Pencegahan Fraud Pengadaan Barang/Jasa Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan
Pencegahan Fraud Pengadaan Barang/Jasa Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan
Pencegahan Fraud Pengadaan Barang/Jasa Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan
Oleh:
Havid Sularso , Dwiwiyati Astogini1, Putri Saraswati Dewi2
1
email: [email protected]
1
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed
2
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed
ABSTRACT
This study analyzes the factors that influence fraud prevention procurement of
goods/services as well as its implications on financial performance. There are several facts
relating to fraud procurement of goods/services in Indonesia, especially fraud in the health
sector in Banyumas Regency. Object of this research is the fraud prevention of
procurement of goods/services, financial performance, internal control, suitability of
compensation, and organizational commitment. The data analysis technique used is
multiple regression to examine the first and second models, and simple regression to
examine the third models. This study found evidence that supports and that in contrast to
some previous studies, related to the factors that influence fraud prevention goods/services
procurement and financial performance. The findings in this study are: 1) internal control
effect on fraud prevention procurement of goods/services, 2) the suitability of the
compensation effect on fraud prevention procurement of goods/services, 3) the
organization's commitment does not affect to the prevention of fraud procurement of
goods/services, 4) internal control has no effect on the financial performance, 5) the
suitability of compensation does not affect the financial performance, 6) organizational
commitment influence on financial performance, 7) fraud prevention procurement of
goods/services affect the financial performance.
PENDAHULUAN
2
60
Pengadaan
Barang/Jasa
50
Perijinan
40
Penyuapan
30 Pungutan
18 Penyalahgunaan
20 16 16
14 Anggaran
12 13
10 9
8 8 TPPU
10
2
Merintangi
0 Proses KPK
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 1. Perkembangan Penanganan Korupsi oleh KPK Berdasarkan Jenis Perkara Tahun
2004-2014
Sejak tahun 2004 – 2009 kasus korupsi dalam bidang pengadaan/barang jasa
pemerintah selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan kasus korupsi lainnya seperti
penyalahgunaan anggaran, pungutan liar, penyuapan maupun perijinan. Kemudian sejak
tahun 2010 menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kasus penyuapan. Namun demikian,
kasus korupsi dalam bidang pengadaan barang/jasa pemerintah tetap menarik perhatian
untuk dicermati, karena anggaran pemerintah yang diproses melalui pengadaan barang dan
jasa tidak kurang dari Rp 350 triliun setiap tahunnya. Sebagai contoh, tercatat kurang lebih
Rp 350,27 triliun dana yang dialokasikan pada APBN TA 2012 untuk keperluan belanja
barang, belanja modal, bantuan sosial pada program PNPM Mandiri, serta hibah
pemerintah yang mencapai kira-kira 36,30% dari keseluruhan belanja pemerintah pusat.
Jumlah dana transfer ke daerah tercatat sebesar Rp 38,07 triliun yang dialokasikan dalam
DAK dan Dana Otsus yang dialokasikan untuk membiayai sebagian besar kegiatan
infrastruktur di daerah yang pelaksanaan dilaksanakan oleh pemerintah daerah
provinsi/kabupaten/kota (Hadisaputra, 2012).
Khusus di Kabupaten Banyumas, praktek korupsi dalam pengadaanbarang/jasa di
sektor kesehatan telah terjadi lebih dari 10 tahun yang lalu. Tercatat pada tahun 2002 dan
2003, terungkap kasus korupsi pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan yang berasal dari
dana APBD senilai Rp. 3,98 miliar, dengan kerugian Rp. 521 juta. (www.antikorupsi.org,
diakses pada 27 Maret 2014). Kemudian pada tahun 2007, terungkap kasus korupsi
pengadaan alat CT Scan pada sebuah rumah sakit pemerintah di Purwokerto, Banyumas.
(Kompas, 2007)
Tingginya intensitas frauddalam bidang pengadaan barang/jasa dengan berbagai
macam modusnya, seharusnya menyadarkan semua pihak untuk membangun komitmen
terhadap pencegahan fraud secara konsisten, dalam rangka pencapaian good and clean
governance. Tanpa adanya kesadaran dan komitmen dalam mencegah fraud, dapat
3
berdampak padakurang baiknya kinerja keuangan pemerintah, dalam hal ini adalah rumah
sakit pemerintah.Salah satu cara untuk mencegah fraudadalah dengan menerapkan
pengendalian internal yang memadai. Cuomo (2007) menyatakan bahwa dengan
diterapkannya pengendalian internal pada organisasi profit ataupun nonprofit dapat
melindungi aset perusahaan dari fraud dan membantu manajemen dalam melaksanakan
segala aktivitasnya. Hermiyetti (2010) menemukan bahwa terdapat dampak dari
pengendalian internal dalam pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan. Hal ini
berarti bahwa risiko penyimpangan dalam proses pelelangan dapat ditekan dengan adanya
sistem pengendalian internal yang baik.
Selain pengendalian internalterdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pencegahan fraud. Thoyibatun (2009) menemukan bahwa sistem kompensasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa
adanya kesesuaian kompensasi karyawan akan dapat mencegah fraud, karena dengan
adanya kesesuaian kompensasi, karyawan akan bekerja lebih baik dan menciptakan
kesadaran untuk mencapai kinerja optimal.
Komitmen organisasi juga dapat berpengaruh terhadap pencegahan fraud. Hasil
penelitian yang dilakukan Najahningrum (2013) menunjukkan adanya pengaruh negatif
antara komitmen organisasi dengan fraud di sektor pemerintahan. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa semakin tinggi komitmen seseorang terhadap organisasi
tempatnya bekerja maka semakin rendah kemungkinan untuk melakukan fraud.
Salah satu indikator kinerja keuangan pemerintah daerah yang baik adalah
dicapainya opini wajar tanpa pengecualian atas audit pengelolaan keuangan daerah. Opini
tersebut dapat dicapai salah satunya jika proses pengadaan barang/jasa dilakukan dengan
baik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta memadainya sistem pengendalian
internal. Dengan demikian maka tingginya fraud dalam pengadaan barang/jasa akan
berdampak pada kinerja keuangan.
Berdasarkan fenomena dan hasil-hasil penelitian empiris tersebut diatas, penelitian
ini akan menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa pada rumah sakit umum daerah. Beberapa pertanyaan yang akan dijawab
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa pada rumah sakit umum daerah?
2. Apakah kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa pada rumah sakit umum daerah?
3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa pada rumah sakit umum daerah?
4. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja keuangan rumah sakit
umum daerah?
5. Apakah kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan rumah sakit
umum daerah?
6. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan rumah sakit
umum daerah?
7. Apakah pencegahan fraud pengadaan barang/jasa berpengaruh terhadap kinerja
keuangan rumah sakit umum daerah?
4
Kerangka Teoritis Dan Pengembangan Hipotesis
Meskipun Pemerintah melalui Perpres Nomor54 Tahun 2010 dan perubahannya
yakni Perpres Nomor 70 Tahun 2012,mengamanatkan bahwa prosespengadaan barang/jasa
pemerintah harus dapat berjalan denganefektif, efisien, adil, terbuka, bersaing, transparan
dan akuntabel. Namun demikian pengadaan barang/jasa masih merupakan salah satu
sumber korupsi terbesar dalam sektor keuangan publik di Indonesia. Salah satu hal yang
menjadikan masih tingginya fraud dalam pengadaan barang/jasa adalah lemahnya
pengendalian internal. Cuomo (2007) menyatakan bahwa dengan diterapkannya
pengendalian internal pada organisasi akan dapat melindungi aset perusahaan dari fraud.
Hermiyetti (2010) menemukan bahwa terdapat dampak dari pengendalian internal dalam
pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan. Hal ini berarti bahwa risiko
penyimpangan dalam proses pengadaan barang/jasa dapat ditekan dengan adanya sistem
pengendalian internal yang baik. Wilopo (2006) menjelaskan bahwa perilaku tidak etis dan
kecenderungan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian
intern, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen serta menghilangkan asimetri
informasi.
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya fraud adalah kompensasi atau insentif
bagi pegawai. Thoyibatun (2009) menemukan bahwa sistem kompensasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa
adanya kesesuaian kompensasi pegawai akan dapat mencegah fraud, karena dengan
adanya kesesuaian kompensasi, pegawai akan bekerja lebih baik dan menciptakan
kesadaran untuk mencapai kinerja optimal. Sartono (2006) menemukan bukti bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan dalam penilaian terhadap penghasilan panitia
pengadaan barang/jasa, sistem dan prosedur pengadaan barang/jasa, etika pengadaan
barang/jasa, dan lingkungan pengadaan barang/jasa. Namun, Sulistiyowati (2007)
menemukan bahwa secara parsial kepuasan gaji tidak berpengaruh terhadap persepsi
aparatur pemerintah daerah tentang tindak korupsi. Akan tetapi secara simultan, terbukti
bahwa kepuasan gaji dan kultur organisasi berpengaruh terhadap persepsi aparatur
pemerintah daerah tentang tindak korupsi.
Komitmen organisasi juga memiliki pengaruh terhadap pencegahan fraud.
Najahningrum (2013) menyatakan adanya pengaruh negatif antara komitmen organisasi
dengan fraud di sektor pemerintahan. Sulistiyowati (2007) menemukan bahwa secara
parsial kultur organisasi berpengaruh terhadap persepsi aparatur pemerintah daerah tentang
tindak korupsi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi komitmen seseorang
terhadap organisasi tempatnya bekerja maka semakin rendah kemungkinan untuk
melakukan fraud.
Salah satu indikator kinerja keuangan pemerintah daerah yang baik adalah
dicapainya opini wajar tanpa pengecualian atas audit pengelolaan keuangan daerah. Opini
tersebut dapat dicapai salah satunya jika proses pengadaan barang/jasa dilakukan dengan
baik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta memadainya sistem pengendalian
internal. Dengan demikian maka tingginya fraud dalam pengadaan barang/jasa akan
berdampak pada kinerja keuangan.
5
Berdasarkan bukti empiris tersebut di atas, penelitian ini mengembangkan 3 (tiga)
model penelitian sebagai berikut:
Model Pertama
Pengendalian
Internal (X1)
Pencegahan
Kesesuaian Fraud
Kompensasi (X2) Pengadaan
Barang/Jasa
(Y)
Komitmen
Organisasi (X3)
Model Kedua
Pengendalian
Internal (X1)
Kesesuaian Kinerja
Kompensasi (X2) Keuangan (Z)
Komitmen
Organisasi (X3)
Model Ketiga
Pencegahan
Kinerja
Fraud Pengadaan
Keuangan (Z)
Barang/Jasa (Y)
6
H2b : Kesesuaian kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan.
H2c : Komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan.
H3 : Pencegahan fraud pengadaan barang/jasa berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Metodologi Penelitian
Desain Penelitian danTeknik Sampling
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode explanatory. Objek
penelitian ini adalah implementasi pencegahan fraud pengadaan barang/jasa yang
dihubungkan dengan pengaruh pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan
komitmen organisasi, serta implikasinya pada kinerja keuangan. Populasi dalam penelitian
ini adalah pegawai yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa pada 2 (dua) RSUD di
Kabupaten Banyumas, yakni RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik sensus dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
7
b) Jawaban “Setuju” diberi skor 4.
c) Jawaban “Netral” diberi skor 3.
d) Jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 2.
e) Jawaban “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1.
Dimana,
Y: pencegahan fraud pengadaan barang/jasa
Z: kinerja keuangan
Α: konstanta
β1: koefisien regresi pengendalian internal
β2: koefisien regresi kesesuaian kompensasi
β3: koefisien regresi komitmen organisasi
8
X1: pengendalian internal
X2: kesesuaian kompensasi
X3: komitmen organisasi
ε : variabel pengganggu
9
Tanggapan terhadap Variabel Penelitian
10
Hasil Analisis
11
Hasil analisis pengaruh pengendalian internal (X1), kesesuaian kompensasi (X2), dan
komitmen organisasi (X3) terhadap pencegahan fraud pengadaan barang/jasa (Y), yang
dilakukan dengan teknik analisis regresi linier berganda, menghasilkan persamaan sbb:
(1)
Hasil analisis pengaruh pengendalian internal (X1), kesesuaian kompensasi (X2), dan
komitmen organisasi (X3) terhadap kinerja keuangan (Z), yang dilakukan dengan teknik
analisis regresi linier berganda, menghasilkan persamaan sbb:
(2)
Hasil Analisis pengaruh pencegahan fraud pengadaan barang/jasa (Y) terhadap kinerja
keuangan (Z) dilakukan dengan teknik analisis regresi linier sederhana, menghasilkan
persamaan sbb:
(3)
Hasil perhitungan Koefisien Determinasi R2 dapat dilihat bahwa untuk model pertama nilai
Adjusted R Square adalah sebesar 0,400 yang berarti bahwa pengendalian internal,
kesesuaian kompensasi, dan komitmen organisasi mempengaruhi pencegahan fraud
pengadaan barang/jasa sebesar 40% dan 60% dapat ditentukan oleh variabel lainnya yang
tidak digunakan dalam penelitian ini. Untuk model kedua nilai Adjusted R Square adalah
sebesar 0,270 yang berarti bahwa pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan
komitmen organisasi mempengaruhi kinerja keuangan sebesar 27% dan 73% dapat
ditentukan oleh variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini. untuk model
ketiga nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,13 yang berarti bahwa pencegahan fraud
pengadaan barang/jasa mempengaruhi kinerja keuangan sebesar 13% dan 87% dapat
ditentukan oleh variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap H1a, H1b, H1c, H2a, H2b, H2cdengan
menggunakan uji t, dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dan degree of freedom (n – k),
diketahui nilai t tabel sebesar 1,703, dijelaskan sebagai berikut:
a) Nilai thitung variabel pengendalian internal (X1) sebesar 2,312 (t hitung> t tabel) dan sig. t >
α (0,029 > 0,05). Dengan demikian hipotesis pertama (H1a) yang menyatakan
pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan fraud
pengadaan barang/jasa, didukung oleh penelitian ini.
b) Nilai thitung variabel kesesuaian kompensasi (X2) sebesar 2,520 (t hitung> t tabel) dan nilai
sigifikansi 0,018. Dengan demikian hipotesis kedua (H1b) yang menyatakan kesesuaian
kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa, didukung oleh penelitian ini.
12
c) Nilai thitung variabel komitmen organisasi (X3) sebesar 1,549 (t hitung< t tabel) dan nilai
signifikansi 0,133. Dengan demikian hipotesis ketiga (H1c) yang menyatakan komitmen
organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa, tidak didukung oleh penelitian ini.
d) Nilai thitung variabel pengendalian internal (X1) sebesar 0,833 (t hitung< t tabel) dan nilai
signifikansi 0,412. Dengan demikian hipotesis keempat (H2a) yang menyatakan
pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, tidak
didukung oleh penelitian ini.
e) Nilai thitung variabel kesesuaian kompensasi (X2) sebesar -0,503 (t hitung< t tabel) dan nilai
signifikansi 0,619 < 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima (H2b) yang menyatakan
kesesuaian kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, tidak
didukung oleh penelitian ini.
f) Nilai thitung variabel komitmen organisasi (X3) sebesar 3,700 (t hitung> t tabel) dan nilai
signifikansi 0,001. Dengan demikian hipotesis keenam (H2c) yang menyatakan
komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan,
didukung oleh penelitian ini.
Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap H3 dengan menggunakan uji t dengan
tingkat kesalahan α = 0,05 dan degree of freedom (n – k), diketahui nilai t tabel sebesar
1,699. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai thitung variabel komitmen organisasi (X3)
sebesar 2,338 (t hitung> t tabel) dan nilai signifikansi 0,026. Dengan demikian hipotesis
ketujuh (H3) yang menyatakan pencegahan fraud pengadaan barang/jasa berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja keuangan, didukung oleh penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengujian Adjusted R Squaremodel pertama diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,400, yang berarti bahwa 40% perubahan naik
atau turunnya pencegahan fraud pengadaan barang/jasa dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen organisasi. Untuk model
kedua diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,270, yang berarti
bahwa 27% perubahan naik atau turunnya kinerja keuangan dapat dijelaskan oleh faktor-
faktor pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen organisasi. Model
ketiga diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,13, yang berarti
bahwa 13% perubahan naik atau turunnya kinerja keuangan dapat dijelaskan oleh
pencegahan fraud pengadaan barang/jasa.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin baik pengendalian internal maka akan
semakin baik tingkat pencegahan fraud pengadaan barang/jasanya. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Hermiyetti (2010) yang menyatakan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang yang dapat diartikan bahwa
risiko fraud dalam pengadaan barang dapat ditekan dengan adanya sistem pengendalian
internal yang baik.Hasil ini juga tidak berbeda dengan hasil penelitian Singleton (2002)
bahwa kebijakan bisnis dan hukum yang berlaku pada perusahaan membutuhkan
manajemen yang menekankan pada keefektifan pengendalian internal untuk melindungi
aset perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya fraud.Pengendalian internal
mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah fraud pengadaan barang/jasa
pada RSUD. Pada hakikatnya, pengendalian internal merupakan suatu proses yang
dijalankan oleh manajemen rumah sakit yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan,
dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, manajemen
dan pegawai rumah sakit harus melaksanakan prosedur-prosedur kegiatan maupun aturan-
13
aturan yang telah ditentukan sebelumnya agar pencegahan terhadap tindakan-tindakan
fraud dapat ditingkatkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya kesesuaian kompensasi
maka akan semakin baik pencegahan fraud pengadaan barang/jasanya.Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Wulandari (2013) yang menemukan bahwa kesesuaian kompensasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang/jasa.Kompensasi harus dikelola dengan baik dengan didasari asas adil dan layak
karena tanpa pengelolaan kompensasi yang baik akan menimbulkan ketidakpuasan
karyawan akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok
kerja, dan dapat mengarah pada tindakan-tindakan penyimpangan atau kecurangan (fraud).
Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen pegawai terhadap instansi
tempat mereka bekerja tidak dapat mencegah fraud pengadaan barang/jasa. Hasil ini
sejalan dengan Pristiyanti (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara
komitmen organisasi terhadap fraud di sektor pemerintahan.Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa komitmen pegawai terhadap instansi tempat mereka bekerja tidak
menjadikan mereka untuk tidak melakukan fraud. Hal ini bertentangan dengan teori yang
ada, yang menyebukan bahwa komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan
loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan
organisasi yang berkelanjutan. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia dalam teori
keagenan, pada umumnya manusia selalu mementingkan kepentingan diri sendiri (self
interest) dan akan bertindak opportunistic. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun
pegawai loyal terhadap instansi tempat mereka bekerja, ketika terbuka peluang yang
memungkinkan mereka melakukan fraud, selama mereka mendapatkan keuntungan dari
tindakan tersebut dan tidak terdeteksi, maka mereka akan tetap melakukan fraud.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengendalian internal tidak dapat
meningkatkan kinerja keuangan. Hasil ini berbeda dari hasil penelitian Mappanyukki,
Setyawati, dan Muti’ah (2012), Arfah (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara pengendalian internal terhadap kinerja keuangan. Hasil ini
tidak sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan
pengendalian internal adalah tercapainya keandalan pelaporan keuangan. Peneliti tidak
cukup banyak data dan bukti untuk menjelaskan hal ini, akan tetapi hal ini terjadi diduga
karena RSUD di Kabupaten Banyumas pada kenyataannya dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa sebagaian besar melalui proses lelang, yang tidak dilaksanakan sendiri tetapi
oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Banyumas, sehingga
mengakibatkan pengendalian pada pengadaan barang/jasa tidak berpengaruh secara
langsung pada kinerja keuangan RSUD.
Hasil lain dari penelitian bahwa kesesuaian kompensasi tidak dapat meningkatkan
kinerja keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari Manaroinsong (2011)
yang menunjukkan bahwa manajemen kompensasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan daerah.Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
meskipun kompensasi sudah dikelola dengan baik, akan tetapi hal tersebut tidak dapat
memotivasi pegawai untuk mencapai tingkat performance atau kinerja sesuai dengan
harapan, terutama kinerja keuangan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Wilopo
(2006) yang menunjukkan bahwa pemberian kompensasi berupa kompensasi keuangan dan
promosi tidak menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi, yang terutama berbentuk
kecenderungan untuk melakukan manipulasi, pemalsuan, atau perubahan akuntansi dan
dokumen pendukungnya, yang dapat mengakibatkan informasi dalam laporan keuangan
14
menjadi tidak wajar sedangkan laporan keuangan merupakan salah satu dasar penentu
penilaian kinerja keuangan.
Hasil penelitian menemukan bahwa semakin tinggi komitmen pegawai terhadap
instansi tempat mereka bekerja maka akan dapat meningkatkan kinerja keuangan instansi
tersebut. Hasil ini mendukung penelitian Anwar (2010) yang menemukan bahwa
komitmen organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil ini juga mendukung teori yang dikemukakan Keller (1997), bahwa inti
dari komitmen organisasi adalah adanya kesamaan tujuan (goal congruence) antara
individu dalam organisasi dengan perusahaan.Kesamaan tujuan antara pegawai dan
instansi akan mendorong pegawai tersebut untuk bekerja keras dan mengerahkan segala
kemampuan untuk mencapai keberhasilan instansi tempat mereka bekerja tersebut,
terutama keberhasilan keuangan yang dapat dilihat dari kinerja keuangannya.
Hasil penelitian ini menemukan bukti bahwa semakin baik pencegahan fraud
pengadaan barang/jasa maka akan semakin baik pula kinerja keuangannya. Hasil ini tidak
berbeda dengan Mappanyukki, Setyawati, dan Muti’ah (2012), Arfah (2011) yang
menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pencegahan fraud
pengadaan barang terhadap kinerja keuangan. Fraudmemang dapat mengurangi efektivitas
dan efisiensi, serta mengonsumsi biaya yang sangat tinggi karena kerugian yang
dihasilkannya. Oleh karena itu, dengan mencegah fraud maka dampaknya sangat baik
terhadap kinerja keuangan.Pada rumah sakit pemerintah daerah yang mendapatkan dana
dari masyarakat dan APBD, harus dengan sungguh-sungguh menjalankan pencegahan
fraudpengadaan barang/jasa.Jenis fraud ini adalah penyumbang terbesar kerugian paling
besar bagi negara/daerah, sehingga tanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan daerah
dapat terlaksana dengan baik.
15
Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya dilakukan pada dua rumah sakit umum daerah milik
Pemerintah Kabupaten Banyumas, sehingga sample penelitian sangat terbatas. Hal ini
menjadikan hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada rumah sakit
pemerintah daerah lainnya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat
mengambil sample yang lebih luas.
Penelitian ini hanya mampu menjelaskan pengaruh variabel independen kurang dari
lima puluh persen, yang berarti masih banyak variabel lainnya diluar model penelitian ini
yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat
menambahkan atau menggunakan variabel lain seperti intelectual capital, moral literacy,
keandalan sistem informasi, dan variabel-variabel lain yang relevan mempengaruhi baik
pencegahan fraud pengadaan barang/jasa maupun kinerja keuangan.
Penelitian ini tidak melakukan uji response bias, sehingga masih terdapat
kemungkinan bias persepsi dari responden khususnya untuk pengukuran variabel
kesesuaian kompensasi dan komitmen organisasi, karena pengambilan data hanya
menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel yang terbatas. Penelitian selanjutnya
sebaiknya melakukan uji response bias dan tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi
ditambahkan dengan deep interviewsehingga objektivitas jawaban responden lebih dapat
dibuktikan.
Penelitian ini menggunakan analisis rasio aktivitas dalam mengukur variabel
kinerja keuangan organisasi, yang sebenarnya analisis rasio aktifitas ini kurang tepat
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada sektor publik. Untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan analisis rasio efektivitas, efisiensi dan keekonomisan
(value for money).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Adli. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Pengetahuan Manajer terhadap
Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Dampaknya terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada BUMN di Indonesia). Disertasi.
Universitas Padjajaran. Bandung.
Arfah, Eka Ariaty. 2011. Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal terhadap Pencegahan
Fraud Pengadaan Barang dan Implikasinya pada Kinerja Keuangan (Studi pada
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Bandung). Jurnal Investasi, Vol. 7, No.
2: 137-153.
Arifin, Johar dan Heru Adi Prasetya. 2006. Manajemen Rumah Sakit Modern Berbasis
Komputer. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2013. Wajar Tanpa Korupsi. Warta
Pengawasan, Vol XX, pp. 8-10.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba
Empat. Jakarta.
Cuomo, Andrew. 2007. Internal Controls and Financial Accountability for Not-for-Profit
Boards. www.oag.state.ny.us/charities/charities.html, diakses pada 27 Maret 2014.
16
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2006. Essentials of Econometrics. McGraw-Hill. Boston.
Hadisaputra, M. T. (2012). “Porsi Anggaran Pengadaan Barang/Jasa pada APBN”. Jurnal
Pengadaan, Vol. 2 (2).
Hermiyetti. 2010. Pengaruh Penerapan Pengendalian Intenal terhadap Pencegahan Fraud
Pengadaan Barang. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol. 14, No. 2: 185-196.
Indrayana, D. (2011). Cerita di Balik Berita: Jihad Melawan Mafia. Bhuana Ilmu Populer.
Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Jatiningtyas, Nurani. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fraud Pengadaan
Barang/Jasa pada Lingkungan Instansi Pemerintah di Wilayah Semarang. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 2014. Laporan Tahunan 2014.
Kompas. 2007. Kejari Purwokerto Menduga Ada Korupsi Pengadaan Obat; Kepala dan Pejabat
Dinkes Ditahan. www.antikorupsi.org, diakses pada tanggal 27 Maret 2014.
Manaroinsong, Johny. 2011. Pengaruh Faktor Kompetensi Individu dan Manajemen
Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Keuangan Daerah di Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 3: 1090-1099.
Mappanyukki, Ratna, Hari Setyawati, & Muti’ah. 2012. Pengaruh Penerapan Pengendalian
Internal terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan Implikasinya pada Kinerja
Keuangan (Studi pada Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Jakarta). Profita
(Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan), No. 4: 11-26.
Mauro, P. (1995). Corruption and Growth. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 110, No.
3: 681-712.
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan
Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Nugroho, Tomi. 2012. Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Pelaksanaan
Barang dan Jasa (Studi Kasus Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Kota
Administrasi Jakarta Utara). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Prasetyono, Nurul Kompyurini. 2007. Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Dengan
Pendekatan Balanced Scorecard Berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian
Intern Dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makassar.
Pristiyanti, Ika Ruly. 2012. Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah Mengenai Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Fraud di Sektor Pemerintahan. Accounting Analysis Jurnal, Vol. 1,
No. 1: 1-14.
17
Purnomo, Murmulia Rekso. 2014. Trend Korupsi 2013 Didominasi Pengadaan Barang dan
Jasa. www.tribunnews.com, diakses pada 27 Maret 2014.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Sartono. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan dalam
pengadaan barang/jasa di lingkungan instansi pemerintah. Tesis. Magister Akuntansi
FEUI. Jakarta.
Singleton, Tommie. 2002. Stop Fraud Cold with Powerful Internal Controls. The Journal of
Corporate Accounting & Finance, Vol. 13, No. 4: 29-39.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.
Sulistiyowati. 2007. Pengaruh Kepuasan Gaji Dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi
Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, Vol. 11 No. 1: 47-66.
Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak Etis dan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi serta Akibatnya terhadap Kinerja Organisasi.
Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 16, No. 2: 245-260.
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi (SNA). Padang.
Wulandari, Meidita Pangestika. 2013. The Influence of Internal Control and Suitability of
Compensation on Fraud Prevention of Procurement of Goods/Services at Government
Institutions in Banyumas Regency. Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto. (Tidak Dipublikasikan)
18
Lampiran 1. Hasil Uji Normalitas
19
Lampiran 2. Hasil Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Y
a. Dependent Variable: Z
20
Lampiran 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.178 5.255 2.317 .028
X1 -.125 .097 -.256 -1.296 .206
X2 -.115 .121 -.188 -.954 .349
X3 -.068 .089 -.135 -.760 .454
a. Dependent Variable: ABRESID
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.440 31.568 1.091 .285
X1 -.067 .580 -.022 -.115 .909
X2 1.395 .726 .362 1.923 .065
X3 -1.041 .534 -.329 -1.949 .062
a. Dependent Variable: ABRESID
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.772 19.460 .245 .808
Y .869 .616 .253 1.410 .169
a. Dependent Variable: ABRESID
21
Lampiran 4. Hasil Uji Durbin Watson
MODEL PERTAMA
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .678a .460 .400 4.07509 2.003
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
MODEL KEDUA
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .610 .372 .350 .44867260 2.284
a. Predictors: (Constant), Xt_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
MODEL KETIGA
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .839 .704 .694 .31850959 2.240
a. Predictors: (Constant), Yt_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
22
Lampian 5. Output Regresi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .678 .460 .400 4.07509
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 381.822 3 127.274 7.664 .001a
Residual 448.371 27 16.606
Total 830.194 30
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .358 7.781 .046 .964
X1 .331 .143 .366 2.312 .029
X2 .451 .179 .398 2.520 .018
X3 .204 .132 .220 1.549 .133
a. Dependent Variable: Y
23
REGRESI MODEL KEDUA
Regression
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X3, X2, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .586a .343 .270 34.51500
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16796.328 3 5598.776 4.700 .009a
Residual 32164.702 27 1191.285
Total 48961.031 30
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Z
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -108.042 65.899 -1.640 .113
X1 1.008 1.211 .145 .833 .412
X2 -.762 1.515 -.088 -.503 .619
X3 4.125 1.115 .578 3.700 .001
a. Dependent Variable: Z
24
REGRESI MODEL KETIGA
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Ya . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Z
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .398a .159 .130 37.68993
a. Predictors: (Constant), Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7765.646 1 7765.646 5.467 .026a
Residual 41195.384 29 1420.530
Total 48961.031 30
a. Predictors: (Constant), Y
b. Dependent Variable: Z
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -14.791 41.320 -.358 .723
Y 3.058 1.308 .398 2.338 .026
a. Dependent Variable: Z
25