Skripsi: (Studi Kasus Anak Jalanan Di Kolong Jembatan Mataraman - Jakarta Timur)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 124

PERAN YAYASAN RUHIYAT SULAIMAN DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN


ANAK JALANAN
(Studi Kasus Anak Jalanan di Kolong Jembatan Mataraman– Jakarta Timur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:
Anasrudin 1113011000038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ABSTRACT

Anasrudin (NIM: 1113011000038). Role of Ruhiyat Sulaiman Foundation in


Studying Islamic education in Street Children Environment (Case Study on
Street Children in Under Matraman Bridge – Jakarta Pusat). Studies Program
Islamic Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching. State Islamic University
of Syarif Hidayutullah Jakarta 2017.

This research aims to identify Role of Learning Islamic Education for Street Children
who given by Ruhiyat Sulaiman Foundation. This research focuses on how process
studying Islamic Education in Street Children, how is the relationship between
facilities and infrastructure in studying Islamic Education in Street Children, what are
obstacles faced by Street Children in Studying and what is the role of parents in
guiding their children.

The writer uses descriptive qualitative method. This method tries to describe about
the phenomena that exist in Studying Islamic Education for Street Children. It aims to
find information that will be used to become theoretical design in this thesis. Data
collected from books, newspaper, journal, documentations, and constitutions. In
addition, data also collected from many observations, field notes, and interview with
Ruhiyat Sulaiman Foundation and Street Children’s parent.

The result of the research; first, learning program that is used by Ruhiyat Sulaiman
Foundation refers to a shape of handling of social service. This program makes an
approach that involves parents and society in order to prevent children return to work
in street. The foundation fulfills need for education for street children especially
Islamic Education.

After the children finish the program, they can practice to pray and read Al-Quran. In
General, the children has a problem in perform wudu and they forget about what they
learned. Furthermore, the children are too spoiled and they are not confident. It makes
the learning process becomes more difficult. On the other side, the children do not
have guidance from their parent. Thus, they do not have a chance to study in their
house.

Key words: Studying Islamic Education, Street Children, and Ruhiyat Sulaiman
Foundation.

i
ABSTRAK

Anasrudin (NIM: 1113011000038). Peran Yayasan Ruhiyat Dalam Pembelajaran


Pendidikan Islam Di Lingkungan Anak Jalanan (Studi Kasus anak jalanan di Kolong
Jembatan Mataraman– Jakarta Pusat). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayadatullah Jakarta.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkapkan Peran pembelajaran
Pendidikan Islam pada anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Ruhiyat Sulaiman.
Penelitian ini focus bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Islam pada anak
jalanan, sarana dan prasarana dan bentuk kesulitan yang dihadapi anak-anak selama
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga peran orang tua dalam
membimbing anak mereka.
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskrptif, yakni mendekrispsikan tentang fenomena-fenomena yang ada.
Hal ini guna menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang
muncul. Data diperoleh dari buku-buku, surat kabar, jurnal, dokumentasi dan undang-
undang. Selain itu juga data juga dihimpun melalui observasi, catatan lapangan,
wawancara dengan pihak Yayasan Ruhiyat Sulaimandan wawancara dengan orang
tua anak yang ada di Kolong jembatan.
Hasil penelitian yang didapat bahwa: pertama, program pembelajaran yang dilakukan
oleh Yayasan Ruhiyat Sulaiman mengacu pada bentuk penanganan pelayanan sosial, yaitu
pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah anak-
anak turun ke jalanan dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan yang lebih ditekankan
kepada pembelajaran nonformal, yakni Pendidikan Islam.
Kompetensi Pendidikan Islam yang dikuasai anak jalanan pada Yayasan Ruhiyat pada
umumnya adalah diharapkan anak-anak memperhatikan ibadahnya dan dapat membaca Al-
Qur’an. Kesulitan yang terjadi pada tata cata praktik berwudhu, umumnya mereka sering lupa
dengan materi yang telah disampaikan. Anak-anak umumnya bersikap manja dan kurang
percaya diri, sehingga proses pembelaran Pendidikan Islam kurang berjalan baik. Selain itu
mereka pun kurang mendapatkan bimbingan dari orang tua, sehingga kesempatan belajar
dirumah kurang di manfaatkan dengan baik.

Kata Kunci: Pembelajaran Pendikan Islam, Anak Jalanan, Yayasan Ruhiyat


Sulaiman.

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamua’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Segala Puji bagi Allah atas limpahan rahmatNya, atas segala nikmat yang telah
diberikan, baik nikmat islam, iman dan sehat wal afiat. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diberikan ke istimewaan oleh Allah SWT yakni
Jawami’ul kalim (ungkapan yang singkat namun maknanya padat).

Penulis bersyukur atas rahmat dan berkahNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan judul “Peran Yayasan Ruhiyat dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Lingkungan Anak Jalanan (Studi Kasus anak jalanan di Kolong Jembatan Mataraman–
Jakarta Pusat). Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penelitian ini terselesaikan tentunya tidak
dengan hasil kerja penulis pribadi, melainkan mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka dari itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah

Bapak Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA. beserta Staf dan Jajarannya.

3. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Abdul Majid Khon M.Ag selaku

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Terima kasih pula kepada Ibu Marhamah Saleh, Hj. Lc. MA. selaku Sekretaris

Jurusan Pendidikan Agama Islam selaku dosen pembimbing penulisan Skripsi

yang telah meluangkan waktu dan tenaganya sehingga skripsi ini

terselesaikan. Semoga Allah swt membalas segala amal baik beliau dengan

sebaik-baiknya balasan.

iii
5. Bapak Muhammad Sholeh Hasan Lc. MA., selaku dosen pembimbing

akademik.

6. Segenap para Dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

banyak ilmu dan membantu baik prihal akademik maupun hal lainnya.

7. Kedua Orangtua Ayahanda Abah Akhirudin dan Ibunda Marnialis yang tanpa

henti memberikan Do’a, Support dan bimbingannya kepada penulis. dan

teruntuk adik-adikku tercinta Ayu Aprilia dan Shafwah Wahyuni yang selalu

memberikan keceriaan. Semoga Allah swt menghadiahi surga untuk mereka

kelak dan selalu dalam lindungan Allah swt.

8. Kepada teman-teman se-Angkatan Pendidikan Agama Islam 2013 terutama

kelas PAI-A yang telah memberikan banyak kesan baik selama berkecimpung

didunia perkuliahan. Semoga Allah membalas segala amal baik kalian.

9. Keluarga Besar asrama UICCI SULAIMANIYAH Cabang Ciputat, segenap

para Abi yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan serta motivasi

kepada penulis semoga Allah melimpahkan segala Rahmat dan kebaiakn-Nya.

Tak lupa para Talebe-Talebe Asrama yang telah memenuhi aktifitas sehari-

hari penulis dengan canda tawa dan hal bahagia terutama Kelas angkatan

semester akhir, Joni, Reza, Faiz, Mega, Ucen, Ojab, Ali, Anas, Asep, Fiqi,

Deri, Billy dll

10. Teman-teman PMII . Terimakasih banyak, Kita pernah berjuang bersama.

meninggalkan banyak kenangan dan hal baik. Semoga silaturahim kita tetap

terjaga.

iv
Dan kepada semua pihak, teman-teman yang lain dimanapun kalian berada

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya

skripsi ini semoga dimanapun kalian berada senantiasa diberikan kesehatan dan

dilancarkan segala urusan. Penulis meminta maaf karena pasti terdapat kekurangan

dalam penulisan ini, Oleh karenanya, saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak senantiasa penulis harapkan demi terciptanya penelitian yang lebih baik lagi.

Ciputat,_____________ 2017

Anasrudin

v
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
ABSTRACK ....................................................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 14
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 14
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 15
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................... 17
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 17
1. Pengertian Peran ........................................................................................... 17
2. Pembelajaran Pendidikan Islam .................................................................... 17
a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Islam........................................... 17
b. Tujuan Pendidikan Islam ....................................................................... 22
c. Dasar Filosofis Pendidikan Islam .......................................................... 24
d. Pendidikan Islam untuk Anak................................................................ 25
3. Konsep Anak Jalanan.................................................................................... 26
a. Pendidikan Anak (Anak Usia Dini) ....................................................... 26
b. Pertumbuhan dan Perkembangan .......................................................... 27
c. Pengertian Anak Jalanan ....................................................................... 28
d. Pembagian Anak Jalanan ....................................................................... 29

vi
B. Hasil Penelitian yang relevan ........................................................................... 31
BAB III Metodologi Penelitian ...................................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 34
B. Latar Penelitian, Sumber Data, Samlping, dan Satuan Kajian ...................... 36
C. Metode Penelitian................................................................................................ 36
D. Teknik Data ......................................................................................................... 36
1. Wawancara.................................................................................................... 36
2. Observasi ...................................................................................................... 36
3. Dokumentasi ................................................................................................. 37
4. Catatan Lapangan Dokumentasi ................................................................... 37
E. Teknik Analisi Data ............................................................................................ 38
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................... 40
A. Deskripsi Umum.................................................................................................. 40
B. Pembahasan ......................................................................................................... 56
BAB V HASIL KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 63
A. kesimpulan ........................................................................................................... 63
B. Implikasi .............................................................................................................. 63
C. Saran .................................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Foto Dokumentasi Penelitian


Panduan wawancara terhadap anak
Panduan wawancara terhadap orang tua anak

Panduan wawancara mengenai alsan dan peran orang tua terjadap pendidikan

Data Hasil Wawancara Mengenai Alsan dan Peran Orang Tua


Terhadap Anak (subjek I)
Data Hasil Wawancara Mengenai Alsan dan Peran Orang Tua
Terhadap Anak (subjek II)

Data Hasil Wawancara Mengenai Alsan dan Peran Orang Tua

Terhadap Anak (subjek II)

Data Hasil Wawancara Mengenai Alsan dan Peran Orang Tua

Terhadap Anak (subjek IV)

Panduan wawancara mengenai Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Data Hasil Wawancara Mengenai Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Panduan wawancara mengenai system pembiayaan

Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Data Hasil wawancara mengenai system pembiayaan

Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep

Iman Kepada Allah Pada Anak (Subjek I)

viii
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep

Iman Kepada Allah Pada Anak (Subjek II)

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep

Iman Kepada Allah Pada Anak (Subjek III)

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai

Keadaan Lingkungan

Agenda Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Islam

Surat Domisili Yayasan


Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Surat Bimbingan Skripsi

Surat Permohonan Izin Penelitian

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah

Pengajaran dan pendidikan adalah dua hal yang satu, mereka saling
keterkaitan. Bagi penulis dua hal ini haruslah bersamaan. Di dalam
pendidikan hal ini merupakan pokok dari keberlangsungan suksesnya
pendidikan. Menurut Bruner sebagaimana dikutip oleh Sigit mangun
wardoyo menjelaskan “learning is an active, social; process in which
learnest construct new ideas and concepts based on their current
knowledge”.1 Proses pembelajaran dari generasi ke generasi di tuntut untuk
lebih berkualitas lagi, karena dengan seiring perubahan zaman yang
semakin hari semakin berkembang. Proses pembelajaran diharapkan
menjadi landasan pokok yang mampu menyiapkan anak-anak bangsa untuk
menghadapi tantangan serta kompetensi yang di butuhkan di masa depan.

Kebutuhan pendidikan terhadap anak bangsa merupakan sesuatu yang


wajib sampai kepada seluruh anak bangsa, untuk itu setiap dari kita berhak
mendapatkan pendidikan. Karena pendidikan adalah suatu jalan untuk
membangun generasi yang lebih baik. Pendidikan bukan sekedar
mengoptimal kan segi Kognitif, namun juga dari segi afektif. Karena
hakikat pendidikan itu membawa seorang kepada kebaikan baik dari segi
intelektual maupun dalam sikap. Kewajiban menuntut ilmu atau belajar itu
juga dijelaskan dalam hadis Nabi yang berbunyi:

َ‫طَلَبََاَلعَلَمََفََريَضَةََعَلَىَكَ َلَمَسَلَمَََوَواضَعََاَلعَلَمََعَنَدََغَيََاَهَلَهََكَمَقَلَدََاَلَنَ َازيَرََاَلََوهَرَََواللَ َؤلَؤ‬

2
)‫َوََالذَهَبَ(أخرجهَابنَماجةَعنَانس‬

1
Sigit mangun wardoyo, pembelajaran berbasis riset,(Jakarta: academia permata, 2013)
h.11
2
Abi Abdillah Bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, (Al-Qozwiri, Darul Ihya’ Kutub, Jus 1) h.
81
2

”meneuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang
meletakan ilmu yang bukan pada ahlinya , seperti orang yang
mengalungkan mutiara, intan emas ke leher babi” . (HR. Ibnu Majah dan
Anas).

Hadis ini menjelaskan bahwa berpendidikan atau menuntut ilmu


sangatlah penting. Menutut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslimin baik
laki-laki dan perempuan.3 Dengan demikian urgensi menunut ilmu sangatlah
penting dari kalangan manapun baik dalam kehidupan makmur maupun
sulit. karena Pendidikan merupakan ruh bagi setiap insan dalam
membimbing dirinya ke jalan yang sesuai.

Bahkan Allah SWT. Memerintahkan kepada hambanya untuk belajar


dan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Sebagaimana dijelaskan
di dalam Al-Qur’an Surah Al-’Alaq ayat 1-5.

ۡ ۡ ۡ
َ‫ٱق رأ َوربك‬ ﴾۲﴿َ ‫﴾خلق َۡٱۡل َٰنسن َم َۡن َعلق‬١﴿َ‫ۡٱق رأ َب ۡٱسم َربك َٱلذي َخلق‬
ۡ ۡ ۡ ۡ
﴾٥﴿‫اََلَي ۡعل َۡم‬
ۡ ‫نسنَم‬
َٰ ‫﴾علمَٱۡل‬٤﴿َ‫﴾ٱلذيَعلمَبٱلقلم‬٣﴿َ‫ٱۡلكرم‬

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang


menciptakanmu. Dia telah mrnciptakan dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan
perantarakalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.4

Pendidikan adalah kebutuhan bagi setiap orang, karenanya setiap


orang pasti pernah mengalami pendidikan. Namun tidak setiap orang paham
dan mengerti apa makna dan penjelasan pendidikan tersebut.5 Dengan
demikian Ilmu pendidikan menjelaskan sistematis dalam dan tata cara
pengajaran yang sesuai yang mana sudah memiliki syarat-syarat dan

3
Abdul Madjid Khon, Hadis Tarbawi (Jakarta: 2014 kencana cetakan ke-2) h.144-45
4
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
5
Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,(Jakarta : Rajawali press 2013)
h.7
3

ketentuan yang sesuai untuk di ajarkan. Ilmu pendidikan juga dapat


dipahami bahwa ilmu pendidikan itu memberikan suatu pegangan dan
sumber dalam pengajaran tata cara mendidik agar tercapai sesuatu yang di
cita citakan. Pendidikan membantu untuk menumbuh kembangkan
kecerdasan intlektual dan membentuk kepribadian yang memiliki karakter
yang baik.6

Pendidikan menjadi sesuatu yang bersifat urgens, karena pengaruhya


terhadap anak bangsa sebagai penerus generasi. Dengan pendidikan bangsa
ini akan mampu membangun kesejahteraan masyarakatnya menjadi lebih
baik. Pendidikan adalah faktor penting sebagai gerbang dalam membangun
Bangsa. Pendidikan berperan penting dalam membangun bangsa ini. karena
sama sama kita ketahui pendidikan mencetak orang orang ahli dalam bidang
bidang tertentu. Sebagaima di kuatkan dalam penjelasan oleh Syahraini
Tambak, Pendidikan, tempat untuk melahirkan manusia menjadi ahli dalam
bidang, seperti ekonomi, politik, hukum antropologi, pertanian, militer, dan
lain sebagainya.7

Menjemput harapan demi mencerdaskan masyarakat yang cerdas


yakni melalui pendidikan. Pendidikan menjadi dasar bagi berkembang
kehidupan seseorang. Dengan pendidikan akan mampu membangun untuk
Indonesia lebih baik lagi. Pendidikan haruslah menyebar ke seluruh pelosok
negeri, karena dengan pendidikan akan memberikan investasi untuk masa
depan Bangsa ini. Karena tidak bisa dipungkiri perkembangan dunia
globalisasi dan informasi sudah menyebar keseluruh lini kehidupan. Untuk
itu Bangsa ini harus bersiap menghadapi hal ini, maka dengan
pendidikanlah yang mampu menghadapi hal ini. Dan pendidikan menjadi
investasi masa depan yang harus dipersiapkan sejak dini untuk.8

6
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999) h. 1-2
7
Syahraini Tambak, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Yogyakarta: Grahan
Ilmu, 2013) h. 3
8
Syahraini Tambak, Ibid. h. 7-8
4

Untuk membangun bangsa haruslah dari generasi sekarang, yakni dari


anak-anak. Memberikan pendidikan pada anak-anak sejak dini merupakan
keharusan. Selain itu untuk membangun karakter dalam mengenal Tuhannya
serta kewajibannya anak-anak harus belajar pendidikan Islam. Dengan
pendidikan Islam sebagai landasannya, bagi penulis apapun yang menjadi
tantangan akan terfilter dengan baik.

Di dalam Buku Ilmu Pendidikan Islam yang di tulis oleh Sri Minarti di
jelaskan pendidikan Islam bukan hanya sekedar menyangkut aspek normatif
ajaran Islam, tetapi juga terapannya dalam ragam materi, institusi, budaya,
nilai, dan dampaknya terhadap pemberdayaan umat.9 Pendidikan Islam
meliputi segala hal, dan karenanya harus tertanam dan dipersiapkan saat
anak-anak. Karena dengan pendidikan Islam, karakter anak akan terarahkan.
Dan diharapkan anak mampu memelihara atas dasar ketaataan menjalankan
syariat Islam atau yang biasa disebut dengan maqashid al syariah. yang
pertama adalah memelihara agama (Hifz al Din), memelihara jiwa (Hifz an
Nafs), memelihara akal (Hifz al aql), memelihara keturunan(Hifz Nasl),
memelihara harta (Hifz al Mal).10 Ini merupakan tujuan dari keselamatan
diri, dan di harapkan anak mampu. Untuk mencapai hal ini nampaknya
dengan melalui pendidikan Islam dan harus dipersiapkan pada generasi
anak-anak. Untuk itu pembelajaran pendidikan agama Islam harus
didapatkan oleh anak-anak sejak dini.

Menurut pandangan Islam, tujuan pendidikan Islam sangat diwarnai


dan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Allah. Tujuan itu sangat dilandasi oleh
nilai nilai Al-Qur’an dan hadis seperti yang termaktub dalam rumusan, yaitu
menciptakan pribadi pribadi yang selalu bertaqwa kepada Allah, sekaligus
mencapai kebahagian dunia dan akhirat.11 Bila nilai-nilai Islam itu terpatri

9
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2013), h. 25
10
Fauzan, Potret dan Pandangan Islam Tentang Pendidikan Anak, Tahdzib Jurnal
Pendidikan Islam Volume 1, no 2, Juli 2007 (Jakarta: 2007 Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) h. 53. Lihat juga
Sapiudin. Ushul Fiqh. (Jakarta:2011 kencana) h. 227-228
11
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam. Op.Cit. h. 105
5

didalam jiwa anak-anak, hal ini akan menjadi bekal nya dala mengarungi
samudra kehidupan yang akan dijalaninya kelak. Karena tujuan akhir dari
pendidikan agama Islam yakni membawa seseorang terhadap prilaku atau
akhlak yang mulia dan senantiasa tunduk kepada Allah SWT. dan
bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat luas.

Dalam istilah lain, Ahmad D. Marimba sebagaimana dikutip oleh


Abd. Halim Soebahar, menyatakan bahwa “tujuan pendidikan Islam adalah
terbentuknya kepribadaian muslim”.12 Ini mengisyaratkan bahwa
pendidikan Islam sangatlah penting untuk ditanamkan. Penulis sebelumnya
juga pernah melakukan kunjungan ke anak jalanan daerah sentiong, mereka
semua beragama Islam. Namun, disayangkan sekali umat Islam sedikit
sekali yang tergerak untuk membantu dan perhatian kepada mereka,
sesungguhnya mereka juga adalah saudara muslim kita.

Seseorang yang tidak di bentengi dengan landasan pondasi pendidikan


Islam, akan sulit nantinya dalam mengahadapi gejolak tantangan kehidupan
dan globalisasi. Dengan dasar pendidikan agama Islam, anak-anak akan
mampu membentengi dirinya dan memfilter hal tersebut dengan baik.
Semua anak-anak berhak memiliki setiap cita-citanya. Anak-anak harus
mulai tertanam di dalam dirinya untuk menggantungkan cita citanya
setinggi langit. Dengan cita-cita yang tertanam pada seorang anak, maka
anak-anak mempunyai semangat juang dalam belajar dan meraih
kesuksesan. Ada Sya’ir Arab mengatakan:

َ‫َوََ َهتَهََفَ َوقََالثََريَََوالَزحَل‬#َ‫لاََرجَلَهََتَتََاَلَبَال‬


َ َ‫كَنَََرج‬

Artinya :”jadilah engkau seorang sekalipun kakinya dibawah gunung


tetapi cita cita nya di atas bintang Tsurayya dan zuha”.l13

12
Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2002), h. 18
13
Abdul Madjid Khon, Hadis Tarbawi (Jakarta: 2014 Kencana Cetakan ke-2) h.160
6

Syai’r ini memberitahu kepada kita bahwa setiap anak harus


mempunyai cita citanya masing masing. Hal ini untuk memotivasi agar
mendorong mereka untuk semangat belajar. Dengan pendidikan agama
Islam, anak-anak akan menjadi teguh hati nya dalam segala kemungkinan
yang akan terjadi padanya.

Pendidikan Islam merupkan pondasi bagi anak dalam menghadapi gejolak


kehidupan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangnnya,
untuk itu kesadaran untuk mendapatkan pendidikan Islam sangatlah penting
bagi anak-anak bangsa, lebih mengerucut lagi adalah pendidikan Islam.
Karena dengan pendidikan Islam anak-anak akan memilki pondasi dalam
menghadapi gejolak kehidupan dan mampu mengarahkannya kepada nilai-
nilai Islam yang taat kepada Allah SWT.

Adapun asal mula komposisi manusia tersebut menurut Al-Qur’an


terdiri dari tiga hal: 1. Jasad 2. Ruh 3. Intelektualitas. Seperti yang
dituliskan dalam QS. As Sajadah ayat 7-9:
ۡ ۡ
ََ‫ (ُث َجعل َن ۡسلهۥَمنَس َٰللة‬٧َ )َ‫نسن َمنَطي‬ َ ‫ي َأ ۡحسن َكل َش ۡيء َخلقهۥَۖوبدأ َخلق‬
َٰ ‫َٱۡل‬ ٓ ‫ٱلذ‬
ۡ ۡ ۡ
َۚ ‫ (ُث َسوَٰىه َون فخ َفيه َمنَروحهۦَۖوجعل َلكم َٱلس ۡمع َوٱۡل ۡبصَٰر َوٱۡلَفد‬٨َ )َ‫من َمآءَ َمهي‬
ۡ
(٩َ)َ‫لاَماَتشكرون‬
َ ‫قل ي‬

Artinya; “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-


baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (Q.S As Sajadah: 7 – 9)14

Semua manusia termasuk anak adalah sama dalam komposisinya.


Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar
14
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
7

penciptaan dan kehidupan yang berbeda. Setiap anak yang dilahirkan tentu
mempunyai hak yang sama, dan tanggung jawab orang tua terhadap
pemenuhan hak tersebut salah satunya yaitu dalam hal pendidikan.
Sebagaimana firman Allah Ta’la didalam surat At-Tahrim ayat 6:
ۡ
ََ‫ََٰٓيي ها َٱلذين َءامنوا َق ٓوا َأنفسك ۡم َوأ ۡهليك ۡم ََنَارا َوقودها َٱلناس َوٱۡلجار ۚ َعل ۡي ها َم َٰلٓئكة َغلظ‬
ۡ
)٦َ:‫شدادََّلََي ۡعصونََٱَّللَمآَأمره َۡمَوي فعلونَماَي ۡؤمرونَ(التحرمي‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(QS. At-Tahrim : 6)15

Namun tidak semua anak bernasib baik, ada anak yang sudah tidak
memiliki keluarga, atau juga berada dalam keluarga yang berkehidupan
yang tida layak sehingga mereka tidak mendapatkan pendidikan baik dari
orang tuanya maupun dari lingkugan sekitarnya baik pelajaran formal
maupun non formal. Keadaan seperti ini banyak terjadi pada anak jalanan
yang berada di kota-kota metropolitan.

Menjadi anak jalanan bukanlah menjadi pilihan, namun keadaanlah


yang membuatnya demikian. Anak jalanan pun berhak mengenyam
pendidikan. Karena penulis sadar bahwa pendidikan diperuntukan bagi
semua orang. Dan semua anak bangsa haruslah mendapatkan pendidikan
dan merasakan pendidikan. Sebagaimana juga dijelaskan dalam ketentuan
umum Undang-undang tentang perlindungan anak bahwa: “Hak anak adalah
bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi
orang tua, keluarga, Pemerintah dan Negara.16

15
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
16
“Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tentang Perlindungan Anak”
8

Didalam deklarasi tentang hak anak pada tanggal 20 November 1959


yang di sahkan oleh Majelis PBB, sebagian kutipannya menyatakan antara
lain, “Umat manusia berkewajiban memberikan yang terbaik bagi anak-
anak”. Sebagian kutipan teks Deklarasi ini menegaskan bahwa anak-anak
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan khusus, kesempatan dan
fasilitas yang memungkinkan mereka berkembang secara sehat dan wajar
dalam keadaan bebas dan bermanfaat yang sama, memilki nama dan
kebangsaan sejak lahir mendapat jaminan sosial termasuk gizi yang cukup,
perumahan, rekreasi dan pelayanan kesehatan, menerima pendidikan,
perawatan, dan perlakuan khusus jika mereka cacat; tumbuh dan dibesarkan
dalam suasana yang penuh dengan kasih dan rasa aman dan sedapat
mungkin dibawah asuhan serta tanggung jawab orang tua mereka sendiri:
mendapat pendidikan dan andaikata terjadi malapetaka mereka termasuk
yang pertama menerima perlindungan serta pertolongan; memperoleh
perlindungan baik atas segala bentuk penyia nyiaan, kekejaman dan
penindasan bentuk diskriminasi. Akhirnya Deklarasi ini menegaskan bahwa
anak-anak harus dibesarkan dalam “jiwa yang penuh dengan pengertian,
toleransi, persahabatan antar bangsa, perdamaian dan persaudaraan
semesta”.17

Pendidikan Islam sangatlah penting untuk menjadi landasan pada anak


jalanan, ini akan membawa kepada kearifan moral dan tabiat yang mulia.
Keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu
buah iman yang mendalam dan perkembangan religious yang benar. Jika
masa anak-anak-anak tumbuh dan berkembang berpijak pada landasan iman
kepada Allah Swt dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar, meminta
pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, anak akan memiliki potensi dan
respon secara instingstif di dalam menerima setiap keutamaan dan
kemuliaan, disamping terbiasa melakukan akhlak mulia. Sebab banteng
pertahanan religius yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan

17
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Presindo, 1985) h. 130-
131
9

mengingat Allah yang telah dihayati dalam dirinya dan instropeksi diri yang
telah menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak-
anak dari sifat sifat negatif yang merusak. Bahkan penerimaannya terhadap
setiap kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaan, dan kesenangannya
keutamaan dan kemuliaan akan menjadi akhlak dan sifat yang paling
menonjol.18

Triologi pendidikan sangatlah erat kaitannya dalam memajukan


pendidikan itu sendiri. Seperti pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan
bahkan lingkungan itu sendiri. Dengan demikian setiap anak untuk
mendapatkan nilai-nilai kognitif dan afektif, haruslah baik dalam segi
pendidikan keluarga, sekolah dan bahkan lingkungan. Karena tiga aspek ini
sangatlah memberikan pengaruh terhadap anak-anak. Dan Hal ini jugalah
yang akan membawa dan menuntun anak mencapai pendidikan yang
dibutuhkan. Setiap lininya sangatlah berpengaruh.

Untuk itu idealnya seorang anak itu bisa diajarkan dan dididik oleh
orang tuanya dengan baik, dan juga lingkungan sekolah dan bahkan
lingkungan rumah tempat anak itu bermain. Karena dari situlah mereka
mendapatkan pengaruh dari lingkungan tersebut. Bila baik lingkungan
keluarga, sekolah dan tempat tinggalnya, maka secara umum akan baik pula
pendidikan karakter yang anak itu dapatkan, namun bila sebaliknya, anak
juga akan terpengaruh hal-hal yang negatif.

Namun kenyataannya pendidikan yang terjadi pada anak jalanan tidak


demikian. Orang tua mereka tidak mampu mendidik mereka dengan baik,
bahkan sebagian dari mereka pun juga tidak bersekolah dan lingkungan
tempat mereka tinggal pun sangat jauh dari nilai-nilai pendidikan. Karena
sebagian dari mereka banyak yang sambil bekerja dan membantu kedua
orang tuanya untuk menambahkan keuangan keluarga.

18
Nur’aini Ahamad, komparasi pemikiranj plato dan al ghazali, Tahdzib Jurnal
pendidikan Islam volume 1, no 2, juli 2007 (Jakarta: 2007 Jurusan pendidikan agama Islam
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN syarif hidayatullah Jakarta). H. 53-54
10

Disinilah letak kepekaan sosial, yang mana pendidikan merupakan


penting dan hak bagi seluruh bangsa Indonesia, tidak menyeluruh
didapatkan oleh anak-anak bangsa. Kalau diperhatikan gedung gedung yang
menjulang tinggi di tanah Jakarta ini, ternyata masih ada orang-orang
kehidupannya tidak layak, sampai merekapun tidak memikirkan lagi tentang
pendidikan. Karena lingkungan mereka yang sulit jadi lebih memikirkan
bagaimana keadaan ekonomi mereka dalan hal makanan. Padahal
pendidikan dan pemberdayaan warga merupakan kewajiban Pemerintah
sebagaimana yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 2 tentang sistem pendidikan Indonesia bahwa “setiap warga Negara
mempunyai hak yang untuk memperoleh pendidikan.”19 Di perkuat juga
dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal 31, bahwa tiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan.

Fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia sangat berbeda,


masih banyak orang orang yang belum bisa mengecam pendidikan nya
dengan baik, dikarenakan ekonomi yang sulit. Diantara mereka yang
memiliki keterbatasan ini, seperti yang tinggal di bantaran Rel, di kolong
jembatan dan lain sebagainya mereka pun mempunyai hak yang sama untuk
mendapatan pendidikan Islam. Mereka belum mendapat hak mereka untuk
belajar. Mereka kurang mendapat perhatian dari pemerintah, padahal
undang undang sudah jelas dalam hal ini. Untuk itu anak-anak haruslah
mendapatkan pendidikan. Karena diluar sana tantangan mereka sangat berat,
bila pondasi pendidikan Islam jauh dari mereka. Mereka akan hidup dengan
sebebas bebasnya tanpa aturan yang mereka pahami. Maka pendidikan
agama Islam sangat lah penting bagi anak jalanan untuk membawa mereka
kepada ketaatan kepada Allah dan memilki kepribadian yang yang baik baik
di lingkungan teman nya maupun lingkungan yang luas.

Anak jalanan pun membutuhkan perhatian dan kepedulian atas


kelangsungan hidup mereka baik dari pemerintah, masyarakat sekitar dan

19
Hasbullah, Dasar-Dasar ilmu pendidikan, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2013) h.286
11

juga para relawan mahasiswa. Karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,
untuk itu kepedulian kepada saudara saudara kita satu bangsa, dan satu
keyakinan (muslim) haruslah ada. Kalau anak jalanan di biarkan begitu saja
dalam menghadapi pergaulannya sejak dini, maka ketika dewasa nanti
mereka akan sangat sulit untuk memilki kehidupan yang layak. Mereka juga
mempunyai hak untuk bercita cita dan memilki kehidupan yang layak.

Dengan demikian, bila masa anak-anak pada anak jalanan tidak


dilandasi dengan pendidikan Islam, hal ini akan membuat mereka jauh dari
kesadaran yang mengarahkan mereka untuk menjadi hamba Allah yang taat
dan mereka akan jauh dari banteng keimanan yang menjaga dari pengaruh
buruk. Sudah lagi di tambah keseharian mereka dalam bergaul dan
berinteraksi di di jalanan. Anak jalanan akan terombang ambing dan
terbawa pengaruh yang buruk bila dasar keimanan mereka belum kuat. Di
ibu kota Jakarta, banyak sekali anak jalanan, mereka tinggal di kolong
jembatan, di bantaran rel, di Stasiun. Mereka adalah bagian dari kita yang
sangat membutuhkan bantuan kita dan perhatian, mulai dari pendidikan dan
kesejahteraan. Mereka adalah warga Negara Indonesia yang keamanan dan
kesejahteraan mereka di tanggung oleh pemerintah. Namun, banyak sekali
orang yang takut dan tidak mau membantu mereka dalam perbaikan moral
dan kesejahteraan. Mereka juga berharap uluran tangan dari kita.

Anak jalanan kehilangan haknya dalam memperoleh perlindungan dan


kasih dan sayang dari orang tua bahkan kehilangan kesempatan untuk
mengenyam pendidikan. Sementara disisi lain, anak-anak perlu mendapat
perhatian dan penanganan seperti anak lain seusianya. Tidak hanya sebagai
insan Tuhan, mereka juga amanah dan karunia dari Allah Swt yang tidak
boleh dilihat dengan sebelah mata karena keterbatasan nasibnya. Islam
mengajarkan bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi
juga masyarakat bahkan Negara. Sebagaimana di dalam Undang Undang
kesejahteraan anak Bab IV pasal 11 yang berbunyi “ usaha kesejahteraan
12

anak dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat”.20 Seperti juga


pendidikan yang merupakan nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan
dan dipilah–pilah dalam kehidupan manusia karena dapat menimbulkan
disintegrasi yang pada konsekuensinya dapat melahirkan ketidakharmonisan
dan kehidupannya sendiri karena manusia mempunyai komposisi yang tidak
dapat terpisahkan.

Pendidikan Islam haruslah menjadi dasar mereka, karena semua anak


tidak terkecuali juga sangatlah membutuhkan untuk membentuk karakter
dan kepribadian muslim. Pendidikan Islam menuntunnya dalam kebaikan,
bukan hanya hal itu mereka juga akan mengetahui kewajiban sebagai
seorang muslim dan mampu menjalankannya. Agar setelahnya mereka tidak
goyah dengan hal hal yang menggiurkan pada pemberian orang yang
beragama lain.

Pendidikan Islam sangat dibutuh dalam kehidupan karenanya


pendidikan Islam membangun kepribadian karakter yang baik yang
sempurna pada manusia. Pendidikan Islam mampu membangun sikap bijak
lagi arif, hal ini lah yang dibutuh kan sesama muslim agar terjadi hubungan
yang harmoni. Keadilan dalam Islam sangatlah diutamakan, dan keadilan
yang baik dan bijak sangatlah dibutuhkan oleh manusia untuk membangun
komunitas manusia yang lebih baik lagi. Jelaslah pendidikan Islam sangat
dibutuhkan dan perlu diterapkan, karena dengan pendidikan Islam kita
mampu membawa anak-anak memilki karakter mandiri, dan mampu
membantu dari keterpurukan dan penindasan. Pendidikan agama Islam juga
mampu menjadi banteng kita dalam penanaman penghormatan dan
penghargaan kepada manusia yang lainnya.21 Akan sangat berdampak buruk
bila anak jalanan tidak mengenyam pendidikan Islam, karena sejatinya
setiap muslim harus memahami agamanya supaya menjadi insan kamil.

20
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Op.Cit. h.155
21
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Dirumah Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insan Press, 1996), h. 27
13

Hal inilah yang membuat hati tergerak dari Yayasan Ruhiyat


Sulaiman untuk senantisa membantu mengajarkan agama Islam pada anak
jalanan. Kegiatan yang dilakukan pada Yayasan Ruhiyat Sulaiman ini rutin
dilakukan pada setiap hari minggu. Biasanya Yayasan Ruhiyat sulaiman
mengunjungi dan mengajarkan agama Islam pada tiga tempat yakni, kolong
jembatan Matraman, bantaran rel gang Sentiong dan anak jalanan di Stasiun
Gambir. Namun pada hal ini penulis memfokuskan penelitian pada anak
jalanan di Kolong Jembatan Matraman.

Dengan demikian pendidikan Islam perlu sampai kepada anak jalanan,


untuk menjadi pondasi mereka. Saat ini anak jalanan sedikit sekali
diperhatikan baik deri segi ekonomi ataupun segi pendidikan. Pendidikan,
terutama pendidikan agama Islam bagi anak jalanan sangatlah dibutuhkan.
Perhatian dari Pemerintah dan segelintir orang yang mampu sangatlah
dibutuhkan untuk meningkatnya taraf pendidikan dan pemikiran anak
jalanan. Dan dalam pembelajaran Pendidikan Islam faktor faktor pendukung
untuk suksesnya pengajaran pada anak jalanan juga tidak terlepas dari hal
hal seperti sarana dan prasarana metode pembelajaran yang digunakan,
tenaga pengajar, keadaan lingkungan dan lain lain. Keseluruhan faktor
tersebut tentu saling berkaitan satu sama lainnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut dan penulis juga sering mengikuti


kegiatan pembelajaran Pendidikan Islam ke lingkungan anak Jalanan di
Kolong Jembatan Matraman, dan penulis tertarik dalam mencari tau untuk
mengetahui dan mengungkapkan Pendidikan agama Islam teraplikasi disana
atau sebaliknya Pendidikan agama Islam hanya sekedar nama tanpa tau
karena mereka tidak mempelajarinya karena dengan segala kekurangan yang
ada. Oleh sebab itu Penulis terpacu untuk mengangkat hal ini dalam
penelitian tentang “Peran Yayasan Ruhiyat Sulaiman dalam
Pembelajaran Pendidikan Islam di Lingkungan Anak Jalanan (Studi
Kasus anak jalanan di Kolong Jembatan Mataraman– Jakarta
Timur)”.
14

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat


mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya tabiat anak jalanan yang jauh dari nilai-nilai


Pendidikan
2. Kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap anak
jalanan di Kolong Jembatan Matraman.
3. Kesulitan anak jalanan dalam melaksanakan Pembelajaran
Pendidikan Islam
4. Kurangnya Sarana dan prasarana yang melengkapi
Pembelajaran Pendidikan Islam di Lingkungan Kolong
Jembatan Matraman.
5. Kurang perhatiannya Guru agama dalam memberikan
Pendidikan Islam di lingkungan Kolong Jembatan Matraman.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi


penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran Pendidikan agama Islam bertempat di Kolong


Jembatan Matraman.
2. Materi saat pembelajaran Pendidikan Islam yakni tentang dan
Iman kepada Allah.
3. Anak jalanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
“Anak Binaan”, yaitu anak-anak yang setiap minggu mengikuti
pembelajaran Pendidikan Islam di Kolong Jembatan
Matraman.
4. Penelitian yang dimaksud pada anak jalanan ini dikhususkan
pada anak-anak berusia 7-12 tahun.
15

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: “Bagaimana


Peran Yayasan Ruhiyat Sulaiman dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Lingkungan Anak Jalanan Kolong Jembatan Matraman ?”.

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar Pendidikan Islam di


Kolong Jembatan Matraman.

2. Untuk Mengetahui materi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam


di Lingkungan Anak Jalanan Kolong Jembatan Matraman.

3. Untuk Mengetahui peran Yayasan Ruhiyat Sulaiman dalam


Pembelajaran Pendidikan Islam di Lingkungan Anak Jalanan
Kolong Jembatan Matraman.

Adapun Manfaat dengan diadakannya penelitian ini ialah agar


Pemerintah, masyarakat umum, dan mahasiswa/i dapat lebih memperhatikan
saudara kita di Lingkungan Anak Jalanan Kolong Jembatan Matraman.

antara lain:

1. Pemerintahan
a. Pemerintah dapat memperhatikan keberlangsungan hidup
anak jalanan.
b. Pemerintah lebih memperhatikan tempat tinggal mereka.
c. Pemerintah juga bisa membuat banyak program untuk taraf
hidup anak jalanan lebih baik lagi.
16

2. Masyarakat umum
a. Masyarakat umum bisa terketuk hatinya dan bisa
membantu mereka baik dalam pendidikan maupun
ekonomi.
b. Masyarakat umum juga sadar ternyata banyak saudara kita
anak jalanan membutuhkan perhatian kita
c. Masyarakat umum juga bisa memberikan kontribusi pada
anak jalanan baik berupa moril maupun materil
3. Mahasiswa/i
a. Mahasiswa/i bisa turun langsung dan mengajar anak
jalanan.
b. Mahasiswa/i juga bisa mengalihkan program program
kampus mereka ke acara sosial pada anak jalanan.
c. Mahasiswa/i juga paham dan sadar bahwa mereka sangatlah
membutuhkan bantuan kita, karena mahasiswa selalu
digaungkan agent of sosial.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Peran

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peran adalah “bagian dari


tugas utama yang harus dilakukan”.22 Sedangkan menurut Hessel Nogi S.
Tangkilisan Peran adalah “dinamisasi dari status atau penggunaan hak hak
dan kewajiban, atau bisa juga disebut status subjektif”.23

2. Pembelajaran Pendidikan Islam

a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Islam

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara


guru dan peserta didik. Dalam pembelajaran ada guru yang
mengarahkan dan memberikan pengetahuannya kepada murid. Proses
pembelajaran juga dapat di artikan suatu proses melihat, mengalami,
mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk memperoleh
hasil yang ditentukan, melalui pembinaan, pemberian penjelasan,
pemberian bantuan dan dorongan dari pendidik.24 Dengan belajar
seorang guru akan mampu mengarahkan muridnya, dalam kontek ke
ilmuan dan praktek dalam kehidupan sehari harinya.

Ada juga beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang Belajar


yang di kutip oleh Udin Syaefudin Saud sebagai berikut :

a. Menurut Pandangan Skinner, bahwa belajar yaitu suatu prilaku


pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila tidak belajar responnya menjadi menurun

22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka, 1998), h. 669
23
Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, (Jakarta: PT. Grasindo 2007 Cet.
Kedua) h. 43
24
Saud, Udin Syaefudin, Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI Press 2006), h. 3

17
18

b. Menurut pandangan Gagne, belajar merupakan kegiatan yang


kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar
orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

c. Menurut pandangan Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh


individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus
dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka
fungsi intelek semakin berkembang.

d. Menurut pandangan Roger, belajar adalah praktek pendidikan


menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang
belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang
dominan siswa hanya menghafalkan pelajaran.25

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


belajar adalah mengarahkan siswa kepada kepada kecerdasasan,
keterampilan, pengetahuan dan membentuk karakter yang baik.
Semua itu ditempuh dengan cara membina, mengajarkan, memberikan
penjelasan, memberikan contoh, dan juga mendorong siswa untuk
semangat belajar. Dalam lingkungan pembelajaran juga membawa
murid dan menyiapkannya untuk menghadapi kemajuan teknologi
yang semakin berkembang dan senantiasa memberikan kemanfaatan
baik untuk dirinya sendiri lebih luas lagi untuk orang lain di
sekitarnya. Dalam pembelajaran juga membentuk murid kepada
karakter yang mencerminkan tabiat yang baik.

Pendidikan adalah kebutuhan bagi setiap orang, karenanya


setiap orang pasti penah mengalami pendidikan. Namun tidak setiap
orang paham dan mengerti apa makna dan penjelasan pendidikan
tersebut.26 Dengan demikian Ilmu pendidikan menjelaskan sistematis

25
Dimyati, Belajar dan Pembelajara,. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) h. 9-16
26
Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,(Jakarta : Rajawali Press
2013) h.7
19

dalam dan tata cara pengajaran yan sesuai yang mana sudah memiliki
syarat syarat dan ketentuan yang sesuai untuk di ajarkan. Ilmu
pendidikan juga dapat dipahami bahwa ilmu pendidikan itu
memberikan suatu pegangan dan sumber dalam pengajaran tata cara
mendidik agar tercapai sesuatu yang di cita citakan. Pendidikan
membantu untuk menumbuh kembangkan kecerdasan intlektual dan
membentuk kepribadian yang memiliki karakter yang baik.27

Sebagaimana ditegas oleh Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA


menurutnya “Pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampulan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya. Dilaksanakan sekurang kurangnya
melalui mata pelajaran pada semua jalur”.28

Pendidikan juga memberikan pengaruh kepada setiap orang,


karena setiap orang lahir dengan masing potensi potensi yang dimana
akan kembangkan sesuai dengan nilai nilai yang ada dilingkungan dan
kebudayaan. Usaha usaha yang dilakukan untuk membuat kehidupan
menjadi lebih baik dan memberikan warisan peradaban yang baik
kepada generasi selanjutnya untuk melestarikan hidupnya dengan
menekankan nilai nilai karakter dan mengembangkan kecerdasan.29

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan dari penjelasan di


atas bahwa pendidikan adalah suatu yang sudah menyatu dalam
kehidupan, karena nya manusia mestilah membutuhkan pendidikan.
Pendidikan akan membawa manusia kepada kehidupan pembinaan
yang sempurna. Pendidikan menumbuh kembangkan kemampuan atau
potensi yang ada dan menekankan nilai nilai karakter dan social serta
kebudayaan. Yang paling terpenting lagi dengan pendidikan manusia
akan terbentuk karekter pribadi yang baik dan mewariskannya kepada

27
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 1-2
28
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islama Kontemporer, ( Bandung : Yayasan
Masyarakat Indonesia Baru, 2015), h. 1
29
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), h. 1-2
20

generasi generasinya untuk mencapai pada peradaban yang lebih baik


dan maju.

Selanjutnya Penjelasan tentang pengertian pendidikan Islam bila


diperhatikan dan diamati dari para ahli perlu dikutip dan dijadikan
sumber.

Muhammad SA. Ibrahimi (Bangladesh) sebagaimana dikutip


oleh Abdul Mujib dkk, menyatakan bahwa pendidikan Islam “Islamic
education in true sense of the lern, is a system of education which
enable a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that
he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam”30
dalam pengertian ini dijelaskan bahwa pendidikan Islam yang
sebenarnya adalah berlandaskan atas ideology Islam yang dimana
seseorang mampu mengarahkan dirinya kepada ajaran Islam.
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pendidikan Islam mememilki
kompenen atau system yang yang saling keterkaitan yang dimana
pendidikan agama Islam membawa hal hal seperti kognitif, afektif dan
psikomotorik diarahkan sesuai kepada landasan ideologi Islam.

Selanjutnya menurut Omar Muhammad al-Toumi al Syaibani


sebagaimana dikutip oleh Abdul mujib dkk, mendefinisikan
pendidikan Islam sebagaimana dikutip di dalam Buku Ilmu
Pendidikan Islam yakni : “proses mengubah tingkah laku individu
pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara
profesi profesi asasi dalam masyarakat”.31 Yang penulis pahami dari
kutipan di atas bahwa pendidikan memiliki urgensi untuk membentuk
karakter pribadi menjadi lebih baik. Bila ada seseorang yang memiliki
kecerdasan yang baik namun dalam hal attitude nya masih jauh
menurut penulis ia masih belum berpendidikan Islam. Karena

30
Abdul mujib dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2008), h.25
31
Ibid, h. 26
21

pendidikan Islam bukan hanya sekedar kita belajar formalitas tapi


bagaimana pendidikan Islam itu sampai kedalam hati kita.

Muhammad Javed al Sahlani dalam al Tarbiyah wa al –ta’lim Al


qur’an Al karim sebagaimana dikutip oleh Abdul mujib dkk,
mengartikan pendidikan dengan “proses mendekatkan manusia kepada
tingkat kesempurnaan dan mengembangkan kemampuannya.”32
Pendidikan Islam adalah proses dimana siswa bertahap untuk mampu
mengembangkan potensinya serta menjadi manusia yang sebaik
baiknya manusia yakni sebaik baiknya manusia adalah yang
bermanfaat kepada orang lain demikianlah sabda yang pernah Rasul
sampaikan.

Menurut Asrorun Ni’am Sholeh hakikat pendidikan Islam yakni


gagasan utama pendidikan, termasuk didalamnya pendidikan Islam,
terletak pada pandangan bahwa setiap manusia mempunyai nilai
positif tentang kecerdasan, daya kreatif, dan keluhuran budi. Peran
pendidikan ialah bagaimana nilai positif ini tumbuh menguat. Jika
tidak tepat bisa tumbuh sifat negatif, prilaku kekerasan, tidak peduli
terhadap sesama atau kejahatan lain. Pendidikan Islam yang tidak
melahirkan pribadi yang berprilaku positif bisa dipastikan gagal.
Faktor yang mempengaruhi tentu bermacam macam. Salah satunya
adalah imbas pendidikan seperti ini sepatutnya untuk direformasi
secara integral, sistematif, liberatif, dan radikal.33

Demikianlah penjelasan tiga tokoh yang menjelaskan tentang


pendidikan Islam dapat kita pahami bahwa pendidikan Islam
merupakan landasan ideology Islam, dan kita harus mampu
mengarahkannya sesuai dengan ajaran Islam. Yang dimana haruslah

32
Ibid, 26-27
33
Asrosrun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta : Elsas Jakarta 2008),
Cet. Ke-enam. h. 91-92
22

terbentuk karakter yang berkepribadi yang lembut. Pedidikan agama


Islam adalah proses perubahan sikap menjadi lebih baik.

Pendidikan Islam saling keterkaitan yang mana semua nya


haruslah tercapai kecerdasan, keterampilah, dan kepribadian yang
berkarakter sesuai dengan ideologi Islam. Kecerdasan haruslah diraih
karena itu merupakan salah satu dari tujuan menuntut ilmu. Proses
yang dijalani akan memberikan kcerdasan dan keterampilan. Namun
kecerdasan luarbiasa dan keterampilan yang sudah mumpuni akan
menjadi hambar bila karakter atau sikap masih jauh dari kata baik.
Karena puncak pendidikan agama Islam ialah kepribadian yang
berkarakter. Untuk itu semua haruslah saling bersinergi antara
kecerdasan dan keterampilan dengan karakter yang baik. Inilah yang
disebut dengan mendorong kepada kehidupan yang sempurna dan
meningkatkan kempuannya yang dijelaskan oleh para ahli di atas.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Banyak sekali tokoh yang menjelaskan tentang tujuan Islam


mulai dari Marimba yang mengatakan pendidikan Islam tujuannya
berkepribadian muslim. Al Attas juga mnejelaskan tujuan pendidikan
Islam adalah menjadi manusia yang baik. Al Abrasyi juga
menjelaskan tujuan akhir pendidikan Islam adalah berakhlak mulia.
Dari para tokoh masih sangat umum dalam menjelaskan tentang
tujuan pendidikan Islam. Islam menjelaskan bahwa manusia dididik
agar mampu mencapai apa yang telah digariskan oleh Allah.34

Dijelaskan dalam surat ad-Dzariat ayat 56 yang bunyinya:


ۡ ۡ ۡ
( ٥٦)َ‫وماَخلقتَٱلنَوٱۡلنسَإّلَلي ۡعبدون‬

34
Ahmad tafsir. Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, ( Bandung : PT ROSDA karya
remaja, 2010) h. 46
23

“dan aku telah ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada Allah”35 tujuan manusia hidup menurut Allah
adalah beribadah kepadaNya.

Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid


‘Irsan Al-Kaylani yang dikutip lagi oleh Bukhari Umar, tujuan
pendidikan Islam tertumpu pada empat aspek, yaitu:

1) Tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat


Allah SWT dalam wahyu-Nya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan
psikis (anfus);
2) Mengetahui ilmu Allah SWT melalui pemahaman kebenaran
makhluk-Nya;
3) Mengetahui kekuatan (qudrah) Allah melalui pemahaman
jenis-jenis, kuantitas, dan kreativitas makhluk-Nya;
4) Mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT (sunnah Allah)
tentang realitas (alam) dan jenis-jenis perilakunya.36

Menurut Al Ghazali yang dikutip oleh Asrosrun Ni’am Sholeh,


bahwa Al Ghazali secara ekplisit menempatkan dua hal penting
sebagai orientasi pendidikan, pertama, mencapai kesempurnaan
manusia untuk secara kualitatif mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kedua, mencapai kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagian
dunia akhirat.37

Konsepsi al-Ghazali ini menarik jika dikaitkan dengan konsepsi


pendidikan mutakhir. Al Ghazali merumuskan orientasi pendidikan
secara makro dan berupaya menghindar dari dari problematika yang
bersifat situasional. Sehingga konsepsi Al Ghazali tersebut dapat
dikatakan sebagai ujung orientasi (al –Ahadaf al-‘ulya) yang dapat

35
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
36
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 9
37
Asrosrun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam. Op.cit. h. 78-79
24

dijabarkan ke dalam orientasi orientasi yang lenih spesifik, yakni


orieantasi intruksional/umum dan orientasi dan orientasi khusus38

Ibadah bukan hanya meliputi tentang sholat, zakat, puasa


dibulan ramadhan dan bahkan berqurban dan lain sebagainya. Dan
diluar itu bukanlah ibadah. Padahal ibadah itu ialah segala sesuatu
yang daisandarkan kepada Allah semata. Mulai dari pemikiran
perasaan, perbuatan tingkah laku, perkataan semua aspek dalam
kehidupan kita haruslah semuanya karena Allah yang menjadi jalan
hidup dan tujuan kita. Maka jelaslah pendidikan Agama Islam
bertujuan untuk mengarahkan seseorang untuk samapai seperti itu.39

c. Dasar filosofis Pendidikan Islam

Menurut Drs. Abd. Halim Soebahar MA. “Masalah pendidikan


adalah masalah semua umat. Pada bangsa yang primitif sekalipun,
aktivitas pendidikan pasti terjadi, karena sebenarnya pendidikan
merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam mempertahankan
dan melangsungkan kehidupannya”.40

Pendidikan sangatlah memberikan pengaruh kepada manusia,


dengan pendidikan manusia akan terbantu. Karena manusia adalah
makhluk Allah yang sempurna dan diberikan oleh Allah. Berbeda
dengan makhluk yang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia adalah
manusia yang derajatnya tinggi dari makhluk yang lain

Namun manusia, jika tidak menggunakan akal nya dengan baik


maka sesungguhnya ia tidak belajar. Manusia akan terjatuh dari
derajat yang paling rendah dan hina bahkan lebih hina dari binatang.41
Untuk itu manusia sangatlah membutuhakan pendidikan Islam agar

38
Asrosrun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam. H. 78-79
39
Op.cit. h. 47
40
Abd. Halim Soebahar, wawasan baru pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam mulia, 2002),
h. 13
41
Abd. Halim Soebahar, wawasan baru pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam mulia, 2002),
h. 14
25

menjadi pegangan untuk mengarah kepada kehidupan yang lebih baik


lagi serta membentuk kepribadian masyarakat dan kebudayaan.

d. Pendidikan Islam untuk Anak

Anak-anak mempunyai pikiran yang terbatas dan pengalaman


yang sedikit dan percobaan yang kurang. Mereka hidup dengan akal
pikirannya dalam alam yang nyata, yang dapat mereka ketahui dengan
salah satu panca indra.42 Anak-anak tidak akan berpikir sangat dalam
atau berfilsafat dan berpikir abstrak. Mereka melihat dengan apa yang
mereka dapatkan dan mereka ketahui. Untuk itu masa anak-anak
sangatlah urgen sekali dalam tumbuh kembang. Karena anak-anak
mudah sekali dipengaruhi. Bila pengaruh baik yang ia dapatkan dan ia
terima maka anak-anak pun akan berjalan pada kebaikan tersebut. Bila
sebaliknya, mereka mendapatkan dan menerima pengaruh buruk maka
jalan keburukan akan anak-anak itu terima. Mereka juga suka
mencontoh dan suka meniru apa yang anak-anak lihat baik dari orang
tua dan temannya.

Pada fase ini perkembangan pada anak merupakan fase


terpenting sebagai orang tua jangan sampai melewati fase
perkembangan anak mulai umur tiga tahun sampai tujuh tahun.
Apabila anak diarahkan secara baik dan ditumbuh suburkan
kecendrungan yang baik, ia akan mampu menempuh jalan hidupnya
dengan luwes. 43 untuk itu pran orang tua sangatlah penting pada masa
perkembangan anak-anak umur tiga tahun sampai tujuh tahun. Oleh
sebab itu orang tua senantiasa mengajarkan pendidikan Agama Islam
kepada anaknya karena hal ini adalah tanggung jawab dari kedua
orang tua anak tersebeut. Kesadaran terhadap Pendidikan Agama
Islam baik akidah, tingkah laku dan amal perbuatannya. Dengan

42
Mammud Yunus, Metodik khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung),
h. 9
43
Muhammad ali quthb. Sang anak dalam naungan Islam. (Bandung: Cv. Diponegoro),
h. 86-87
26

demikian anak-anak akan terbentuk menjadi generasi cikal bakal


manusia yang baik bagi anggota masyarakatbaik secara individu
maupun keluarga. Dari keluarga demikianlah akan terbentuk suatu
umat yang dicita-citakan.44

Untuk itu periode masa perkembangan anak ini sangat kritis dan
paling penting. Masa ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam
dalam pembentuka pribadinya.45

3. Konsep Anak Jalanan

a. Pengertian Anak (Anak Usia Dini)

Anak adalah penerus generasi untuk masa depan. Anak


merupakan asset penting dimiliki suatu bangsa. Karenanya anak
adalah harapan bagi keluarga, masyarakat dan Negara. Untuk itu
pembekalan dan bimbingan bagi anak sangatlah penting dan harus di
lakukan sedini mungkin. Menurut Yuliani “anak usia dini berada pada
usia rentan 0-8 tahun.46 Seorang anak yang masih belia dalam
kehidupan sehari harinya juga mengalami berbagai macam emosi,
sama seperti orang dewasa. Dan pada saat itu mereka juga belajar
memahami perasaan dan reaksi emosional orang lain.47

Setiap anak memilki potensi nya masing masing, untuk itu


sebagai anak sebagai generasi penerus haruslah bisa di arahkan sesuai
minat bakat dan potensinya. Untuk itu anak perlu bimbingan dan
perhatian jangan sampai anak itu terlantar. Karena anak adalah asset
bangsa dan kebanggan keluarga yang akan meneruskan perjuangan
selanjutnya.

44
Muhammad ali quthb. Sang anak dalam naungan Islam Ibid. h. 87
45
Yusuf Muhammad hasan. Pendidikan anak dalam Islam. (Jakarta: Yayasan Al-Sofwa
1997) h. 31
46
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
Indeks 2012) h. 6
47
John w. santrock. Perkembangan anak ,(Jakarta: Erlangga 2007 jilid 2), h.16
27

Untuk mengarahkan potensi anak kita harus mengenali anak-


anak terlebih dahulu. Kita juga harus memberikannya stimulus dan
rangasangan kepada anak.48 Dengan demikian anak akan mampu
berkembang dan tumbuh dengan baik. Karena kepedulian kepada
anak-anak adalah penting untuk membangun bangsa lebih baik lagi.
Oleh sebab itu pendidikan agama yang akan diberikan kepada anak-
anak, haruslah sesuai dengan keadaan mereka itu, sesuai dengan akal
pikirannya, sesuai dengan sifat sifatnya, sebagai tersebut itu. Berikan
lah pendidikan agama yang mudah dipahami oleh anak mulai dari
pembelajaran amal perbuatan dan akhlak yang mulia dan kelakuan
baik.49

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Pertumbuhan


berasal dari kata tumbuh yang artinya “hidup dan bertambah besar
atau sempurna”.50 Sedangkan perkembangan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berasal dari kata kembang yang artinya “menjadi
bertambah sempurna”.51

Kata pertumbuhan dan perkembangan itu sering kali kita


mendengarnya adalah hal yang sama. Sebagaimana biasa kita
mendengar kata tumbuh kembang. Sebenarnya tumbuh dan kembang
memiliki makna dan paham yang berbeda. Kata pertumbuhan
sebenarnya menjelaskan tentang sesuatu yang dapat di ukur dan
terlihat dengan jelas. Seperti tinggi badan berat badan dan lain

48
Ahmad Susanto, perkembangan anak usia dini, ( Jakarta: Kencana 2011) h.12
49
Mammud Yunus, Metodik khusus Pendidikan Agama, Ibid. h.10
50
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka, 1998), h. 1745
51
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka, 1998), h. 724
28

sebagainya. Sedang perkembangan memilki makna tentang mental


atau psikis. Seperti kecerdasan, sikap dan tingkah laku.52

Didalam penelitian dibidang Neorologi dijelaskan bahwa bahwa


kecerdasan anak itu mencapai 50% ketika umur anak tersebut 0-4
tahun. Dan umur anak mencapai 80% ketika memasuki umur 8
tahun.53 Masa anak-anak merupakan masa keemasan karena
pembekalan di usia dini sangat lah penting pada anak.

c. Pengertian Anak Jalanan

Menurut Bagong suyanto anak jalanan adalah “ anak yang


tersisih, marginal dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan
dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.”54
Mereka berbeda dengan anak pada umumnya, bahkan untuk mereka
belajar pun mereka kesulitan. Kita perlu mengetahui dan sadar bahwa
mereka pun berhak untuk menerima pendidikan.

Anak jalanan disekitaran kota besar masih banyak sekali,


dibalik gedung gedung yang menjulang tinggi, dengan bangunan yang
begitu mewah. Anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara
sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyrakat umum,
sekedar untuk membantu keluarganya. Tidak jarang pula mereka dicap
sebagai pengganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor,
sehingga yang namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal yang
mengagetkan mereka.55

Anak kecil yang kurang dalam makanan, pakaian yang cukup


dan keadaan orang tua yang sulit dari segi ekonomi. Membuat anak
kecil ni ingin terjun langsung mencari uang untuk membantu orang

52
Ahmad Susanto, perkembangan anak usia dini, ( Jakarta: Kencana 2011), h. 20
53
Ibid, h. 22
54
Bagong suyanto, masalah sosial anak,, (Jakarta : Kencana 2013) h. 199
55
Ibid, h. 199-200
29

tuanya.56 Mereka yang disebut sebagai anak jalanan yang memilki


keadaan ekonomi sulit dan dalam garis kemiskinan.

Menurut Kartodirjo sebagaimana yang dikutip oleh Soetomo,


dia menempatkan dua jenis sindrom yaitu sindrom kemiskinan dan
sindrom inertia sebagai permasalahan pokok yang harus dipecahkan
dalam usaha pembangunan.57 Kemiskinan menjadi hal yang mendasar
bagi anak jalanan dalam permasalahan hidup mereka. Anak jalanan itu
sulit mendapatkan pendidikan. Padahal kita ketahui pendidikan
merupakan proses untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Kemiskinan bukan semata mata karena pendapatan yang kurang.


Kompleksitas masalah kemiskinan mencerminkan kesengsaraan dan
tertekannya harga diri manusia karena ketiadaan pendapatan,
kekuasaan dan pilihan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Oleh karena
itu profil kemiskinan secara keseluruhan dicirikan oleh pendapatan
rendah, kondisi kesehatan buruk, pendidikan rendah dan keahlian
terbatas, akses dan terhadap tanah dan modal rendah, sangat rentan
terhadap gejolak ekonomi, bencana alam, konflik sosial dan resiko
lainnya, partisipasi rendah dalam proses pengambilan kebijakan, serta
keamanan individu yang sangat kurang.58 Penduduk yang termasuk
dalam kategori miskin tersebut dapat dipastikan sulit untuk
mendapatkan pendidikan , pangan, kesehatan, maupun perumahan.59
Sebagaimana diketahui, tujuan utama pembangunan masyarakat adalah
masyrakat adalah peningkatan taraf hidup.60

56
Abdul Nashin Ulwan. Pendidikan Anak Menurut Islam.(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 1990) h.99-100
57
Drs. Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya
1995) h. 313
58
Ali Khomsan dkk. Indikator Kemiskinan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005) h. 8
59
Sukardi Weda(Alumni International Fellowships Program IFP). Menuju Indonesia
Berkeadilan. (Jakarta: Indonesia Social Justice Network (ISJN). h. 245
60
Drs. Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya
1995) h. 116
30

d. Pembagian Anak Jalanan

Didalam Buku Masalah Sosial anak yang dikutip dari Bagong


Suyanto sosial anak dijelaskan bahwa hasil penelitian Surbakti dkk
membagi secara garis besar dengan tiga kelompok .

1) Children on the street, kelompok anak jalanan seperti ini adalah


mereka yang ambil bekerja membantu ekonomi keluar untuk
membantu dan memenuhi keurangan pada keluarganya. Yang mana
hasil uang dan kerja mereka diberikan kepada orang tua mereka.
Mereka seperti ini karena beban kemiskinan yang mereka rasakan,
dan mereka merasa bertanggung jawab untuk memenuhi dan
membantu kekurang ekonomi orang tuanya.
2) Children of the street, kemudian kelompok yang kedua ini lebih
berat lagi, mereka termasuk kelompok yang berpartisipasi
maksimal dijalanan, baik dari segi social maupun segi ekonomi.
Dari ekonomi mereka harus bekerja membantu kekurangan
keluarga mereka. Dan dalam segi social mereka kebanyakan anak
yang lari dari rumah, yang mendapat perlakuan kekerasan dalam
keluarganya. Kelompok anak jalanan yang seperti ini lah yang
rawan dengan pergaulan yang salah, baik dari perlakuan, fisik dan
bahkan sampai seksual.
3) Children from families of the street, kelompok ketiga anak jalanan
ini adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup
dijalanan. Mereka yang hidup serba kekurangan dan kesulitan.
Kelompok seperti ini kita dapat melihatnya I kolong jembatan,
bantaran rel dan lain sebagainya. Kolong jembatan dan bantaran rel
ini lah yang menjadi rumah mereka singgah. Mereka juga yang
disebut dengan pemukiman kumuh dan kotor. Anak jalanan ini
31

bahkan mereka ada yang sejak bayi sudah menempati tempat


tersebut, ini pun sebenarnya tidak sedikit.61

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan pada penelitian ini adalah anak jalanan ini
adalah:

1. Nursya Aini Utami (2007) Mahasiswa fakultas ilmu Tarbiyah dan


keguruan, dalam Skripsi yang berjudul Pembelajaran Matematika
Pada Anak Jalanan, Studi Kasus Di Bengkel Kreativitas Yayasan
Nanda Dian Nusantara Perkampungan pemulung Ciputat –
Tangerang. Menyimpulkan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan
di Bengkel Kreativitas mengacu pada bentuk penanganan
pelayanan social yaitu pendekatan yang melibatkan keluarga dan
masyarakat yang bertujuan mencegah anak-anak turun ke jalanan
dengan pemenuhan pendidikan yang lebih ditekankan pada
CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung).
2. Fedri Apri Nugroho (2014) Mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan
dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam
Jurnal Skripsinya yang berjudul Realitas Anak Jalanan Di Kota
Layak Anak Tahun 2014, Studi Kasus Anak Jalanan di Kota
Surakarta. Menyimpulkan bahwa program penanganan anak
jalanan oleh pemerintah Surakarta diantaranya monitoring
perkembangan pelatihan. Penanganan oleh LSM diantaranya
bantuan pendidikan yang meliputi pemberian beasiswa dan
pelaksanaan pendidikan informal.
3. Siti Nur Adilawahdah (2015) Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam Skripsinya
yang berjudul Peran Rumah Singgah Dalam Upaya Peningkatan
Pendidikan Akhlak Anak Jalanan Tahun 2015, Studi Kasus di Al-
Abror Palmerah Jakarta barat. Menyimpulkan bahwa Peran Rumah
61
Ibid, h. 200-201
32

Singgah Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Akhlak Anak


Jalanan dapat di lihat dari program kegiatan Yayasan rumah
singgah Al-Abror. Banyak kegiatan yang dilakukan anak-anak ini
dirumah singgah Al-Abror. Sejauh ini, semenjak berdirinya
Yayasan Rumah singgah Al-Abror dapat dilihat dari akhlak anak-
anak, akhlak anak-anak dapat dilihat dari setiap program kegiatan
mereka. Dan kegiatan yang berjalan dapat dikatakan sudah efektif.
Maka dari itu, keberhasilan Peran Rumah Singgah Al Abror karena
kefektifan kegiatan yang berlangsung.
4. Muhammad Srojuddin Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi (2015). Dalam Skripsinya hasil penelitiannya yang
berjudul, Peran Rumah Singgah Cahaya anak Negeri Dalam
Upaya meningkatan Akhlak Anak Jalanan. Menyimpulkan tentang
bagaimana meningkat kecerdasan spiritual melalui kegiatan
kegiatan yang dilakukan oleh rumah singgah Cahaya anak Negeri.
Dana faktor faktor yang menghambat proses pembinaan Akhlak
terhadap anak jalanan ada dua. Yang pertama dari internal seperti
anak masih bermalas malasan dalam mengikuti program kegiatan
dan yang kedua dari eksternal adalah lingkungan.
Dalam hasil penelitian di atas memiliki kesamaan yakni
tentang penanganan anak jalanan dalam segi pendidikan. Dan
perbedaanya adalah, penelitian yang pertama yang dilakukan oleh
Nursya Aini Utami lebih difokuskan kepada Pembelajaran
Matematika atau kepada pada CALISTUNG (membaca, menulis
dan berhitung). Sedang penelitian yang dilakukan oleh Fedri Apri
Nugroho lebih kepada penanganan anak jalanan oleh LSM dan
bantuan pendidikan. Dan penelitian yang ketiga dilakukan oleh Siti
Nur Adilawahdah lebih difokus kan kepada peran kegiatan rumah
singgah Al-Abror dalam upaya peningkatan pendidikan akhlak
anak jalanan. Sama juga seperti pada Pelitian yang dilakukan oleh
33

Muhammad Sirojuddin yang lebih memfokuskan kepada upaya


meningkatkan akhlak anak jalanan.
Sedangkan peneliti memfokuskan penelitian pada
Pembelajaran Pendidikan Islam pada anak jalanan di Kolong
Jembatan Matraman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pemilihan waktu dan tempat dalam penelitian ini disesuaikan dengan


kemampuan peneliti, seperti keterbatasan tenaga, waktu, dana dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu penelitian ini berlangsung pada bulan Maret
sampai dengan Bulain Mei Tahun 2017. Namun kegiatan observasi awal
dan keterlibatan peneliti di Yayasan Ruhiyat Sulaimaniyah dalam mengikuti
program mingguan sudah dilakukan pada jauh hari sebelumnya.

Adapun tempat penelitian ini ialah bertempat di Jakarta Timur di


Kolong Jembatan Matraman. Dan penelitian ini dilakukan ketika penulis
semester tujuh.

B. Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling dan Satuan kajian

1. Latar Penelitian

Latar dalam penelitian ini adalah Yayasan Ruhiyat Sulaiman


membina anak-anak yang bertempat di Kolong Jembatan Matraman yang
berisi anak-anak sebagian ada yang bersekolah dan sebagian ada yang
tidak sekolah dan membantu orang tuanya untuk menjual Koran dan
mengamen. Secara geografis letak Yayasan ini berada di Jl. Amd V RT 04
RW 07 kel. Sawah Kec. Ciputat Tanggerang Selatan. Namun Yayasan
Ruhiyat Sulaiman ini membina anak-anak di Kolong Jembatan Matraman.

Dilihat dari letaknya, memang cukup jauh. Tapi para Tutor di


Yayasan Ruhiyat Sulaiman ini sangat antusias sekali dalam mengunjungi
dan membina mereka.

Sedangkan dilihat dari fasilitasnya, Yayasan Ruhiyat Sulaiman ini


memang bukan seperti sekolah. Karena ia hanya mengajarkan Pendidikan
Islam disana. Dan mereka pun belajar di Masjid terdekat dari Kolong

34
35

Jembatan disana, yakni Masjid Jami’ Matraman. Namun demikian proses


pembelajaran tetap dapat berjalan lancar.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dimana data dapat diperoleh.


Pada dasarnya sumber data dalam penelitian ini ada dua. Pertama adalah
dat pustaka yang bersifat normatif. Data ini dihimpun dari literatur, buku
buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang undang, dan
sebagainya. Yang menyangkut pembelajaran pada anak jalanan dan hal
terkait lainnya, seperti mengenai sejarah berdirinya Yayasan Ruhiyat
Sulaiman, sarana prasarana, system keuangan dan lain sebagainya.
Sumber data kedua adalah data lapangan yang bersifat empiris. Data ini
dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baik terhadap pihak
Yayasan, tenaga pengajar, murid maupun orang tua murid.

Sumber data utama berupa kata kata dan tindakan subjek yang
menjadi fokus penelitian, selebihnya yaitu berupa data tambahan seperti
dokumen, foto dan lainnya. Sumber data utama dicatat melalui hasil
wawancara atau pengambilan foto. Sedangkan data tambahan diperoleh
dari sumber tertulis, seperti majalah, skripsi, tesis, jurnal, arsip ,
dokumen pribadi, dokumen resmi dan lain lain.

3. Informan

Informan dalam penelitian ini meliputi anak-anak yang mengkuti


kegiatan belajar yang beberapa diantaranya adalah pekerja anak.
Keluarga anak-anak, pihak Yayasan Ruhiyat Sulaiman, dan para tutor.
Banyaknya informan ini pada dasarnya bergantung pada penetapan
satuan kajian, yaitu mengenai keseluruhan program dan latar pada
Yayasan Ruhiyat Sulaiman, khususnya di Kolong Jembatan Matraman.
36

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunan penelitian ini dengan metode


penelitaian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah “prosedur penenlitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang
orang dan prilaku yang dapat diamati, demikian adalah pendapat Bogdan
dan Guba.62

D. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik mengumpulkan data data dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

1. Wawancara
Dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya metode wawancara,
guna untuk mendapatkan data atau hasil yang mendalam dari subjek
kegiatan penelitian.63 Wawancara yang dilakukan disini tidak
terstrukrur dalam arti bebas, untuk itu wawancara dilakukan untuk
mengambil garis besarnya. Dan wawancara ini dilakukan kepada orang
orang bersangkutan di Kolong Jembatan Matraman yakni orang tua
anak, pengurus Yayasan dan anak jalanan yang mengikuti Pendidikan
Islam Bersama Yayasan Ruhiyat Sulaiman.
2. Observasi
Menurut Uhar Saputra observasi adalah “suatu kegitan mencari
data yang dapat digunakan suatu kesimpulan atau diagnosis”.64 Maka
penulis mengambil metode observasi yakni participant as observer
yang dimana peneliti dibiarkan mengamati dan bergabung
berhubungan dengan subjek sehingga mereka berfungsi sebagai
informan. Subjek disini ialah orang yang tinggal dan dan belajar yang
berasal dari lingkungan anak jalanan.65

62
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Revika Aditama, 2014) h. 181
63
Ibid, h. 213
64
Ibid, h. 209
65
Ibid, h. 210
37

3. Dokumentasi

Data data dokumentasi diapatkan untuk menguatkan hasil dari


penelitian. Yang dimana dokumentasi ini diambil dari gambar lingkungan
sekitar kolong Jembatan Matraman.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrument yang paling penting dalam


pengumpulan data pada penelitian kualitatif. Sebelumnya menyusun
catatan lapangan yang lengkap, peneliti membuat abstraksi berupa coretan
yang berisi inti dari catatan lapangan dilakukan secara langsung setelah
peneliti selesai pengamatan dan hasil wawancara ketika di lapangan.
Penyusun melakukan pengamatan atau wawancara agar tidak lupa atau
tercampur dengan informasi lain.

Adapun tujuan penyusunan catatan lapangan dalam penelitian ini


adalah menopang penemuan atau teori serta menentukan besar derajatnya.
Kepercayaan dalam rangka keabsahan data.

Agar lebih jelas dan terperinci, sebagai berikut gambaran Matriks data
dalam pengambilan penelitian ini

Table 1: Matriks Pengambilan Data

NO. Aspek Sumber Jenis Metode


Data Data
1. Landasan Formal Surat Tertulis Dokumentasi
Keputusan
2. Sejarah berdirinya Pengelola, Kata kata, Wawancara
Yayasan Ruhiyat dan dan
Sulaiman Tertulis Dokumentasi
3. System pembiayaan Bendahara Kata kata wawancara
dan Dana Yayasan Yayasan
Ruhiyat sulaiman Ruhiyat
38

Sulaiman
4. Kurikulum dan Tertulis dokumentasi
Materi Pelajaran
Pendidikan Islam
5. Sarana dan Keadaan Tertulis Pengamatan
prasarana indoor dan
out dour

6. Lingkungan (alam, Keadaam Foto, kata Dokumentasi


social, budaya) alam, social, kata dan dan
dan budaya tindakan tindakan
kaum urban
7. Kegiatan belajar Relawan Foto, kata Dokumentasi
mengajar pengajar dan kata Dan
anak binaan pengamatan

8. Alasan peran orang Orang tua Foto, kata Dokumentasi


tua terhadap kata dan Dan
pendidikan anak tindakan wawancara

E. Teknik Analisis Data

Proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang


tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi atau pengamatan
kepada kegiatan subjek penelitian dan dokumentasi. Data harus segera
dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam pemeriksaan keabsahan data, kriteria yang digunakan adalah


derajat kepercayaan (credibility) yang bertujuan untuk mempertunjukan
39

derajat kepercayaan hasil hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh


peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan antara


lain:

1. Teknik Trianggulasi

Tranggulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang


memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu.66 Prosedur ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara cara sebagai berikut:

a. Membandingkan informasi satu dengan informasi yang lain.


b. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil
informan.

Adapun trianggulasi metode adalah peneliti mengumpulkan data


sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda. Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara cara sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode


wawancara.
2. Peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode
observasi.
3. Peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode studi
dokumentasi.

66
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, (Tahun 2007) hal.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum

1. Sejarah Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Yayasan Ruhiyat Sulaiman didirikan pada tanggal 14 April 201467


oleh seoarang aktivis dan pekerja sosial bernama Muhammada Nurul
Fajri Ruhiyat. Latar belakang berdirinya Yayasan ini adalah sebagai
upaya kepedulian terhadap sesama.

Berdasarkan studi kasus dari hasil wawancara dan dokumentasi


bahwa berdirinya Yayasan Ruhiyat Sulaiman diawali dengan kegiatan
sosial yang digeluti oleh Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat, yaitu dengan
menangani kaum dhuafa, pemukiman rumah pemulung. Ini juga
merupakan salah satu faktor keresahannya. Banyak anak-anak yang
tidak jauh dari pendidikan Islam seperti anak jalanan.

Pemerintah Kota Tanggerang Selatan Kecamatan Ciputat


Kelurahan Sawah No. 503/07-Ekbang menjelaskan telah memiliki akta
notaris Yayasan Ruhiyat Sulaiman no. 72 yang telah disahkan
dihadapan notaris Yasman , SH.,M Kn. Pada tanggal 25 Maret 2014.

2. Visi dan Misi Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Yayasan Ruhiyat Sulaiman adalah sebuah gerakan yang


bergerak dibidang sosial. Dan keberadaan Yayasan Ruhiyat sulaiman
ini merupakan bagian dari impian dan harapan masyarakat yang
memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan pendidikan Islam
sebagai pondasi utama dalam pendidikan.

67
Surat Keterangan Domisili Yayasan, 1 halaman

40
41

a. Visi:

Mencetak anak yang berakhlakul karimah secara moral etika


dalam Pendidikan Islam serta menjadi penerus generasi Bangsa
Yang bermanfaat.

b. Misi:

1) Melakukan pendekatan persuasif untuk mengajak anak


jalanan belajar

2) Melakukan pendidikan Islam secara efektif dan progressif


yang akan mencetak anak yang berakhlakuk karimah

3) Melakukan kerja sama dengan instansi instansi baik swasta


maupun pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas
program pendidikan anak jalanan

4) Melibatkan sebanyak mungkin pribadi/pihak untuk peduli


kepada anak jalanan dengan menjadi sahabat yang menaruh
kasih setiap waktu

3. Maksud dan Tujuan Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Yayasan Ruhiyat Sulaiman mempunyai maksud dan tujuan dalam


bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Adapun untuk
menjalankan maksud dan tujuan tersebut, rancangan kegiatan yang
disusun oleh Yayasan antara lain:68

a. Di bidang sosial

1) Memyelenggarakan dan mendirikan lembaga, baik


pendidikan umum dari tingkat Taman anak-anak hingga
perguruan tinggi maupun pendidikan khusus seperti
madrasah, pendidikan keterampilan berupa sekolah sekolah
kejuruan, kursus kursus dan penyuluhan

68
Arsip Dokumentasi Yayasan Ruhiyat Sulaiman
42

2) Memberikan Beasiswa kepada anak-anakyang cerdas dan


tidak mampu.

3) Mengadakan kerjasama dengan badan badan pemerintah


mapun swasta baik di dalam maupun di luar negeri dalam
bidang pendidikan dan studi banding.

4) Membantu panti asuhan, panti jompo dan panti wreda.

b. Di bidang kemanusiaan

1) Memberi bantuan kepada korban bencana alam.

2) Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan


gelandangan.

c. Di bidang keagamaan

1) Mengadakan bimbingan ibadah Haji dan Umroh

2) Mendirikan sarana ibadah dan mengelola pengurusan masjid


dan pondok pesantren.

3) Membina anak-anak dan remaja dalam pendidikan Agama.

4) Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah.

5) Menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan sedekah.

4. Susunan Pengurus Yayasan Ruhiyat Sulaiman

Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai Rapat Pendiri, diketahuii


bahwa Yayasan Ruhiyat Sulaiman mempunyai susunan kepengurusan
antara lain sebagai berikut:69

SUSUNAN PENGURUSYAYASAN RUHIYAT SULAIMAN

Penanggung Jawab : H. A. Jumaidi

Monitoring : Lasiman
69
Arsip DokumentasiYayasan Ruhiyat Sulaiman
43

Ketua Yayasan : Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat

Wakil Ketua : Ahmad Yani D. J.

Sekretaris : Ahmad Faishal

Bendahara : Luqman Hakim

Sie. Kegiatan : Muhammad Habibi

Hamdan Husein S.

Sie. Perlengkapan : Richard Ferdiansyah

Maulana Yusuf

Sie. Keamanan : Arie Istianto

Saepudin

Sie. Humas : Luksari

Muhammad Irfan

Sie. Dokumentasi : Adieb

5. Fokus Kegiatan

Yayasan Ruhiyat Sulaiman melakukan fokus kegiatannya pada


beberapa program antara lain:

a. Program Harian

1) TPA

b. Program Mingguan Mengajar anak Jalanan

1) Pukul 07.17 di Kolong Jembatan Matraman

2) Pukul 09.17 Di Bantaran Rel Sentiong

3) Pukul 11.11 Anak Jalanan di Stasiun Gambir


44

4) Pukul 12.03 di musholah Lapak pemulung Rawa


Mangun UNJ

5) Pukul 14.15 di kolong jembatan Tomang

6) Pukul 16.17 di Pemukiman Pemulung Pancoran


depan POM Bensin

7) Lapak pemulung Jl. AMD V Ciputat

c. Program Tahunan

1) Santa Hulu – Dumai – dan Malaysia

Dari beberapa fokus kegiatan, Yayasan Ruhiyat Sulaiman


adalah salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan sejak awal
berdirinya Yayasan Ruhiyat Sulaiman. Kegiatan ini berisi Pendidikan
Agama Islam. Yayasan Ruhiyat Sulaiman ini sering mengunjungi dan
mengadakan kegiatan belajar mengajar di beberapa lokasi seperti,
kolong jembatan Matraman, di Bantaran Rel Sentiong, di St. Gambir,
di Lapak pemulung Rawamangun, Kolong Jembatan Tomang, di
Ciputat. Bentuk penanganannya dilakukan dengan program
Humanisasi.

6. Kondisi Pemukiman Kolong Jembatan Matraman

Pemukiman Kolong Jembatan Matraman berada di bawah


kolong jembatan dan sekitarnya. Warga yang berada di pemukiman
Kolong Jembatan berasal dari daerah Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Mereka tinggal secara berkelompok. Mereka hidup bersama sama.
Disana ada yang bekerja sebagai Pemulung, ada juga yang sebagai
pengamen. Mereka tinggal disana bahkan sudah ada yang sampai 12
tahun. Ada yang tinggal pada saat masih kecil dan sampai mereka
mereka menikah masih tetap tinggal disana.
45

Tempat tinggal mereka umumnya sangat memprihatinkan,


karena selain berada di lingkungan yang kurang sehat, rumah mereka
juga terbuat dari triplek dan beratap seng serta berukuran kecil,
bahkan tidak terdapat kamar mandi di setiap rumahnya. Ada juga yang
tinggal tanpa atap hanya mengandalkan kasur saja.70

Yayasan Ruhiyat Sulaiman sebagai sebuah Yayasan yang


peduli dengan keberlangsungan pendidikan Islam disana mempunyai
fungsi dan tujuan antara lain:

a. Terciptanya pendidikan bagi anak jalanan sebagai wujud dari


pemberantasan kebodohan.
b. Menjadikan anak jalanan sebagai anak yang pintar, cerdas, sopan
dan santun, peduli dengan lingkungan, peka akan pentingnya
kebersihan, kebersamaan, kerjasama serta berakhlakul karimah.
c. Menjadikan anak jalanan sebagai anak yang memiliki kreatifitas
dan keterampilan sebagai bekal hidup dimasanya.
d. Meningkatkan status sosial yang diawali dengan mengenyam
pendidikan, yang pada gilirannya dapat mengangkat strata sosial.71

Menurut salah seorang pihak yayasan, bahwa setiap kunjungan


ke anak jalanan agenda mengajar anak-anak. Pihak Yayasan biasanya
juga membawa persiapan seperti konsumsi, kadang berupa nasi,
kadang juga berupa snack. Kalau ada pakaian yang layak pakai
biasanya pihak Yayasan juga memberikannya kepada keluarga anak
jalanan. Dana yang dikeluarkan berkisar untuk kebutuhan mereka.

Dana tersebut umumnya diperoleh dari berbagai sumber,


seperti dana pribadi ketua Yayasan, sumbangan dari para donatur,
sukarelawan serta atas kerjasama Yayasan dengan lembaga lembaga
lain. Sedangkan Pemerintah sendiri, khususnya Departemen Sosial

70
Hasil Observasi
71
Arsip Dokumentasi Yayasan Ruhiyat Sulaiman.
46

biasanya mengeluarkan dana ketika mengadakan program tertentu,


seperti program Hari Anak nasional.

Dana rutin yang dikeluarkan hanya sebatas untuk kebutuhan


belajar dan mengajar anak jalanan. Untuk gaji para guru sebagaimana
yang diungkapkan oleh pihak Yayasan Ruhiyat Sulaiman, ketika
ditanya apakah guru yang mengajar disini di Yayasan Ruhiyat
Sulaiman mendapatkan gaji, lalu ia menjawab: “Tidak, jadi kita hanya
mewadahi dan menjembatani jalannya proses pembelajaran Pendidikan
Islam. Banyak juga mahasiswa mahasiswa yang ikut mengajarkan
membantu kami menjadi relawan pengajar disana”72

7. Sarana dan Prasarana Pelaksanaan Pembelajaran Di Kolong


Jembatan Matraman

Pada dasarnya setiap Yayasan memiliki tujuan untuk


mengembangkan kegiatan yang dilaksanakan. Dan semua itu harus
didukung oleh adanya sarana dan prasarana. Dengan adanya sarana
dan prasarana, maka kegiatan akan berjalan dengan sesuai rencana dan
berjalan dengan lancar.

a. Masjid

Tempat belajar anak jalanan di kolong jembatan, biasanya


dibawa ke Masjid terdekat dari Kolong jembatan Matraman
yakni Masjid Jami’ Matraman. Jadi kegiatan pembelajaran
dilakukan di Masjid dekat dengan rumah mereka. Biasanya
mereka di jemput oleh para relawan pengajar ke Kolong
Jembatan untuk mengikuti Pembelajaran Pendidikan agama
Islam di Masjid tersebut.

72
Hasil Wawancara bersama Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman (Minggu 2 Mei 2017)
47

Pihak Pengurus Masjid setempatpun memberikan izin


adanya kegiatan Pembelajaran Pendidikan Islam di Masjid
Jami’ Matraman

b. Logistik

Yayasan Ruhiyat Sulaiman, setiap kunjungan membawa


konsumsi, berupa makanan dan snack. Menurut Pihak Yayasan,
hal ini salah satu mempermudah mengajak mereka untuk
mengikuti pembelajaran Pendidikan Islam disana.

Selain membawa konsumsi dan logistic, Yayasan juga


membawa seperti buku buku, seperti Iqra’, Juz ‘Amma, dan
juga buku Deniyat. Karena mereka disana juga belajar huruf
Hijaiiyah dengan menggunkan Buku ‘Iqra’.

8. Profil Anak-anak Di Kolong Jembatan Matraman

Anak-anak Kolong Jembatan umumnya merupakan korban


putus sekolah dan terlambat masuk sekolah karena himpitan ekonomi.
Mereka terdiri siswa setara tingkat SD kelas 1, SD kelas 2, SD kelas 3
dan SD kelas 4 dan sampai kelas 6. Keseluruhan belajar bersama
dibagi untuk belajar bersama para Tutornya masing masing Tutor
mengajarkan 3-4 murid dan juga tingkatan Iqra’ mereka juga berbeda
beda. Setiap kelompok diajar oleh satu tutor. Berikut adalah nama
nama anak jalanan di Kolong Jembatan Matraman yang sampai saat
masih mengikuti kegiatan pembelajaran pada Yayasan Ruhiyat
Sulaiman.:

No. Nama Umur


1. Kristina 8 tahun
2. Aurel 7 tahun
3. Salsabila 8 tahun
4. Airi 7 tahun
48

5. Irma 4 tahun
6. Putri 8 tahun
7. Oktaviani 8 tahun
8. Wanda 12 Tahun
9. Anaziha 10 tahun
10. Syahida 4 tahun
11. Alti 4 tahun
12. Ilham 3 tahun
13. Ramdani 5 tahun
14. Safitri 9 tahun
15. Bella 7 tahun
16. Aulia 9 tahun
17. Fikri 7 tahun
18. Rahman 8 tahun
19. Rafi 10 tahun
20. Yosep 8 tahun
21. Rifah 10 tahun
22. Dalio 6 tahun
23. Adrian 11 tahun
24. Rahman 8 tahun
25. Dhafa 10 tahun
26. Windra 4 tahun
27. Ilham 3 tahun

Berikut adalah statistik murid berdasarkan tingkatan belajar


pada anak jalanan di Kolong Jembatan Matraman yang sampai saat ini
masih mengikuti kegiatan pembelajaran pada Yayasan Ruhiyat
Sulaiman.:
49

Statistik Murid Berdasarkan Tingkatan


Belajar di Yayasan Ruhiyat Sulaiman

15% IQRA' 1
31% IQRA' 2
4%
8% IQRA' 3
IQRA' 4
JUZ AMMA
19%
23% AL-QUR'AN

9. Peran Yayasan terhadap pembelajaran Pendidikan Islam di


Kolong Jembatan Matraman

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan bahwa Peran


Yayasan Ruhiyat Sulaiman disana mengajarkan anak jalanan disana
yang kondisinya memprihatinkan. Yayasan Ruhiyat, disana
membentuk sebuah kurikulum yang fleksibel, untuk pembelajaran
Pendidikan Islam disana. Tidak mengacu pada kurikulum yang
Pemerintah tetapkan karena program Yayasan ini bersifat informal.
Yayasan juga membentuk Pengajar untuk mengajarkan anak jalanan
disana, pengajar juga ada yang berasal dari Mahasiswa.

Sumber dana yang Yayasan dapatkan bersifat dana


sukarelawan dari donatur-donatur dan uang Yayasan. Untuk program
bantuan yang diterima oleh Pemerintah untuk saat ini belum pernah
ada. Relawan pengajar disana mengajarkan tanpa ada upah, relawan
pengajar disana yang datang untuk mengajar karena prihatin melihat
keadaan mereka dan senang juga mengajarkan anak-anak disana.
50

Yayasan Ruhiyat hanya melakukan kordinasi dengan


lingkungan sekitar saja seperti DKM Masji Jami’ Matraman dan
RT/RW setempat saja. Dan Yayasan sampai saat ini masih belum
berkordinasi dengan Dinas Sosial ataupun Pemerintahan lainnya. Dari
hal inilah program bantuan dari Dinas sosial dan Pemerintahan belum
diterima oleh Yayasan.

10. Kondisi Umum Pembelajaran di Kolong Jembatan Matraman

Kondisi pembelajaran di Kolong Jembatan Matraman pada


setiap minggunya selalu diwarnai kecerian anak-anak. Mereka seakan
tidak terbebani oleh masalah perekonomian yang menimpa keluarga
mereka. Anak-anak juga menikmati pendidikan Islam dengan gratis
yang di dapat di Yayasan Ruhiyat Sulaiman, walaupun hanya pelajaran
Pendidikan Islam saja mereka belajar disana.

Kecerian itulah yang terkadang membuat fokus siswa mudah


sekali beralih ke hal lain ketika pengajar sedang menjelaskan. Secara
umum siswa sering memperhatikan pengajar saat menjelaskan, namun
anak-anak yang kecil kisaran umur 3-5 suka sekali berlarian di area
Masjid. Banyak juga kita temukan anak-anak saling bercanda dengan
temannya.

Selain kecerian mereka, dalam proses pembelajaran juga


banyak kita temukan pertengakaran diantara mereka, bahkan juga ada
anak yang marah atau ngambek dengan pengajarnya. Sehingga
mengganggu proses belajar anak-anak. Anak-anak biasanya bertengkar
karena masih tingginya sifat ego dan dan kurangnya sikap toleransi
diantara mereka. Seperti misalnya yang terjadi pada si A dan si B,
yang selalu bertengkar pada saat pelajaran. Si A saat belajar memiliki
sifat manja dan mencari perhatian pada pengajarnya, namun si B
melihat A sangat kesal karena selalu mencari perhatian pengajar. Si A
dan si B juga sama sama kurang mampu mengontrol emosinya dan
51

sering mengeluarkan kalimat kalimat yang negatif. Namun hal ini


terjadi dalam proses belajar, mereka tidak bermusuhan. Dan si A dan si
B pun masih sering hadir dalam kegiatan belajar mengajar di Masjid
Matraman bersama Yayasan Ruhiyat Sulaiman.

11. Kegiatan Belajar Mengajar Di Kolong Jembatan Matraman

a. Kegiatan Pembukaan

Kegiatan belajar ini bersifat non formal, maka pertama kali


para pengajar melakukan penjemputan anak-anak di kolong
jembatan untuk belajar di Masjid. Awalnya kegiatan belajar
diadakan di Kolong Jembatan, namun seiring waktu Yayasan
meminta izin Pengurus Masjid untuk mengadakan kegiatan belajar
di Masjid Matraman.

Setelah itu anak-anak diajak dan diajarkan tata cara


berwudhu, yang dipantau dan diperhatikan oleh tutor. kemudian
anak-anak shalat dhuha dan do’a bersama yang dipimpin oleh
tutor. Anak-anak duduk berbaris berhadap hadapan dan sarapan
sebelum melakukan pembelajaran bersama tutornya masing-
masing.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, anak-anak menjadi 3-4 anak untuk


diajarkan oleh seorang tutor. Biasanya anak-anak belajar Iqra’
terlebih dahulu. Kemudian masing masing tutor mengajarkan anak-
anak sesuai dengan tingkatan belajarnya. Anak-anak diberikan
pemahaman Pendidikan Islam yang berkisar tentang Iman, ibadah
dan praktik ibadah.

c. Kegiatan penutup

Kegiatan pembelajaran di Yayasan Ruhiyat Sulaiman


umumnya ditutup dengan hafalan do’a yang dibaca bersama, yang
52

dilanjutkan pembacaan surat Al Mulk di bombing oleh Ketua


Yayasan yakni Ustad Fajri. Kemudian ditutup dengan doa dan
saling bersalaman dan berpamitan.73

12. Kurikulum Pendidikan Islam di Yayasan Ruhiyat untuk Anak


Jalanan

Kurikulum pembelajaran pada anak Kolong jembatan


disusun berdasarkan kemampuan anak jalanan yang dibina oleh
Yayasan Ruhiyat. Proses kegiatan belajar mengajar bersifat
fleksibel, anak-anak yang belajar pun tidak diwajibkan untuk
berpakaian yang rapih, tapi seadanya keadaan anak tersebut.
Karena yang paling penting adalah kehadiran anak-anak tersebut
untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Islam. Pembelajaran
Pendidikan Islam pada anak-anak dibagi dalam kategori bacaan
Iqra’nya, karena kemampuan anak-anak disana yang beragam.74
Adapun program pembelajaran yang dilakukan disana adalah
sebagai berikut:

Table 2: Matriks Kurikulum Kegiatan Yayasan

No Materi Indikator Keterangan Metode Tujuan


. Kurikulum
1. Praktik Mampu Disampaikan Praktik Menumbuhk
wudhu menjelaskan tata tata cara langsung an kebiasan
cara berwudhu berwudhu untuk
dan mampu secara senantiasa
mempraktikannya bertahap bersuci
dengan setiap
sempurna memulai
ibadah

73
Hasil Observasi (Minggu 21 Mei 2017)
74
Hasil Wawancara bersama Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman (Minggu 2 Mei 2017)
53

2. Shalat Mampu Dilakukan Praktik Membiasaka


Dhuha mempraktikan secara langsung n shalat
shalat sunnah berjamaah sunah
dhuha dan dan dengan dengan
mengamalkannya niat masing- istiqomah.
. masing
3. Belajar Diharapkan Anak-anak Praktik Menumbuhk
membaca mampu membaca membaca langsung an kepada
Iqro’ dan Al-Qur’an. dihadapan anak-anak
Al-Qur’an para pengajar. pentingnya
membaca Al-
Qur’an.
4. Materi Diharapkan anak- Anak-anak Ceramah Anak-anak
Pendidika anak mampu mendengarka dan mampu
n Islam memahami n penjelasan Tanya memahami
amalan pengajar, dan jawab dasar-dasar
keseharian dalam bertanya bila pendidikan
ibadah. tidak Islam, dan
mengetahui. mampu
menjadi
dasar dalam
kehidupanny
a.
54

13. Kemampuan dan Kesulitan Belajar Anak

Pada materi Iman kepada Allah dan RasulNya dan tata cara
berwudhu, sebagian besar anak-anak telah mampu memahami dan
mempraktikan tata cara berwudhu. Pembelajaran Iman kepada
Allah kepada anak jalanan ada sebagian anak masih belum
memahami dan bahkan anak-anak masih kesulitan dalam
menjelaskan rukun Iman kepada Allah dan rasulNya.

Praktik berwudhu dilakukan di awal, dan masing masing


mentor mengawasi dan membantu anak-anak tersebut berwudhu.
Mulai dari niat dan sampai tertib. Anak-anak disana sudah hafal
urutan berwudhu, namun masih kurang dalam memperhatikan tata
caranya. Bahkan anak yang tidak diperhatikan berwudhunya cepat
sekali dalam berwudhu. Karena jumlah relawan pengajar disana
terbatas, jadi anak-anak disana sulit dijangkau semua untuk
diperhatikan wudhunya.

14. Faktor Kesulitan Belajar Anak dan Peran Orang Tua dalam
Pembelajaran Pendidikan Islam

Dengan melihat latar belakang pendidikan serta interaksi yang


terjadi antar anak di Kolong Jembatan Matraman tersebut, tidak
heran jika pada akhinya muncul permasalahan permasalahan yang
terjadi saat proses pembelajaran di Kolong Jemmbatan Matraman.
Berdasarkan pengamatan peneliti, salah satu permasalahan tersebut
adalah adanya kesulitan anak selama pembelajaran berlangsung.
Menurut hasil wawancara dan pengamatan terhadap beberapa anak,
kesulitan tersebut umumnya disebabkan oleh:

a. Tidak teraturnya kehadiran anak mengikuti kegiatan belajar


setiap hari minggu.

Sebagian anak dalam kehadirannya mereka tidak teratur


dalam kehadiran belajar. Hal ini disebabkan mereka masih
55

mengantuk, malas dan kesiangsan. Karena kebanyakan mereka


pada malam hari banyak yang tidurnya larut sekali. di Yayasan
tidak ada peraturan khusus bagi anak yang kesiangan, namun
sebagian mereka mengaku malu datang terlambat. Sehingga
mereka lebih memilih tidak hadir pada kegiatan belajar. Hal
inilah yang membuat para pengajar mengulang ulang kembali
materi yang sudah diajarkan kepada anak-anak.

b. Kurang perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk


belajar.

Anak jalanan Kolong Jembatan Matraman jarang sekali


mengulang pelajaran di rumah. Waktu mereka lebih banyak
digunakan untuk bermain. Dan bagi sebagian anak yang lain
biasanya waktu siang dan sore hari bahkan ada pula yang
hingga larut malam untuk bekerja mencari penghasilan. Walau
pekerjaan tersebut dapat mengurangi beban perekonomian
keluarga, namun sebagaian besar para orang tua masih menilai
arti penting pendidikan bagi anaknya. Seperti yang
diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa ketika ditanya arti
pendidikan bagi anaknya: “…ya saya si berharap anak saya
bisa sekolah bisa baca, dan gak buta huruf”.
Namun disayangkan perhatian orang tua terbagi dengan
masalah ekonomi yang menimpa keluarga. Mereka terlalu
disibukkan oleh pekerjaan, sehingga kurang bersikap tegas
dalam mendorong anak agar belajar dengan sungguh sungguh.
Orang tua juga kurang memperhatikan perkembangan belajar
anak saat mengikuti belajar setiap hari minggu di Masjid Jami’
Matraman. Sehingga hal ini berdampak kepada anak, mereka
akhirnya merasa bebas melakukan apa saja yang dia suka.
56

c. Buta huruf yang diderita sebagian besar orang tua.

Selain faktor faktor di atas, kesulitan anak dalam


pembelajaran juga disebabkan karena buta huruf yang diderita
kebanyakan dari orang tua mereka. Sehingga orang tua mereka
tidak dapat membimbing anaknya belajar dan membaca Al-
Quran.

d. Kurangnya fasilitas belajar dirumah.


Keterbatasan sarana fasiltas belajar di rumah juga
merupakan penghambat dalam proses pembelajaran di Yayasan
Ruhiyat Sulaiman. Karena keterbatasan alat belajar tersebut,
anak kurang termotivasi untuk belajar di rumah. Sehingga
pengetahuan mereka hanya terbatas dia mengikuti belajar di
Masjid bersama Yayasan.

B. Pembahasan

Dengan melihat profil, fokus kegiatan, visi dan misi, serta maksud
dan tujuan Yayasan, bahwa setiap program yang dilakukan oleh Yayasan
Ruhiyat Sulaiman bertujuan untuk membantu anak-anak yang berada pada
Akidah ujung tanduk. Maksudnya anak jalanan ini kurang sekali dalam
mendapat Pendidikan Islam. Hal ini disebabkan dengan keadaan
lingkungan dan kondisi ekonomi yang sulit yang terjadi pada mereka. Bagi
Yayasan Ruhiyat Sulaiman pendidikan Islam juga perlu didapatkan pada
anak jalanan. Anak jalanan juga mempunyai hak untuk belajar, lebih lagi
Pendidikan Islam yang harusnya sudah mulai tertanam pada anak jalanan
sejak dini.

Yayasan Ruhiyat Sulaiman ini bergerak dalam bidang non formal,


yakni mengajarkan anak jalanan belajar mengaji dan menanamkan nilai
pendidikan Islam pada anak jalanan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin
setiap minggu dan dibantu juga dengan rekan-rekan relawan dari
57

mahasiswa. Kegiatan ini berfokus pada pelajaran pendidikan agama Islam.


Mulai dari doa doa dan bahkan sampai praktik ibadah.

Respon pada anak jalanan disana sangat senang dan bahagia sekali
mengikuti kegiatan belajar dari Yayasan Ruhiyat Sulaiman. Untuk
menambah rasa semangat belajar anak jalanan disana, Yayasan Ruhiyat
Sulaiman biasanya setiap kunjungan kepada anak jalanan di kolong
jembatan Matramam Yayasan membawa makanan untuk anak-anak yang
disana, namun bila kondisi keuangan Yayasan belum mencukupi biasanya
membawa snack dan susu saja.

Kegiatan ini juga bersinergi dengan sebagian dari donatur-donatur


untuk membelikan barang-barang kepada anak jalanan disana. Seperti
pakaian muslim, iqra’ bahkan juga setiap kunjungan anak-anak diberikan
makanan. Yayasan Ruhiyat Sulaiman biasanya mendapatkan donatur
untuk anak jalanan disana, biasanya pada kerabat, teman dan juga ada
sebagian dari orang yang mengetahui kegiatan tersebut dan akhirnya
memberikan sedikit rezekinya untuk berjalannya kegiatan disana. Ketua
Yayasan dan juga rekan-rekannya juga banyak sekali berkorban untuk
setiap kunjungan tidak sedikit uang bahkan tenaga yang tercurahkan untuk
berjalannya kegiatan belajar agama Islam disana.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan bahwa Peran Yayasan


Ruhiyat Sulaiman disana mengajarkan anak jalanan disana yang
kondisinya memprihatinkan. Yayasan Ruhiyat, disana membentuk sebuah
kurikulum yang fleksibel disana untuk pembelajaran Pendidikan Islam
disana. Tidak mengacu pada kurikulum yang Pemerintah tetapkan karena
program Yayasan ini bersifat informal. Yayasan juga membentuk Pengajar
untuk mengajarkan anak jalanan disana, pengajar juga ada yang berasal
dari Mahasiswa.

Sumber dana yang Yayasan dapatkan bersifat dana sukarelawan dari


donatur-donatur dan uang Yayasan. Untuk program bantuan yang diterima
58

oleh Pemerintah untuk saat ini belum pernah ada. Relawan pengajar disana
mengajarkan tanpa ada upah, relawan pengajar disana yang datang untuk
mengajar karena prihatin melihat keadaan mereka dan senang juga
mengajarkan anak-anak disana.

Yayasan Ruhiyat hanya melakukan kordinasi dengan lingkungan


sekitar saja seperti DKM Masji Jami’ Matraman dan RT/RW setempat
saja. Dan Yayasan sampai saat ini masih belum berkordinasi dengan Dinas
Sosial ataupun Pemerintahan lainnya. Dari hal inilah program bantuan dari
Dinas sosial dan Pemerintahan belum diterima oleh Yayasan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kerjasama yang


baik dari masyarakat setempat. Hal ini bertujuan untuk membuat untuk
rasa kesadaran terhadap saudara saudara kita yang berada dalam keadaan
yang kurang baik. Dan senantiasa membantu kebutuhan mereka serta
peduli untuk jenjang pendidikan mereka.

Yayasan Ruhiyat Sulaiman dapat dikatakan memenuhi syarat


untuk berlangsungnya proses pembelajaran karena telah tersedia fasiltas
pendidikan yang dibutuhkan, walaupun masih banyak yang kurang dan
masih terbatas. Kepedulian Yayasan terhadap anak-anak di kolong
jembatan untuk belajar pendidikan Islam sangat bermanfaat sekali untuk
pengetahuan dan bekal mereka. Dengan adanya Pendidikan Islam mereka
akan mempunyai modal untuk mempertahankan diri mereka dari
lingkungan yang kurang baik. Dengan Pendidikan Islam juga akan
membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik lagi.

Namun sangat disayangkan, belum semua anak mau mengikuti


kegiatan pembelajaran Pendidikan Islam oleh Yayasan Ruhiyat, dan
sebagian anak-anak di jalanan di Kolong Jembatan Matraman ada juga
yang belum istiqomah untuk mengikuti pembelajaran. Meskipun
demikian, anak-anak yang lain masih banyak yang semangat dan
senantiasa mengikuti kegiatan setiap hari minggu. Untuk suksesnya
59

kegiatan belajar setiap minggu, Yayasan Ruhiyat memberikan nasi


bungkus untuk memberikan daya tarik anak-anak kolong jembatan
Matraman untuk mau dan semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Pendidikan Islam. Setiap kunjungan di hari minggu Yayasan
Ruhiyat Sulaiman membawakan bekal makanan untuk dimakan. Dan
makannya pun bersama sama para relawan pengajar, biasanya anak-anak
makan diwaktu sebelum belajar dan setelah shalat dhuha.

Yayasan Ruhiyat Sulaiman fokus pada pembelajaran Pendidikan


Islam dalam mengadakan pembelajaran disana. Menurut Ketua Yayasan
Pendidikan Islam sangatlah penting dan harus menjadi dasar bagi anak-
anak akidah ujung tanduk disana. Pendidikan Islam merupakan
pembelajaran inti yang dilakukan disana. Yayasan Ruhiyat Sulaiman
berharap dengan adanya agenda kunjugan belajar Pendidikan Islam setiap
hari sabtu mampu membentuk karakter dan anak-anak mampu membaca
Al-qur’an dengan baik.

Dalam proses pembelajaran anak-anak disana Yayasan Ruhiyat


Sulaiman tidak mempunyai silabus khusus atau batasan mengenai
kurikulum yang harus digunakan oleh para pengajar, hal inilah yang
membuat Yayasan Ruhiyat Sulaiaman bersifat independen dan tidak
mengikuti kurikulum nasional. Berdasarkan penuturan Ketua Yayasan,
bahwa ia ingin mencoba dan mempraktekan kurikulum metode Deeniyat
pada anak-anak disana. Namun metode tersebut membutuhkan buku
Deeniyat yang banyak dan membutuhkan dana yang lebih banyak. Karena
terbentur dengan anggaran dana, kurikulum metode Deeniyat ini belum
terealisasikan. Namun bila keadaan anggaran Yayasan Ruhiyat Sulaiman
ini stabil, ingin sekali Yayasan menggunakan Metode Deeniyat. Karena
menurutnya metode ini sangat efektif untuk anak-anak. Walaupun
demikian anak-anak di Kolong Jembatan Matraman ini senang mengikuti
pembelajaran yang dilaksanakan oleh Yayasan Ruhiyat Sulaiman setiap
hari minggu pagi. Jika diamati anak Jalanan di Kolong Jembatan
60

Matraman ini, sesungguhnya mereka itu tidak peduli dengan kurikulum


yang di pakai oleh pengajar dari Yayasan. Karena yang terpenting bagi
mereka adalah bisa belajar

Melihat berlangsungnya waktu pembelajaran yang singkat ini,


penggunaan media dalam pembelajaran di Kolong Jembatan Matraman ini
dinilai kurang efektif oleh para relawan pengajar sehingga para relawan
pengajar sering menggunakan media sederhana yang telah tersedia.
Sesengguhnya media itu untuk membantu para relawan pengajar untuk
lebih mudah menggunakan metode mengajar yang baik kepada anak-anak
kolong jembatan.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa interaksi


yang terjadi saat pembelajaran berlangsung secara umum tidak terlepas
dari permasalahan pergantian pengajar dari kalangan mahasiswa yang
secara sengaja ingin mengajarkan mereka. Karena para relawan pengajar
juga kesulitan untuk istiqomah setiap hari minggu untuk datang dan
mengajar mereka. Hal ini juga salah satu kekurangan yang terjadi pada
pembelajaran anak Jalanan di Kolong Jembatan Matraman. Namun
demikian, selalu ada para relawan pengajar yang hadir untuk membantu
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak jalanan tersebut.

Pemenuhan kebutuhan edukasi tidak lepas pula pada lamanya


waktu pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, anak-anak disana belajar
dengan Yayasan Ruhiyat Sulaiman setiap hari minggu rutin dengan durasi
waktu satu jam setengah. Biasanya kegiatan disana wudhu bersama
kemudian shalat dhuha dan di mulai pembelajaran dan ada juga makan
bersama. Menurut Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman satu jam pelajaran
merupakan waktu yang sesuai dalam melakukan pembelajaran pada anak
jalanan di Kolong Jembatan Matraman. Apabila anak kolong jembatan
Matraman belajar lebih lebih dari waktu tersebut maka akan mengganggu
daya fokus anak-anak belajar. Anak-anak di Kolong Jembatan Matraman
biasanya akan melakukan pekerjaan mereka seperti menjual Koran dan
61

lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Yayasan Ruhiyat
Sulaiman dalam menentukan lama waktu pembelajaran pada anak jalanan
di Kolong Jembatan Matraman.

Anak jalanan di Kolong Jembatan Matraman, kurang sekali dalam


perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Keluarga mereka sibuk untuk
mencari uang untuk makan mereka. Bahkan anak-anak juga bekerja untuk
memenuhi dan menutupi kekurangan pangan sandang dan pangan keluarga
mereka. Hal ini berdampak kepada anak-anak, mereka akhirnya kurang
dalam pendidikan keluarga yang mana ini berdampak juga membuat
mereka tidak mengenal etika, sopan santun, dan rasa hormat. Bahkan
sering sekali anak-anak disana saat pemebelajaran berlangsung mereka
mengatakan kata kata kasar. Demikianlah Yayasan Ruhiyat Sulaiman,
memfokuskan pada pelajaran Pendidikan Islam, hal ini dilakukan untuk
mengajarkan tata cara ibadah mereka dan akhlak yang baik pada anak
jalanan yang berada di Kolong Jembatan Matraman. Yang mana kita
ketahui, mereka sangat kurang sekali dalam pembelajaran Pendidikan
Islam. Sebagaimana di jelaskan oleh Al Ghazali yang dikutip oleh
Asrosrun Ni’am Sholeh, Al Ghazali secara ekplisit menempatkan dua hal
penting sebagai orientasi pendidikan, pertama, mencapai kesempurnaan
manusia untuk secara kualitatif mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kedua, mencapai kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagian duni
akhirat.75 Hal ini menjelaskan bahwa Pendidikan Islam sangat penting
sekali, dan merupakan hal pokok bagi seorang muslim untuk
mempelajarinya.

Dilihat dari kondisi pemukiman mereka, memang tampak bahwa


umumnya yang mengikuti pembelajaran pendidikan Islam oleh Yayasan
Ruhiyat Sulaiman adalah orang berekonomi lemah, dimana orang tua
mereka bekerja di jalan sebagai pemulung. Walaupun beberapa diantara
mereka masih mempunya tempat tinggal di kampung halaman, namun

75
Asrosrun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam. Op.cit. h. 78-79
62

pada mereka rela tinggal di daerah kumuh seperti di Kolong Jembatan


Matraman, bagi mereka adalah memperoleh penghasilan untuk hidup,
sehingga permasalahan seperti tempat tinggal yang layak, pendidikan anak
dan lain sebagainya tidak diprioritaskan, karena keadaan ekonomi yang
sulit. Jadi mereka hanya berpikir tentang bagaimana mereka bisa makan.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelian ini dapat disimpulkan bahwa telah dua tahun


Yayasan Ruhiyat memberikan Peran dalam Pembelajaran Pendidikan
Islam di Lingkungan anak jalanan yang mengacu pada bentuk penaganan
pelayanan sosial, yaitu pendekatan yang melibatkan keluarga dan
masyarakat yang bertujuan untuk mencegah anak-anak turun ke jalanan
dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan yang lebih ditekankan kepada
pembelajaran nonformal yakni Pendidikan Islam, dengan waktu belajar 1
jam setiap seminggu sekali. Pembelajaran Yayasan Ruhiyat Sulaiman
tidak berpedoman pada kurikulum tertentu tetapi lebih disesuaikan kepada
kondisi anak jalann di Kolong Jembatan Matraman disana.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan diketahui bahwa pembelajaran


Pendidikan Islam merupakan salah satu alternatif tindakan membantu
sesama muslim yang akidahnya berada di ujung tanduk. Dengan adanya
bekal pengetahuan Pendidikan Islam tersebut, maka diharapkan anak
jalanan mampu membentengi dirinya dari hal hal yang membawa
pengaruh buruk kepada dirinya sendiri. Kita ketahui bersama sangat rawan
sekali pergaulan dan interaksi sosial yang terjadi pada lingkungan anak
jalanan. Untuk itu diharapkan mereka mampu memperbaiki keadaan
dirinya menjadi lebih baik lagi.

63
64

C. Saran

Adapun saran oleh karena pentingnya Pendidikan Agama Islam


bagi setiap anak generasi bangsa baik yang kaya maupun tidak maka
peneliti menyarankan:

1. Pihak Yayasan Ruhiyat Sulaiman hendaknya menambahkan


sarana dan prasarana yang belum memadai serta meningkatkan
jumlah tenaga pendidik.

2. Perlunya kosen terhadap pembentukan kurikulum tang


terstruktur bagi peserta didik anak jalanan.

3. Bagi masyarakat juga ikut serta dalam membantu pendidikan


anak jalanan.

4. Untuk anak jalanan dan keluarganya harus memiliki motivasi


tinggi untuk mendapatkan pendidikan agar memperbaiki
kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nur’aini. Komparasi Pemikiranj Plato Dan Al Ghazali, Tahdzib


Jurnal Pendidikan Islam Volume 1, No 2, Juli 2007 (Jakarta: 2007
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). H. 53-54

Ali Quthb, Muhammad. Sang Anak Dalam Naungan Islam. (Bandung: Cv.
Diponegoro)

Ali, Zaidun. Pendidikan Agama Islama Kontemporer, (Bandung : Yayasan


Masyarakat Indonesia Baru, 2015)

Al-Quran Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.

Annahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam Dirumah Sekolah Dan


Masyarakat, (Jakarta: Gema Insan Press, 1996)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: BalaiPustaka, 1998)
Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999)

Fauzan. Potret Dan Pandangan Islam Tentang Pendidikan Anak, Tahdzib


Jurnal Pendidikan Islam Volume 1, No 2, Juli 2007 (Jakarta: 2007
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gosita, Arif. Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Presindo,


1985)

Hasbullah. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2013)

Ihsan, Fuad Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003)

Khomsan, Ali, dkk. Indikator Kemiskinan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005)

Khon, Abdul Madjid. Hadis Tarbawi (Jakarta: 2014 Kencana Cetakan Ke-2)

Mangun Wardoyo, Sigit. Pembelajaran Berbasis Riset,(Jakarta: Academia


Permata, 2013)

65
66

Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2013)

Muhammad Hasan, Yusuf. Pendidikan Anak Dalam Islam. (Jakarta:


Yayasan Al-Sofwa 1997)

Mujib, Abdul, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2008)

Ni’am Sholeh, Asrosrun. Reorientasi Pendidikan Islam. (Jakarta : Elsas


Jakarta 2008) Cet. Ke-Enam.

Nogi S, Hessel. Tangkilisan, Manajemen Publik. (Jakarta: PT. Grasindo 2007 Cet.
Kedua)
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, (Tahun
2007)

Sabri,Alisuf. Ilmu Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999)

Saud, Udin Syaefudin. Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI Press 2006)

Soebahar, Abd. Halim. Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam


Mulia, 2002)

Soetomo. Masalah Sosial Dan Pembangunan. (Jakarta: PT. Dunia Pustaka


Jaya 1995) H. 116

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian, (Bandung : PT. Revika Aditama,


2014)

Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,


(Jakarta: PT Indeks 2012)

Sukardjo. Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya,(Jakarta :


Rajawali Press 2013)

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini, ( Jakarta: Kencana 2011)

Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak,, (Jakarta : Kencana 2013)

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, ( Bandung : PT


ROSDA Karya Remaja, 2010)
67

Tambak, Syahraini. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Yogyakarta:


Grahan Ilmu, 2013)

Ulwan, Abdul Nashin. Pendidikan Anak Menurut Islam.(Bandung: PT


Remaja Rosdakarya 1990)

Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011)

Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tentang Perlindungan Anak

Ushul Fiqh. (Jakarta:2011 Kencana)

W. Santrock, John. Perkembangan Anak .(Jakarta,: Penerbit Erlangga 2007


Jilid 2)

Weda, Sukardi. (Alumni International Fellowships Program IFP). Menuju


Indonesia Berkeadilan. (Jakarta: Indonesia Social Justice Network
(ISJN)

Yunus, Mammud. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya


Agung)
FOTO-FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Ket. Gambar: lingkungan pemukiman anak jalanan di Kolong Jembatan Matraman


Ket. Gambar: penjemputan anak-anak untuk belajar di Mesjid
Ket. Gambar: shalat dhuha bersama dan sarapan bersama.
Ket. Gambar : suasana belajar di Masjid Jami’ Matraman.
PANDUAN WAWANCARA

TERHADAP ANAK

A. Petunjuk Pegisian :

1. Pengisisian lembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancari responden
langsung agar tidak terjadi kekeliruan.
2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipahami
interviewe.
3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan menggunakan alat
bantu seperti kamera, alat tulis dan lain sebagainya.
4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuhi aspek norma yang berlaku di
tempat tersebut.
5. setelah selesai melakukan wawancara dan pengisian angket, peneliti sesegera
mungkin membuat catatan lapangan.

B. Identitas Interviewee
1. Nama :
2. Status dalam keluarga :
3. Usia :
4. Agama :
5. Anak ke- :
6. Pekerjaan :
7. Status pendidikan sebelumnya :(terdaftar sebagai siswa/berhenti/putus sekolah)

C. Profil Pembelajaran pada anak jalanan


1. Ingin menjadi apakah adik ketika dewasa? ………..
2. Apakah adik bisa membagi waktu bekerja dengan sekolah (ya/tidak)
3. Apakah adik menyukai pelajaran Pendidikan agama Islam (ya/tidak)
Jika tidak, Alasannya……………………
4. Apakah di rumahkamu selalu belajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)
Jika tidak, alasannya
5. Apakah adik pernah merasa kesulitan ketika belajar pendidikan agama Islam (sering/
kadang/ tidak pernah)
6. Sejauh ini, materi pelajaran Pendidikan agama Islam apakah menurut adik sulit?
7. Apa yang adik lakukan, jika ada materi yang kurang di mengerti saat belajar di
sekolah?
8. Apakah adik bisa menajaga konsentrasi ketika belajar PAI di tempat belajar (sering/
kadang kadang/ tidak pernah)
9. Apakah adik pernah merasa jenuh saat belajar PAI (sering/ kadang kadang/ tidak
pernah)
10. Apakah adik pernah merasa malas ketika belajar (sering/ kadang kadang/ tidak
pernah)
11. Bagaimanaa cara adik mengatasi rasa malas dan jenuh ketika belajar PAI (bermain
ain/ minta pulan pada pengajar/…..)
12. Apakah orang tua akan marah ketika adik belajar (ya/ tidak)
13. Apakah adik suka mengulang kembali pelajaran Iqra nya (sering/ kadang kadang/
tidak pernah)
14. Apakah dirumah adik ada perlengkapan belajar yang cukup (ya/ tidak)
15. Apa kegiatan adik sehari hari?
16. Apakah adik suka belajar bersama dengan teman atau belajar sendiri?
17. Apakah adik suka di ajarkan orang tua dalam belajar Iqra?
18. Apa yang adik biasa lakukan dirumah?
19. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar untuk pelajaran rutin hari Minggu (sering/
kadang kadang/ tidak pernah)
20. Apakah adik senang belajar PAI bersama Yayasan Ruhiat Sulaiman setiap hari
minggu pagi?
HASIL WAWANCARA

TERHADAP ANAK

A. Petunjuk Pegisian :

1. Pengisisian lembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancari responden
langsung agar tidak terjadi kekeliruan.
2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipahami
interviewe.
3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan menggunakan alat
bantu seperti kamera, alat tulis dan lain sebagainya.
4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuhi aspek norma yang berlaku di
tempat tersebut.
5. setelah selesai melakukan wawancara dan pengisian angket, peneliti sesegera
mungkin membuat catatan lapangan.

B. Identitas Interviewee
1. Nama : Okta
2. Status dalam keluarga :Anak Kandung
3. Usia :9 tahun
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Penjual Koran
6. Status pendidikan sebelumnya :(terdaftar sebagai siswa/berhenti/putus sekolah)

C. Profil Pembelajaran pada anak jalanan


1. P: “Ingin menjadi apakah adik ketika dewasa?”
I: “ingin menjadi Pengusaha”
2. P: “Apakah adik bisa membagi waktu bekerja dengan belajar ?
I: “ya kalau belajar yang setiap minggu si bisa, abis belajar jualan Koran deh”
3. Apakah adik menyukai pelajaran Pendidikan agama Islam ?
I: “ya lumayan si suka, tapi kadang suka males belajar kalau kelamaan”.
4. P: “Apakah di rumahkamu selalu belajar ?”
I: “jarang banget kalau belajar mah, tapi suka ikut belajar kok kalau yang setiap
minggu”.
5. “Apakah adik pernah merasa kesulitan ketika belajar pendidikan agama Islam ?”
I: “ya kadang kadang ada yang gak ngerti juga”.
6. P: “Sejauh ini, materi pelajaran Pendidikan agama Islam apakah menurut adik sulit?”
I:”ya gak ada sih”.
7. P: “Apa yang adik lakukan, jika ada materi yang kurang di mengerti saat belajar di
sekolah?”
I: “bertanya pada guru”.
8. P:“Apakah adik bisa menajaga konsentrasi ketika belajar PAI di tempat belajar ?
I:”ya lumayan, tapi kadang perasaan mau maen mulu”
9. Apakah adik pernah merasa jenuh saat belajar PAI ?
I:”ya kadang kadang, tapi sering juga kok belajar nya seru”
10. P:”Apakah adik pernah merasa malas ketika belajar ?”
I:”kalau belajar ya ada ajah bawaannya males”.
11. P:“Bagaimanaa cara adik mengatasi rasa malas dan jenuh ketika belajar PAI ?”
I:”bermain ama temen”
12. P:“Apakah orang tua akan marah ketika adik belajar ?”
I:”gak pernah marah, marah disuruh ikut belajar”.
13. P:”Apakah adik suka mengulang kembali pelajaran Iqra nya ?”
I:”jarang banget kalau belajar lagi dirumah”.
14. P:”Apakah dirumah adik ada perlengkapan belajar yang cukup?”
I:”gak ada paling, buku ama pensil ajah”.
15. P:”Apa kegiatan adik sehari hari?”
I:”main, terus pergi kerja jualan Koran”.
16. P:”Apakah adik suka belajar bersama dengan teman atau belajar sendiri?”
I:”gak pernah”.
17. P:”Apakah adik suka di ajarkan orang tua dalam belajar Iqra?”
I:”orang tua gak pernah ngajarin, paling nasehatin suruh ikut belajar ajah”.
18. P:”Apa yang adik biasa lakukan dirumah?”
O:”bermain dan kerja”
19. P:”Apakah adik selalu mempersiapkan belajar untuk pelajaran rutin hari Minggu ?”
I:”selalu siap siap soalnya kakanya kan ngejemput kita buat belajar dimasjid”.
20. P:”Apakah adik senang belajar PAI bersama Yayasan Ruhiat Sulaiman setiap hari
minggu pagi?”
I:”saya merasa seneng, kakak kakaknya dating ngajarin, sering juga dapet makanan
jadi suka kalau belajar”
PANDUAN WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK

Hari / Tanggal :
Wawancara ke :
pewancara :
Informan :

1. Sudah berapa lama ibu tinggal disini?


2. Apa alasan Ibu/Bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana
tempat tinggal Ibu sebelumnya?
3. Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak anak ke kota?
4. Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah
bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
5. Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat sekaramg ini?
6. Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa?
Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
7. Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu./bapak dalam usaha menambah
penghasilan rata rata anak yang diperoleh perhari?
8. Bagaimana dengan sekolahnya apakah tidak terganggu?
9. Apakah pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
10. Mengapa ibu/bapak membiarkan anak ikut belajar pendidikan agama islam dengan
Yayasan Ruhiat sulaiman?
11. Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar dirumah?
12. Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas ikut belajar pendidikan Islam setiap
ahad bersama Yayasan Ruhiat sulaiman? Apa sikap ibu/bapak lakukan jika anak malas
mengikuti kegiatan pendidikan agama islam bersama anak Yayasan Ruhiat?
13. Lalu bagaimana cara ibu/bapak dala membimbing dan mengarahkan anak aar tetap
belajar meskipun juga harus bekerja?
14. Seberapa besar manfaat pendidikan agama islam setiap hari minggu bersama Yayasan
Ruhiat Sulaiman bagi pendidikan anak bapak/ibu?
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK

Hari / Tanggal : Minggu, 23 april 2017


Wawancara ke : Kolong Jembatan Matraman
pewancara : Anasrudin
Informan : Dodo (orang Tua subjek I)

15. P. Sudah berapa lama ibu tinggal disini?


I: “ dari saya kecil saya udah lama tinggal disini, dan sampe sekarang punya anak si
ncim(putri)”
16. P. Apa alasan Ibu/Bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana
tempat tinggal Ibu sebelumnya?
I: “saya di ajak orang tua saya dulu sampe sekarang saya tinggal disini. Dulu saya
pernah di kampung, sekarang rumah mah masih ada di kampung, tapi sama kayak
disini gubuk juga. Paling pulang setahun sekali.”
17. P:Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak anak ke kota?
I: karena dikampung sepi, penghasilan juga dapet nya sedikit, disini ya mendingan, ya
walaupun disini susah juga, ya sehari saya mulung kurang lebih saya dapet 75 ribu.
Lumayan lah buat anak dan istri saya makan.
18. P:Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah
bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: anak saya ya lahir nya disini, dan anak saya juga belom sekolah disekolahan, tapi
yang saya tahu sekolah di Jakarta itu kan gratis, nah nanti saya bakalan coba masukin
ke sd negeri.”
19. P:Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat sekaramg ini?
I: “saya si biasa mulung, ya saya kelilingin daerah Matraman dan daerah Jaksel ini”

20. P:Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa?
Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: “si encim masih kecil dan di juga anak perempuan, ya saya gak nyuruh dia untuk
kerja, ya tapi ini anak kadang kadang juga suka ngamen di”
21. P: Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu./bapak dalam usaha menambah
penghasilan rata rata anak yang diperoleh perhari?
I: “ya biasa ya dia ngamen si, kadang juga pernah jualan Koran bareng ama temennya
yang disini, tapi say juga suka ngelarang dia buat kerja kayak gitu”
22. P: Bagaimana dengan sekolahnya apakah tidak terganggu?
I: ya kalau waktu belajar ya saya suruh dia buat belajar”
23. P: Apakah pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
I: “ya saya si berharap anak saya bisa sekolah bisa baca, dan gak buta huruf”
24. P: Mengapa ibu/bapak membiarkan anak ikut belajar pendidikan agama islam dengan
Yayasan Ruhiat sulaiman?
I: “ya menurut saya baguslah si ncim bisa belajar ngaji, soalnya dia belajar agama kan
jarang, ngaji ajah nggak, ya dia biasa ikut acara setiap hari minggu belajar ngaji bareng”
25. P: Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar dirumah?
I: “dirumah saya gak punya apa ya palingan ada buku dan pensil”
26. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas ikut belajar pendidikan Islam setiap
ahad bersama Yayasan Ruhiat sulaiman? Apa sikap ibu/bapak lakukan jika anak malas
mengikuti kegiatan pendidikan agama islam bersama anak Yayasan Ruhiat?
I: “ya namanya juga anak anak si, sering juga dia gak mau ikut belajar bareng kakaknya,
masih adaklah males nya, ”
27. P: Lalu bagaimana cara ibu/bapak dala membimbing dan mengarahkan anak agar tetap
belajar meskipun juga harus bekerja?
I: “ya kalau ada para pengajar setiap hari ini, saya arahkan anak saya buat ikut pengajiab
belajar bareng ama kakaknya”.
28. P: Seberapa besar manfaat pendidikan agama islam setiap hari minggu bersama
Yayasan Ruhiat Sulaiman bagi pendidikan anak bapak/ibu?
I: “ya saya merasa kebantu, anak saya jadi bisa ikut belajar Islam dan belajar sama
kakak kakak pengajar, dulu ya belajarnya di deket kolong jembatan ini, sekarang
Alhamdulillah anak anak di bawa kemasjid buat belajar, jadi disana lebih nyaman gitu”
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK

Hari / Tanggal : Minggu, 23 april 2017


Wawancara ke : Kolong Jembatan Matraman
pewancara : Anasrudin
Informan : Ibu Nova (orang Tua subjek II)

1. P. Sudah berapa lama ibu tinggal disini?


I: “ sudah 6 tahun”
2. P. Apa alasan Ibu/Bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana
tempat tinggal Ibu sebelumnya?
I: “karena saya tidak punya tempat tinngal lagi, dulu ada di Karawang gubuk seperti
ini tapi karena kosong lama ditinggal ke Jakarta, akhirnya dijual ama orang tua saya.”
3. P:Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak anak ke kota?
I: “abis disana tidak ada yang merawat mereka masih kecil ya jadi mereka saya bawa
ikut dengan saya”.
4. P:Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah
bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: ”si Okta si dia gak sekolah formal di SD, sekarang juga pas di Jakarta gak sekolah,
ya paling dia si rajin ikut belajar setiap hari minggu dengan kaka kaka pengajar.”
5. P:Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat sekaramg ini?
I: “kalau bapak si jadi pemulung, ya kalau saya si bantu bantu dengan ngamen ke jalan”

6. P:Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa?


Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: “iya Alhamdulillah, si okta ikut bantu cari duit untuk tambahan penghasilan, dia juga
suka jualan Koran kadang juga ngamen”
7. P: Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu./bapak dalam usaha menambah
penghasilan rata rata anak yang diperoleh perhari?
I: “kalau si okta si biasa jualan Koran, ya penghasilannya gak seberapa gak nentu juga
dapetnya ya tapi lumayan buat bantu bantu penghasilan duit”
8. P: Bagaimana dengan sekolahnya apakah tidak terganggu?
I: “ya si okta si gak sekolah SD jadi ya biasa ajah, tapi dia sering ikut kegiatan ngaji
setiap hari minggu”
9. P: Apakah pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
I: “kalau kata say amah, yang penting anak saya itu bisa baca, gak buta huruf biar nanti
gak nyesel. Jangan sampe kayak saya orang tuanya buta huruf”
10. P: Mengapa ibu/bapak membiarkan anak ikut belajar pendidikan agama islam dengan
Yayasan Ruhiat sulaiman?
I: “ya bagi saya bagus dia bisa belajar ngaji, sering juga kakak nya ngasih makanan
buat anak anak yang ikut belajar belajar ngaji”
11. P: Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar dirumah?
I: “paling buku tulis ama alat alat tulis”
12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas ikut belajar pendidikan Islam setiap
ahad bersama Yayasan Ruhiat sulaiman? Apa sikap ibu/bapak lakukan jika anak malas
mengikuti kegiatan pendidikan agama islam bersama anak Yayasan Ruhiat?
I: “uuh sering, kadang dibangunin pagi pagi susah, yak an karena disini belajarnya pagi,
tapi kalau kerja mah rajin. Ya saya kasih tau ajah, kadang saya marahin”
13. P: Lalu bagaimana cara ibu/bapak dala membimbing dan mengarahkan anak agar tetap
belajar meskipun juga harus bekerja?
I: “ya saya sering nasehatin ke anak malahan saya suka marahin supaya tetap belajar.
Saya sudah kasi tau, kasian Ustad Fajar sama kakak kakak mahasiswa yang sudah
datang jauh jauh mau ngajar tanpa dibayar. Sering dikasih konsumsi juga malahan. Jadi
kamu jangan males malesan”.
14. P: Seberapa besar manfaat pendidikan agama islam setiap hari minggu bersama
Yayasan Ruhiat Sulaiman bagi pendidikan anak bapak/ibu?
I: “Ya Alhamdulillah ada yang mau menyumbangkan ilmunya, jadi anak anak disini
juga bisa belajar bisa ikut ngaji”
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK

Hari / Tanggal : Minggu, 23 april 2017


Wawancara ke : Kolong Jembatan Matraman
pewancara : Anasrudin
Informan : Ibu Rika (orang Tua subjek III)

1. P. Sudah berapa lama ibu tinggal disini?


I: “ dah lama banget kira kira 12 tahun,l dari si yosep belum lahir saya sudah tinggal
disini”
2. P. Apa alasan Ibu/Bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana
tempat tinggal Ibu sebelumnya?
I: “karena saya tidak punya tempat tinggal lagi, Cuma disini rumah saya, ini juga
Cuma gubuk. Kalau pulang kampung juga biasanya numpang di tempat kakak dulu
saya tinggal dirumah kakak saya.”
3. P:Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak anak ke kota?
I: “karena gak punya tempat tinggal di kampung”.
4. P:Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah
bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: “belum boro-boro sekolah, mikirin untuk makan aja susah. Apalagi biaya sekoloah
disini mahal”.
5. P:Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat sekaramg ini?
I: “Bapaknya kerja jadi pemulung, ya saya juga bantu juga jadi tukang cuci”

6. P:Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa?


Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: “iya, biasanya si yosep ikut bapaknya bantu bantu nyari. Anak saya dua yang laki
laki ikut kerja”
7. P: Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu./bapak dalam usaha menambah
penghasilan rata rata anak yang diperoleh perhari?
I: “sama pemulung juga, hasil tidak tentu kadang seminggu baru ditimbang”.
8. P: Bagaimana dengan sekolahnya apakah tidak terganggu?
I: “saya suruh ikut kegiatan belajar kalau ada jadwal belajar ”
9. P: Apakah pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
I: “iya saya dikasih tau sama Ustad fajar, kalau anak anak itu harus belajar ngaji biar
bisa baca Al Qur’an, walaupun gak sekolah formal”
10. P: Mengapa ibu/bapak membiarkan anak ikut belajar pendidikan agama islam dengan
Yayasan Ruhiat sulaiman?
I: “karena gak ada biaya, apalagi biaya sekolah disini mahal. Jadi bisa belajar gratis ya
meskipun rutinnya setiap hari minggu itu juga saya udah bersyukur”
11. P: Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar dirumah?
I: “ga punya apa apa. Buku, pensil ajah kadang dikasih”
12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas ikut belajar pendidikan Islam setiap
ahad bersama Yayasan Ruhiat sulaiman? Apa sikap ibu/bapak lakukan jika anak malas
mengikuti kegiatan pendidikan agama islam bersama anak Yayasan Ruhiat?
I: “Ya saya Marahin”
13. P: Lalu bagaimana cara ibu/bapak dala membimbing dan mengarahkan anak agar tetap
belajar meskipun juga harus bekerja?
I: “saya suka nyuruh dia ikut belajar setiap hari minggu, pagi pagi saya udah bangunin
buat siap siap belajar”.
14. P: Seberapa besar manfaat pendidikan agama islam setiap hari minggu bersama
Yayasan Ruhiat Sulaiman bagi pendidikan anak bapak/ibu?
I: “Alhamdulillah anak saya bisa ngaji tanpa dipungut biaya, ya walaupun gak ke
sekolah formal yang penting bisa belajar ngaji”.
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK

Hari / Tanggal : Minggu, 23 april 2017


Wawancara ke : Kolong Jembatan Matraman
pewancara : Anasrudin
Informan : Ibu Rini (orang Tua subjek IV)

1. P. Sudah berapa lama ibu tinggal disini?


I: “ Baru setahun”
2. P. Apa alasan Ibu/Bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana
tempat tinggal Ibu sebelumnya?
I: “sebelum disni saya tinggal di Jakarta Selatan, sama kayak disini gubuk juga. Saya
pindah kesini soalnya bapak udah capek kerja di kampung, setiap hari mencetak batu
bata. Lagian disana yang kerja udah rame. Kalau disini kan kerjanya agak ringan
masih bisa istrahat, penghasilannya juga lumayan.”
3. P:Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak anak ke kota?
I: “Tadinya anak saya ikut neneknya di kampung, tapi karena disana sendrian, saya
bawsa kesini”.
4. P:Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah
bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: “anak saya sebelumnya pernah sekolah dikampung sampai kelas 2 SD, tapi berhenti.
Terus ikut disini belajar bareng sama Ustad Fajar”.
5. P:Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat sekaramg ini?
I: “kalau bapaknya jadi pemulung, sedangkan saya bantu bantu bapak ajah”

6. P:Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa?


Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: “iya, untuk nambah nambah uang makan la, anak saya disini yang laki laki yang ikut
kerja cari cari tambahan”
7. P: Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu./bapak dalam usaha menambah
penghasilan rata rata anak yang diperoleh perhari?
I: “jadi pemulung. Ya seminggu kira kira 70 ribu”.
8. P: Bagaimana dengan sekolahnya apakah tidak terganggu?
I: “ kalau belajar nya setiap minggu Alhamdulillah rajin ”
9. P: Apakah pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
I: “pendidikan itu penting untuk anak agar bisa baca dan gak buta huruf kayak orang
tuanya. Makanya kalau ada biaya mah nanti adiknya mau saya masukkan SD biar
ngerasain kayak kakaknya”
10. P: Mengapa ibu/bapak membiarkan anak ikut belajar pendidikan agama islam dengan
Yayasan Ruhiat sulaiman?
I: “ya kemarin sudah sempat ke SD, tapi karena ga ada biaya makanya berhenti sekolah”
11. P: Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar dirumah?
I: “buku tulis sama alat tulis”
12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas ikut belajar pendidikan Islam setiap
ahad bersama Yayasan Ruhiat sulaiman? Apa sikap ibu/bapak lakukan jika anak malas
mengikuti kegiatan pendidikan agama islam bersama anak Yayasan Ruhiat?
I: “pernah, Tapi saya marahin. Saya nasehatin”
13. P: Lalu bagaimana cara ibu/bapak dala membimbing dan mengarahkan anak agar tetap
belajar meskipun juga harus bekerja?
I: “saya tetep ingetin dia untuk belajar, ya walaupun gak ikut sekolah SD formal”.
14. P: Seberapa besar manfaat pendidikan agama islam setiap hari minggu bersama
Yayasan Ruhiat Sulaiman bagi pendidikan anak bapak/ibu?
I: “sangat bermanfaat sekali, apalagi biaya sekolah sekolah sekarang mahal. Kalau
disini kan anak anak bisa belajar ngaji gak bayar juga malahan sering di kasih makanan
makanan”.
PANDUAN WAWANCARA MENGENAI
YAYASAN RUHIAT SULAIMAN DAN SEJARAH BERDIRINYA

HARI / TANGGAL : Selasa, 2 Mei 2017


Tempat : Rumah Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman Jl. Amd V
PEWAWANCARA : Anasrudin
INFORMAN : Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat

1. Kapan Yayasan Ruhiat Sulaiman ini terbentuk? Bagaimana latar belakang


terbentuknya?
2. Berapa orang tenaga pengajar tetap yang mengajar di Yayasan Ruhiat Sulaiman? Lalu
berapa orang tenaga sukarelanya?
3. Berapa orang siswa yang belajar di Yayasan Ruhiat Sulaiman ini? Apakah ada
tingkatan-tingkatan kelasnya? Bagaimana proses pembelajarannya?
4. Kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan di Yayasan Ruhiat Sulaiman?
5. Persiapan apa yang dilakukan sebelum diadakan proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam? Apakah ada rancangan kegiatan tertentu?
6. Bagaimana kondisi siswa dalam menangkap pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas? Kesulitan terbesar apa yang sering ditemui pada siswa saat proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
7. Kurikulum apa yang digunakan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam? Bagaimana
metode yang digunakan dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam?
8. Bagaimana sistem evaluasi yang dipakai guna melihat perkembangan hasil belajar
siswa? Lalu bagaimana hasilnya?
9. Apakah anak yang mengikuti pembelajaran disini memilki buku pantauan belajar atau
menghafal?
10. Apakah ada tes ujian pada anak anak yang mengikuti pembelajaran pendidikan agama
Islam?
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI
YAYASAN RUHIYAT SULAIMAN DAN SEJARAH BERDIRINYA

HARI / TANGGAL : Selasa, 2 Mei 2017


Tempat : Rumah Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman Jl. Amd V
PEWAWANCARA : Anasrudin
INFORMAN : Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat

1. P: Kapan Yayasan Ruhiat Sulaiman ini terbentuk? Bagaimana latar belakang


terbentuknya?

I “Yayasan Ruhiyat Sulaiman Ini Kalau Secara Resmi Dibentuk Tahun Pada
14 April 2014,Alasan Kami Membangun Yayasan Ini Karena Bentuk
Keresahan Kami. Banyak Anak Anak Usia Dini Yang Suka Nongkrong
Nongkrong Di Warung Dan Kami Berniat Membuat Tempat Tongkrongan
Yang Religi. Dan Untuk Mengajar Anak Jalanan Sebelumnya Saya Juga
Mengajar Lapak Pemulung Di Dekat Rumah Saya Ini, Ada Dua Lapak
Pemulung Disini. Yang Satu Bossnya Adalah Orang Kristen Dan Satu Lagi
Boss Nya Orang Islam. Pada Saat Saya Mencoba Mengajar Di Lapak
Pemulung Yang Boss nya orang Kristen ini, orang orang pemulung
memberikan respon yang kurang baik kepada saya, mereka mengatakan
“bapak enak punya rumah, Boss kami kan orang Kristen kalau kami di usir
bagaimana” semenjak saat itu tidak ada pelajaran Islam lagi disana. Kalau
lapak pemulung yang boss nya orang Muslim ini ketika saya masuk dan
mulai mengajarkan responnya sangat baik sekali. Namun terjadi masalah,
Boss nya ,masuk penjara di karenakan mencuri kabel. Mulai dari situ lapak
pemulung tidak ada kegiatan belajar PAI lagi oleh Yayasan Ruhiyat
Sulaiman. Lalu awalnya kami mengajar di Kolong jembatan Matraman
yaitu awalnya Salah satu anggota pengurus Yayasan Ruhiyat Sulaiman Mas
Luqman Hakim, Kakek beliau pernah mengumpulkan Anak jalanan seDKI
yang berjumlah 1000 anak jalanan. Bahkan di Kolong Jembatan Matraman,
Kakek Mas Luqman juga pernah membangun sebuah sekolah paket untuk
anak jalanan seblumnya. Namun ketika Kakek Mas Luqman wafat, ya
mungkin darah menyukai mengajarkan anak jalanan ini mengalir juga pada
mas Luqman. Begitupun saya, bagi saya perjuangan dakwah pada akidah
ujung tanduk ini merupakan perjuangan. Yang kemudian saya dan Mas
Luqman memulai menggarap mengajarkan PAI disana. Selain Kolong
Jembatan Matraman kami juga biasa kunjungan Ke Bantaran Rel Sentiong,
Stasiun Gambir dan Lapak pemulung Rawa Mangun.
2. P: Berapa orang tenaga pengajar tetap yang mengajar di Yayasan Ruhiat
Sulaiman? Lalu berapa orang tenaga sukarelanya?

I: Saya sendiri ikut menangani proses pembelajaran disana, dana saya juga di
bantu oleh teman teman saya dan juga Mahasiswa. Namun sesekali ada
Mahasiswa yang datang membantu, ya tapi mereka biasanya tidak rutin tiap
minggu datang. Saya juga tidak berani mencari guru yang mau mengajar
anak anak disini, karena memang disini tidak digaji. Jadi kalau ada relawan
mau mengajar ya silahkan. Ya mau bagaimana lagi, karena memang tidak
ada guru khusus.”
3. P: Berapa orang siswa yang belajar di Yayasan Ruhiat Sulaiman ini? Apakah
ada tingkatan-tingkatan kelasnya? Bagaimana proses pembelajarannya?

I: “Siswa kurang lebih ada 25 orang. Tapi sebagian ini benar benar ada yang
tidak sekolah, dan juga ada yang sekolah Formal. Tingkatan kelasnya dilihat
dari pelajaran PAI nya yakni Iqra nya. Mereka juga berbeda beda dalam segi
usia ada yang berumur 4 tahun dan bahkan juga ada yang berumur 10 tahun.
Proses pembelajarannya seperti biasa, mereka kita ajak dari Kolong
Jembatan Matraman menuju Masjid Matraman, mereka kita ajak berwudhu
sambil kita ajarkan tata cara berwudhu. Kemudian setelah itu kita
melakukan shalat dhuha bersama sama dan kemudian berdoa. Lalu setalah
itu, anak anak akan di ajarkan oleh tutornya. Satu tutor bisa lima anak atau
tiga anak itu tergantung dari jumlah relawan yang mengajar pada saat itu.
Lalu biasanya setelah itu waktu istrahat dan di waktu istrahat inilah kami
memberikan konsumsi kepada mereka. Dan setelah itu mereka di
kumpulkan kemudian diajarkan doa doa. Kemudian di tutup dengan do’an
lalu mereka kembali ke rumah mereka di Kolong Jembatan Matraman.
4 P: Kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan di Yayasan Ruhiat
Sulaiman?

I Kegiatan kami disana berkisar satu setengah jam, bagi kegiatan satu jam
setengah ini sangat efisien. Kami mengamati anak anak bila mereka belajar
lebih dari satu jam, mereka mulai tidak akan focus dan bahkan yang lainnya
pun ada yang pulang kerumah. Untuk kegiatannya seperti tadi yang saya
jelaskan mereka kita ajak berwudhu, kemudian mereka melakukan shalat
Dhuha bersama para relawan yang mengajar dan kemudian sarapan pagi,
dan belajar mengaji dibagi bagi dengan pengajar yang lainnya.
5. P Persiapan apa yang dilakukan sebelum diadakan proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam? Apakah ada rancangan kegiatan tertentu?

I Biasanya kita melihat sudah sejauh mana pemahaman siswa, kemudian


merencanakan materi selanjutnya akan disampaikan seperti apa. Karena
lebih sering mengulang ulang pembelajaran mengaji seperti biasaq, jadi gak
ada rancangan kegiatan khusus.”
6. P Bagaimana kondisi siswa dalam menangkap pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas? Kesulitan terbesar apa yang sering ditemui pada siswa saat
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

I Ya gitu, mereka banyak kesulitan belajar doa, kalau ada pertanyaan yang
sebelumnya materi sudah di jelaskan mereka banyak yang kesulitan.
Kesulitan terbesar mereka, biasanya kurang percaya diri dan malas berpikir.
7. P Kurikulum apa yang digunakan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam?
Bagaimana metode yang digunakan dalam mengajarkan Pendidikan Agama
Islam?
I Kami masih mengacu kepada kurikulum yang ada, akan tetapi penggunaan
kurikulum disini disesuakan dengan kebutuhan anak jalanan yang sulit
mendapatkan pendidikan. Ya Kami Biasa Menggunakan Iqra’ Untuk
Permulaan Sebelum Membaca Al-Qur’an. Dan Juga Kami Biasa
Memberikan Poto Copian Yang Sudah Di Jilid Yakni Surat Al-Mulk. Dan
Kami Membaca Sama Sama Dengan Satu Nada Yang Sama. Saya Sih
Sebenarnya Ingin Sekali Menggunakan Metode Deniyat, Tapi Itu Butuh
Persiapan Yang Gak Sedikit, Dan Buku Deniyat pun harga persatuaannya
cukup mahal. Ya mungkin kalau ada dana yang mencukupi kita bisa
memulai metode Deniyat ini.
8. P Bagaimana sistem evaluasi yang dipakai guna melihat perkembangan hasil
belajar siswa? Lalu bagaimana hasilnya?

I Evaluasi kami setiap akhir pelajaran kita bertanya pada materi yang
disampaikan, untuk saat ini belum pernah ujian tulis.
9. P Apakah anak yang mengikuti pembelajaran disini memilki buku pantauan
belajar atau menghafal?

I Saat ini baru ada rancangan saja, kami belum membuat buku pantaun belajar
bagi anak anak. Rencananya kami juga ingin membuat buku pantauan anak
anak, agar kami tau juga anak anak belajar nya sudah sampai man.
10 P Apakah ada tes ujian pada anak anak yang mengikuti pembelajaran
pendidikan agama Islam?

I Untuk tes tulis saat ini belom ada pelaksanaan nya kepada anak anak, ya
mungkin semakin berjalannya waktu kita akan mencoba kepada anak anak
tes tulis.
PANDUAN WAWANCARA MENGENAI
SISTEM PEMBIAYAAN YAYASAN RUHIAT SULAIMAN

Hari / tanggal : Selasa, 2 Mei 2017


Tempat : Di Rumah Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman
Pewawancara : Anasrudin
Informan : Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat

1. Apakah ada dana khusus yang rutin yang dikeluarkan untuk kebutuhan kegiatan
Rutin setiap hari minggu?
2. Dari mana dana yang diperoleh guna membantu lancarnya kegiatan pembalajaran
pada anak jalanan di Kolong jembatan Matraman?
3. Apakah Yayasan ini mendapat subsidi dari Pemerintah? Jika ya, apa bentuk subsidi
tersebut?
4. Apakah guru yang ikut mengajar di anak jalanan ini mendapat gaji?
5. Bagaimana system pengelolaan keuangan di Yayasan ini?
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI SISTEM
PEMBIAYAAN YAYASAN RUHIAT SULAIMAN

Hari / Tanggal : Selasa, 2 Mei 2017


Tempat : Di Rumah Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman Jl. AMD V
Pewawancara : Anasrudin
Informan : Muhammad Nurul Fajri Ruhiyat
1 P Apakah ada dana khusus yang rutin yang dikeluarkan untuk kebutuhan kegiatan Rutin
. : setiap hari minggu?
I: “untuk dana rutin yang dikeluarkan setiap hari minggu jelas ada, karena selain kita
mengajarkan PAI disana kita juga memberikan konsumsi, ya kadang kadang snack dan
susu dan kalau lagi banyak donator kita juga memberikan makanan berat juga. Ya hal
ini dilakukan karean kita peduli dengan mereka dan selain itu juga untuk kemudahan
dan kelancaran kegiatan belajar dan mengajar di Kolong jembatan di Matraman”
2 P Dari mana dana yang diperoleh guna membantu lancarnya kegiatan pembalajaran pada
. : anak jalanan di Kolong jembatan Matraman?
I: “Biasanya kita peroleh dari sumbangan-sumbangan para sukarelawan, dana pribadi, atau
atas kerjasama dengan suatu lembaga.”
3 P Apakah Yayasan ini mendapat subsidi dari Pemerintah? Jika ya, apa bentuk subsidi
. : tersebut?

I: "Saat ini belum ada, ya mungkin dari segi tempat dakwahnya ya, soalnya Yayasan
berada di daerah Tanggerang Selatan sedangkan kunjungan kegiatan belajar
mengajarnya berada di Daerah Jakarta seperti di Jalan Matraman”
4 P Apakah guru yang ikut mengajar di anak jalanan ini mendapat gaji?
. :
I: “Tidak, jadi kita hanya mewadahi dan menjembatani jalannya proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Banyak juga mahasiswa mahasiswa yang ikut mengajarkan
membantu kami menjadi relawan pengajar disana”
5 P Bagaimana system pengelolaan keuangan di Yayasan ini?
. :
I: “keuangan sampai sekarang masih ditangani oleh Mas Luqman Hakim. Kita biasanya
mendapat kan dana dari para donator, setiap dana yang kami dapat langsung kita berikan
dan belanjakan kebutuhan anak jalanan disana, dan sebagian para donatur juga
menyumbangkan berupa konsumsi untuk disampaikan kepada anak anak”
PENGHAMATAN/OBSERVASI MENGENAI KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk Pengisian
Checklist
No Variabel
1 2 3
 Membawa anak dari kolong √
jembatan menuju masjid Matraman
 Berwudhu √
1 Kegiatan Awal  shalat Dhuha √
 berdoa dan salam √
 Apersepsi √
 Penyampain informasi dengan lisan √
 Penyampaian informasi dengan √
Kegiatan inti
tulisan
dalam
 Penggunaan alat peraga √
2 pembelajaran
 Pendampingan siswa berkesulitan √
Pendidikan
belajar
agama Islam
 Pengamatan terhadap pekerjaan √
anak
 Ceramah √
Metode yang  Tanya jawab √
3
digunakan  Ekspositori √
 Diskusi √
 Iqra √
Media yang
4  Dan lain lain, (iqra, √
digunakan
 Pengeras Suara/speaker √
 Memperhatikan dan mendengarkan √
Sikap siswa saat
5  Menjawab pertanyaan tutor √
belajar
 Aktif dalam bertanya √
 Pemberian umpan balik √
Kegiatan  Permainan √
6
penutup  Sholawatan √
 Berdo’a √
1= Kurang 2=Cukup 3=Baik
PANDUAN PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI LINGKUNGAN

Hari : 30 Mei 2017


Waktu : 09.00 – 10.00
Objek Yang diamati : Lingkungan Pemukiman
Pengamat/Observer : Anasrudin

No. Aspek Keterangan


Kondisi tanah

1.  Satatus tanah Sewa


 Luas tanah Kurang memadai
Kondisi Tempat Tinggal
 Bahan banguna rumah Triplek
 Kapasitas rumah Kurang memadai
 Ventilasi Kurang memadai
 Bahan atap rumah Seng
 Bahan ubin Papan
2.
 Banyaknya kamar Terbatas
 Kamar mandi Tersedia untuk umum
 Dapur Kurang
 Keadaan air Kurang
 Tempat pembuangan sampah Tersedia
 Parit / saluran air Kurang terawatt

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAN


KONSEP PADA ANAK

Hari : 30 Mei 2017


Waktu : 07.30 – 09.00
Objek Yang diamati : Subjek I
Pengamat/Observer : Anasrudin

Keterangan
No. Aspek
1 2 3
Pemahan Terhadap Iman kepada Allah dan Rasulnya
 Mengetahui dan menyebutkan Rukun Iman √
1  Mampu menjelaskan Rukun Iman Kepada Allah dan √
RasulNya
 Meyakini dan mengimani kepada Allah dan Rasulnya √
Pemahaman dann pelaksanaan tentang Shalat wajib
dan Sunah dan tentang berwudhu
 Membiasakan shalat lima waktu √
 Hafal bacaan shalat √
2
 Memahami tata cara shalat √
 Membiasakan shalat sunnah √
 Memahami shalat sunnah √
 Mengetahui tata cara berwudhu √

Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAN


KONSEP PADA ANAK

Hari : 30 Mei 2017


Waktu : 07.30 – 09.00
Objek Yang diamati : Subjek II
Pengamat/Observer : Anasrudin

Keterangan
No. Aspek
1 2 3
Pemahan Terhadap Iman kepada Allah dan Rasulnya
 Mengetahui dan menyebutkan Rukun Iman √
1  Mampu menjelaskan Rukun Iman Kepada Allah dan √
RasulNya
 Meyakini dan mengimani kepada Allah dan Rasulnya √
Pemahaman dann pelaksanaan tentang Shalat wajib
dan Sunah dan tentang berwudhu
 Membiasakan shalat lima waktu √
 Hafal bacaan shalat √
2
 Memahami tata cara shalat √
 Membiasakan shalat sunnah √
 Memahami shalat sunnah √
 Mengetahui tata cara berwudhu √

Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAN


KONSEP PADA ANAK

Hari : 30 Mei 2017


Waktu : 07.30 – 09.00
Objek Yang diamati : Subjek III
Pengamat/Observer : Anasrudin

Keterangan
No. Aspek
1 2 3
Pemahan Terhadap Iman kepada Allah dan Rasulnya
 Mengetahui dan menyebutkan Rukun Iman √
1  Mampu menjelaskan Rukun Iman Kepada Allah dan √
RasulNya
 Meyakini dan mengimani kepada Allah dan Rasulnya √
Pemahaman dann pelaksanaan tentang Shalat wajib
dan Sunah dan tentang berwudhu
 Membiasakan shalat lima waktu √
 Hafal bacaan shalat √
2
 Memahami tata cara shalat √
 Membiasakan shalat sunnah √
 Memahami shalat sunnah √
 Mengetahui tata cara berwudhu √

Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik


CATATAN LAPANGAN
Hari / Tanggal : Minggu, 12 Maret 2017 CL. No. 1
Waktu : 07.00 – 09.00
Peneliti berangkat bersama Ketua Yayasan Ruhiyat Sulaiman menuju tempat kolong
jembatan Matraman. Disana anak-anak dijemput di kolong jembatan dengan para relawan
pengajar lainnya menuju Masjid Jami’ Matraman untuk belajar. Disana peneliti membantu
anak-anak berwudhu sebelum memulai shalat dhuha bersama. Dan setelah itu anak-anak
diberikan nasi untuk sarapan. Setelah sarapan kemudian anak-anak belajar dengan masing
masing tutor, biasanya anak-anak belajar Iqra’. Dan peneliti juga mengamati pembelajaran
disana.
Hari / Tanggal : Minggu, 19 Maret 2017 CL. No. 2
Waktu : 07.00 – 09.00
Peneliti membantu mengajari anak-anak disana. Peneliti mengajari mereka tentang
iman kepada Allah dan RasulNya. Banyak hal yang anak-anak belum tau saat peneliti mengajar
disana. Subjek I dapat memahami dengan baik, subjek II dan III masing kurang dalam
memahami penjelasan tebtang iman kepada Allah dan RasulNya.
Hari / Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017 CL. No. 3
Waktu : 07.00 – 09.00
Peneliti mengulang kembali hadir dalam kegiatan kunjungan anak jalanan di kolong
jembatan Matraman. Anak-anak antusias dalam mengikuti kegiatan belajar. Pihak Yayasan
juga sudah menyiapkan nasi bungkus lengkap untuk sarapan mereka. Disana pembelajaran
pendidikan Islam berjalan lancar hanya saja selalu ada keributan yang terjadi anak-anak disana
berkelahi, namun semua itu tidak berlangsung lama karena ada pengajar yang membantu
menyelesaikannya.
Hari / Tanggal : Minggu, 2 April 2017 CL. No. 4
Waktu : 07.00 – 09.00
Kegiatan pembelajaran disana minggu ini dilakukan di kolong jembatan, tidak dimasjid
karena di masjid sedang ada kegiatan. Pembelajaran yang diselenggrakan di tempat mereka
hanya beralaskan banner saja. Di minggu ini tidak ada belajar wudhu dan shalat dhuha bersama,
karena keadaan tempat yang tidak memungkinkan.
Hari / Tanggal : Minggu, 9 April 2017 CL. No. 5
Waktu : 07.00 – 09.00
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan banyak dibantu oleh relawan. Anak-anak sangat
senang karena banyak yang datang mengunjungi mereka.
Hari / Tanggal : Minggu, 16 April 2017 CL. No. 6
Waktu : 07.00 – 09.00
Kegiatan pada minggu ini Yayasan Ruhiyat Sulaiman hanya membawa snack saja
karena kekurangang dana dari donatur, namun demikian anak-anak tetap semgat mengkuti
pelajaran.
Hari / Tanggal : Minggu, 23 April 2017 CL. No. 7
Waktu : 07.00 – 09.00
Kegiatan minggu ini, anak-anak dibiasakan membaca surat Al-Mulk bersama-sama
mengikuti nada dari Bang Fajar. Sebagian anak kesulitan melafadzakannya tetapi kebanyakan
anak-anak bisa mengikuti. Ini di ulang-ulang sedikit-sedikit.
Hari / Tanggal : Minggu, 30 April 2017 CL. No. 8
Waktu : 07.00 – 09.00
Anak-anak diberikan tebak-tebakan rebutan oleh para pengajar, anak-anak sangat
antusias dalam mengikutinya, pengajar juga memberikan hadiah bagi yang bisa menjawab
jawaban dari pengajar.
Hari / Tanggal : Minggu, 7 Mei 2017 CL. No. 9
Waktu : 07.00 – 09.00
Hari ini peneliti memberikan materi tentang Iman kepada Allah. Sebagian anak-anak ada yang
bertengkar lisan dalam jalannya pembelajaran.
Hari / Tanggal : Minggu, 14 Mei 2017 CL. No.10
Waktu : 07.00 – 09.00
Setelah minggu lalu anak-anak dijelaskan tentang Iman kepada Allah, peneliti menanyakan
kembali tentang materi minggu lalu kepada anak-anak. Sebagian besar anak-anak lupa dengan
materi yang telah disampaikan.
Hari / Tanggal : Minggu, 21 Mei 2017 CL. No. 11
Waktu : 07.00 – 09.00
Hari ini anak-anak belajar seperti biasa, dan dari relawan yang mengajar memberikan peci,
kerudung dan mukena kepada anak-anak. Mereka menyukai barang yang diberikan tersebut.
Hari / Tanggal : Minggu, 28 Mei 2017 CL. No. 12
Waktu : 07.00 – 09.00
Hari ini peneliti mengajarkan dan mengawasi anak-anak melakukan tata cara berwudhu.
Sebagian masih ada yang belum lancar tentang tertib berwdhu. Bahkan mereka dalam
berwudhu sampai membasahi baju mereka.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

You might also like