan terhadap
lemah yang tidak mampu untuk terpidana. Apabila terpidana tidak
membayar pidana denda yang mampu membayar maka akan
dianggap tinggi sehingga mereka diterbitkan surat pernyataan tidak
lebih memilih pidana penjara sanggup membayar denda (D-2)
pengganti daripada membayar sehingga sebagai konsekuensinya
pidana denda. Ini dibuktikan dari terpidana menjalani pidana penjara
data pelaksanaan pidana denda di pengganti denda. 33 Tindakan
Kejaksaan Negeri Padang dari tahun demikian sejalan dengan KEPJA
2015 sampai dengan tahun 2016 Nomor: Kep-518/A/JA/11/2001
dimana tidak satupun terpidana yang yang diterbitkan tanggal 1 November
membayar pidana denda tersebut. 2001 Tentang Administrasi Perkara
Kelima, penuntut umum Tindak Pidana.
mengalami kesulitan dalam
menentukan pidana denda yang akan
diajukan dalam tuntutan terhadap 33
Wawancara dengan Rusmin, SH., MH.
pelaku tindak pidana narkotika. selaku Kepala Seksi Tindak Pidana Umum
Terkait penuntutan pidana denda Kejaksaan Negeri Padang, tanggal 25 Maret 2018.
Page 21
Menurut hemat penulis, segi teknis pelaksanaan maupun
meninjau dari kendala-kendala yang aturan hukumnya.
dihadapi oleh Penuntut Umum dalam E. Saran
melaksanakan pidana denda ini maka 1. Kepada pembentuk undang-undang
ketentuan minimum khusus yang (Presiden dan DPR), untuk dapat
diatur dalam UU Narkotika perlu melakukan peninjauan kembali atau
untuk di tinjau kemabali, seperti melakukan revisi terhadap UU
yang dijelaskan di atas dalam rangka Narkotika khususnya mengenai
penerapan pidana denda yang lebih ketentuan minimum khusus pidana
baik kedepannya. denda dan pidana pengganti denda
D. Kesimpulan yang akan dikenakan kepada
1. Pertimbangan hakim dalam Terdakwa Narkotika, agar pidana
menerapkan pidana denda kepada denda dapat rasional untuk
terdakwa narkotika didasarkan atas diterapkan.
pertimbanagn yuridis dan 2. Kepada ahli hukum pidana untuk
pertimbangan non yuridis hakim. dapat meninjau eksistensi kedudukan
Pertimbangan yuridis hakim pidana denda dalam sistem hukum
mengacu pada peraturan perundang- pidana indonesia saat ini dalam
undangan terutama UU Narkotika, rangka memberikan sumbangsih
sedangkan dari segi non yuridis ilmu pengetahuan terhadap
hakim mempertimbangkan tingkat pembaruan stelsel pidana dan
ekonomi dari terdakwa dan pemidanaan indonesia di masa
rasionalitas penerapan pidana denda depan.
dan pidana penjara pengganti denda. F. Daftar Pustaka
Hakim lebih cenderung untuk a. Buku
menjatuhkan pidana penjara tinggi
dari pada menjatuhkan pidana Kadri Husin dan Budi Rizki, 2012, Sistem
penjara pengganti denda yang tinggi, Peradilan Pidana Di Indonesia,
agar terpidana tidak beranggapan Bandar Lampung, Lembaga
bahwa tingkat ekonomi dan Penelitian Universitas Lampung,
kekayaan mempengaharuhi pidana Hlm. 127.
yang dijalaninya. Leden Marpaung, 2011, Proses Penangan
2. Hakim tidak memiliki upaya yang Perkara Pidana, Jakarta, Sinar
begitu berarti dalam usaha Grafika, Hlm.129.
menerapkan pidana denda kepada Lydia Harlina Marton, 2006, Membantu
Terdakwa narkotika, alasannya Pencandu Narkotika dan
hakim dalam menerapkan suatu Keluarga, Jakarta: Balai Pustaka,
hukum haruslah berdasarkan aturan hlm. 1.
hukum yang ada. Dalam menerapkan Muladi dan Barda Nawawi Arif,
pidana hakim menerapkan prinsip 1998,Teori-teori dan Kebijakan
kehati-hatian agar hakim tidak Pidana, Bandung, Alumni, hlm.
menegakan hukum dengan cara 67.
melawan hukum. Disi Lain, Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana
kejaksaan telah berupaya untuk Denda dalam Sistem Pidana dan
dapat menerapkan pidana denda Pemidanaan, Jakarta: Sinar
seperti dengan diterbikannya SEJA, Grafika, hlm. 46.
namun jaksa sendiri masih Siswanto, 2012, Politik Hukum dalam
mengalami kendala-kenadala dalam Undang-Undang Narkotika (UU
menerapkan pidana denda, baik dari
Page 22
Nomor 35 Tahun 2009), Jakarta: Pedoman Pelaksanaan Tugas bagi
PT. Rineka Cipta, hlm. 2 Pengadilan
Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum
Pidana, Bandung, Hlm.74. Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-
Syaiful Bakhri, 2009, Pidana Denda dan 013/A/JA/12/2011 tentang Pedoman
Korupsi, Yogyakarta: Total Media, Tuntutan Pidana Perkara Tindak
hlm. 400. Pidana Umum
Taufik Makarao, 2004, Tindak Pidana
Narkotika, Jakarta: Ghalia Indonesia, c. Website
hlm. 41. https: //putusan .mahkamah agung. o.id/
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum pengadilan/ pn-padang /direktori/
dalam Lintasan Sejarah, pidana khusus / narkotika, diakses
Yogyakarta: Kanisius, hlm. 197. terakhir tanggal 1 Februari 2018,
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Pukul 16.35 WIB.
dalam Lintasan Sejarah,
Yogyakarta: Kanisius, Op Cit.,
hlm. 200. Bandingkan dengan
Darji Darmodiharjo dan Shidarta,
2006, Pokok-Pokok Filsafat
Hukum (apa dan bagaimana
filsafat hukum indonesia), Op.
Cit., hlm. 165.
b. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana Tahun 2015

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


Tentang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004


Tentang Kejaksaan.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009


Tentan Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009


Tentang Narkotika.

Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)


Nomor 03 Tahun 2015 Tentang
Pemberlakukan Rumusan Hasil
Rapat Pleno Kamar Mahkamah
Agung Tahun 2015 sebagai
Page 23

You might also like