Sistem Tata Kelola Keuangan Industri Kecil Dan Pengrajin Kayu Sebagai Upaya Penyehatan Dan Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial
Sistem Tata Kelola Keuangan Industri Kecil Dan Pengrajin Kayu Sebagai Upaya Penyehatan Dan Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial
Sistem Tata Kelola Keuangan Industri Kecil Dan Pengrajin Kayu Sebagai Upaya Penyehatan Dan Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial
net/publication/317011556
0 258
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wika Harisa Putri on 19 May 2017.
SISTEM TATA KELOLA KEUANGAN INDUSTRI KECIL DAN PENGRAJIN KAYU SEBAGAI
UPAYA PENYEHATAN DAN PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
Abstract
Financial management is an important instrument for the corporate restructuring. The object of this
research are micro and small wood industries operated in Jogjakarta Special Province. This research found
that the micro and small wood industries facing the vulnerability in their business sustainability, caused by
weak financial management system. At the other side, the wood industry involves large number of local
labor, who depend on this sector as main family income. It means that providing jobs for local community is
one of the social contribution of wood industries. The un-sustainability of wood industry could be a
significant threat for local community. To minimize the un-sustainability threat, the wood industries should
implement a good financial management system. Corporate sustainability is not only for the benefit of
entrepreneur, but also for the benefit of the local community. This research is a descriptive research which
captures social phenomena.
Hal tersebut menegaskan bahwa perusahaan bukan Beberapa hal yang seringkali menjadi
lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan penghambat bagi UMKM untuk melakukan
dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau peningkatan tatakelola keuangan antara lain adalah
mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang
tempat mereka bekerja,melainkan sebuah entitas jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum
usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM
dengan lingkungan sosialnya (Daniri M. A., 2009). bersifat income gathering dengan ciri-ciri sebagai
Studi ini berupaya menggambarkan berikut: merupakan usaha milik keluarga,
pentingnya perusahaan dalam mempertahankan menggunakan teknologi yang masih relatif
keberlanjutan usahanya agar secara terus menerus sederhana, kurang memiliki akses permodalan
mampu melaksanakan tanggungjawab sosialnya (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha
khususnya dalam hal pelibatan dan pengembangan dengan kebutuhan pribadi (Sudaryanto, Ragimun,
masyarakat dengan memperkokoh tatakelola & Wijayanti, 2012). Padahal, kebutuhan UMKM
keuangan. untuk terus mempertahankan eksistensinya sangat
penting, sehingga sistem tatakelola keuangan
2. KAJIAN LITERATUR DAN dianggap merupakan salah satu instrumen yang
PEGEMBANGAN HIPOTESIS penting dalam mempertahankan eksistensi usaha.
a. Tatakelola keuangan bagi keberlanjutan b. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
usaha UMKM Pertanggungjawaban sosial sebenarnya
Tatakelola keuangan bagi UMKM merupakan proses interaksi sosial antara
khususnya bagi industri meubel dan kerajinan kayu perusahaan dan masyarakatnya. Pada dasarnya
di propinsi DIY masih merupakan pekerjaan rumah kegiatan pertanggungjawaban sosial atau biasa
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dikenal dengan CSR (corporate social
khususnya bagi pelaku usaha. Hasil temuan di responsibility) sangat beragam bergantung pada
lapangan terkait keberadaan laporan keuangan proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan
pada UMKM secara umum menunjukkan bahwa pada dorongan moral dan etika, dan biasanya
UMKM sebagian besar telah memiliki laporan melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi
peraturan perundang-undangan (Daniri M. A.,
keuangan, hanya saja memang laporan keuangan
2011).
yang dimiliki masih hanya sebatas laporan Dalam prakteknya, penerapan
keuangan sederhana saja (Putri & Putranto, 2015). tanggungjawab sosial selalu disesuaikan dengan
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan kemampuan masing-masing. Saling
UKM mempunyai peranan besar dalam penyediaan ketergantungan antara perusahaan dan masyarakat
lapangan kerja, utamanya pada tenaga kerja yang berimplikasi bahwa baik keputusan bisnis dan
berpendidikan dan berketrampilan rendah. Sektor kebijakan sosial harus mengikuti prinsip berbagi
usaha ini cukup signifikan dalam penyerapan manfaat (shared value), yaitu pilihan-pilihan yang
tenaga kerja pada penduduk di desa sehingga ada harus memberi manfaat kedua belah pihak.
keberadaannya sangat membantu bagi upaya Salah satu bentuk implementasi
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan tanggungjawab sosial perusahaan adalah dengan
penghasilan masyarakat (Mubyarto, 2001). Untuk pemberdayaan masyarakat. Kegiatan
itu sektor usaha ini perlu ditingkatkan kinerjanya pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan
agar tetap bisa bertahan dan bahkan berkembang yang dilakukan secara sistematis, terencana dan
ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat. diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
Perubahan lingkungan yang semakin cepat, guna mencapai kondisisi sosial ekonomi dan
menuntut setiap organisasi untuk melakukan kehidupan yang lebih baik.Implementasi
revitalisasi tatakelola khususnya dalam hal tanggungjawab sosial yang baik membuat
keuangan agar mereka memiliki standar dan basis masyarakat sekitar akan merasa perusahaan tidak
yang jelas dalam pengambilan keputusan bisnis. hanya mencari keuntungan semata tetapi juga
Hal ini penting karena informasi akuntansi yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar
relevan dan akurat sangat membantu pelaku usaha dan lingkungan (Rumengan, 2011).
untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat Sesungguhnya substansi keberadaan
sekaligus juga melakukan pengendalian internal tanggungjawab sosial perusahaan adalah dalam
secara lebih baik. rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu
Pencatatan keuangan yang dilakukan dengan sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar
cermat, juga akan membantu pengusaha dalam stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut
mengendalikan keuangan perusahaan, sehingga dengan menyusun program-program
usaha yang di jalankan dapat berhasil dengan baik
(Hidayati, 2013)
pengembangan masyarakat sekitarnya (Daniri M. dibantu dengan metode statistik deskriptif. Adapun
A., 2009). populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
Adapun implementasi kegiatan definisi operasional dan pengukuran serta metode
tanggungjawab sosial dapat dilakukan dalam analisis datanya adalah sebagai berikut :
beberapa bentuk yaitu pelibatan masyarakat, a. Populasi dan Sampel
pendidikan, penciptaan lapangan kerja, Populasi penelitian ini utamanya adalah para
peningkatan ketrampilan, pengembangan dan akses pelaku industri meubel dan kerajinan kayu di
teknologi, kesejahteraan dan peningkatan wilayah Propinsi DIY. Sedangkan Sampel yang
pendapatan, kesehatan serta investasi sosial (Jalal, diambil dalam penelitian ini adalah 55 UMKM
2013) yang tersebar di 3 Kabupaten di Daerah Istimewa
Pelibatan masyarakat sekitar sebagai tenaga Yogyakarta khususnya di Bantul dimana wilayah
kerja dalam proses produksi bisa dikategorikan ini dipilih karena berdasarkan data yang ada pada
sebagai upaya sistematis bagi perusahaan dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sebagian
hal ini UMKM industri meubel dan kerajinan kayu besar pelaku industri kecil dan pengrajin mebel
dalam melaksanakan tanggungjawab sosialnya. dan kerajinan kayu berada di wilayah tersebut.
Dengan mempekerjakan warga sekitar, secara tidak Selain Bantul, dua lokasi lain yaitu Sleman dan
langsung perusahaan berkontribusi terhadap upaya Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel
pengentasan kemiskinan dengan mengurangi dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan
jumlah pengangguran. nonprobability sampling yaitu dengan
c. Pengentasan Kemiskinan menggunakan purposive sampling dengan kriteria
Sesuai dengan data yang diperoleh oleh Tim sebagai berikut:
Nasional Penanggulangan dan Pengentasan 1) Merupakan UMKM (Usaha Kecil Menengah)
Kemiskinan (TNP2K), pada bulan September yang terdaftar di Dinas Perindagkop DIY.
2014, sebanyak 27,73 juta (atau 10,96%) 2) Memiliki laporan keuangan.
masyarakat Indonesia hidup di bawah garis 3) Mempekerjakan tenaga kerja dari masyarakat
kemiskinan dan sekitar separuh rumah tangga sekitar
Indonesia masih berada di seputar garis Dari 78 UMKM yang didatangi berdasarkan
kemiskinan. Pertumbuhan lapangan kerja juga data dari Dinas Perindagkop DIY, dilakukan
masih tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah screening terhadap kriteria sampel, yaitu apakah
penduduk (TNP2K, 2015). mereka memiliki laporan keuangan. Dari 78
Adapun bentuk upaya pengentasan sampel ditemukan 57 memiliki laporan keuangan
kemiskinan yang dapat dilakukan khususnya dalam namun 2 tidak memenuhi kriteria mempekerjakan
konteks pertanggung jawaban sosial perusahaan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga
adalah dengan berkontribusi pada pengembangan hanya 55 yang kemudian dijadikan sebagai sampel
masyarakat dengan jalan melakukan diversifikasi penelitian. Adapun kriteria memiliki laporan
kegiatan ekonomi perusahaan dan menciptakan
keuangan adalah mereka memiliki /menyimpan
lebih banyak lapangan kerja, menanamkan upaya
bukti pemasukan pengeluaran usaha, memiliki
sosial (social investments), mendukung program
peningkatan ketrampilan, dan mem promosikan catatan arus kas, memiliki catatan produksi dan
seni dan budaya (TNP2K, 2015). Hal ini sejalan penjualan. Kebanyakan dari yang gagal menjadi
dengan berbagai literatur bahwa upaya sampel adalah karena mereka tidak menyimpan
pengentasan kemiskinan salah satunya dapat bukti transaksi sehingga tidak dimungkinkan lagi
dilakukan dengan mensinergikan kewajiban untuk melakukan pelacakan terhadap aktivitas
tanggungjawab sosial perusahaan. keuangan yang dilakukan.
Upaya perusahaan untuk memprioritaskan Sedangkan yang digolongkan sebagai
proses rekruitmen tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar adalah pekerja yang berasal dari
wilayah sekitar merupakan salah satu bentuk satu kecamatan dengan tempat usaha atau tempat
kontribusi perusahaan atas tanggungjawab produksi, atau yang tempat tinggalnya berjarak
sosialnya untuk melaksanakan program maksimal 5 km dari lokasi usaha.
pengentasan kemiskinan. b. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
3. METODE PENELITIAN adalah data primer yaitu data yang diperoleh
dengan kuesioner yang berupa pertanyaan singkat
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang ditujukan langsung pada pemilik UMKM
kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha selaku pelaku usaha dan dianggap mengetahui
menggambarkan suatu fenomena sosial yang ada tentang konteks penelitian ini.
dan berkembang dalam masyarakat. Dalam
menggambarkan fenomena tersebut penelitian ini
Sesuai dengan batasan yang telah usahanya, sebagian besar dari sampel sangat
dikemukakan oleh peneliti bahwa sumbangan menyadari pentingnya data keuangan dalam
terhadap pendapatan masyarakat sekitar dianggap melakukan pengambilan keputusan, khususnya
sebagai angka atas kriteria awal kontribusi UMKM yang berkaitan dengan data biaya produksi dan
terhadap pengentasan kemiskinan di lingkungan penentuan harga jual. Adapun data biaya produksi
tersebut, sehingga gambaran riil terhadap secara khusus diperlukan juga untuk menakar
kontribusi pengentasan kemiskinan berada pada besaran upah yang dibayarkan kepada pekerjanya,
level angka diatas untuk satuan mingguan. meskipun juga masih dipengaruhi oleh faktor
Namun pembahasan lebih lanjut tentang kebiasaan yang berlaku di industri tersebut.
fokus ketiga ini diajukan kepada pemilik Dalam konteks mempertahankan
/pengelola usaha tentang apakah konteks keberlanjutan usaha, mereka sangat menyadari
perekrutan tenaga kerja tersebut berangkat dari bahwa usaha yang dijalankannya saat ini menjadi
kesadaran mereka untuk memberikan manfaat tumpuan harapan bagi pekerja yang notabene
sekaligus menunaikan tanggung jawab sosial merupakan tetangganya sendiri, sehingga motivasi
perusahaan, sebagian besar dari mereka untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya
mengkonfirmasi bahwa motivasi utamanya adalah sangat tinggi, dan salah satu yang membantu untuk
menolong tetangga, yang artinya bahwa secara melakukan kontrol terhadap kondisi usahanya
sadar mereka harus melakukan atau memilih adalah adanya laporan keuangan yang memadai
tenaga kerja dengan memprioritaskan warga untuk menyediakan informasi yang akurat.
sekitar demi mendapatkan kemanfaatan yang lebih Mereka memiliki motivasi yang cukup kuat
luas, namun banyak juga diantaranya yang untuk mempertahankan kemanfaatan dengan
mempertimbangkan faktor kepraktisan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi bagi masyarakat
kemudahan akses baik untuk berkomunikasi, sekitar yang secara timbal balik memberikan
melakukan rekruitmen, maupun pertimbangan kemanfaatan bersama.
yang sangat ekonomis berupa pemberian upah
yang lebih murah karena tidak harus mensubsidi 5. KESIMPULAN
biaya transpot pekerja. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan
Dalam konteks tersebut, peneliti bahwa persepsi pelaku usaha terhadap
memberikan judgement bahwa dalam penelitian keberlanjutan usaha dimana persepsi sendiri
ini, pelaksanaan tanggung jawab sosial memang menjadi titik awal seseorang dalam menilai dan
masih berada pada level simbiosis mutualisme, dan menjalankan suatu hal, menganggap bahwa
belum sepenuhnya mengarah pada motivasi charity keberlanjutan usaha merupakan hal penting yang
maupun berbagi keuntungan usaha dengan warga harus diperjuangkan dalam mengelola usahanya
sekitar dalam skema yang lebih luas, sebagai karena keberlanjutan usaha secara langsung
bentuk menunaikan tanggunjawab sosialnya. memiliki dampak terhadap keberlanjutan manfaat
Namun bagaimanapun, prioritas rekruitmen tenaga baik bagi diri dan keluarganya, maupun bagi
kerja terhadap masyarakat sekitar disadari maupun lingkungan sekitarnya khususnya dalam hal
tidak merupakan bentuk tanggungjawab sosial mampu mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai
yang telah dilakukan perusahaan, meskipun juga bentuk tanggungjawab sosialnya secara
tidak bisa dilepaskan dengan kerangka simbiosis berkelanjutan.
mutualisme. Bahwa dalam rangka memperjuangkan
Menurut peneliti hal ini sangat wajar terjadi keberlanjutan usahanya, mereka sangat menyadari
mengingat beberapa keterbatasan yang dimiliki pentingnya penyusunan laporan keuangan secara
oleh mereka seperti kemampuan finansial periodik untuk membantu mereka melakukan
perusahaan, pemahaman tentang tanggungjawab internal kontrol dan membangun tatakelola
sosial yang cukup rendah di kalangan pelaku organisasi yang baik khususnya dalam hal
usaha, ditambah dengan latar belakang mereka keuangan, sehingga mereka tidak keliru dalam
pada saat memulai dan menjalankan usaha yang
melakukan pengambilan keputusan usaha.
tidak diikuti dengan rencana pengembangan usaha Terhadap kesadaran akan tanggungjawab
yang memadai, sehingga saat ini pelaksanaan sosial perusahaan, meskipun masih berupa
tanggungjawab sosial masih diperhitungkan dalam hubungan simbiosis mutualisme, namun konteks
hubungan saling menguntungkan, baik secara tersebut sudah banyak disadari dan dipahami oleh
ekonomi maupun sosial. pelaku usaha sebagai upaya untuk mengurangi
Dalam kaitannya dengan kesadaran pelaku angka pengan pengangguran dan mengurangi
usaha untuk menyusun laporan keuangan sebagai tingkat kemiskinan akibat ketiadaan sumber
alat pengendalian internal perusahaan agar mereka penghasilan bagi masyarakat sekitar.
dapat terus mempertahankan keberlanjutan
Syukriah, A., & Hamdani, I. (2013). Peningkatan WBCSD, (. B. (1999). CSR Meeting Changing
Eksistensi UMKM melalui Comparative Expectations. Conches-Geneva,
Advantage Dalam Rangka Menghadapi Switzerland: World Business Council for
MEA 2015 Di Temanggung. Economics Sustainable Development.
Development Analysis Journal , 110-119.
TNP2K. (2015, Juni).
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/do
wnloads/CSR_ID_0618B_lowres.pdf.
Retrieved from http://www.tnp2k.go.id:
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/do
wnloads/CSR_ID_0618B_lowres.pdf