The Attempt of Fire Control at Unit of Production 2 of PT. Kutai Timber Indonesia (KTI) )

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam Upaya Pengendalian
Kebakaran di Unit Produksi 2 PT. Kutai Timber Indonesia (KTI)
(The Implementation Of Clear-out, Configure, Clean, Conform, Custom (5C) In
The Attempt Of Fire Control At Unit Of Production 2 Of PT. Kutai Timber
Indonesia (KTI))
Dhani Putra Rochmanto, Isa Ma'rufi, Anita Dewi P. S.
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi: [email protected]

Abstract
Kutai Timber Indonesia is an industry which runs the business at the wood processing sector. This
company is highly vulnerable to fire damage. Fire damage is an unwanted blaze which causes material
loss as well as life loss. This research employs descriptive method which is conducted at the production
unit 2. Based on the research result, it is found out that the fire damage risks are due to: frictions at
production machines, frictions at generator, sawdust remains which stick to the friction engine. Sawdust
is the source of fire damage risk at bag filter machines, pellet machine, as well as Silo 150 M3. This
industry implements Clear-out, Configure, Clean, Conform, Custom (5C) culture. The assessment of the
culture is based on the checklist at the three machines at production unit 2. PT. Kutai Timber Indonesia
is classified as class A industry. This means that it is prone to the fire damage due to the burning of solid
non-metal material. The implementation of 5R in controlling the fire damage is an important aspect to
be paid attention on by the entire employees at PT. Kutai Timber Indonesia and has become the culture
of each employee, respectively.

Keywords: 5C, fire control Abstrak

Abstrak
PT. Kutai Timber Indonesia adalah industri yang bergerak dibidang pengolahan kayu, perusahaan ini
mempunyai risiko kebakaran yang tinggi. Kebakaran merupakan nyala api yang tidak diinginkan dan
mengakibatkan kerugian materi serta kehidupan yang besar. Risiko kebakaran yang tinggi dapat
menyebabkakn kerugian baik secara material, manusia, dan lingkungan sekitar. Sekitar 80% kebakaran
terjadi di tempat kerja dan 20% kebakaran habis total selain di tempat kerja. 5R merupakan salah satu
pencegahan administratif yang diterapkan di PT. KTI dalam upaya pencegahan kebakaran. Metode
penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif yang dilakukan di unit Produksi 2. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat risiko kebakaran antara lain: gesekan pada mesin produksi, gesekan pada
generator, sisa serbuk-serbuk kayu yang menempel pada mesin gesekan, reng gesekan Serbuk-serbuk
kayu merupakan sumber risiko dari kebakaran dari mesin bag filter, mesin pellet dan silo 150 M3. Di
industri ini menerapkan budaya Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R). Penilaian 5R didasarkan
pada hasil checklist pada ketiga mesin di unit produksi 2. PT. Kutai Timber Indonesia termasuk kelas A
yaitu jenis kebakaran akibat terbakarnya bahan padat non logam. Penerapan 5R dalam pengendalian
kebakaran merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh semua bagian di PT. Kutai Timber
Indonesia dan sudah menjadi budaya pada setiap karyawan.

Kata kunci: 5R, pengendalian kebakaran

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

Pendahuluan kebakaran, Hal ini mengalami peningkatan pada


tahun 2013 yaitu sebanyak 22 kasus dan tahun 2014
Kebakaran adalah suatu bencana yang terjadi 18 kasus kebakaran sampai bulan agustus.
diakibatkan oleh api dan dapat terjadi dimana saja Kebakaran terjadi antara lain keadaan yang tidak
[1]. Kebakaran merupakan nyala api yang tidak bersih pada mesin, seperti sisa dari serbuk kayu,
diinginkan dan mengakibatkan kerugian materi serta kelalaian manusia seperti proses pembersihan mesin
kehidupan yang besar. Kebakaran adalah fenomena yang kurang bersih [6].
yang tidak pernah diduga sebelumnya. Pada kejadian Upaya yang paling penting dilakukan adalah
kebakaran ini akan muncul percikan api yang dapat mencegah kebakaran atau menghindarkan terjadinya
membakar seluruh benda di sampingnya. Kebakaran kebakaran melalui program pencegahan. Pencegahan
bermula dari api yang kecil dan dapat menjadi besar kebakaran merupakan salah satu elemen dalam
jika disekelilingnya terdapat banyak bahan yang sistem manajemen kebakaran yang bertujuan untuk
dapat memicu atau memperbesar api sehingga sangat meningkatkan kesadaran semua pihak mengenai
perlu dilakukan pengendalian agar dapat dicegah dan bahaya kebakaran, melakukan langkah-langkah
tidak merugikan banyak pihak [2]. preventif untuk menghindarkan atau menekan risiko
Kebakaran dapat terjadi apabila tiga unsur kebakaran.
terbentuknya api tersebut terpenuhi yaitu adanya PT. Kutai Timber Indonesia telah
oksigen, bahan yang mudah atau dapat terbakar dan membentuk sebuah tim pemadam kebakaran, yang
panas yang cukup. Berdasarkan data yang ada diserahkan kepada tim PMK sebagai pelaksana. Hal
sekitar 80% kasus kebakaran terjadi ditempat kerja ini dilakukan karena kejadian kebakaran merupakan
dan sekitar 20% kasus kebakaran habis total selain salah satu risiko yang ada di dalam proses produksi
di tempat kerja. Hal ini disebabkan oleh listrik, dan dianggap sebagai masalah keamanan. PT. Kutai
sambaran petir, listrik statis, rokok, api terbuka, Timber Indonesia mempunyai program
pemotongan/ pengelasan, permukaan panas, bunga penanggulangan kebakaran yang saat ini telah
api pembakaran, bunga api mekanik, reaksi kimia, dilaksanakan antara lain pelatihan penggunaan alat
non teknis [3]. pemadam api ringan (APAR), pengecekan alat
Salah satu konsep untuk mengatasi masalah pemadam kebakaran secara rutin [7].
tersebut adalah dengan menetapkan program 5S Salah satu misi dari perusahaan ini adalah
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) atau di menciptakan kebersihan lingkungan (5R/5S), misi ini
Indonesia dikenal dengan program 5R (Ringkas, sangat mempengaruhi kejadian kebakaran mengingat
Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Program 5R merupakan faktor penyebab kebakaran berasal dari sisa kotoran/
urutan dalam menata tempat kerja, yang merupakan bubuk kayu dari proses produksi. Pada PT. Kutai
tanggung jawab semua pekerja, mulai dari CEO Timber Indonesia misi tersebut telah dijalankan dan
sampai cleaning service. Program 5S berasal dari telah ada tim monitoring pengawasan lingkungan
Jepang, yaitu: 5S yang terdiri dari Seiri (Ringkas), kerja, namun kesadaran kesehatan lingkungan dari
Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat) dan pekerja sendiri masih kurang serta ketidak telitian
Shitsuke (Rajin). Program 5R diterapkan karena dalam proses pembersihan dapat berakibat kebakaran
terjadi ketidakteraturan penempatan tools di tempat pada mesin produksi. Proses pembersihan mesin
kerja, khususnya departemen produksi. Program ini produksi yang harus dilaksanakan rutin dapat
diharapkan menghilangkan dan meminimalkan mempengaruhi terjadinya kebakaran [7]. Penelitian
pemborosan yang ada sehingga terjadi peningkatan ini bertujuan untuk engkaji penerapan ringkas, rapi,
produktifitas dan efektivitas dari perusahaan [4]. resik, rawat dan rajin (5R) dalam upaya pengendalian
Lima R (5R) adalah teknik untuk menjaga kebakaran di unit produksi 2 PT. Kutai Timber
mutu lingkungan sebuah perusahaan/institusi dengan Indonesia.
cara mengembangkan keterorganisirannya. Teknik
yang dimaksud ini melibatkan 5 langkah yang Metode Penelitian
dikerjakan secara berurutan dan dapat dilakukan
dimanapun selama 6 hingga 2 tahun atau sampai Jenis penelitian ini merupakan penelitian
dengan penerapan secara menyeluruh. Walaupun deskriptif. Disebut penelitian deskriptif karena
penerapan 5R telah sukses, perusahaan masih harus merupakan penelitian untuk membuat gambaran atau
fokus melakukan peningkatan terus-menerus karena deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif untuk
dengan jalan inilah mutu bisa dicapai [5]. memecahkan atau menjawab permasalahan yang
PT. Kutai Timber Indonesia pada tahun sedang dihadapi pada situasi sekarang [8].
2010 terjadi 8 kasus kebakaran, tahun 2011 terjadi 7 Informan penelitian merupakan subjek penelitian
kasus kebakaran, tahun 2012 terjadi 5 kasus yang dapat memberikan informasi yang diperlukan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

selama proses penelitian. Jumlah informan dalam yang


penelitian ini adalah 6 orang, antara lain : a.Informan menempel
kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki pada area
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam mesin gesek,
penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini Motor dalam
adalah 1 orang yaitu Asisten manajer K3E keadaan
b.Informan utama yaitu mereka yang terlibat kotor, Sisa
langsung dalam dalam interaksi sosial yang diteliti. serbuk yang
Dalam penelitian ini yang menjadi informan menempe,
utama adalah 3 orang yaitu kepala seksi K3E dan 2 Suhu panas
orang anggota K3E c. Informan tambahan yaitu
Berdasarkan hasil identifikasi risiko di unit
mereka yang dapat memberikan informasi walaupun
produksi 2 PT. Kutai Timber Indonesia, didapatkan
tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang
hasil bahwa terdapat beberapa risiko yang dapat
diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan
menimbulkan bencana kebakaran. Risiko tersebut
tambahan adalah dua (2) orang pekerja antara lain
antara lain: gesekan pada mesin produksi, gesekan
dari unit produksi.
pada generator, sisa serbuk-serbuk kayu yang
menempel pada mesin gesekan, reng gesekan pada
Hasil Penelitian mesin silo 150 M3. Serbuk-serbuk kayu merupakan
sumber risiko dari kebakaran. Berdasarkan hasil
Identifikasi Risiko Kebakaran wawancara yang dilakukan kepada staf K3E
mengungkapkan bahwa:
Berdasarkan hasil observasi yang telah “…untuk faktor penyebab kebakaran itu ada
dilakukan di bagian Produksi 2 PT. Kutai Timber kebakaran motor, kotor, panas, adanya gesekan,
Indonesia mulai dari bag filter, mesin pellet, silo 150 konsleting, kelalaian pekerja”
M3. Di PT. Kutai Timber Indonesia lingkungan
mesin yang kotor dapat menyebabkan mesin bag Penilaian 5R di Unit Produksi 2
filter, mesin pellet, silo 150 M3 pada bagian produksi
2 menimbulkan percikan api. Berikut tabel hasil Berdasarkan hasil observasi kategori
observasi pada ketiga mesin pada Unit Produksi 2: ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin (5R) yang
dilakukan di bagian produksi P2 PT. Kutai Timber
Tabel 1 Identifikasi Risiko Kebakaran di Unit Indonesia terdapat pada tabel 2 sebagai berikut:
Produksi 2 PT. Kutai Timber Indonesia Tabel 2 Penilaian 5R di Bagian Produksi 2 PT. Kutai
secara Mekanik Timber Indonesia
No Mesin Penyebab Sumber Akibat Mesin Kategori Skor Kriteria
Risiko Risiko 5R

1 Bag Gesekan dari Serbuk Kemungki Bag Filter Ringkas 18 Baik


Filter produksi, kayu nan terjadi Rapi 18 Baik
Sisa serbuk kebakaran Resik 15 Sedang
yang Rawat 18 Baik
menempel, Rajin 19 Baik
Suhu panas Mesin Ringkas 18 Baik
2 Mesin Sisa serbuk Serbuk Kemungki Pellet Rapi 16 Sedang
Pellet yang kayu nan terjadi Resik 15 Sedang
menempel, kebakaran Rawat 19 Baik
Suhu panas, Rajin 19 Baik
Gesekan Silo 150 Ringkas 16 Sedang
generator M3 Rapi 17 Baik
3 Silo Reng Serbuk Kemungki Resik 14 Sedang
150 M gesekan kayu nan terjadi Rawat 16 Sedang
3 pada mesin kebakaran Rajin 19 Baik
serta adanya Berdasarkan tabel 2 tersebut, pada mesin
serbuk- bag filter kategori ringkas, rapi, rawat, rajin yaitu
serbuk kayu mempunyai kriteria baik, sedangkan untuk kategori

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

resik yaitu mempunyai kriteria sedang. Pada mesin berlangsung aman dan agar kegiatan dapat
pellet kategori ringkas, rawat, dan rajin yaitu berlangsung optimal, efisien dan efektif [10].
mempunyai kriteria baik, sedangkan untuk kategori Salah satu konsep budaya industri adalah
rapi dan resik mempunyai kriteria sedang. Pada budaya 5R. Konsep ini sederhana, mudah dipahami
mesin Silo 150 M3 untuk kategori rapi dan rajin dan langkah awal penyebarluasan budaya industri. 5R
mempunyai kriteria baik, sedangkan untuk kategori berasal dari 5S, singkatan dari Seiri, Seiton, Seiso,
ringkas, resik dan rawat mempunyai kriteria sedang. Seiketsu dan Shitsuke.5S berasal dari Jepang yang
terkenal kemampuannya mengelola industry di
Pembahasan Indonesia. Konsep 5R yang sederhana sering
terabaikan. Industri tanpa 5R tak akan mampu
Berdasarkan tabel 1 pada mesin bag filter berprestasi secara layak.
terdapat mesin gesekan yang dapat menyebabkan Pada PT Kutai Timber Indonesia terutama di
kebakaran, karena disamping adanya gesekan secara bagian produksi P2 telah dilakukan penilaian dengan
terus menerus selama mesin melakukan produksi kuisioner serta wawancara yang dilakukan pada
juga terdapat sisa-sisa serbuk kayu yang menempel. petugas K3 perusahaan. Pada mesin bag filter untuk
Hal tersebut yang dapat menyebabkan kebakaran kategori 5R resik mempunyai nilai skor 18 poin yaitu
apabila mesin penggesek tidak dibersihkan secara tergolong kategori baik. Hal ini bisa dilihat dari
rutin dari serbuk kayu yang menempel. Pada mesin keadaan lingkungan kerja di sekitar mesin bag filter
pellet terdapat beberapa penyebab risiko kebakaran tidak ada barang-barang yang tidak dipakai
antara lain: gesekan generator, sisa serbuk kayu serta berserakan. Penilaian didasarkan pada hasil dari
suhu panas pada mesin. Sama halnya dengan bag lembar checklist antara lain, pada mesin ini terdapat
filter, apabila sisa serbuk kayu tidak dilakukan pemisahan yang jelas antara barang yang terpakai dan
pembersihan secara teratur maka terjadi kebakaran. tidak terpakai, membuang barang yang tidak terpakai
Begitu juga pada mesin silo 150 M3 dengan sistem pada tempatnya.
kerja sebagai terminal sampah produksi yang Di bagian produksi 2, pada mesin bag filter
mempunyai risiko kebakaran tinggi karena sisa-sisa dan silo 150 M3 termasuk dalam kategori baik,
serbuk kayu berakhir pada mesin ini. dengan poin masing-masing 18 dan 17 poin. Pada
Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan mesin bag filter proses penataan hasil produksi,
sekedar menyediakan alat pemadam atau melakukan penyimpanan kelompok barang serta pengembalian
latihan peran kebakaran, namun diperlukan suatu peralatan ke tempat semula sudah sesuai. Sedangkan
program yang terencana dalam suatu sistem pada mesin Pellet termasuk dalam kategori sedang,
manajemen kebakaran yang merupakan upaya karena masih terdapat kabel-kabel berserakan di
terpadu untuk mengelola resiko kebakaran mulai dari jalan. Dikatakan baik karena pada bagian mesin
perecanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tindak tersebut penataan hasil produksi antara yang terpakai
lanjutnya [8]. dan tidak terpakai sudah pada tempatnya masing-
Untuk menghilangkan penyebab kebakaran, masing, pengembalian peralatan yang telah
hal pertama yang harus dilakukan adalah digunakan pada tempat semula, pencarian peralatan
mengidentifikasi banyaknya faktor yang diketahui mudah dan tidak memakan waktu yang banyak, serta
ada, yang dapat menyebabkan kebakaran. Beberapa melakukan pembenahan pada bagian mesin-mesin
penyebab kebakaran yang umum misalnya, peralatan yang sudah rusak.
listrik, merokok, gesekan, api terbuka, dan kerumah PT. Kutai Timber Indonesia melakukan
tanggaan yang buruk [9]. pembersihan pada mesin setiap satu minggu sekali.
5R dianggap sebagai kegiatan yang bersifat Di unit Produksi 2 pada mesin bag filter, pellet, silo
preventif sekaligus sebagai upaya pengendalian. 5R 150 M3 termasuk dalam kategori 5R sedang, karena
yang baik perlu diterapkan sejak awal mulai dari mereka membersihkan mesin pada 3 hari sekali
rancangan suatu proses, dikembangkan sesuai dengan sampai satu minggu sekali. Menurut Jahja (2000)
perubahan yang terjadi, dipantau dan dievaluasi Pola gotong royong dan kerja bakti secara serempak
secara terus menerus melalui dukungan dan dapat diterapkan untuk resik di tempat kerja,
kerjasama semua pihak terkait seperti pihak misalnya membersihkan mesin dan lingkungan area
manajemen, pekerjadan para profesional dibidangnya mesin secara rutin setelah pergantian shift.
masing-masing. Prinsip umum 5R bukan sekedar Kriteria 5R rawat pada mesin bag filter dan
kebersihan tempat kerja melainkan juga mesin pellet termasuk dalam kategori baik,
mengupayakan penempatan peralatan yang sedangkan pada mesin silo 150 M3 termasuk dalam
tepat,sesuai dan benar, mengutamakan proses kerja kategori sedang. Pada mesin bag filter dan mesin
pellet karyawan yang bertugas khusus menangani
sampah atau memilah sampah melakukan secara rutin

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

tugas mereka dengan baik, melaksanakan penataan pemborosan yang bersembunyi ditempat kerja. Hal-
barang produksi yang terpakai dan tidak terpakai, hal yang penting dalam menerapkan kaizen:
melakukan pembersihan terhadap mesin secara Penyempurnaan ditempat kerja harus
teratur, serta mempertahankan kebersihan mesin. diawali dari 2R. Penyempurnaan ditempat kerja harus
Pemeriksaan mesin dilakukan secara berkala dengan dimulai terlebih dahulu dari ringkas dan rapi.
proses pembersihan, memeriksa tempat penyimpanan Ringkas yaitu barang yang tidak perlu harus dibuang.
peralatan. Serta memeriksa alat pemadam kebakaran Sedangkan rapi yaitu barang harus disimpan dengan
(APAR, mobil pemadam kebakaran, rambu-rambu teratur sehingga siap pakai bila diperlukan.
kebakaran, dan lain-lain). Pada mesin silo 150 M3 Manajemen visual dapat dilaksanan dengan
termasuk kategori sedang karena di sekitar diterapkannya ringkas dan rapi.
lingkungan mesin masih terdapat barang-barang yang Menerapkan kaizen ditempat kerja dengan
tidak terpakai, adanya serbuk-serbuk kayu yang cara meneliti dengan cermat. Kegiatan meneliti
masih menempel pada mesin kerja. dengan cermat adalah sebuah metode yang
Pembuatan standarisasi setiap pekerjaan merupakan pengawasan terhadap pemborosan,
rawat (Ringkas, Rapi, Resik) membuat para dimana para manager atau pengawas melakukan
karyawan menjalankan kegiatan-kegiatannya secara pengawasan sambil berdiri terhadap cara kerja anak
seragam atau terjadi kesamaan antara karyawan yang buahnya dengan teliti dan cermat ditempat kerja.
satu dengan yang lain [11]. Berdasarkan klasifikasi Indonesia menurut
Rajin berkaitan dengan kebiasaan karyawan Permenakertrans No. 04/MEN/1980, tiga kejadian
yang harus dibina agar dapat menjaga dan kebakaran yang pernah terjadi di PT. Kutai Timber
meningkatkan apa yang sudah baik. Rajin di tempat Indonesia termasuk kelas A yaitu jenis kebakaran
kerja berarti menjaga dan meningkatkan apa yang akibat terbakarnya bahan padat non logam.
sudah baik. Rajin di tempat kerja berarti Kebakaran terjadi karena adanya serbuk-serbuk kayu
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang belum dibersihkan menempel pada mesin. Pada
yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima unit Produksi P2 merupakan tempat yang mempunyai
setiap saat. risiko tinggi terjadinya kebakaran. Gesekan pada
Pada mesin bag filter, mesin pellet dan silo mesin, suhu yang panas serta apabila serbuk kayu
150 M3 termasuk dalam kategori baik dalam yang menempel pada mesin tidak dibersihkan secara
membiasakan tempat kerja dalam kondisi bersih, rutin maka akan timbul percikan api.
nyaman serta lingkungan kerja yang sehat. Pekerja Program 5R merupakan program wajib dan
selalu melakukan pembersihan pada saat pergantian menjadi budaya yang harus diterapkan, mengingat
shift, melaksanakan pemilahan serta penataan secara risiko yang ditimbulkan apabila disiplin 5R tidak
rutin. Petugas selalu datang tepat pada waktunya, diterapkan dalam perusahaan. Di Jepang sendiri 5R
lingkungan kerja yang disiplin di PT. Kutai Timber dianggap sebagai suatu metode yang sangat ampuh
Indonesia. Adanya hubungan kerja yang baik antara dan dapat memberikan pengaruh yang besar
kepala divisi dan karyawan, antara karyawan yang diberbagai bidang dan dapat membantu dalam upaya
satu dengan karyawan yang lain sehingga lingkungan pencapai tujuan perusahaan. Maka didalam
sosial kerja menjadi nyaman. Yang terpenting adalah penerapannya mereka melakukannya dengan sangat
kepatuhan karyawan terhadap prosedur kerja yang serius. Melalui tahapan proses manajemen yaitu
diterapkan di PT kutai Timber Indonesia, serta dimulai dari perencaannya, dalam fungsi
membudayakan 5R dalam individu masing-masing. pengorganisasian 5R biasanya meliputi seluruh
Dengan sikap rajin yang diterapkan terus-menerus, anggota organisasi, kemudian melalui pelaksanaan
keadaan tempat kerja makin terpelihara dan yang menyeluruh, dan tentu saja kegiatan
meningkat. Sikap rajin pun merupakan sikap yang pengendalian, dimana agar mereka dapat mengetahui
sangat menudukung efisiensi dan produktivitas kerja. seberapa banyak manfaat yang bisa diperoleh melalui
Tentu saja, karyawan ini juga memiliki kecintaan dan penerapan 5R, jadi pada prakteknya tidak bisa hanya
rasa ikut memiliki terhadap perusahaan dalam arti asal menerapkan saja.
yang sangat positif. Tugas apapun juga yang
dikerjakan oleh karyawan, baik itu operator atau staf, Simpulan dan Saran
mereka memiliki suatu kebanggan yang tak ternilai
harganya kebanggaan professional yang mendukung Berdasarkan hasil penelitian di unit Produksi
kemajuan perusahaannya. 2 di PT. Kutai Timber Indonesia dapat disimpulkan
Program 5R di PT. Kuati Timber Indonesia identifikasi risiko kebakaran di PT Kutai Timber
dikenal dengan sebutan Kaizen yang diartikan dalam Indonesia dilakukan secara aktif, yaitu melakukan
istilah Jepang. Kaizen ditempat kerja merupakan identifikasi dengan monitoring secara langsung
upaya untuk menemukan dan menghilangkan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Rochmanto, et al, Penerapan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam...

kondisi di lapangan didukung dengan pelatihan serta 13]lib.ui.ac.id/filefile=digital/...Evaluasi


simulasi mencegah kebakaran. Berdasarkan hasil %20penerapan ;2008.
penelitian yang dilakukan di unit produksi 2 terdapat [11] Indonesia. Keputusan Menteri Tenaga Kerja.
penyebab risiko kebakaran seperti: serbuk kayu yang Kepmenaker 186/MEN/1999 tentang Unit
menempel pada mesin, gesekan mesin serta suhu Penanggulangan Kebakaran. [Internet] . [Place
panas. Serta kategori 5R yang mempunyai nilai Unknown]: [Updated 2014 January 11]
sedang dari hasil perhitungan skoring yang dilakukan damkar.depok.go.id/.../Keputusan-Menteri-
pada mesin bag filter, mesin pellet dan silo 150 M Tenaga-Kerja-no.-186-thn-1..
yaitu pada kategori resik.
Adapun saran yang direkomendasikan oleh
peneliti yaitu melakukann pengawasan 5R secara
berkelanjutan guna pencegahan kebakaran secara dini
di PT. Kutai Timber Indonesia. Serta Melakukan
pembersihan mesin secara teliti dan rutin pada setiap
pergantian shift. Serta diiharapkan adanya tim
monitoring kebersihan yang bertugas untuk
memonitor pelaksanaan kebersihan secara rutin di
PT. Kutai Timber Indonesia guna mengetahui
pembersihan yang telah dilakukan sudah sesuai
prosedur atau tidak.

Daftar Pustaka
[1] Mardhanu DA. Assessment Risiko Kebakaran
Di Pasar Weleri Kabupaten Kendal.
Undergraduate thesis: Diponegoro University;
2008
[2] Ramli S. Pedoman Praktis Manajemen Bencana
(Disaster Management). Jakarta: Dian Rakyat;
2010
[3] Direktorat Pekerjaan Umum. Kajian
Manajemen Keselamatan Kebakaran Pada
Bangunan Gedung Tinggi di Indonesia. Jakarta:
PUSDIKLAT Dinas Pekerjaan Umum ; 2007
[4] Osada T. Sikap Kerja 5S. Jakarta : PPM; 2011
[5] Samawan. Good Housekeeping. [Internet] .
[Place Unknown]: [Updated 2014 Mei 13].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
28553/4/Chapter%20II.pdf; 2007
[6] Indonesia. Departemen K3E PT. Kutai Timber
Indonesia, Laporan Insiden Kebakaran di PT.
Kutai Timber Indonesia tahun 2013; 2014
[7] Indonesia. Departemen K3E PT. Kutai Timber
Indonesia, Laporan Insiden Kebakaran di PT.
Kutai Timber Indonesia tahun 2013; 2014.
[8] Ramli S. Pedoman Praktis Manajemen Risiko
dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.
Jakarta: Dian Rakyat; 2010.
[9] Departemen K3E PT. Kutai Timber Indonesia.
Laporan Insiden Kebakaran di PT. Kutai
Timber Indonesia tahun 2013; 2014
[10] Widyaningsih. Good Housekeeping (Studi.
Kasus : PT. Unggul Jaya). [Internet] . [Place
Unknown]: [Updated 2014 Mey

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015

You might also like