Hubungan Antara Lama Masa Kerja Dengan Kejadian Gingival Lead Line Pada Tukang Parkir Di Kota Semarang
Hubungan Antara Lama Masa Kerja Dengan Kejadian Gingival Lead Line Pada Tukang Parkir Di Kota Semarang
Hubungan Antara Lama Masa Kerja Dengan Kejadian Gingival Lead Line Pada Tukang Parkir Di Kota Semarang
ARTIKEL ILMIAH
WAHYU AGUSTRIANI
G2A 006 193
ABTRACT
Background : Gingival lead line is the early sign of lead chronic toxixity. The
parking assistants have a higher risk of gingival lead line than ordinary people
because they are frequently exsposed to lead in the air on higher dose. The
purpose of this research was to study the correlation between works duration and
gingival lead line existence among parking assistants in Semarang.
Methods : The research design was crosssectional observasional and consist of
30 parking assistants who had worked at least for a year. Data’s were collected
by direct examination of subject’s upper and lower front gingiva and classified
according to Sudibyo’s score then analysed by Spearman test (p < 0,05).
Result : The result of the study showed that there was no correlation between
works duration and gingival lead line existence (p=0.815, r=0,045).
Conclusion :Although the correlation between works duration and gingival lead
line was not significantly proved but work duration is still becoming a risk factor
of high dose lead exposure that can influence human body.
Key words : works duration, gingival lead line, the parking assistant
ABSTRAK
Latar belakang : Gingival lead line merupakan tanda awal keracunan timbal
kronis. Tukang parkir memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gingival lead
line dibandingkan orang awam karena lebih sering terpapar timbal dengan kadar
yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
lama masa kerja dengan kejadian gingival lead line pada tukang parkir.
Metode : Rancangan penelitian adalah observasional cross sectional. Jumlah
sampel adalah 30 tukang parkir yang bekerja lebih dari satu tahun. Data kejadian
gingival lead line diperoleh dengan pemeriksaan gusi responden bagian anterior
atas bawah yang kemudian dikategorikan berdasar Sudibyo score’s.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara lama masa kerja dengan kejadian gingival lead line (p=0,815, r=0,045).
Simpulan : Meskipun hubungan antara lama masa kerja dengan gingival lead line
belum terbukti bermakna namun lama masa kerja tetap merupakan faktor risiko
dalam tingginya paparan timbal yang dapat mempengaruhi sistem tubuh manusia.
Kata Kunci : lama masa kerja, gingival lead line, tukang parkir
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2010 di ruas jalan utama
kota Semarang (jalan MT Haryono, jalan Pandanaran, jalan Soegiyopranoto, jalan
Pemuda, jalan Gajah Mada, dan jalan Peleburan). Rancangan Penelitian yang
dipakai adalah deskriptif observasional cross sectional.
Populasi penelitian adalah tukang parkir di kota Semarang yang
memenuhi kriteria penelitian (tukang parkir tetap dengan masa kerja minimal satu
tahun, tidak menggunakan alat pelindung diri/masker pada saat bekerja, lokasi
kerja di pinggir jalan yang padat akan kendaraan, tidak mengalami kelainan gusi
baik secara anatomi atau disebabkan keracunan logam lain, dan tidak pernah
bekerja di jalanan sebelum menjadi tukang parkir).
Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah kamera, sarung tangan,
kuesioner, dan lembar kerja untuk pencatatan data.
Data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu lama masa kerja yang
dihitung dalam tahun dan jumlah gingival lead line yang dihitung pada regio gigi
anterior atas bawah (kaninus, insisivus satu, insisivus dua atas bawah kanan kiri).
Derajat gingival lead line ditentukan dengan Sudibyo’s score, yaitu 1) nilai
0=tidak terdapat gingival lead line, 2) nilai 1=gingival lead line terdapat pada
gusi di 1-2 gigi, 3) nilai 2=gingival lead line terdapat pada gusi di 3-4 gigi, 4)
nilai 3=gingival lead line terdapat pada gusi di >4 gigi. Analisis untuk uji
hipotesis menggunakan uji korelasi Spearman’s dengan tingkat kemaknaan p <
0,05.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tukang parkir yang diteliti
memiliki umur lebih dari 40 tahun (63,3%) dan memiliki tingkat pendidikan
setingkat SD (53,3%). Tingkat pendidikan ini dikaitkan dengan perilaku
kesehatan responden, dimana ditemukan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi didapatkan gingival lead line dengan derajat yang lebih rendah. Lama
masa kerja pada responden rata- rata 15,4 tahun dengan jumlah jam kerja per hari
rata-rata 7,5 jam dan jumlah hari kerja dalam seminggu rata-rata 6 hari.
Keluhan subyektif yang dirasakan oleh responden saat bekerja adalah
kerongkongan kering (66,7%), sakit kepala (50%), sakit pada persendian (43,3%),
mudah lelah (36,7%), rasa logam di lidah (30%), mual muntah (26,7%), mudah
lupa (23,3%), sedangkan keluhan subyektif yang jarang dirasakan oleh responden
adalah kesemutan (10%).
Tabel 2. Distribusi lama masa kerja dan gingival lead line pada
tukang parkir
deraja gingival lead line
Jumlah
lama masa kerja Normal ringan sedang Berat
N % N % n % N % N %
singkat (1 - 3 tahun) 0 0 1 33.3 0 0 2 66.7 3 100
sedang (3 - 5 tahun) 0 0 2 66.7 0 0 1 33.3 3 100
lama (> 5 tahun) 3 10 7 33.3 2 6.7 12 50 24 100
PEMBAHASAN
Gingival lead line merupakan salah satu tanda dari intoksikasi timbal
kronis. Gingival lead line terbentuk jika kadar timbal dalam darah > 45 µg/dL
selama sekitar dua bulan dan terjadi reaksi timbal dalam sirkulasi dengan ion
sulfur yang dihasilkan oleh bakteri dalam rongga mulut. Banyak faktor yang
mempengaruhi terbentuknya gingival lead line. Salah satunya adalah lama masa
kerja yang menyebabkan lama paparan seseorang terhadap udara yang tercemar
timbal.6,7
Hasil penelitian mengenai hubungan lama masa kerja dengan kejadian
gingival lead line pada tukang parkir menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara lama masa kerja dengan kejadian gingival lead line (p =
0,815, r = 0,045).
Hasil yang didapat ini berbeda dengan hasil yang ditunjukkan pada
penelitian Cecillia dan Duta, dimana pada penelitian keduanya didapatkan adanya
pengaruh yang signifikan masa kerja terhadap angka kejadian gingival lead line
pada polisi lalu lintas dan pegawai bengkel besar di kota Semarang. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada metode penelitian yang dipakai,
perbedaan cara sampling, perbedaan subyek penelitian, dan perbedaan analisis
yang dipakai. Penelitian Cecillia dan Duta mengambil sampel dengan cara
random sampling, memakai kelompok kontrol sebagai pembanding, dan
menggunakan analisis uji beda. Sedangkan pada penelitian pada tukang parkir ini
memakai analisis uji korelasi, tidak ada kelompok kontrol dan memakai metode
consecutive sampling yang memberikan peluang kesalahan cukup besar dalam
analisis statistiknya.8,9
Menurut Sudibyo banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya
gingival lead line antara lain : lama paparan, dosis paparan, sensitifitas individu,
dan yang paling berperan adalah kebersihan rongga mulut (Oral Hygiene Index),
angka keradangan gusi (Gingivitis Index), dan kadar timbal dalam darah
(sistemik). Adi HS mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar
timbal di dalam darah tergantung pada lama masa kerja dimana semakin lama
masa kerja semakin banyak terpapar timbal. Penelitian Sabki juga memaparkan
hal yang sama yaitu makin lama masa kerja responden maka cenderung
mempunyai kadar timbal urin lebih tinggi.5,10,11
Lokasi kerja juga memiliki peranan penting dalam terbentuknya gingival
lead line, dimana lokasi kerja menentukan kadar timbal di udara yang nantinya
berpengaruh pada dosis paparan dan kadar timbal di darah. Menurut Widayani,
tinggi rendahnya kadar timbal di udara dapat disebabkan karena perbedaan
intensitas lalu lintas, dan ada tidaknya kemacetan lalu lintas pada jalan tersebut.
Selain itu, jenis kendaraan yang lewat juga memiliki peran tertentu, yaitu
kendaraan berbahan bakar bensin premium dan solar akan mengeluarkan emisi
gas mengandung timbal lebih banyak ke udara. Kadar timbal di udara dapat
berkurang dengan adanya hembusan angin dan adanya pohon-pohon dipinggir
jalan yang dapat menyerap polutan timbal di udara.2,10
Tukang parkir yang bekerja di jalan MT Haryono dan jalan
Soegiyopranoto memiliki gingival lead line lebih berat. Hal ini dikarenakan selain
intensitas kendaraan yang tinggi, jenis kendaraan yang lewat di jalan MT Haryono
dan jalan Soegiyopranoto masih didominasi sepeda motor, bus kota, angkutan
umum, truk, dan kendaraan lain yang berbahan bakar solar dan bensin premium.
Pada kedua ruas jalan ini banyak terdapat bangunan pertokoan yang menyebabkan
sirkulasi udara kurang luas sehingga kadar timbal di daerah jalan ini lebih tinggi.
Banyaknya faktor lain yang tidak terkontrol dalam penelitian ini seperti
kadar timbal di udara, perbedaan sensitifitas individu terhadap polutan timbal,
bervariasinya oral hygiene responden, dan waktu penelitian serta alat penunjang
yang terbatas, menyebabkan hasil penelitian kurang menggambarkan hasil yang
sebenarnya.
Bertolak dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat di ambil
kesimpulan bahwa secara analisis statistik tidak ada hubungan yang bermakna
antara lama masa kerja dengan kejadian gingival lead line pada tukang parkir.
Untuk mendapatkan gambaran gingival lead line dan tanda keracunan timbal yang
lebih akurat serta mengetahui dominasi antara faktor-faktor pemengaruh maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar timbal di darah, kadar
timbal di udara, pemeriksaan Oral hygiene index dan gingivitis index.
Terima kasih kepada dr. Ahmad Ismail, Msi.Med dan Dr. drg. Oedijani
Santoso selaku penguji laporan penelitian, Prof. DR. Drg. Sudibyo, Sp. Perio (K)
selaku ahli yang menetapkan skoring untuk derajat gingival lead line, tukang
parkir yang telah bersedia terlibat dalam penelitian ini, serta keluarga dan teman-
teman yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian karya
tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riyadina, W. Pengaruh Pencemaran Pb (Plumbum) terhadap kesehatan. Media
Litbangkes, 1997; 29-32.
6. Pearce, J.M.S. Burton’s line in lead poisioning [online]. 2006 Dec 18 [cited:
2009 Feb 11]; Available from:
http://content.karger.com/produktedb/produkte.asp?
typ=fulltext&file=000098100.
8. Danabhalan, D. Pengaruh masa kerja terhadap kejadian gingival lead line pada
pekerja bengkel kendaraan bermotor di kota Semarang. Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro, 2009.
9. Oktaria P Cecillia. Pengaruh masa kerja terhadap kejadian gingival lead line
pada polisi lalu lintas di kota Semarang. Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Universitas Diponegoro, 2009.
10. Sabki. Hubungan masa kerja, lama kerja, lokasi kerja dengan kadar timbal
dalam urin petugas pencatat waktu angkutan kota Yogyakarta (Tesis S2).
Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakrta,2002.
11. Sutomo H Adi. Pengaruh lama kerja terhadap kontaminasi timbal di kalangan
pekerja pengelola uang di Yogyakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,2001.