Jurnal Pemeriksaan Lopografi
Jurnal Pemeriksaan Lopografi
Jurnal Pemeriksaan Lopografi
1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457
ABSTRACT
Backgroud: The research has been done about lopography examination with patient post-Hartmann procedure at radiology department
RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. This research aims to know lopography examination with patient post- Hartmann procedure, giving
contrast media and to know the reason of the use AP and Oblique (RPO and LPO) projection.
Methods: The type of this research is qualitative with case study approach. Data were collected by observation, interview, and documentation
methods. The subject of this research are radiographers, radiologist, and referring doctor. Data analyse with Interactive models.
Results: The result of the research showed that lopography examination with patient post-Hartmann procedure at radiology department
RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta is done with patient preparation diet with low fibrous, a lot of waters and fasting before examination
approximately 10 hours. Giving contrast media to lopography examination with patient post-Hartmann procedure is contrast media water
soluble diluted NaCl with ratio 1 : 4 . Total volume is 650 cc. Giving contrast media through anus and stoma.
Conclusion: The reason of the use AP and Oblique (RPO and LPO) projection is based of radiologist advise, based on confirmation with
radiologist that projection can maintain the diagnose. AP projection can show entire colon and Oblique (RPO and LPO) projection can show
flexure area.
tulis, dan voice recorder. Pengolahan dan analisis data serta pengambilan radiograf yang tepat. Peralatan
mengenai prosedur pemeriksaan lopografi ini dilakukan dalam khusus yaitu colostomy post operative kit siap pakai
dengan analisa interaktif model melalui beberapa tahap yaitu pada pemeriksaan lopografi lebih praktis digunakan,
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan tidak perlu menyiapkan berbagai alat lain dan kateter
penarikan kesimpulan. kolostomi berujung lonjong mempunyai fungsi untuk
untuk menahan media kontras karena stoma tidak
HASIL mempunyai spingter, sehingga meminimalisir media
1. Pemeriksaan Lopografi pada Pasien Post Prosedur kontras refluks ke tubuh pasien.
Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. 2) Persiapan Bahan
Hardjolukito Yogyakarta Bahan yang digunakan pada pemeriksaan
a. Persiapan pasien lopografi ini adalah media kontras water soluble yang
Persiapan pasien pada pemeriksaan lopografi pada dicampur dengan NaCl. Sedangkan menurut
pasien post prosedur Hartmann di Instalasi Radiologi Bontrager (2014), pemeriksaan colostomy barium
RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta berbeda dengan enema menggunakan media kontras barium sulfat,
teori yaitu mengubah pola makan pasien, minum namun pada indikasi tertentu digunakan media
sebanyak-banyaknya dan puasa 10 jam sebelum kontras water soluble.
pemeriksaan. Sedangkan menurut Rasad (2009), Penulis setuju dengan yang dilakukan di Instalasi
persiapan pasien pada pemeriksaan lopografi yaitu Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta
mengubah pola makan penderita, minum sebanyak- mengenai media kontras yang digunakan yaitu water
banyaknya, dan pemberian pencahar. Menurut Ballinger soluble. Karena pada pasien post prosedur Hartmann,
(2012), persiapan pasiennya yaitu melakukan irigasi mempunyai satu stoma yaitu pada bagian proksimal
stoma pada malam hari dan pagi hari sebelum yang digunakan untuk pengeluaran feses dan pada
pemeriksaan dan pasien harus mengikuti diet atau puasa. bagian distal stoma ditutup sementara sehingga kolon
Penulis setuju dengan pemberian pencahar dan bagian distal merupakan kolon bersih dan tidak dialiri
melakukan irigasi stoma sebelum pemeriksaan, yang feses beberapa bulan, sehingga lebih aman
bertujuan untuk membersihkan bagian kolon, menggunakan media kontras water soluble
merangsang kontraksi kolon sehingga saat pemeriksaan dibandingan dengan barium sulfat. Media kontras
berlangsung gambaran anatomi yang ingin dilihat tidak water soluble mudah diserap tubuh, mudah untuk
tertutup feses. Selain itu fungsi dari irigasi stoma adalah dikeluarkan, tidak berbahaya dan cukup aman
untuk mengurangi pembentukan gas dan mencegah digunakan jika terdapat kelainan pada bagian kolon.
konstipasi atau sudah buang air besar, sehingga pasien c. Proyeksi yang digunakan
merasa nyaman pada saat pemeriksaan lopografi
berlangsung.
b. Persiapan Alat dan Bahan
1) Persiapan Alat
Peralatan yang digunakan pada pemeriksaan
lopografi pada pasien post prosedur Hartmann di
Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito
Yogyakarta berbeda dengan teori, yaitu pesawat DR,
marker stoma, handscoen, bengkok, gelas besar,
klem, kateter, spuit, jelly, kassa, gunting, dan baju
pasien. Sedangkan menurut Bontrager (2014), yaitu
colostomy post operative kit siap pakai yang terdiri
dari stoma tip, tabung, kantong pengukur barium,
lubang perekat, minyak pelumas atau jelly, kain
kassa. Kateter kolostomi berujung lonjong yang
dimasukan ke dalam stoma. Peralatan lain meliputi: Gambar 1. Radiograf Foto Polos Abdomen Proyeksi AP
kapas, handuk, baju pasien, sarung tangan, pesawat
sinar-x, pesawat fluoroscopy, kaset, meja Pemeriksaan lopografi pada pasien post prosedur
pemeriksaan, dan processing film. Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S.
Penulis setuju dengan yang ada di teori tentang Hardjolukito Yogyakarta menggunakan proyeksi AP dan
penggunaan pesawat fluoroscopy, colostomy post Oblik (RPO dan LPO). Sedangkan menurut Ballinger
operative kit siap pakai dan kateter kolostomi (2012), pemeriksaan lopografi menggunakan proyeksi
berujung lonjong. Penggunaan pesawat fluoroscopy AP, lateral, oblik (RPO dan LPO).
bertujuan untuk memantau perjalanan media kontras
sehingga dapat mengetahui sejauh mana kontras
mengisi kolon, untuk mengetahui kelainan-kelainan
Media kontras yang digunakan pada pemeriksaan Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito
lopografi pada pasien post prosedur Hartmann adalah Yogyakarta yaitu melalui anus dan stoma. Sedangkan
media kontras water soluble. Sedangkan menurut menurut Bontrager (2014), lopografi atau colostomy
Bontrager (2014), barium sulfat adalah jenis media barium enema adalah pemeriksaan secara radiografi dari
kontras yang digunakan untuk pemeriksaan lopografi usus besar atau kolon dengan menggunakan media
atau colostomy barium enema, dapat dengan single kontras yang dimasukkan melalui kolostomi (lubang
maupun double contrast. Namun pada indikasi tertentu stoma).
digunakan media kontras water soluble. Penulis setuju dengan yang dilakukan di Instalasi
Penulis setuju dengan yang dilakukan di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta yaitu
Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta pemasukan media kontras melalui anus dan stoma,
mengenai media kontras yang digunakan yaitu water karena pada pasien post prosedur Hartmann hanya
soluble. Karena pada pasien post prosedur Hartmann, mempunyai satu stoma yang dibuka atau stoma untuk
mempunyai satu stoma yaitu pada bagian proksimal pengeluaran yaitu stoma proksimal sedangkan pada
yang digunakan untuk pengeluaran feses dan pada stoma distal ditutup dan tidak digunakan untuk
bagian distal stoma ditutup sementara sehingga kolon pengeluaran sehingga tidak dimungkinkan pemasukan
bagian distal merupakan kolon bersih dan tidak dialiri media kontras melalui stoma pada bagian distal.
feses beberapa bulan, sehingga lebih aman 3. Alasan Pemeriksaan Lopografi pada Pasien Post
menggunakan media kontras water soluble dibandingan Prosedur Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr.
dengan barium sulfat. Media kontras water soluble S. Hardjolukito Yogyakarta Menggunakan Proyeksi AP
mudah diserap tubuh, mudah untuk dikeluarkan, tidak dan Oblik (RPO dan LPO)
berbahaya dan cukup aman digunakan jika terdapat Menurut Ballinger (2012), proyeksi yang digunakan
kelainan pada bagian kolon. Serta pada pasien post pada pemeriksaan lopografi yaitu proyeksi AP, lateral,
prosedur Hartmann ini adalah pasien pasca Oblik (RPO dan LPO). Pada proyeksi AP menampakan
pembedahan, kemungkinan-kemungkinan kelainan lain seluruh bagian kolon, proyeksi lateral menampakan rektum
bisa terjadi pada pasien ini sehingga lebih baik dan kolon sigmoid distal, Oblik (RPO) untuk menampakan
menggunakan media kontras water soluble. fleksura lienalis dan kolon desenden, Oblik (LPO) untuk
b. Perbandingan antara media kontras water soluble menampakan fleksura hepatika dan kolon asenden.
dengan NaCl Berdasarkan observasi di Instalasi Radiologi RSPAU
Perbandingan antara media kontras water soluble dr. S. Hardjolukito Yogyakarta, proyeksi yang digunakan
dengan NaCl pada pemeriksaan lopografi pada pasien pada pemeriksaan lopografi pada pasien post prosedur
post prosedur Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU Hartmann yaitu proyeksi AP dan Oblik (RPO dan LPO).
dr. S. Hardjolukito Yogyakarta adalah 1 : 4. Menurut Alasan menggunakan proyeksi AP dan Oblik (RPO dan
Grainger & Allison’s (1994), media kontras water LPO) yaitu dokter radiolog menyarankan agar dilakukan
soluble diencerkan dengan air yaitu dengan proyeksi AP dan Oblik (RPO dan LPO) dan dikonfirmasi
perbandingan 1 : 3. proyeksi tersebut sudah mampu menegakkan diagnosa serta
Penulis setuju dengan yang dilakukan di Instalasi mampu membantu dokter untuk melakukan tindakan
Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta yaitu selanjutnya. Pada proyeksi AP sudah mampu
menggunakan perbandingan 1 : 4 karena dengan memperlihatkan keseluruhan kolon sedangkan pada
menggunakan perbandingan tersebut media kontras proyeksi Oblik mampu memperlihatkan daerah-daerah
tidak terlalu pekat sehingga lebih mudah untuk lekukan yaitu fleksura dan mampu melihat bagian-bagian
dikeluarkan dan lebih nyaman digunakan untuk pasien yang tidak dapat dilihat pada proyeksi AP.
pasca pembedahan. Penulis kurang setuju jika pada pemeriksaan lopografi
c. Volume yang digunakan pada pasien post prosedur Hartmann hanya menggunakan
Volume media kontras yang digunakan dalam proyeksi AP dan Oblik (RPO dan LPO) karena pada pasien
pemeriksaan lopografi pada pasien post prosedur post prosedur Hartmann ini, akan melihat kondisi kolon
Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. setelah pembedahan baik bagian distal maupun proksimal,
Hardjolukito Yogyakarta yaitu tergantung pada panjang sehingga diperlukan proyeksi lain yaitu proyeksi lateral
pendeknya kolon, namun pada pemeriksaan lopografi untuk melihat bagian rektum dan kolon sigmoid bagian
orang dewasa biasanya menggunakan volume 650 cc. distal secara optimal serta untuk menambah informasi
Volume media kontras yang digunakan dalam diagnostik.
pemeriksaan lopografi pada pasien post prosedur
Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. SIMPULAN
Hardjolukito Yogyakarta sudah sesuai dengan yang ada 1. Pemeriksaan lopografi pada pasien post prosedur
di teori yaitu umumnya menggunakan 600 – 800 ml. Hartmann di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S.
d. Pemasukan media kontras Hardjolukito Yogyakarta dimulai dengan persiapan pasien
Pemasukan media kontras pada pemeriksaan yaitu diet rendah serat dua hari sebelum pemeriksaan,
lopografi pada pasien post prosedur Hartmann di minum sebanyak-banyaknya, dan puasa 10 jam sebelum
pemeriksaan. Persiapan alat yaitu menggunakan pesawat Grainger, R. G, Allison, D. J. 1994. Diagnostic Radiology a Text Book of
DR tanpa menggunakan pesawat fluoroscopy. Proyeksi Medical Imaging. Third Edition. Philadelphia : Elsevier Churchill
Living Stone.
yang digunakan yaitu AP dan Oblik (RPO dan LPO). Kozier, Barbara, dkk. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
2. Media kontras yang digunakan adalah water soluble Proses dan Praktis.
dicampur NaCl dengan perbandingan adalah 1 : 4. Total http://library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312020/dafpus.pdf
diakses tanggal 13 Februari 2016.
volume 650 cc. Media kontras dimasukan melalui anus dan
Pearce, E.C. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedi. PT Gramedia
stoma. Pustaka Utama : Jakarta.
3. Alasan menggunakan proyeksi AP dan Oblik (RPO dan Potter & Parry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses
LPO) yaitu atas saran dari dokter agar dilakukan proyeksi dan Praktis.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24184/1/Yuni
AP dan Oblik (RPO dan LPO) dan dikonfirmasi proyeksi
ska%20Pratiwi-fkik.pdf diakses tanggal 13 Februari 2016.
tersebut sudah mampu menegakkan diagnosa serta mampu Rasad, S. 2005. Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
membantu dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya. Sander, Alex M. 2010. Operasi Hatmann.
Selain itu, pada proyeksi AP mampu menampakan https://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/10/operasi-hartmann/
keseluruhan kolon dan proyeksi Oblik mampu diakses tanggal 7 Maret 2016.
Setiawan, Yudhi. 2012. Teknik Pemeriksaan Lopografi pada Kasus
menampakan fleksura hepatika dan fleksura lienalis secara Megakolon Kongenital di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
lebih jelas. Kebumen. Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang.
Snopek, M Albert. 2006. Fundamentals of special radiographic procedures.
Saunders Elsevier : St. Louis, Missouri.
DAFTAR PUSTAKA Sutton D. 2003. Textbook of Radiology and Medical Imaging, Vol 27th ed.
Ballinger, P.W dan Frank, E.D. 2012. Merrill’s Atlas of Radiographic New York: Churchill Livingstone.
Positions and Radiologic Procedurs, Volume Two, Twelfth Edition. Syaifuddin, 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Mosby, St, Louis : USA. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Bella, Enggar. 2011. Lopografi dengan kasus karsinoma rektum di Instalasi Sylvia, A. P. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Radiologi Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kudus. Jurusan Teknik Penerbit Buku Kedokteran ECG : Jakarta.
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang. Widiowati, Lirih. 2014. Pemeriksaan Radiografi dengan Diagnosa Atresia
Bontrager, Kenneth L. 2014. Text book of radiographic positioning and Ani pada Bayi di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang.
related anatomy. Eighth Edition. Mosby, St Louis : USA. Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes
Carver, Elizabeth and Barry Carver. 2006. Medical Imaging. Semarang.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31939/5/Chapter%20I. Widyastuti, Nita. 2010. Teknik Pemeriksaan Lopografi Dua Arah pada Kasus
pdf diakses tanggal 12 Februari 2016. Kanker Kolon di Instalasi Radiologi RSU. DR. Saiful Anwar Malang.
Cherukuri, R, Levine, M, dkk. 1998. Hartmann's Pouch: Radiographic Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes
Evaluation of Postoperative Findings. Semarang.
http://www.ajronline.org/doi/abs/10.2214/ajr.171.6.9843291 diakses
tanggal 7 Maret 2016.
Gonzalez, Morales A. M. 2015. Open Hartmann Procedures.
http://emedicine.medscape.com/article/1535055-overview diakses
tanggal 7 Maret 2016.