Nurjana Abadeke PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

PERSEPSI GAMBARAN DIRI DENGAN PERILAKU

MAKAN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1


DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
PRASTIKA WINDASWARI
080201062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2012
THE PERCEPTION OF BODY IMAGE WITH EATING BEHAVIOR
OF FEMALE TEENAGERS IN SMA NEGERI 1 DEPOK
SLEMAN YOGYAKARTA YEAR 20121

Prastika Windaswari2, Sri Hendarsih3

ABSTRACT

Background: The feeding behavior deviation experienced by many female teenagers


than male teenagers. This is because women are more body image in accordance
with the physical shape of their bodies.
Purpose: This study aims to determine the relationship betweeen body image with
female teenagers‟ eating behaviors in SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta year
2012.
Research Methods: The method used is non-experimental analytical survey, using a
cross sectional design. The independent variable is body image, and the eating
behavior as the dependent variable. Sampling with simple random sampling
technique amounted to 109 people. The analysis techniques used the Spearman rank.
Results: The results showed the majority of body image variables are in the medium
category as many as 71 people (65.1%), whereas the majority of eating behaviors are
in the fair category as much as 78 people (71.6%).
Conclusions and Recommendations: There is a relationship between body image
with female teenagers‟ eating behaviors in SMA Negeri 1 Depok Sleman
Yogyakarta year 2012, proved by the value Zcalculated of 0.428 is greater than the z
table value of 0.195 with the significance of 0.000 less than 0.005. The school
should give attention, mentoring and motivation to their students, especially to
female teenagers so that their confidence levels are getting better and provide
nutrition education especially to students who are overweight and to students whose
weight is below normal.

Key words : body image, eating behavior

1
Thesis Title
2
Student of School of Nursing „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa perkembangan dan transisi antara masa

anak-anak dan dewasa yang mencakup biologis, kognitif, dan sosial (Santrock,

2003). Menurut Krummel (1996), pada masa ini juga terjadi perkembangan

individu dalam mencari identitas diri, moral dan nilai kehidupan, penghargaan

terhadap diri, dan pandangan terhadap masa depan. Perkembangan remaja

dibagi menjadi tiga periode yaitu remaja awal, remaja menengah dan remaja

akhir.

Remaja awal dengan rentang umur 10 sampai 14 tahun, mengalami

percepatan pertumbuhan fisik dan seksual. Remaja sering membandingkan

sesuatu dengan teman sebaya dan sangat mementingkan penerimaan oleh teman

sebaya, hal tersebut mengakibatkan timbulnya kemandirian dan cenderung

mulai mengabaikan pengaruh yang berasal dari lingkungan rumah (Krummel,

1996).

Remaja pada tahap menengah dengan rentang usia 15 sampai 17

tahun memiliki karakteristik yaitu, berkembangnya kesadaran terhadap identitas

diri. Khususnya pada remaja putri yang mulai memperhatikan pertumbuhan

fisik dan memilki citra tubuh yang cenderung salah. Hal tersebut menimbulkan

ketidakpuasan pada bentuk tubuh sehingga menyebabkan remaja mulai berusaha

merubah bentuk tubuh yang ideal menurut persepsi masing-masing. Tekanan

yang timbul untuk menjadi kurus merupakan hal yang sulit dilakukan untuk

sebagian besar remaja putri, hal tersebut yang memicu peningkatan resiko

perilaku kesehatan yag buruk (Krummel, 1996).


Pada remaja tahap akhir dengan rentang usia 18 sampai 21 tahun,

ditandai dengan kematangan menuju tahap kedewasaan dan lebih berfokus pada

masa depan. Karakteristik remaja tahap akhir umumnya sudah merasa nyaman

dengan nilai dirinya dan pengaruh teman sebaya sudah berkurang (Krummel,

1996).

Pada proses interaksi remaja terhadap sosialnya, akan terdapat banyak

konflik terutama saat remaja memasuki fase perkembangan awal dan menengah

karena umumnya remaja pada fase tersebut adalah fase transisi dalam mencari

identitas diri, moral dan penghargaan terhadap diri. Apabila remaja tidak dapat

menyelesaikan konflik tersebut, akan berdampak pada proses pembentukan jati

diri remaja dikemudian hari, yang pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan

konsep diri (Yani, 1999).

Menurut Kusumawati dan Hartono (2010) konsep diri terdiri dari

gambaran diri, ideal diri, harga diri, identitas diri, dan peran. Gambaran diri

merupakan hal pokok dalam konsep diri, karena gambaran diri harus realistis,

semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya, makin akan lebih

bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga diri, ideal diri, identitas

dan peran yang ada dalam diri remaja akan meningkat atau positif. Sikap

individu terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya

misalnya, perasaan menarik, penampilan fisik, gemuk atau kurus, dan lain-lain.

Remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih

mampu menghargai dirinya sedangkan remaja dengan persepsi gambaran tubuh

negatif akan terhambat perkembangan interaksi mereka terhadap teman

sebayanya, dikarenakan rasa minder dan ketidakpuasaan terhadap dirinya sendiri

(Bescheid dalam Papalia & Olds, 2008).


Penampilan fisik adalah masalah yang sering dialami remaja,

khususnya oleh remaja putri daripada remaja putra. Pada umumnya, remaja

putri lebih kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak

gambaran diri yang negatif. Hal tersebut disebabkan karena pada saat mulai

memasuki remaja, seorang wanita akan mengalami peningkatan lemak tubuh

yang membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk ideal, sedangkan pada laki-

laki menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat (Brooks-Gunn dan

Paikoff dalam Santrock, 2003).

Menurut Winzeler (2005), remaja putra lebih bangga dengan

tubuhnya dan lebih puas dengan berat badannya sebesar 73% daripada remaja

putri yang hanya sebesar 47%. Kepedulian terhadap pembentukan tubuh yang

ideal dan adanya pola pikir bahwa wanita adalah objek untuk dilihat,

menyebabkan mereka mengukur penampilan fisik sebagai nilai atau ukuran

superioritas dan penerimaan oleh lingkungan sekitar. Hal tersebut yang

mendorong remaja khususnya wanita lebih mempedulikan berat tubuh, tidak

puas terhadap tubuh, dan melakukan diet untuk mengontrol berat badannya.

Diet adalah awal berkembangnya perilaku makan menyimpang (Latha, 2006).

Penyimpangan perilaku makan banyak dialami oleh remaja putri

daripada remaja pria, karena wanita lebih menghargai diri (self esteem) sesuai

dengan bentuk fisik tubuh mereka. Penyimpangan makan akan berdampak

buruk bagi tubuh remaja seperti, obesitas, anorexia nervosa, dan bulimia

nervosa (Jung dan Forbes, 2006).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Arini pada tahun (2006) di

SMPN 1 Surabaya menjelaskan bahwa sebesar 2.5% remaja putri yang

melakukan diet penurunan berat badan menderita perilaku makan menyimpang.


Berdasarkan studi di Jakarta yang dilakukan pada remaja putri di SMA 70

menunjukkan bahwa dari 99.3% remaja putri yang berdiet mengalami

kecenderungan perilaku penyimpangan makan (Kurnia, 2008). Merespon

persoalan gizi tersebut pemerintah membuat program pedoman umum gizi

seimbang (PUGS) pada April 2003. PUGS berisi 13 pesan yang diharapkan

menjadi sarana, pedoman, atau acuan bagi provider dalam pendidikan gizi

masyarakat dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat khususnya remaja

untuk berperilaku hidup sehat melalui konsumsi makanan seimbang (Devi, 2004

dalam Prahesti, 2010).

Menurut Yanez (2007), gangguan perilaku makan terjadi pada remaja

perempuan yang lebih tua, yaitu lebih dari 14 tahun, dan gangguan perilaku

makan umumnya terjadi pada remaja usia 15-17 tahun dikarenakan pada usia

tersebut remaja lebih cenderung memikirkan bentuk tubuhnya.

Hal inilah yang mendorong keinginan peneliti untuk melihat persepsi

gambaran diri dengan perilaku makan yang dilakukan remaja putri di SMA

Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012. Peneliti memilih SMA Negeri

1 Depok Sleman Yogyakarta kelas X dengan rentang usia 15-17 tahun

dikarenakan, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

siswi SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta, didapatkan bahwa 4 dari 5

siswi tersebut mengatakan sering mencoba untuk menurunkan berat badan

dengan hanya menahan lapar, mengurangi porsi makan dan tidak makan lemak,

demi mendapatkan tubuh yang kurus. Karena apabila mempunyai tubuh gemuk,

dapat menjadi bahan “olokan” teman. Efek yang ditimbulkan dari menahan

lapar, sering dirasakan mengganggu aktivitas dan kegiatan sekolah siswi


tersebut, karena tubuh akan terasa lemas dan bahkan pingsan saat mengikuti

upacara sekolah dan pelajaran olahraga.

B. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada hubungan antara persepsi gambaran diri dengan perilaku makan

remaja putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan gambaran diri dengan perilaku makan remaja

putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya persepsi gambaran diri pada remaja putri di SMA Negeri 1

Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012.

b. Diketahuinya perilaku makan yang dilakukan pada remaja putri di SMA

Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012.

D. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik non

eksperimental dengan rancangan cross sectional. Survey analitik non

eksperimental merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk

meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu tanpa memberikan

perlakuan, kemudian di analisis dan dicari korelasi antara variabel bebas yaitu

gambaran diri dengan variabel terikat yaitu perilaku makan.


Populasi penelitian ini yaitu remaja putri berusia 15-17 tahun yang

bersekolah di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012. Populasi

penelitian diambil dari seluruh remaja putri kelas X sebesar 130 orang dari 6

kelas. Pengambilan sampel responden dengan menggunakan simple random

sampling (sampel acak sederhana). Sampel sebesar 109 responden, sampel

penelitian diambil menurut tabel penentuan sampel dari Sugiyono (2010),

dengan taraf kesalahan 1%.

E. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden dalam penelitian “Hubungan persepsi

gambaran diri dengan perilaku makan remaja putri di SMA Negeri 1 Depok

Sleman Yogyakarta tahun 2012” hanya dilihat dari umur. Berdasarkan hasil

penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan umur maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Umur
1

45 15 th
63
16 th
17 th

Gambar 4. Diagram Pie Karakteristik Umur Responden

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden

yang berumur 15 tahun yakni sebanyak 63 orang (57,8%), responden yang

berumur antara 16 tahun yakni sebanyak 45 orang (41,3%), dan paling

sedikit responden yang berumur antara 17 tahun yakni sebanyak 1 orang


(0,9%). Sehingga dapat disimpulkan sebagian besar responden remaja

berumur 15 tahun sebanyak 63 orang.

2. Hasil Deskripsi Univariat

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi gambaran

diri dengan perilaku makan remaja putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman

Yogyakarta tahun 2012. Berikut penjelasan masing-masing variabel, yaitu

variabel bebas persepsi gambaran diri dan terikat perilaku makan remaja.

a. Variabel Persepsi Gambaran Diri

Deskripsi data mengenai persepsi gambaran diri pada penelitian ini

akan disajikan pada diagram. Variabel persepsi gambaran diri remaja putri

yang terdiri dari kategori, frekuensi banyaknya siswi dan presentase dapat

juga ditampilkan berdasarkan gambar 5.

Persepsi Gambaran Diri

100 71
Frekuensi

50 22
16
0
Tinggi Sedang Rendah
Kategori

Gambar 5. Diagram Histogram Persepsi Gambaran Diri

Berdasarkan gambar 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden

memiliki persepsi gambaran diri termasuk dalam klasifikasi sedang

sebanyak 71 orang (65,1%), persepsi gambaran diri yang termasuk dalam

klasifikasi rendah sebanyak 22 orang (20,2%), dan paling sedikit responden

yang memiliki persepsi dalam kategori tinggi sebanyak 16 orang (14,7%).


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi gambaran diri remaja

mayoritas dalam klasifikasi sedang.

b. Variabel Perilaku Makan Remaja Putri

Deskripsi data mengenai perilaku makan remaja putri pada penelitian

ini akan disajikan pada diagram.Variabel perilaku makan remaja putri selain

ditunjukkan dengan tabel diatas yang terdiri dari kategori, frekuensi

banyaknya siswi dan presentase dapat juga ditampilkan berdasarkan gambar

6.

Perilaku Makan Remaja Putri

100 78
Frekuensi

50
18 13

0
Baik Cukup Kurang
Kategori

Gambar 6. Diagram Histogram Perilaku Makan Remaja Putri

Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa mayoritas perilaku

makan remaja putri yang termasuk dalam klasifikasi cukup sebanyak 78

orang (71,6%), perilaku makan remaja putri yang termasuk dalam

klasifikasi baik sebanyak 18 orang (16,5%), sedangkan paling sedikit

perilaku makan remaja putri yang termasuk dalam klasifikasi kurang

sebanyak 13 orang (11,9%). Dengan demikian disimpulkan mayoritas

perilaku makan remaja putri termasuk dalam klasifikasi cukup.


c. Tabulasi Silang Persepsi Gambaran Diri Dengan Perilaku Makan

Remaja Putri

Untuk mengetahui tabulasi silang antara persepsi gambaran diri

dengan perilaku makan remaja putri, dapat dilihat tabel 5:

Tabel 5. Tabulasi Silang Persepsi Gambaran Diri Dengan Perilaku Makan


Remaja Putri

Perilaku
Baik Cukup Kurang Jumlah
Makan

Persepsi N % N % N % N %
Gambaran
Tinggi 6 5,5% 10 9,2% 0 0,0% 16 14,7%
Sedang 11 10,1% 54 49,5% 6 5,5% 71 65,1%
Rendah 1 0,9% 14 12,8% 7 6,4% 22 20,2%
Total 18 16,5% 78 71,6% 13 11,9% 109 100%
Sumber: Data primer 2012
Tabel tabulasi silang antara persepsi dengan perilaku menunjukkan

bahwa sebagian besar persepsi gambaran diri dalam klasifikasi sedang

dengan perilaku makan remaja putri kategori cukup sebanyak 54 orang

(49,5%), dan responden yang memiliki persepsi gambaran diri dalam

kategori rendah dengan perilaku makan baik sabanyak 1 orang (0,9%).

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis

persepsi gambaran diri dengan perilau makan remaja putri adalah dengan uji

Spearman Rank. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Spearman

Rank diketahui bahwa hasil analisis diperoleh nilai Z hitung sebesar 0,428

dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai Z hitung sebesar 0,428 lebih besar

dari nilai z tabel sebesar 0,195 dan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka hal ini berarti ada hubungan
positif dan signifikan antara persepsi gambaran diri dengan perilaku makan

remaja putri.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Persepsi Gambaran Diri

dengan Perilaku Makan Remaja Putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman

Yogyakarta tahun 2012” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Mayoritas persepsi gambaran diri termasuk dalam klasifikasi sedang

sebanyak 71 orang (65,1%), persepsi gambaran diri yang termasuk dalam

klasifikasi rendah sebanyak 22 orang (20,2%), dan paling sedikit responden

yang memiliki persepsi dalam kategori tinggi sebanyak 22 orang (20,2%),

dapat disimpulkan bahwa persepsi gambaran diri remaja mayoritas dalam

klasifikasi sedang.

2) Mayoritas perilaku makan remaja putri yang termasuk dalam

klasifikasi cukup sebanyak 78 orang (71,6%), perilaku makan remaja putri

yang termasuk dalam klasifikasi baik sebanyak 18 orang (16,5%), sedangkan

paling sedikit perilaku makan remaja putri yang termasuk dalam klasifikasi

kurang sebanyak 13 orang (11,9%), dapat disimpulkan mayoritas perilaku

makan remaja putri dalam kategori cukup.

3) Ada hubungan persepsi gambaran diri dengan perilaku makan remaja

putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun 2012, hal ini

dibuktikan dari nilai Z hitung sebesar 0,428 lebih besar dari Z tabel sebesar 0,195

dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05). Koefisien

korelasi diperoleh arah positif yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi

gambaran diri, maka perilaku makan remaja putri akan semakin baik pula.
Hasil ini menunjukkan mayoritas perilaku gambaran diri dalam kategori

sedang dan memiliki perilaku cukup baik.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan

bagi berbagai pihak yang terkait dengan penelitian sebagai berikut :

1) Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi khususnya dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada remaja dan sebagai tambahan ilmu yang

dapat dikembangkan lebih lanjut.

2) Bagi Pihak Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil ada hubungan persepsi

gambaran diri dengan perilaku makan remaja putri. Hasil gambaran diri

remaja putri SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta pada klasifikasi sedang, dan

perilaku makan pada klasifikasi cukup.

Sehubungan dengan hal itu kami sarankan kepada kepala sekolah,

guru dan staf sekolah untuk memberikan perhatian, pendampingan, dan

motivasi terhadap siswa, khususnya remaja putri yang mempunyai klasifikasi

gambaran diri rendah agar tingkat kepercayaan diri mereka menjadi lebih

baik, dan memberikan edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan gizi

remaja khususnya yang mempunyai kelebihan berat badan dan siswi yang

mempunyai berat badan dibawah normal. Pengetahuan yang dapat diberikan

berupa konsumsi makanan sehat, misalnya makanan yang tidak terlalu

banyak mengandung lemak, memperbanyak mengkonsumsi sayuran dan

buah-buahan serta tidak melakukan diet yang salah dan berlebihan. Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi guru bimbingan

konseling.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan data awal bagi peneliti selanjutnya

yang berminat dalam penelitian mengenai persepsi gambaran diri dengan

perilaku makan remaja putri.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Subaie, A. , Bamgboye, E . , Al-Shammari , S. , Al-Sabhan, K. , Al-Shehri, S. ,


Bannah, A. R. . (1996). Validity of the Arabic version of the eating
attitude test. Journal of Eating Disorders. 20 (3). 4-321.

Andea, R. (2010). Hubungan Body Image dan Perilaku Diet Remaja. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Rineka Cipta, Jakarta

Arini, F.A. (2006). Studi tentang Upaya Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri:
Studi pada Siswi SMP di Surabaya. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya dalam
http://www.unair.ac.id, diakses tanggal 17 Oktober 2011.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi (edisi pertama). Pustaka Pelajar


Offset, Yogyakarta.

Bas, M., Karabudak, E. , Kiziltan, G. (2005). Vegetarianism & eating disorders:


association between eating attitude and other psychological factors
among Turkish adolescents. (44). 15.

Becker, A. E. , Burwell, R. A. , Gilman, S.E. , Herzog, D.B., Hamburg, P. (2002).


Eating Behaviours and Attitudes Following Prolonged Exposure to
Television among Ethnic Fijian Adolescent Girls. British Journal of
Psychiatry. (180). 509-514.

Brown, J.E. (2005). Nutrition Through the Life Cycle 2nd edition. Thomson
Wadsworth, United States of America.

Caradas, A.A. , Lambert, E.V., Charlton, K.E. (2001). An Etnic Comparison of


Eating Attitudes and Associated Body Image Concern in Adolescent
South African Schollgirls. Journal of Human Nutrition and Dietetian.
(14). 111-120.

Cash, T. F., Pruzinsky, T. (2002). Body images: A handbook of theory, research, and
clinical practice. Guilford Press, United States of America.

Cheung, P. C. H., Patricia, Lam, S.T., Bibby, H. (2007). A Study on Body Weight
Perception and Weight Control Behaviours among Adolescents in
Hongkong. Hongkong Medical Jounal. (13). 16-21.

Dacey, J., Kenny, M. (2001). Adolescent development (2th ed). Brown & Benchmark
Publishers, USA

Furnham, A., Saib-Adam, S. (2001). Abnormal eating attitude & behaviours &
perceived parental control: a study of white British & British-Asian school
girls. Soc Psychiatry Epidemiol. (36). 70.
Furnham, A., Badmin, N., Sneade, I. (2002). Body Image Dissatisfaction: Gender
Differences in Eating Attitude, Self-Esteem, and Reason for Exercise.
Journal of Psychology, 136 (6). 581-596.

Gunarsa, S.A., Gunarsa, Y.S.A. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Gunung Mulia, Jakarta.

Hamid, A.Y.S (1999). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak
dan Remaja. Widya Medika, Jakarta.

Hoerr, S.L., Bokram, R., Lugo, B., Bivins, T., Keast, D.R. (2002). Risk for
Disordered Eating Relates to both Gender and Ethnicity for College
Student. Journal of the American College Nutrition. (21). 307-314.

Jung, J., Forbes, G.B. (2006). Multidimensional Assessment of Body Dissatisfaction


and Disordered Eating in Korean and US College Women: A Comparative
Study. Springer Science: Sex Roles. (55). 39-50.

Jones, D. C. (2002). Social comparison and body image: Attractiveness comparisons


to models and peers among adolescent girls and boys. Sex roles: Academic
research library, 45 (9/10), 645-664 dalam
http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_2001_Nov/ai_87080429,
diakses tanggal 16 Oktober 2011.

Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. UI Press, Jakarta

Kim, M., Lennon, S. J. (2006). Analysis of diet advertisements: A cross national


comparison of Korean and U.S. women‟s magazines. Clothing and textiles
research journal. (24). 345 dalam
http://ctr.sagepub.com/egi/reprint/24/4/345, diakses tanggal 16 Oktober.

Kurnia, W. (2008). Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan Pada Siswi SMAN 70
Jakarta Selatan Tahun 2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.
Kusumawati, F., Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba
Medika, Jakarta.

Krummel, D.M., Penny, M.K. (1996). Nutrition in Women’s Health. Aspen


Publisher‟s Inc, Maryland.

Latha, KS., Hedge, S., Bhat, Sharma, Rai, P. (2006). Body image, Self-Esteem, and
Depression in Female Adolescent College Students. Journal Indian
Association Child Adolescence Mental Health. (2). 78-84.

Megawati. (2003). Hubungan antara Citra Raga dan Regulasi Emosi dengan
Perilaku Makan pada Remaja. Tesis Tidak Dipublikasikan. Program
Pasca Sajana Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Moshenrose, M., Braitman, K.A. (2005). Body Objectification: Relationship with
Fashion Mgazines and Weight Satisfaction. Southern Illinois University,
Carbondale.

Monteath, S.A., McCabe, M.P. (1997). The Influence of Societal Factors on Female
Body Image. School of Psychology, Deakin University, Burwood,
Victoria, Australia. J Soc Psychol 137 (6). 27

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

____________ . (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Rineka

Cipta, Jakarta.

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human development (Psikologi


perkembangan edisi kesembilan). Kencana, Jakarta.

Pirouznia, M. (2001). The Association between Nutrition Knowledge and Eating


Behavior in Male and Female Adolescent in the US. International Journal
of Food Science and Nutrition. (52). 127-132.

Prahesti, R. (2010). Hubungan Body Image dengan Perilaku Makan Pada Remaja
Putri Kelas IX SMA Muhammadyah 1 Magelang Jawa Tengah. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

Prihaningtyas, R.A. (2009). Hubungan Antara Citr Tubuh Dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Pada Siswa SMA N 1 Sleman Yogyakarta. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Program Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Rigaud, D. (2004). Eating Behaviors in Children. dalam


http://www.danoneinstitute.org/objective_nutrition_newsletter/on71orange
.php, diakses tanggal 10 November 2011.

Sadock, B.J., Sadock, V.A. (2003). Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry 9th. Lippincott Williams &
Wilkins Philadephia, USA

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja (edisi keenam).


Erlangga, Jakarta.

Seawell, A. H., Danorf-Burg, S. (2005). Body image and sexuality in women with
and without systemic lupus erythematosus. Sex Roles. (5). 865-876 dalam
http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985,
diakses tanggal 12 Oktober 2011.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.


Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. EGC, Jakarta.
Sjarif, D.R. (2002). Obesity In Child Hood Pathogenesis And Management. Naskah
Lengkap Nasional Obesity Symposium I. Perkeni, DNC, Surabaya.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi,


cetakan ke empat. Rineka Cipta, Jakarta.

Wahyuningtyas, D.S. (2009). Hubungan Perilaku Makan Dan Indeks Massa Badan
Pada siswa SMA N 1 Sleman Yogyakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Program Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta

Wardle, J., Robb, K.A., Johnson, F., Griffith, J., Brunner, E., Power, C., Tovee, M.
(2004). Socioeconomic Variation in Attitudes to Eating and Weight in
Female Adolescents. Health Psychology. (23). 275-282.

WHO. (2000). Obesity: Preventing And Managing The Global Epidemic. Geneva.

Yamamoto, C., Uemoto, M., Shinfuku, N., Maeda, K. (2007). The Usefulness of
Body Image Tests in Prevention of Eating Disorders. Kobe Journal
Medical Science. (53). 79-91.

Yanez, A.M., Peix, M.A., Atserias, N., Arnav, A., Brug, J. (2007). Association of
Eating Attitude Between Teenage Girls And Their Parents. International
Journal of Social Psychiatry. (53). 507

You might also like