Penerapan Teknologi Pada Kawasan Summarecon Serpong
Penerapan Teknologi Pada Kawasan Summarecon Serpong
Penerapan Teknologi Pada Kawasan Summarecon Serpong
ABSTRACT
The growth of Jakarta as a metropolitan city moves towards the development of “City within the
city” or commonly called a satellite city. The increase in the population of Jakarta as the capital city
affected the reduced amount of land, so it required the development of satellite city. Most of this
development is based on the green concept of observing the environment by taking responsible land
retrieval. One of the satellite city in Jakarta is Summarecon Serpong. Summarecon Serpong is a
business unit area that is part of PT Summarecon Agung Tbk (real estate). This area is located in the
West Jakarta, Serpong, Tangerang, Banten. Summarecon Serpong has developed an area of 850
hectares consisting of various functions, 50 clusters, 11,000 units of houses, 1,100 units of
apartments, 2,000 shophouses and shopping centers. This area consists of four sub-regions namely
Pondok Hijau Golf, The Springs, Scientia Garden, and Symphonia. The concept applied to the entire
area is green and sustainable architecture with a difable-friendly feature. In achieving the main
objectives and concept, the developers developed several technologies. Not only pay attention to
environmental sustainability, but Summarecon prioritisizes the comfort of its occupants. Technology
used in accordance with the principles of green architecture. However, this causes the high price of
rent and the land purchase so the community that can enjoy is the high society.
Pertumbuhan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan bergerak ke arah pembangunan “kota
di dalam kota” atau yang biasa disebut kota satelit. Peningkatan jumlah populasi penduduk di Kota
Jakarta sebagai ibukota mempengaruhi berkurangnya jumlah lahan sehingga diperlukan adanya
pengembangan kota satelit. Sebagian besar pembangunan ini berlandaskan konsep green yaitu
memperhatikan lingkungan dengan melakukan pengambilan lahan secara bertanggungjawab. Salah
satu diantaranya adalah Summarecon Serpong. Summarecon Serpong merupakan sebuah kawasan
unit bisnis yang merupakan bagian dari PT. Summarecon Agung Tbk (real estate). Kawasan ini
terletak di sebelah barat Jakarta yaitu Serpong, Tangerang, Banten. Summarecon Serpong telah
mengembangkan area seluas 850 hektar yang terdiri dari berbagai fungsi di antaranya 50 cluster,
11.000 unit rumah, 1.100 unit apartemen, 2.000 ruko dan pusat perbelanjaan. Kawasan ini terdiri
dari 4 sub-kawasan yaitu Kawasan Pondok Hijau Golf, The Springs, Scientia Garden, dan
Symphonia. Konsep yang diterapkan pada seluruh kawasan Summarecon Serpong adalah green and
sustainable architecture dengan fitur difable-friendly. Dalam mencapai tujuan dan konsep utama
tersebut, para developer mengembangkan beberapa teknologi. Tidak hanya memperhatikan
keberlanjutan lingkungan, namun Summarecon sangat mengutamakan kenyamanan para
penghuninya. Teknologi yang digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip green architecture. Namun
hal ini menyebabkan tingginya harga sewa dan harga beli tanah sehingga yang dapat menikmati
fasilitas tersebut hanya masyarakat kalangan atas.
Gambar 4
Rainbow Spring Condovillas sebagai low-rise
apartment yang meraih penghargaan World
Gambar 3 Gold Winner untuk Kategori Residential Low
Universitas Multimedia Nusantara dan Hotel JHL Rise pada tahun 2015
Solitaire terletak di Kawasan Scientia Garden (foto diambil oleh penulis pada hari Selasa,
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9 April 2019 pukul 16.19 WIB)
9 April 2019 pukul 16.46 WIB)
Gambar 5
Pohon Baobab, “Tree of Life”
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa,
9 April 2019 pukul 16.54 WIB)
Gambar 6
Danau Cihuni sebagai salah satu sumber air di
Kawasan Summarecon
Kawasan ini masih terbilang baru karena
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
diresmikan pada tahun 2017. Lokasi strategis April 2019 pukul 15.18 WIB)
serta mengusung konsep green home, smart
home, and green energy menjadi kelebihan
Kawasan Symphonia. Setiap unit rumah telah Penggunaan STP (Sewage Treatement
dipasang Solar Panel sebagai sumber energi Plant) juga diterapkan, jika selokan di
listrik (convert energi panas matahari pada siang Summarecon dibuka, airnya akan terlihat jernih
hari untuk energi listrik). Tidak hanya untuk karena limbah tidak disalurkan langsung ke
kalangan sendiri, namun energi tersebut bisa selokan. Limbah rumah tangga sebisa mungkin
ditabung dan diekspor ke PLN sehingga diproses terlebih dahulu agar layak untuk
Summarecon menjadi salah satu pemasok dibuang dan tidak mengontaminasi tanah.
energi. Konsep rumah pintar juga menjadi
kelebihan kawasan ini dengan adanya CCTV di
setiap unit rumah, energy management, alert
system, temperature control. Penghuni rumah
dapat menghidupkan AC bahkan mematikan
lampu dengan smartphone-nya.
menerapkan solusi teknologi seperti ini karena
menanggapi isu bahwa air minum semakin
berkurang, lahan berkurang, namun manusia
kerap bertambah jumlahnya. Oleh karena itu
sebisa mungkin air yang tersedia dapat
disalurkan kembali dan digunakan untuk
menyiram tanaman.
Gambar 8
Penerapan Water Treatment Plant pada Kawasan
Gambar 9
Summarecon dalam mendaur ulang air kotor
Penerapan Solar Panel on Grid pada
sehingga bisa digunakan untuk menyiram
Kawasan Scientia di Summarecon Serpong
tanaman.
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
(Gambar 7 dan 8 diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
April 2019 pukul 16.59 WIB)
April 2019 pukul 16.04 WIB)
Teknologi yang diterapkan pada
Summarecon Serpong juga mengolah air
kawasan Summarecon Serpong tersebut
limbah agar dapat dimanfaatkan kembali. Salah
tentunya memakan biaya yang cukup tinggi,
satunya dengan Pengelolaan Air Kotor (WWTP)
ditambah dengan biaya operasional dan
dimana air limbah bekas mandi dan cucian
perawatannya. Salah satu fasilitas yang
dialirkan melalui pipa yang tidak mudah bocor
diberikan adalah jasa perawatan taman bagi
agar tidak mengkontaminasi tanah, ke tempat
masing-masing hunian, penghuni dapat
Pengelolaan Limbah Cair yang terdapat di setiap
membayar jasa tersebut sebesar Rp 400.000,00
cluster-cluster. Mesin Pengelolaan Limbah Cair
per bulan. Sedangkan harga beli tanah per
terletak di dalam tanah dan permukaannya
meternya berkisar antara Rp 19.000.000,00
tertutup oleh rumput. Hasil pengelolaan limbah
hingga Rp 25.000.000,00. Satu unit rumah
cair kemudian digunakan untuk menyiram
tipikal dibanderol dengan harga minimal Rp
tanaman dan mencuci mobil. Alasan
900.000.000,00. Sudah jelas hunian yang kalangan dapat menikmati hunian dan fasilitas
ditawarkan di Summarecon Serpong ditujukan tersebut. Teknologi yang digunakan memakan
untuk golongan menengah ke atas. biaya cukup tinggi sehingga hanya kalangan
menengah ke atas saja yang dapat menyewa
Sedangkan fasilitas lainnya seperti pusat kavling atau bahkan membeli salah satu properti
perbelanjaan, ruko, perkantoran, sekolah dan di Summarecon Serpong.
universitas, serta taman rekreasi dapat dinikmati
oleh semua golongan. Hanya beberapa fasilitas Daftar Pustaka
seperti club house dan kolam renang hanya
dapat dinikmati oleh penghuni saja. Saraswati, A.E., 2019, Catatan Kuliah Lapangan
PPLK Jakarta, Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Kesimpulan Atma Jaya Yogyakarta
PT Summarecon Agung Tbk, perusahaan
properti ternama di Indonesia mengembangkan Sudarwani, M.M., 2012, Penerapan Green
beberapa kota satelit yang akan mendukung Architecture dan Green Building
perkembangan ibukota. Summarecon melihat Sebagai Upaya Pencapaian Sustainable
potensi besar dan akhirnya memutuskan untuk Architecture, Majalah Ilmiah
mengembangkan sebuah kawasan yang terletak Universitas Pandanaran
sekitar 21 km di sebelah Barat Jakarta yaitu di
kawasan Serpong, Tangerang. Kwanda, T., 2003, Pembangunan Permukiman
yang Berkelanjutan Untuk Mengurangi
Teknologi yang digunakan pada seluruh Polusi Udara, Jurusan Teknik
Kawasan Summarecon Serpong merupakan Arsitektur, Universitas Kristen Petra
teknologi masa kini yang dapat mendukung
terciptanya “Green Development”. Dengan Ischak, M., Setioko, B., Nurgandarum, D., 2018,
melihat permasalahan yang ada seperti krisis air Measuring The Scale of Sustainability
bersih dan krisis lahan sedangkan populasi of New Town Development Based On
penduduk semakin bertambah, Summarecon the Assessment of The Residents of The
Serpong dengan cermat mengatasinya dengan Native Settlement Around The New
sangat solutif. Solusi tersebut berupa Town Area of Gading Serpong
penyediaan danau sebagai sumber air bersih, Tangerang, IOP Conference Series:
pengolahan limbah sehingga layak untuk Earth and Environmental Science, The
dibuang, mengganti kabel listrik dengan 4th International Seminar on
jaringan backbone fiber optic, serta Sustainable Urban Development
menggunakan solar panel sebagai sumber listrik
Ischak, M., 2016, Measuring the Scale of
dan pemasok listrik ke PLN.
Sustainability of New Town Development
Sesuai dengan visi Summarecon Serpong, Based on the Assessment of the Residents
keamanan dan kenyamanan pengguna adalah hal of the Native Settlement Around the New
yang diutamakan. Tidak dapat diragukan lagi Town Area of Gading Serpong Tangerang,
bahwa penghuni dan pengunjung Summarecon IOP Conference Series: Earth and
Serpong merasa aman dan nyaman menikmati Environmental Science
fasilitas yang diberikan. Namun tidak semua
Sarbidi, 2014, Kriteria Desain Drainase Kawasan
Permukiman Kota Berwawasan University Malaysia
Lingkungan, Pusat Litbang Permukiman,
Badan Litbang Kementrian Pekerjaan Lee, W. Y., Kim, S. S., 2007, Maximum
Umum, Bandung Power-Conversion Efficiency for The
Utilization of Solar Energy, New
Wahyudi, H.M., 2002, Mengenal Teknologi Kabel York, International Journal of Energy
Serat Optik (Fiber Optic), Jakarta Barat Research, Volume 15, Issues 4, pp.
257-267.
Asyari, R.A.I, 2017, Perancangan Jaringan
Backbone dan Distribusi 4G LTE di Rif’an, M., 2012, Optimasi Pemanfaatan
Sleman Berbasis Jaringan Optik, Energi Listrik Tenaga Matahari,
Prosiding SNATIF Ke-4, Universitas Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Islam Indonesia Brawijaya.