Joined Document 2
Joined Document 2
Joined Document 2
RANCANGAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ................ TAHUN 2016
TENTANG
KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN NOTIFIKASI KOSMETIKA
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Kosmetika Dalam Negeri adalah kosmetika yang
dibuat dan dikemas oleh industri kosmetika di dalam
negeri atau dibuat di luar negeri namun dikemas
dalam kemasan primer oleh industri kosmetika di
dalam negeri.
-4-
BAB II
KRITERIA
Pasal 2
(1) Kosmetika yang diedarkan di wilayah Indonesia
harus memenuhi kriteria:
a. keamanan yang dinilai dari bahan Kosmetika yang
digunakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Kosmetika yang
dihasilkan tidak mengganggu atau membahayakan
kesehatan manusia, baik digunakan secara normal
maupun pada kondisi penggunaan yang telah
diperkirakan;
b. kemanfaatan yang dinilai dari kesesuaian dengan
tujuan penggunaan dan klaim yang dicantumkan;
c. mutu yang dinilai dari pemenuhan persyaratan
sesuai CPKB dan bahan Kosmetika yang
digunakan sesuai dengan Kodeks Kosmetika
Indonesia atau standar lain yang diakui, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. penandaan yang berisi informasi lengkap, obyektif,
dan tidak menyesatkan.
(2) Klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penandaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d harus menggunakan bahasa Indonesia untuk
informasi:
a. keterangan kegunaan;
b. cara penggunaan; dan
c. peringatan/perhatian dan keterangan lain, jika
dipersyaratkan
(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a dan huruf b untuk Kosmetika
yang sudah jelas kegunaan atau cara
penggunaannya.
-6-
Pasal 3
(1) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus
didokumentasikan dalam DIP.
(2) DIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
sudah tersedia sebelum melakukan notifikasi.
Pasal 4
(1) Kosmetika yang akan diedarkan di wilayah Indonesia
harus dilakukan notifikasi kepada Kepala Badan.
(2) Notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
Pasal 5
(1) Kosmetika yang dinotifikasi harus sesuai dengan
kategori kosmetika.
(2) Kategori Kosmetika sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
-7-
BAB III
TATACARA PENGAJUAN NOTIFIKASI
Bagian Pertama
Pendaftaran Pemohon Notifikasi
Pasal 6
(1) Pemohon yang akan mengajukan permohonan
notifikasi harus mendaftarkan diri kepada Kepala
Badan.
(2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. industri Kosmetika yang berada di wilayah
Indonesia yang telah memiliki izin produksi;
b. importir yang bergerak di bidang Kosmetika
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; atau
c. usaha perorangan/badan usaha yang melakukan
kontrak produksi dengan industri Kosmetika yang
berada di wilayah Indonesia yang telah memiliki
izin produksi.
(3) Komisaris, direksi dan/atau pimpinan perusahaan
dari pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak pernah terlibat dalam tindak pidana di bidang
Kosmetika.
(4) Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b, harus memiliki sekurang-kurangnya sarjana
farmasi, sarjana kedokteran, sarjana biologi, atau
sarjana kimia sebagai penanggung jawab teknis.
(5) Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan
kontrak produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c, harus memiliki sekurang-kurangnya
tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung jawab
teknis.
(6) Penanggung jawab teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan ayat (5) harus memahami DIP serta
informasi teknis lain terkait Kosmetika.
-8-
Pasal 7
(1) Sebelum melakukan pendaftaran sebagai pemohon
notifikasi sebagaimana tercantum dalam Pasal 6,
importir atau usaha perorangan/badan usaha yang
melakukan kontrak produksi wajib mengajukan
permohonan pemeriksaan sarana importir atau
usaha perorangan/badan usaha pemberi kontrak
kepada Kepala Balai setempat dengan tembusan
kepada Kepala Badan cq Direktorat Inspeksi dan
Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Komplemen.
(2) Pemeriksaan sarana dalam rangka pengajuan
pendaftaran pemohon notifikasi hanya dilakukan 1
(satu) kali, sepanjang tidak terjadi perubahan data
pemohon.
(3) Paling lama 10 (sepuluh) Hari sejak menerima
permohonan pemeriksaan sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai setempat
melakukan pemeriksaan terhadap sarana importir
atau usaha perorangan/badan usaha pemberi
kontrak tersebut.
(4) Pemeriksaan sarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Sarana Importir dan Usaha
Perorangan/Badan Usaha Pemberi Kontrak.
(5) Pemeriksaan sarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi
sebagai pemohon notifikasi.
(6) Paling lama 14 (empat belas) Hari setelah
pemeriksaan terhadap kesiapan sarana dan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dinyatakan memenuhi syarat, Kepala Balai setempat
wajib menyampaikan rekomendasi sebagai pemohon
notifikasi kepada pemohon dengan tembusan Kepala
Badan cq Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen.
(7) Rekomendasi sebagai pemohon notifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan (6) berlaku
selama 1 (satu) tahun.
-9-
Pasal 8
(1) Pendaftaran sebagai pemohon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dilakukan dengan
cara mengisi template melalui sistem elektronik yang
disampaikan ke website Badan Pengawas Obat dan
Makanan dengan alamat http://www.pom.go.id.
(2) Template sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 9
(1) Setelah mengisi template sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, pemohon harus menyerahkan
dokumen administrasi.
(2) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk:
a. Industri Kosmetika, berupa:
1. fotokopi KTP/Identitas Komisaris, Direksi,
dan/atau pimpinan Perusahaan;
2. asli surat pernyataan Komisaris, Direksi,
dan/atau pimpinan Perusahaan tidak pernah
terlibat dalam tindak pidana di bidang
Kosmetika;
3. fotokopi surat izin produksi Kosmetika sesuai
dengan bentuk dan jenis sediaan yang akan
dinotifikasi dengan sisa masa berlaku
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan;
4. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
5. fotokopi sertifikat CPKB atau surat pernyataan
penerapan CPKB sesuai dengan bentuk dan
jenis sediaan yang akan dinotifikasi dengan
sisa masa berlaku sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan;
- 10 -
Pasal 10
(1) Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
hanya dilakukan 1 (satu) kali, sepanjang tidak terjadi
perubahan data pemohon.
(2) Jika terjadi perubahan data, pemohon wajib
melakukan tindakan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini berupa:
a. mengajukan pendaftaran kembali sebagai
pemohon notifikasi; atau
b. melaporkan perubahan data pemohon notifikasi
(3) Pemberitahuan perubahan data pemohon
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai
dengan data pendukung dan disampaikan kepada
Kepala Badan.
(4) Pengajuan pendaftaran kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8.
Pasal 11
Dalam hal importir berupa produsen hanya dapat
mendaftarkan produk impor untuk bentuk sediaan di
luar fasilitas produksi bentuk sediaan yang dimiliki
sesuai dengan izin produksi Kosmetika.
Bagian kedua
Kosmetika Kontrak
Pasal 12
(1) Notifikasi Kosmetika Kontrak dilakukan oleh pemberi
kontrak sebagai pemohon notifikasi.
(2) Pemberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas industri Kosmetika atau usaha
perorangan/badan usaha di bidang Kosmetika yang
- 14 -
Pasal 13
(1) Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan
kontrak produksi dengan industri Kosmetika di luar
wilayah Indonesia dinyatakan sebagai Importir.
(2) Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat mengimpor bentuk padat (pensil) dan/atau
bentuk lain yang tidak dapat diproduksi di Indonesia.
Bagian Ketiga
Permohonan Notifikasi
Pasal 14
(1) Pemohon notifikasi yang telah terdaftar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) dapat mengajukan
permohonan notifikasi.
(2) Permohonan notifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan dengan mengisi Template Notifikasi
secara elektronik yang dapat diakses melalui website
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
(3) Template Notifikasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
- 15 -
Pasal 15
(1) Pemohon yang telah mengirim Template Notifikasi
akan menerima Surat Perintah Bayar secara
elektronik.
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui sistem e-payment.
(3) Setelah melakukan pembayaran dan dilakukan
verifikasi, sistem mengeluarkan No. ID produk secara
otomatis sebagai tanda terima pengajuan
permohonan notifikasi.
(4) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari
setelah tanggal Surat Perintah Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Badan Pengawas Obat dan
Makanan belum menerima pembayaran, permohonan
notifikasi Kosmetika dianggap batal dan secara
otomatis terhapus dari sistem.
Pasal 16
(1) Paling lama 14 (empat belas) Hari sejak terbit No. ID
produk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(3), pemohon akan menerima pemberitahuan berupa
diterima, ditolak, atau memerlukan konfirmasi.
(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1), untuk
Kosmetika tipe produk sediaan wangi-wangian,
pemberitahuan paling lama 3 (tiga) Hari.
Pasal 17
(1) Konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) untuk Kosmetika yang mengandung bahan
dengan profil keamanan dan kemanfaatan belum
diketahui dengan pasti serta Kosmetika dengan data
tidak jelas yaitu nama produk, status produk,
kategori produk, dan kepemilikan merek.
- 16 -
Pasal 18
Kepala Badan dapat mewajibkan pemohon notifikasi
untuk memberikan contoh Kosmetika apabila
diperlukan.
Pasal 19
(1) Apabila terjadi suatu kejadian force majeure, maka
pada hari terjadinya force majeure tersebut tidak
dihitung sebagai timeline.
(2) Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu kondisi gangguan pada sistem, terjadi
kerusuhan, kebakaran, dan bencana alam.
- 17 -
Pasal 20
(1) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) Hari
sejak diperoleh tanda terima pengajuan permohonan
notifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
pemohon belum menerima pemberitahuan,
Kosmetika dimaksud dapat diedarkan.
(2) Dalam hal terdapat kondisi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pemohon notifikasi meminta kepada
Kepala Badan untuk diterbitkan nomor Notifikasi.
(3) Setelah menerima permintaan dari pemohon
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Badan
menerbitkan nomor Notifikasi.
Pasal 21
Satu Nama Kosmetika hanya dapat dinotifikasi oleh 1
(satu) pemohon.
Pasal 22
(1) Pemohon yang akan menotifikasi kosmetika impor
yang telah dinotifikasi oleh pemohon lain dan
merupakan pengalihan keagenan oleh prinsipal,
wajib melampirkan:
a. surat pemutusan hubungan kerjasama antara
prinsipal di negara asal dengan distributor
sebelumnya yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak; dan
b. surat pembatalan notifikasi kosmetika.
(2) Dalam hal masih diperlukan klarifikasi terhadap
pengalihan keagenan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) maka Kepala Badan dapat meminta surat
pernyataan tidak keberatan dari importir sebelumnya
bahwa merek/nama Kosmetika tersebut dinotifikasi
oleh importir baru.
(3) Pemohon yang akan menotifikasi kosmetika yang
telah dinotifikasi oleh pemohon lain dan merupakan
pengalihan hak atas merek oleh pemilik merek, wajib
melampirkan:
- 18 -
Bagian Ketiga
Kosmetika Kit
Pasal 23
Bagian Keempat
Perubahan dan Pembaharuan Notifikasi
Pasal 24
(1) Pemohon notifikasi harus melakukan notifikasi
perubahan apabila selama nomor notifikasi masih
berlaku dilakukan perubahan terhadap:
a. nama industri/importir/badan usaha yang
melakukan notifikasi tanpa perubahan hak
untuk mengedarkan atau status kepemilikan;
b. alamat industri/importir/badan usaha yang
melakukan notifikasi dengan tidak terjadi
perubahan lokasi pabrik; atau
c. ukuran dan jenis kemasan.
(2) Selain perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemohon harus mengajukan notifikasi baru.
Pasal 25
(1) Notifikasi Kosmetika yang telah habis jangka waktu
berlakunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) harus diperbaharui.
(2) Dalam hal pengajuan permohonan pembaharuan
Notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kurang dari 30 (tiga puluh) hari dari habis masa
berlaku nomor Notifikasi, maka permohonan
Notifikasi diajukan sebagai Notifikasi baru.
(3) Untuk Kosmetika Impor, permohonan pembaharuan
notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan Surat Keterangan Impor (SKI) terakhir.
Pasal 26
(1) Untuk Kosmetika Impor, Kosmetika Kontrak, atau
Kosmetika Lisensi harus menyerahkan pembaharuan
surat penunjukan keagenan/perjanjian
kontrak/surat lisensi paling lambat 5 (lima) Hari
sebelum habis masa berlaku.
- 20 -
Bagian Kelima
Biaya Notifikasi
Pasal 27
(1) Permohonan notifikasi dikenai biaya sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal permohonan notifikasi ditolak
berdasarkan surat penolakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16, biaya yang telah dibayarkan tidak
dapat ditarik kembali.
BAB IV
KETENTUAN LAIN
Pasal 28
Industri Kosmetika, importir, usaha
perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak
produksi wajib memberikan laporan kegiatan
produksi/impor Kosmetika tiap 6 (enam) bulan
kepada Kepala Badan cq Direktorat Penilaian Obat
Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik.
BAB V
PEMBATALAN NOTIFIKASI
Pasal 29
Notifikasi menjadi batal atau dapat dibatalkan, apabila:
- 21 -
Pasal 30
(1) Kosmetika yang telah dibatalkan notifikasinya
sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 butir b
dilarang dinotifikasi kembali.
- 22 -
BAB VI
SANKSI
Pasal 31
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini
dapat dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembatalan notifikasi;
c. Penutupan akses online pengajuan permohonan
notifikasi; dan/atau
d. Penutupan akses online pengajuan permohonan
Surat Keterangan Impor (SKI).
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pendaftaran pemohon notifikasi dan permohonan
notifikasi Kosmetika yang telah diajukan sebelum
berlakunya Peraturan ini, diproses berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 tentang
Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika
beserta perubahannya.
- 23 -
Pasal 33
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, pemohon
notifikasi wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam
Peraturan ini paling lama 12 (dua belas) bulan sejak
diundangkannya Peraturan ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 tentang Kriteria
dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika beserta
perubahannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 35
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ROY A. SPARRINGA
- 24 -
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
KATEGORI KOSMETIKA
3 Alas bedak (cairan Sediaan Rias Wajah Dasar make up Sediaan kosmetika yang
kental, pasta, serbuk) (Make up Base) digunakan sebelum menggunakan
sediaan rias wajah
Tinted bases (liquids,
pastes, powders)
Alas bedak Sediaan kosmetika yang
(Foundation) digunakan sebelum menggunakan
sediaan rias wajah, dapat
digunakan setelah menggunakan
dasar make-up.
Sediaan Rias Mata Alas bedak untuk Sediaan kosmetika yang
mata (Eye digunakan sebelum menggunakan
foundation ) sediaan rias mata.
4 Bedak untuk rias Sediaan Kebersihan Bedak badan Sediaan kosmetika berbentuk
wajah, bedak badan, Badan serbuk yang digunakan untuk
bedak antiseptik dan memberikan kesegaran pada
lain lain badan dan membantu
memberikan rasa kering dan
lembut pada kulit.
No. Tipe Produk Kategori Sub Kategori Keterangan
Make-up powders, after- Bedak badan Sediaan kosmetika berbentuk
bath powder, hygienic antiseptik serbuk yang digunakan untuk
powders, etc. memberikan kesegaran pada
badan dan membantu
memberikan rasa kering dan
lembut pada kulit serta
membantu mencegah
perkembangan bakteri.
Sediaan Bayi Bedak bayi Sediaan kosmetika yang
dimaksudkan untuk menyerap
keringat, mengurangi gesekan
kulit sehingga memberikan
kenyamanan pada bayi dan anak
di bawah usia 3 tahun.
Sediaan Rias Wajah Bedak wajah (Face Sediaan kosmetika berbentuk
powder) serbuk yang digunakan untuk
memulas kulit wajah sehingga
meningkatkan penampilan wajah.
5 Sabun mandi, sabun Sediaan Bayi Sabun mandi bayi, Sediaan kosmetika berbentuk
mandi antiseptik, dan padat padat yang digunakan sewaktu
lain-lain mandi untuk membersihkan kulit
bayi dan anak di bawah usia 3
Toilet soaps, deodorant tahun.
soaps, etc
Sediaan Mandi Sabun mandi, Sediaan kosmetika berbentuk
padat padat yang digunakan sewaktu
mandi untuk membersihkan kulit.
7 Sediaan mandi (garam Sediaan Mandi Sabun mandi cair Sediaan kosmetika berbentuk
mandi, busa mandi, cair, cairan kental atau gel yang
minyak, gel dan lain- digunakan sewaktu mandi untuk
lain) membersihkan kulit.
11 Sediaan cukur (krim, Sediaan cukur Sediaan pra cukur Sediaan kosmetika yang
busa, cair, cairan digunakan untuk melembutkan
kental, dan lain-lain) kulit sebelum cukur.
LUCKY S. SLAMET
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ......... TAHUN 2016
TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN
NOTIFIKASI KOSMETIKA
Login : Periksa
Gunakan karakter a-z 0-9_ tanpa spasi, maks. 12
karakter
Password :
Status Pemohon :
Pilih Status Pemohon
Notifikasi
Industri Kosmetika:
1. Perusahaan
Nama Perusahaan :
Contoh penulisan nama
perusahaan : Abc (tanpa identitas)
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
Alamat Gudang :
Telepon Gudang :
Fax Gudang :
Alamat Email :
NPWP :
1
File NPWP (pdf) : Pilih file
Maks. 1MBytes
Maks. 1MBytes
2. Pimpinan Perusahaan
Nama :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
2
Importir Kosmetika:
1. Perusahaan
Nama Perusahaan :
Contoh penulisan nama
perusahaan : Abc (tanpa identitas)
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
Alamat Gudang :
Telepon Gudang :
Fax Gudang :
Alamat Email :
NPWP :
Maks. 1MBytes
Maks. 1MBytes
Maks. 1MBytes
2. Pimpinan Perusahaan
Nama :
Alamat :
3
Kota/Kabupaten : Pilih Kota
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
4
Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak
produksi
1. Perusahaan
Nama Perusahaan :
Contoh penulisan nama
perusahaan : Abc (tanpa identitas)
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
Alamat Gudang :
Telepon Gudang :
Fax Gudang :
Alamat Email :
NPWP :
Maks. 1MBytes
Nomor SIUP :
2. Pimpinan Perusahaan
Nama :
Alamat :
Kode Pos :
5
Telepon :
Fax :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
ROY A. SPARRINGA
6
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ......... TAHUN 2016
TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN
NOTIFIKASI KOSMETIKA
1. Nama Perusahaan:
2. Alamat perusahaan:
B. Importir kosmetika:
1. Nama Perusahaan
a. Status kepemilikan Mengajukan Sesuai persyaratan
berubah pendaftaran kembali pendaftaran Pemohon
sebagai pemohon Notifikasi baru
notifikasi
Jenis Perubahan Tindakan Data Pendukung
Mengajukan
Notifikasi Baru
(untuk semua
Kosmetika yang
telah dinotifikasi)
Melaporkan
2. Alamat perubahan data Surat keterangan
pemohon notifikasi domisili dari pejabat
Mengajukan yang berwenang di
Notifikasi Perubahan alamat yang baru
(untuk semua Sesuai persyaratan
Kosmetika yang pendaftaran
telah dinotifikasi) Pemohon Notifikasi
dengan alamat
perusahaan yang
baru
1. Nama Perusahaan
Pemberi Kontrak:
2. Nama Perusahaan
Penerima Kontrak:
Status kepemilikan Mengajukan Sesuai persyaratan
a. pendaftaran kembali
berubah pendaftaran Pemohon
sebagai pemohon
notifikasi Notifikasi baru
Mengajukan
Notifikasi Baru
(untuk semua
Kosmetika yang
telah dinotifikasi)
Melaporkan
3. Alamat perusahaan perubahan data Surat keterangan
pemberi kontrak pemohon notifikasi domisili dari pejabat
Mengajukan yang berwenang di
Notifikasi Perubahan alamat yang baru
(untuk semua Sesuai persyaratan
Kosmetika yang pendaftaran
telah dinotifikasi) Pemohon Notifikasi
dengan alamat
perusahaan yang
baru
4. Alamat perusahaan
penerima kontrak:
ROY A. SPARRINGA
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ......... TAHUN 2016
TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN
NOTIFIKASI KOSMETIKA
TEMPLATE NOTIFIKASI
1. Informasi Produk
Merek : Warna Sediaan:
Nama Produk :
1
Pallette dalam satu tipe produk
Produk kombinasi dalam satu single kit
Lainnya (silahkan sebutkan)
(bila memilih lainnya, maka akan muncul kotak isian)
7. Produsen/Pengemas (pilih sesuai dengan data produk dan pilihan yang
ditampilkan)
Produsen : Tambah Produsen Hapus Produsen
8. Pemohon Notifikasi
otomatis tergenerate dari login dan
sesuai status yang dipilih, yaitu:
Status Dalam Negeri
Status Impor
Harus diisikan:
Apakah produk telah diperdagangkan : Ya
secara resmi di luar negeri
Status Lisensi
Harus diisikan:
Nama produsen/perusahaan :
pemberi lisensi
Alamat produsen/perusahaan :
pemberi lisensi
Status Kontrak
Isikan kata kunci untuk ingredient yang ingin anda cari. Berdasarkan
nama bahan baku, No. CAS, ACD.
Prev | Next
2
Isikan
Fungsi :
Kadar :
Pernyataan
Bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut diatas, dengan ini menyatakan
bahwa:
1. kosmetika yang dinotifikasi telah memenuhi semua persyaratan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang kosmetika;
2. saya menjamin tersedianya Dokumen Informasi Produk untuk diperiksa atau diaudit
setiap saat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan menyimpan semua
catatan peredaran kosmetika untuk memudahkan penelusuran kembali;
3. saya akan memberitahukan semua reaksi atau efek kosmetika yang tidak diinginkan
yang berakibat fatal atau mengancam keselamatan jiwa secepat mungkin kepada
Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui telepon, faksimili, e-mail, atau secara
tertulis, paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak reaksi atau efek
diketahui;
4. saya akan melengkapi informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 3 dengan data
berupa Formulir Pelaporan Efek Samping Kosmetika dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender sejak tanggal pemberitahuan,dan menyediakan semua informasi lain yang
dipersyaratkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan;
5. saya akan melaporkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan semua reaksi
atau efek yang tidak diinginkan yang serius lainnya namun tidak fatal atau
mengancam jiwa, paling lama dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah
reaksi diketahui dengan menggunakan Formulir Pelaporan Efek Samping Kosmetika;
6. saya akan menarik kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan dari pasaran dan
tidak melanjutkan peredaran kosmetika yang bersangkutan, atas inisiatif sendiri atau
berdasarkan perintah dari Badan Pengawas Obat dan Makanan;
7. saya bertanggungjawab atas data dan informasi yang diberikan dalam notifikasi ini
sudah benar dan sesuai dengan kriteria dan persyaratan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kosmetika;
8. saya tidak akan memindahkan tanggung jawab hukum atas kosmetika yang
dinotifikasi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan, jika kosmetika tersebut
tidak memenuhi kriteria dan persyaratan yang sudah saya nyatakan sebelumnya
kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3
Simpan Data Sebagai Template
ROY A. SPARRINGA