Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Skripsi
OLEH
1112104000033
ABSTRACT
Breastfeeding is a natural process and is an art that must be learned back in. The
ignorance of mother about breastfeeding technique properly and correctly will
have an impact on the exclusive breastfeeding. Therefore it required a knowledge
so that the mother will be able to do breastfeeding properly. One of the effort to
improve mother’s knowledge about breastfeeding technique is through health
education. Health education delivered using an individual technique with lecture
technique and demonstration with a model instrument. The purpose of this
research was to determine the effect of health education on the knowledge of 36-
40 weeks prenatal mother about breastfeeding technique at at job region of
Pisangan Community Health Center. This quasy experimental study was using
one group pre post test repeated measured design and conducted in 16 pregnant
mothers aged 36-40 weeks by using convenience sampling. On the statistical
calculation, the result of Paired T-test on the 1st pretest and posttest showed an
escalation in the knowledge level C1 and C2 significantly between before and
after the intervention (p=0,000). While on the 1st posttest and 2nd posttest that
were tested using Wilcoxon test showed there’s no significant difference
(p=0,059). On the knowledge level C3 also showed a significant escalation after
the intervention (p=0,003) during the pretest and 1st posttest. While during 1st
posttest and 2nd posttest showed there’s also no difference (p=0,687). So, it can be
concluded that health education could affect an improvement of the mother’s
knowledge significantly about breastfeeding technique.
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ABSTRAK
Menyusui adalah suatu proses alamiah dan merupakan suatu seni yang harus
dipelajari kembali. Ketidaktahuan ibu tentang cara menyusui secara baik dan
benar akan berdampak pada pemberian ASI Eksklusif. Untuknya diperlukan
pengetahuan yang agar ibu mampu menyusui dengan benar. Maka salah satu
upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara menyusui ini adalah
dengan cara pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan individual ini
disampaikan menggunakan penyampaian materi dan demonstrasi menggunakan
alat peraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan individual terhadap pengetahuan ibu hamil dengan usia gestasi 36-40
minggu di wilayah kerja puskesmas Pisangan. Penelitian quasy experiment ini
menggunakan metode one group pre post test repeated measured design yang
dilakukan pada 16 ibu hamil usia 36-40 minggu menggunakan convenience
sampling. Pada perhitungan statistik, hasil uji paired t-test pada pretest dan
postest 1 menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tingkat C1 dan C2 yang
signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi (p = 0.000). sedangkan pada
postest 1 dan postest 2 yang diuji menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan (p = 0.059). Pada pengetahuan tingkat C3
menunjukkan peningkatan yang signifikan pula setelah diintervensi (p=0.003)
pada saat pretest dan postest 1. Sedangkan pada saat postest 1 dan postest 2 tidak
terdapat perbedaan (p=0.687). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kesehatan yang dilakukan dapat berpengaruh secara signifikan meningkatkan
pengetahuan ibu tentang cara menyusui.
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Nomor HP : 089634367574
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
ORGANISASI
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Puskesmas Pisangan” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan
menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Ilmu
3. Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep., Sp. Kep. An selaku dosen pembimbing I
4. Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, MSc selaku dosen pembimbing II yang
senantiasa memberi arahan dan waktu serta pikiran dalam proses penyusunan
skripsi ini.
ix
5. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep.,MKM selaku dosen pembimbing II pengganti
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam proses
selaku dosen penguji skripsi, terimakasih penulis haturkan atas saran dan
kritik yang membangun demi memperbaiki skripsi ini. Segenap staff pengajar
7. Segenap staff bidang akademik dan karyawan perpustakaan yang telah banyak
tulus, doa, serta semangat yang tulus dan ikhlas, Bapak E. Lukman Sama dan
10. Kakak-kakakku tersayang, Enong Agustina Ferianti dan E. Rian Feriana yang
selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada peneliti. Tidak ada
langit yang selalu biru, begitu pula tidak ada langit yang selalu hitam.
11. Adik-adikku terkasih, Ismi Baetuljannah dan Silmi Kaffah yang selalu
x
12. Kementrian Agama yang telah memberikan kesempatan sehingga peneliti
tawa, serta semangat yang kalian membuat kita semakin erat. Terimakasih atas
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN....................................................................... v
D.Tujuan Penelitian................................................................................................. 6
A.Kehamilan ........................................................................................................... 9
xii
1. Definisi ..................................................................................................................... 9
D.Menyusui/Laktasi .............................................................................................. 13
1. Pengertian ............................................................................................................... 13
1. Pengertian ............................................................................................................... 27
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 40
C.Hipotesis ............................................................................................................ 44
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 67
xiv
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................... 69
A.Kesimpulan........................................................................................................ 82
B.Saran ................................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui ............ 59
Tabel 5.9 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Ibu Prenatal dengan Usia
Kehamilan 36-40 minggu Tentang Cara Menyusui .............................................. 65
Tabel 5.10 Analisa Beda Rerata Skor Pengetahuan Tingkat C1 dan C2 Responden
Pretest dan Postest 1 ............................................................................................. 66
Tabel 5.11 Analisa Beda Rerata Skor Pengetahuan Domain C1 dan C2 Responden
Postest 1 Dan Postest 2 ......................................................................................... 67
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
DAFTAR SINGKATAN
KB = Keluarga Berencana
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada
tahun 2013 sebesar 54,3%, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun
2012 yang sebesar 48,6%. Kondisi ini dapat terwujud karena usaha-usaha yang
keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI dan kegiatan promotif
dan preventif lain yang telah dilakukan (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
hidup sebanyak 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui
eksklusif pada bayi 0-6 bulan tertinggi pada tahun 2013 terdapat di Nusa
Tenggara Barat sebesar 79,74%, diikuti oleh Sumatera Selatan sebesar 74,49%,
dan Nusa Tenggara Timur sebesar 74,37%. Sedangkan persentase pemberian ASI
eksklusif terendah terdapat di Provinsi Maluku sebesar 25,21%, diikuti oleh Jawa
Barat sebesar 33,65% dan Sulawesi Utara sebesar 34,67%. Di Banten presentase
pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 58,37%. Angka ini tentu masih rendah jika
dibandingkan dengan target pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan
1
2
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi
seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI
serta anti inflamasi. Zat- zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu
melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat hubungan penting antara
ditunjang dengan cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI
segera setelah lahir (30 menit pertama bayi harus sudah disusukan) kemudian
pemberian ASI saja sampai bayi umur 6 bulan (ASI eksklusif), selanjutnya
pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan
zat gizi dan antibodi. Selain itu bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas
2013).
Ketidaktahuan ibu tentang cara menyusui secara baik dan benar akan
termasuk dalam salah satu dari penyebab utama terjadinya kegagalan laktasi
bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas
kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian makanan
ASI.
penting adanya pendidikan tentang menyusui dan membimbing ibu agar dapat
melakukan posisi perlekatan bayi yang benar, hal ini bertujuan agar dapat
pada saat menyusui, seperti puting perih, lecet atau berdarah, dan bayi kurang
Penelitian yang dilakukan oleh Lin, Chien, Tai, & Lee (2008)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Haroon, Das, Salam, Imdad, & Bhutta
menyusui masih kurang. Sebanyak 7 (tujuh) ibu mengatakan bahwa mereka tidak
mengetahui bagaimana posisi dan pelekatan yang benar saat menyusui, tidak
mengetahui manfaat posisi dan pelekatan yang benar saat menyusui, serta tidak
mengetahui dampak bagi ibu dan bayi jika ibu menyusui bayi dalam posisi dan
pelekatan yang salah. Apabila hal ini tidak diatasi maka akan berdampak buruk
bagi kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian
Pisangan.
B. Rumusan Masalah
pemberian ASI di provinsi Banten masih rendah yaitu 58,37%. Salah satu faktor
pemberian ASI. Apabila hal ini terus berlangsung maka akan berdampak buruk
bagi ibu dan terutama bagi anak yang membutuhkan ASI untuk keberlangsungan
puting lecet, puting perih, berdarah dan masalah lainnya. Hasil studi pendahuluan
masalah yang berlanjut saat pemberian ASI. Peneliti telah melakukan studi
pendidikan kesehatan individual kepada ibu hamil tentang cara menyusui. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang cara menyusui di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan.
C. Pertanyaan Penelitian
pendidikan kesehatan?
pendidikan kesehatan?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ibu hamil dengan usia gestasi 36-40 minggu tentang cara menyusui.
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Pisangan.
E. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
kesehatan.
3. Masyarakat
terhadap pengetahuan ibu hamil dengan usia gestasi 36-40 minggu di wilayah
kerja Puskesmas Pisangan tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret-April 2016. Sasaran penelitian ini adalah ibu prenatal 36-40 minggu di
kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan pendekatan one group pre post test
tentang bagaimana cara menyusui bayi dengan benar dan perlunya pendidikan
kesehatan baginya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi
memiliki janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya (Molika, 2015). Masa
untuk bayinya setelah lahir, dan sudah merasa siap untuk melahirkan dan
waspada tentang kedua hal tersebut. Hal ini akan diuraikan sebagai
berikut.
9
10
a. Wanita akan lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai sesuatu yang
Pada masa ibu seorang ibu akan menentukan rencana cara memberi
lahir. Pada masa ini ibu akan mengawasi pertumbuhan dan status janin,
persalinan palsu, sifat persalinan yang benar, apa yang terjadi selama
perawatan bayi. Pada masa ini ibu akan meninjau kembali tanda-tanda
prenatal secara formal harus dilakukan dan itu harus menjadi komponen rutin
perawatan antenatal untuk semua wanita. Pada trimester ketiga seorang ibu harus
11
dilatih atau diajarkan tentang bagaimana cara menyusui bayi menggunakan alat
peraga seperti boneka, bola dan balon (Wood, Hineman, & Meyers, 2009).
B. Anatomi Payudara
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram (Sari, 2012).
Menurut Roesli (2005) payudara terdiri dari bagian luar (eksternal) dan
bagian dalam (internal). Bagian luar terdiri dari: sepasang buah dada yang terletak
di dada, puting susu, dan daerah kecokelatan di sekitar puting susu (areola
mammae). Sementara bagian dalam terdiri dari empat jaringan utama: kelenjar
susu (mamary alveoli) merupakan pabrik susu, gudang susu (sinus lactiferous)
puting susu, saluran susu (ductus lactiferous) yang mengalirkan susu dari pabrik
susu ke gudang susu, serta jaringan penunjang dan pelindung, seperti jaringan ikat
C. Fisiologi Laktasi
perkembangan alveolus dan duktus laktiverus di dalam mamae atau payudara dan
sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon sterogen ini menurun.
sering bayi menysuu semakin banyak prolaktin yang diproduksi sehingga makin
banyak produksi air susu. Proses ini dikenal dengan refleks prolaktin (Pitriani,
2014).
mekanoreseptor areolar oleh isapan bayi akan mengaktivasi jalur saraf yang naik
servikalis lateral pada batang otak. Jalur saraf ini mengeksitasi neuron
interval 10-20 menit. Masih belum jelas bagaimana stimulus pengisapan, yang
memompa air susu dari sinus laktiferus ke luar puting hingga sampai ke mulut
bayi. Keluarnya air susu ini menigkatkan refleks isapan bayi lebih lanjut,
umpan balik positif lainnya yang bekerja sampai bayi kenyang. Refleks
13
pengeluaran (ejeksi) air susu juga distimulasi sebagai respons terhadap tangisan
bayi sebagai akibat pengkondisian psikologis. Namun demikian, stres pada ibu
bisa menginhibisi dengan kuat refleks pengeluaran air susu ini, sehingga stres
pada ibu ini merupakan salah satu penyebab kegagalan laktasi tersering pada para
D. Menyusui/Laktasi
1. Pengertian
berjalan baik karena menyusui itu bukan sesuatu yang terjadi dengan
Menyusui adalah suatu proses ilmiah dan merupakan suatu seni yang
alat khusus dan biaya mahal. Yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu,
2. Manfaat Menyusui
Jika seorang ibu memberikan air susu ibu kepada bayi akan
a) Air susu ibu merupakan makanan bayi yang mudah dicerna, bersih,
aman dari kuman, selalu siap disajikan, mengandung zat gizi dan zat
b) Bayi yang mendapat ASI jarang mengalami mencret atau diare, alergi,
hari.
Manfaat menyusui sangat menonjol bagi ibu dan bayi yang memiliki
ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI dan sikap ibu terhadap
Menurut Yuliarti (2010) persiapan yang perlu dilakukan pada ibu agar
berhasil dalam menyusui yaitu persiapan fisik berupa makanan yang bergizi
disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar kenaikan berat badan ibu
yang teratur dan cukup istirahat. Selanjutnya yaitu persiapan mental ibu
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menjelaskan tentang mitos seputar
dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam menyusui (Manuaba,
2007).
Menurut Yuliarti (2010) jika seorang ibu menyusui dengan posisi dan
Kebutuhan belajar yang penting bagi ibu baru adalah teknik menyusui dan
mencuci tangan yang baik. Bila terjadi abses maka ibu harus menghentikan
(Hamilton, 1995).
puting dan di sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. Jika ibu duduk saat akan
menyusui maka lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu
Sedangkan posisi berbaring miring merupakan posisi yang amat baik unTuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri
(Bahiyatun, 2009).
maka dari ibu perlu mengetahui bagaimana posisi yang benar saat menyusui
lecet tidak terjadi. Selain itu, ASI pun mengalir secara optimal sehingga
posisi, yaitu:
17
Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan
dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia
diperlukan.
Ibu dan bayi berbaring miring saing berhadapan. Posisi ini merupakan
posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari
a) Posisi. Pada saat menyusui seorang ibu harus memperhatikan beberapa hal
yaitu menyangga seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,
kepala dan tubuh bayi lurus, menghadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu dan mendekatkan badan bayi
ke badan ibu.
mulut bayi terbuka lebar, dan segera mendekatkan bayi ke arah payudara
18
sedimikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan yang benar ditandai dengan dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka
keluar, dan areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian
bawah.
Gambar 2.1 Perlekatan Bayi Saat Menyusu (Bloomberg & Farley, 2012)
c) Pengisapan ASI. Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara
dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya
terdengar suara bayi menelan. Amati apakah perlekatan dan posisi bayi
sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah
sekali lagi.
19
Tanda-tanda ibu telah menyusui bayi dengan benar yaitu mulut bayi terbuka
lebar dan bibir terlibat ke luar, dagu dan hidungnya menempel payudara, bayi
menelan susu yang diminum secara teratur, dan puting susu terasa nyaman setelah
Adapun tanda-tanda ibu belum menyusui bayi dengan benar, antara lain:
kepala bayi tidak lurus dengan badannya, bayi hanya menyusu pada puting susu,
tidak menyusu pada areola dengan puting susu masuk jauh ke dalam mulutnya,
bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan sungguh-
sungguh dan teratur, pipinya berkerut ke arah dalam atau ibu mendengar suara
“cik-cik”, dan ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah
E. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
2) Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6) Evaluasi (Evaluation)
sebagainya.
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat
tersebut di atas.
sangat berguna bagi orang lain. Suatu pengalaman dapat menjadi suatu
akan selesai. Namun, bila ternyata tidak cocok maka orang tersebut
akan mencari cara lain, sehingga masalahnya selesai. Hal ini akan
c. Kekuasaan/otoritas (Authority)
yang hampir sama atau bahkan sama dalam menemukan suatu ilmu
kondisi di sekitarnya.
Cara ilmiah merupakan cara yang lebih modern yang dilakukan untuk
pengetahuan yaitu:
a. Pendidikan
b. Media Massa/Informasi
Informasi yang seseorang peroleh baik dari pendidikan formal atau non
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang dapat
seseorang.
d. Lingkungan
e. Pengalaman
f. Umur
Semakin bertambah umur maka daya tangkap dan pola pikirpun akan
g. Jenis Kelamin
kesakitan yang lebih tinggi dan pria memiliki angka kematian lebih tinggi
h. Pekerjaan
5. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
alternatif pilihan yang merupakan repons yang benar dan bukan untuk
benar.
27
dengan benar.
benar.
F. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan
dicapai.
dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat
2. Wawancara (interview)
tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap
perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum
bentuk: alat yang diproyeksikan, misalnya: slide, film, film strip, dan
dan sebagainya.
Alat bantu lihat-dengar ini misalnya televisi dan video cassette. Alat-
alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids
(AVA).
Menurut Maulana (2009) cara penggunaan alat peraga sangat bergantung pada
seperti dalam penggunaan metode, penggunaan media atau alat peraga tidak dapat
dalam pemahaman, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain,
31
diperoleh, yaitu mengenai pengetahuan yang diterima sehingga apa yang diterima
lebih lama tersimpan dalam ingatan serta penggunaan alat-alat visual akan
Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam membantu
dalam suatu kerucut. Intensitas paling tinggi adalah benda asli dan yang paling
rendah adalah kata-kata. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penyampaian materi
1. Kata-kata
2. Tulisan
3. Rekaman, radio
4. Film
5. Televisi
6. Pameran
7. Field trip
8. Demonstrasi
9. Sandiwara
G. Teori Memori
a. Pengertian
b. Klasifikasi Memori
jangka pendek ini adalah bagian dari ingatan, dimana informasi yang
dalam waktu yang lama dan berlangsung tanpa batas serta dapat
dapat diingat lebih lama bahkan permanen jika informasi lebih sering
Menurut Santoso & Ismail (2009) ada tiga tahapan proses mengingat,
baru.
sudah tersimpan.
34
Terlupakan Pengulangan
Terlupakan
Bagan 2.1
H. Precede-Proceed Model
Model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter pada tahun 1980 ini
merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi
ini menekankan pada tiga fase terakhir yaitu evaluasi proses, evaluasi dampak,
dengan evaluasi hasil pada fase 9. Pendidikan merupakan dimensi kunci dan
sangat penting yang secara khusus dibahas di dalam fase 4 dan 5. Pada fase
35
diagnosis pendidikan pada model ini terdiri dari faktor predisposisi, faktor
Faktor
Predisposisi
Pendidikan
Kesehatan
Perilaku dan
Faktor Penguat Gaya Hidup
Kesehatan Kualitas
hidup
Kebijakan
Peraturan
Organisasi Faktor Lingkungan
Pemungkin
I. Penelitian Terkait
didapatkan nilai Asymp. Sig. =0.051 nilai ini lebih besar dari nilai α
tidak ada perbedan yang signifikan pengetahuan siswa antara sebelum dan
baik sebesar 12,5% reponden dan yang berkategori tidak baik tidak
responden (41%) dengan hasil cukup dan hanya 20 responden (54%) ibu
dengan one group pre post test repeated measured design. Jumlah sampel
sebelum intervensi, 3 hari setelah intervensi (post 1), dan 10 hari setelah
56,74 (SD 5,92), post 1 sebesar 60,83 (SD 6,38) dan post 2 sebesar 74,55
intervensi.
38
5. Penelitian yang dilakukan oleh Imdad, Yakoob, & Bhutta (2011) yang
dan dievaluasi dampak strategi promosi menyusi dan pemberian lama ASI
pada 4-6 minggu dan 6 bulan. Hasil penelitian ini, setelah mereview 968
abstrak, 268 studi yang dipilih sesuai inklusi, 53 yang dirandomisasi dan
Ada peningkatan signifikan secara statistik dalam hasil ini 43%, dengan
J. Kerangka Teori
Bagan 2.3 Kerangka Teori Penelitian dimodifikasi dari konsep Precede-Procede Model, Green & Kreuter (1999) dan
Notoatmodjo (2010)
BAB III
A. Kerangka Konsep
variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep merupakan
konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu. Kerangka
(Nursalam, 2008).
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
kehamilan 36-40 minggu tentang cara menyusui bayi yang diukur dengan
kusioner pengetahuan.
Input Output
Intervensi
Pengetahuan ibu Perbedaan tingkat
Pendidikan kesehatan pengetahuan ibu tentang
tentang cara menyusui
cara menyusui
40
41
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan tingkat C1 dan Pengetahuan ibu Kuesioner Pengisian a. Baik jika 76-100% dari seluruh Ordinal
C2 prenatal dengan Pre-post test kuesioner; pertanyaan dijawab dengan benar.
usia kehamilan jawaban benar b. Cukup jika 56-75% dari
36-40 minggu diberi skor 1; seluruh pertanyaan dijawab
tentang jawaban salah dengan benar.
bagaimana cara diberi skor 0. c. Kurang jika ≤56% dari seluruh
menyusui baik pertanyaan dijawab dengan benar
dari posisi dan (Nursalam, 2008).
perlekatan dan
pengisapan bayi
saat menyusui.
Pengetahuan tingkat C3 Bagaimana ibu Checklist Pengamatan a. Tepat jika semua pernyataan Ordinal
prenatal Observasi yang dilakukan dalam kuesioner dilakukan.
mengaplikasikan oleh peneliti. b. Tidak tepat jika salah satu
cara menyusui. pernyataan dalam kuesioner
tidak dilakukan.
Pendidikan Pendidikan Kuesioner Pengisian 1. Pendidikan Dasar: SD/se- Ordinal
formal terakhir Kuesioner derajat
yang diikuti SMP/se-derajat
responden. 2. Pendidikan Menengah:
SMA/se-derajat
3. Pendidikan Tinggi:
Sarjana/se-derajat (Undang-
Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional & Undang-undang
Republik Indonesia Nomor
42
penyuluhan responden
secara individual diberikan
kepada pendidikan
responden kesehatan dan
tentang cara pos test setelah
menyusui. diberikan
pendidikan
kesehatan pada
ibu.
C. Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti
lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proporsi. Ataupun
perbedaan dua ragam, perbedaan dua proporsi atau bentuk fungsi kepekatan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
quasi eksperiment dengan pendekatan one group pre post test repeated
menyusui bayi pada masa prenatal dengan usia kehamilan 36-40 minggu.
Postest 2
45
46
1) Lokasi Penelitian
2) Waktu Penelitian
1) Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia gestasi 36-40
2) Sampel Penelitian
Wijaya, 2005). Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sampel penelitian ini
a. Sampel
2. Kriteria Inklusi
3. Kriteria Eksklusi
b. Besar Sampel
D. Instrumen Penelitian
1) Kuesioner
pengetahuan ibu tentang cara menyusui. Dalam penelitian ini skala yang
pertanyaan dengan benar mendapat nilai 1 dan jika salah mendapat nilai 0
2) Alat Peraga
Alat peraga berupa boneka bayi dan alat peraga payudara ibu. Boneka
bayi dan alat peraga payudara digunakan sebagai peraga saat dilakukan
Berdasarkan kerucut Edgar Dale alat peraga dalam bentuk benda tiruan
3) Checklist Observasi
check (√) pada lembar observasi. Kusioner ini diambil dari buku bagan
1. Uji Validitas
mangacu pada MTBS 2011 untuk itu peneliti melakukan uji keterbacaan
datanya telah dipakai untuk uji valid tidak dijadikan responden oleh
2. Uji Reliabilitas
F. Pengumpulan Data
pengetahuan ibu prenatal dengan usia kehamilan 36-40 minggu tentang cara
menyusui yang telah diisi oleh responden melalui pre-test, post-test 1 dan
dan post-test 2.
peneliti.
responden.
mengolah data.
G. Prosedur Intervensi
responden satu demi satu. Berikut prosedur intervensi yang dilakukan peneliti.
menyusui (pretest).
menyusui jika dilakukan dengan cara yang benar, dampak menyusui jika
dilakukan dengan cara yang salah, cara menyusui yang benar, tanda
menyusui yang benar, dan tanda kecukupan ASI bagi bayi dengan durasi
pengetahuan responden.
52
melahirkan.
H. Pengolahan Data
kemudian disimpulkan. Pengolahan data digunakan agar data kasar atau data
kegiatan pengolahan data (data procesing) terdiri dari 3 jenis kegiatan, yaitu:
koreksi hasil yang telah peneliti dapatkan, jika data yang terdapat pada
memberikan kode C.
3. Pemindahan data
yang dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi
komputer.
Peneliti menyusun dan menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga dapat
Data yang telah terkumpul selama penelitian akan peneliti olah menggunakan
software pengolah data. Data akan dimasukkan, diolah, dan hasil analisis
1. Analisis Univariat
seperti itu tidak tersedia (Lapau, 2013). Dalam penelitian ini analisis yang
data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang
tidak menceng ke kanan atau kekiri (Santoso, 2010). Pada penelitian ini
3. Analisis Bivariat
J. Etika Penelitian
Menurut Wasis (2008) prinsip etik menurut ANA yang berkaitan
a. Otonomi
b. Informed Consent
c. Beneficence
d. Nonmaleficence
e. Confidentiality
pribadi seperti nama, nomor telepon, alamat atau data lain yang diperoleh
f. Veracity
g. Justice
Peneliti berbuat adil kepada subjek penelitian dengan cara tidak membeda-
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Usia
data numerik.
57
58
pada kelompok dewasa awal yaitu berusia 26-35 tahun (11 orang).
18.8% (3 orang).
b. Pendidikan Terakhir
Pendidikan Dasar 4 25
Pendidikan Menengah 8 50
Pendidikan Tinggi 4 25
Total 16 100
c. Pekerjaan
Bekerja 8 50
Tidak Bekerja 8 50
Total 16 100
d. Suku
Jawa 11 68.8
Sunda 4 23
Betawi 1 6.3
Total 16 100
e. Status Paritas
Primipara 5 31.3
Multipara 11 68.8
Total 16 100
orang).
nilai titik potong dimana nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi
adalah 21.31 dengan nilai minimum 18 dan nilai maksimum 26. Saat
dan nilai maksimum 29. Sementara saat postest kedua rata-rata skor
maksimum 29.
Kurang 1 6.3 - - - -
B. Analisa Bivariat
1. Uji Normalitas
Tabel 5.9 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Ibu Hamil dengan Usia
penelitian kurang dari 50 (Dahlan, 2011). Hasil uji normalitas pada pretest
yaitu 0.265 (p > 0.05), postest 1 yaitu 0.830 (p > 0.05) dan postest 2 yaitu
0.007 (p < 0.05). Nilai pretest dan postest 1 menunjukkan bahwa data berasal
menunjukkan bahwa p < 0.05, artinya data berasal dari populasi yang tidak
digunakan yaitu uji paired T-Test dan untuk analisis nonparametrik yang
ini menggunakan uji paired T-Test. Hasil uji ini dapat dilihat dalam tabel 5.9
berikut.
pretest dan postest 1 memiliki nilai p = 0.000 (< α 0.05) maka dapat
65
pengetahuan responden.
signifikan.
menyusui ibu ini menggunakan uji McNemar. Hasil uji ini dapat dilihat
N 16
Dari hasil analisa di atas dapat menunjukkan bahwa nilai Exact Sig. (2-
N 16
Dari hasil analisa di atas dapat menunjukkan bahwa nilai Exact Sig.
PEMBAHASAN
usia gestasi 36-40 minggu tentang cara menyusui dan keterbatasan penelitian ini.
Hasil penelitian akan dibandingkan dengan teori yang telah ada, penelitian
sebelumnya serta kekurangan atau keterbatasan yang ada dalam penelitian ini.
A. Karakteristik Responden
dan Riegel (1973) dalam Bastable (2002) ada kemungkinan bahwa setelah
67
68
hamil. Selain itu menurut Santrock (2003) seseorang yang berada pada masa
dewasa awal memiliki kemampuan kognitif yang amat kuat dan juga
relatif rendah, maka pengetahuannya tentang pemberian ASI juga akan rendah
pemberian ASI akan lebih baik. Pengetahuan yang kita peroleh tentu berasal
dari sumber infomasi. Sumber informasi biasanya akan lebih mudah diperoleh
jika tingkat pendidikan kita semakin tinggi (Nursalam, 2003). Namun untuk
pengetahuan yang lebih spesifik seperti dalam penelitian ini yaitu pengetahuan
69
formal yang didapat seseorang belum tentu terdapat informasi tentang ini.
persamaan jumlah antara responden yang berkerja dan yang tidak bekerja
tidak bekerja. Menurut Arikunto (2006) seseorang yang bekerja di luar rumah
bekerja di luar rumah belum tentu memiliki pengetahuan yang baik tentang
cara menyusui hal ini tergantung kepada jenis dan sumber informasi terkait
Ludha & Maulida (2014) ibu yang tidak bekerja cenderung lebih sulit
bahwa sebagian besar dari responden bersuku Jawa yaitu sebanyak 11 orang
populasi sebanyak 95,2 juta jiwa atau sekitar 40.2 % dari populasi penduduk
yang ada di sekitarnya, dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku individu
pada kelompok multipara atau sudah pernah hamil lebih dari dua kali
sebanyak 6 orang (37.5 %). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wadud
ASI Ekslusif dengan nilai p value 0.004 lebih kecil dari α 0.05. Tingkat paritas
telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu dan anak karena
terdapat kecenderungan kesehatan ibu berparitas tinggi lebih baik dari pada
bahwa sebagian besar ibu menyusui dengan jumlah persalinan 2-4 kali
(27.5% atau 14 orang) memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI Ekslusif,
paritas dengan jumlah melahirkan 1 kali (16.7% atau 6 orang). Hal ini
2004).
71
B. Pengetahuan Responden
adalah 21.31 atau 63.94% dari jumlah total nilai tertinggi. Nilai rata-rata
cukup tentang bagaimana cara menyusui yang benar agar terhindar dari
ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Himawati &
mayoritas berada pada kategori cukup sebesar 53.3%. Hal ini terjadi bisa
postest 2 yaitu sebesar 26.38 atau 79.13%. Nilai ini mengalami kenaikan
tentang cara menyusui efektif terhadap pengetahuan ibu hamil usia gestasi
36-40 minggu tentang cara menyusui. Keadaan ini bisa terjadi karena
73
sebagian besar ibu merasa tertarik dan berpartisipasi dengan baik saat
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Himawati &
memiliki tingkat pengetahuan cukup dan tidak ada lagi responden yang
tepat, lingkungan, alat bantu dan materi yang disampaikan. Selain itu
kesehatan dapat bekerja dalam tempat yang berbeda dan memilih serta
adalah 25.13 dengan standar deviasi 1.857, sementara pada postest 2 nilai
2.872. Dari uraian tersebut kita bisa mendapat informasi bahwa terdapat
perbedaan nilai mean antara pretest dan postest 1 adalah 3.829 dan
perbedaan nilai mean antara postest 1 dan postest 2 adalah 2.500. Hasil uji
paired t-test didapatkan nilai Sig. (2-tailed) = 0.000 (< α 0.05) dan nilai
pendidikan kesehatan.
dengan nilai p value = 0.000 (< α 0.05). Hasil ini sejalan dengan
tentang kesehatan gigi dari buruk (37.5%) menjadi baik (62.5%) setelah
value = 0.002 < α 0.05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan yang
dua yaitu lingkungan fisik (suhu, kelembapan udara, dan konsisi tempat
terhadap tingkat pengetahuan ibu menyusui dari tidak tahu menjadi tahu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Amelia, &
metode audiovisual seperti kaset, slide, OHP, poster, peraga atau buku
tingkat intensitas paling tinggi kedua setelah benda asli dan yang paling
rendah adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa penyampaian materi hanya
dengan kata-kata saja kurang efektif (Maulana, 2009). Selain itu penelitian
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata
prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain (Efendi & Makhfudli,
2009).
menyusui dengan cara yang tidak tepat dan hanya 1 orang (6.3%) saja
pendidikan kesehatan tentang cara menyusui. Tentu saja hal ini sangat
lazim dilakukan seorang ibu namun pada saat praktek tetap masih belum
tepat. Namun, tentu saja cara menyusui ini akan berbeda jika dilakukan
77
pada bayi asli karena pada saat pretest ini penilaian masih menggunakan
peraga berupa benda asli memiliki intensitas dan keefektifan yang paling
tinggi jika dibandingkan dengan benda tiruan (Maulana, 2009). Selain itu
dalam hal ini yaitu faktor paritas dari responden. Menurut Prawiharjo
kurang. Hal ini terjadi karena sebagian besar ibu belum mengetahui secara
kesehatan tentang cara menyusui yang benar. Ada beberapa ibu yang
dengan tidak tepat sebanyak 25%. Sementara pada saat postest kedua
selang waktu antara postest 1 dan postest 2 namun angka rata-rata nilai
rata-rata.
semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini
metode demonstrasi.
yaitu menggunakan alat peraga asli atau bayi yang telah lahir. Dari hasil
yang didapat terjadi peningkatan nilai dari postest 1 yaitu 84% berubah
menjadi 87%, dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan nilai yang bisa
didik maka materi akan semakin mudah dipelajari, terlebih lagi apabila
akan dibuang dan hilang, informasi ini akan memasuki ingatan jangka
panjang agar memori yang tersimpan bisa teringat dan berubah menjadi
memori jangka panjang dan lebih mudah direcall. Memori jangka pendek
itu ke memori jangka panjang. Jika otak mengerti apa yang dipelajari
2007).
pretest dan postest 1 dapat menunjukkan bahwa nilai Exact Sig. (2-tailed)
data ini diperoleh menggunakan uji paired t-test. Sedangkan untuk data
> α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini bisa terjadi karena tidak
setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
hasil uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon Match Pair Test yang
menunjukkan hasil -4.932 dengan nilai p value 0.000 (< α 0.05) yang
dilihat dari nilai pretest dan postest 1 yang menunjukkan p value 0.003 < α
kepada responden tentang cara menyusui. Hal ini berbeda dengan hasil
yang didapat pada postest 1 dan postest 2 p value 0.687 > α 0.05 yang
berarti tidak terdapat perbedaan antara postest 1 dan postest. Hal ini bisa
2007).
C. Keterbatasan Penelitian
awal pretest ataupun postest 1 masih menggunakan alat peraga tiruan dan
ini sangat membuat rancu pada saat observasi pada domain pengisapan
2. Pelaksanaan Postest 2
PENUTUP
A. Kesimpulan
dijelaskan pada bab 5 dan 6, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
responden untuk yang bekerja dan tidak bekerja, suku responden mayoritas
(68.8%).
2. Rata-rata skor pengetahuan ibu hamil dengan usia gestasi 36-40 minggu di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan saat pretest adalah 21.31 dengan skor
3. Rata-rata skor pengetahuan ibu hamil usia gestasi 36-40 minggu di wilayah
4. Rata-rata skor pengetahuan ibu hamil dengan usia gestasi 36-40 minggu di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan saat postest 2 adalah 26.38 dengan skor
82
83
beda rerata pretest dan postest 1 yaitu p = 0.000 (< α 0.05). Hal ini
tidak terdapat perbedaan yang dapat dilihat dari nilai p = 0.059 (>0.05).
rerata pretest dan postest 1 yaitu p = 0.003 < α 0.05. Hal ini menunjukkan
kesehatan. Sementara pada nilai rerata postest 1 dan postest 2 tidak terdapat
B. Saran
bisa kita tebak dan kita duga pada saat melontarkan pertanyaan. Maka
harus belajar hal lain seputar masalah-masalah yang biasa dialami ibu
hamil atau masalah lain sekitar responden yang mungkin nanti ditanyakan.
84
2. Bagi Masyarakat
sering dianggap biasa dan tidak memerlukan teknik atau cara tertentu,
3. Bagi Puskesmas
4. Peneliti Selanjutnya
mengontrol ibu hamil agar tidak lupa untuk mengabari peneliti agar
Aden, H. M. (2013). The Effect Of Infant Massage Towads The Sleeping Quality Of 6-12
Months Old Infants In Bu Ning’S Infant Therapy Clinic Janti, Depok, Sleman
Yogyakarta. 2.
Albantany, N. (2014). Pahala dan Doa Wanita Ketika Datang Bulan. Jakarta: Lembar
Langit Indonesia.
Ambarwati, D., Meitawati, Y., Rizky, A., Lambung, E. A., Arianti, D., Tompunu, N. A.,
et al. (2015). Superbook for Supermom. Jakarta: FMedia.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Behrman, R. E., Kliegman, R. M., & Arvin, A. M. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Jakarta: EGC.
Dahlan, M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan: Deskriptif Bivariat dan
Multivariat. Jakarta: Salemba Empat.
Damayanti, D. (2010). Asyiknya Minum ASI; Tips Nikmati Memberi ASI. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Darjowidjojo, S. (2008). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dinas Kesehatan Banten. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun. Serang: Dinas
Kesehatan Provinsi Banten.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gadhavi, R. N. (2013). Are Today’S Mother Aware Enough About Breast Feeding?: A
Knowledge, Attitude And. NATIONAL JOURNAL OF MEDICAL RESEARCH, 3.
Gilbert, G. G. (2011). Health Education: Creating Strategis For School and Community.
United States of Amerika: Jones and Bartlett Publishers.
Green, L., & Kreuter, M. (1999). Health Program Planning: An Educational and
Enviromental Approach. Mountain View: Mayfield Publishing Company.
Gumilar, I. (2007). Metode Riset untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Widyatama.
Harinaldi. (2005). Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Haroon, S., Das, J. K., Salam, R. A., Imdad, A., & Bhutta, Z. A. (2013). Breastfeeding
promotion interventions and breastfeeding practices: a systematic review. BMC
Public Health, 4.
Himawati, L., & Mawarti, R. (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik
Menyusui Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Teknik Menyusui Pada Ibu
Primipara Di Bps Kecamatan Kalibawang Kulonprogo Tahun 2011. STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta.
Imdad, A., Yakoob, M. Y., & Bhutta, Z. A. (2011). Effect of breastfeeding promotion
interventions on breastfeeding rates, with special focus on developing countries.
BMC Public Health, 6.
Imron, TA. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lapau, B. (2013). Metode Penelitin Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lestari, W., Amelia, N. R., & Rahmalia, S. (2012). Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Tentangasi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Kemampuan Dan Motivasi Menyusui
Primipara. Jurnal Ners Indonesia.
Lin, S. S., Chien, L. Y., Tai, C. J., & Lee, C. F. (2008). Effectiveness of a prenatal
education programme on breastfeeding outcomes in Taiwan. Journal Of Clinical
Nursing, 1.
Ludha, N., & Maulida, I. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Pekerjaan
Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Pesantunan .
Tegal: Politeknik Harapan Bersama.
Marshella, A. A., Rusmiyati, & Elisa. (2014). Pendidikan Kesehatan Tehnik Menyusui
Dengan Benar Terhadap Peningkatan Kemampuan Menyusui Pada Ibu Post
Partum Normal Di RSUD. Dr. Soewondo Kendal. 7.
Meadow, R., & Newell, S. (2005). Lecture Notes: Pediatrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Moody, J. (2006). Menyusui: Cara Mudah, Praktis, & Nyaman. Jakarta: Arcan.
Molika, E. (2015). 275 Tanya Jawab Seputar Kehamilan & Melahirkan. Jawa Timur:
Vicosta Publishing.
Na'im, A., & Syaputra, H. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa
Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Nofia, W. (2014). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat
Bayi Di Polindes Desa Kliengcot Aron Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh
Besar. 11.
Oxorn, H., & Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Perinasia. (2004). Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir Sehat.
Jakarta.
Pitriani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal. Yogyakarta:
Deepublish.
Primadi, O., Sitohang, V., Budijanto, D., Hardhana, B., & Soenardi, T. A. (2014). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: MedPress (Anggota
IKAPI).
Saleh, A., Nurachmah, E., As'ad, S., & Hadju, V. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Pendekatan Modelling Terhadap Pengetahuan, Kemampuan Praktek dan
Percaya Diri Ibu dalam Menstimuasi Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan di
Kabupaten Maros.
Santoso, S. (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sinsin, I. (2008). Seri Kesehatan Ibu dan Anak: Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sitinjak, T., Durianto, D., Sugiarto, & Yunarto, H. I. (2004). Model Matriks Konsumen
Untuk Menciptakan Superior Customer Value. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sukmawati. (2014). Teknik Menyusui Selama Dua Tahun Dengan Benar Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tangketada Kecamatan Tangketada Kabupaten Kolaka. 2.
Tim Pengembang Ilmu. (2007). Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama.
Umar, H. (2007). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
UNICEF. (2012, Oktober). Kesehatan Ibu dan Anak. Ringkasan Kajian, pp. 1-4.
Uys, H., & Basson, A. (2005). Research Methodology in Nursing. Cape Town: Pretoria
West.
Wasis. (2008). Pedomen Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Wood, J., Hineman, E., & Meyers, D. (2009). Clinical Protocol Number #19:
Breastfeeding Promotion in the Prenatal Setting. Breastfeeding Medicine, 44.
Wulansari, I. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pemberian Air Susu Ibu
dengan Media Video Terhadap Perilaku Ibu di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. STIKES Kusuma Husada Surakarta, 3.
Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI - Makanan terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Lampiran 1
Peneliti Responden
Kode:…………………….
KUESIONER PENELITIAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Ibu (Inisial) :....................................................................
2. Umur :....................................................................
3. Pendidikan Terakhir :....................................................................
4. Status Paritas :....................................................................
5. Usia Kehamilan :.............minggu
6. Alamat Rumah :....................................................................
.....................................................................
7. Nomor Telepon :....................................................................
8. Suku :....................................................................
9. Pekerjaan :....................................................................
B. PENGETAHUAN
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
3
berada pada lengan bawah ibu.
1 Ibu menyangga seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan bahunya
saja.
2 Kepala dan tubuh bayi lurus.
Total Skor
Keterangan:
a) Tepat jika semua pernyataan dalam kuesioner dilakukan.
b) Tidak tepat jika salah satu pernyataan dalam kuesioner tidak dilakukan.
Lampiran 4
(SAP)
Pertemuan : 1 Kali
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang cara menyusui bayi yang benar
selama 1 x 30 menit klien diharapkan mampu mengetahui tentang cara
menyusui bayi yang benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit klien
diharapkan:
a. Mampu mengetahui pengertian menyusui.
b. Mampu mengetahui anatomi payudara dan fisiologi menyusui.
c. Mampu mengetahui manfaat menyusui jika dilakukan dengan cara
yang benar.
d. Mampu mengetahui cara menyusui yang benar.
1
e. Mampu mengetahui tanda menyusui yang benar.
f. Mampu mengetahui tanda kecukupan ASI bagi bayi.
g. Mampu mempraktekan cara menyusui yang benar.
B. Materi yang akan disampaikan (terlampir)
C. Metode yang digunakan
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media yang dibutuhkan
1. Lembar materi : cara menyusui bayi yang benar
2. Alat peraga
E. Kegiatan Penyuluhan
F. Evaluasi
Prosedur :Evaluasi pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan memberikan
post test.
Metode : Metode yang digunakan dalam posttest ini adalah dengan cara
mengisi lembar kuesioner yang diberikan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai cara menyusui bayi yang benar.
1. Evaluasi Struktural
a. SAP sudah siap tiga hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Perlengkapan dan alat sudah siap
3
c. Rencana penyuluhan selesai
2. Evaluasi Proses
a. Perlengkapan dan tempat bisa digunakan sesuai dengan rencana
b. Responden bersedia secara aktif untuk menjadi peserta
c. Acara terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan
d. Waktunya tepat sesuai dengan yang telah direncanakan
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % dari responden yang telah bersedia menjadi responden mengikuti
kegiatan sampai akhir.
b. 90 % peserta dapat meningkat pengetahuannya (posttest) dibandingkan
sebelum diberi penyuluhan (prettest).
Lampiran 5
a. Pengertian Menyusui
Menyusui merupakan salah satu komponen dari komponen dari sistem
reproduksi: hamil, melahirkan, dan menyusui. Proses menyusui tidak selalu
berjalan baik karena menyusui itu bukan sesuatu yang terjadi dengan
sendirinya, tetapi merupakan suatu keterampilan yang perlu diajarkan dan
dipersiapkan sejak hamil (Yuliarti, 2010).
Menyusui adalah suatu proses ilmiah dan merupakan suatu seni yang harus
dipelajari kembali. Untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat
khusus dan biaya mahal. Yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, sedikit
pengerahuan tentang menyusui, dan dukungan dari lingkungan terutama suami
(Roesli, 2005).
b. Anatomi dan Fisiologi Menyusui
Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram (Sari,
2012).
Menurut Roesli (2005) payudara terdiri dari bagian luar (eksternal) dan
bagian dalam (internal). Bagian luar terdiri dari: sepasang buah dada yang
terletak di dada, puting susu, dan daerah kecokelatan di sekitar puting susu
(areola mammae). Sementara bagian dalam terdiri dari empat jaringan utama:
kelenjar susu (mamary alveoli) merupakan pabrik susu, gudang susu (sinus
lactiferous) yang berfungsi menampung ASI, terletak di bawah daerah
kecokelatan di sekitar puting susu, saluran susu (ductus lactiferous) yang
mengalirkan susu dari pabrik susu ke gudang susu, serta jaringan penunjang
dan pelindung, seperti jaringan ikat dan sel lemak yang melindungi.
Gambar 1.1 Anatomi Payudara
(Heffner, 2008)
Fisiologi Menyusui
perkembangan alveolus dan duktus laktiverus di dalam mamae atau payudara dan
sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon setrogen ini menurun.
sering bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang diproduksi sehingga makin
banyak produksi air susu. Proses ini dikenal dengan refleks prolaktin (Pitriani,
2014).
mekanoreseptor areolar oleh isapan bayi akan mengaktivasi jalur saraf yang naik
servikalis lateral pada batang otak. Jalur saraf ini mengeksitasi neuron
interval 10-20 menit. Masih belum jelas bagaimana stimulus pengisapan, yang
memompa air susu dari sinus laktiferus ke luar puting hingga sampai ke mulut
bayi. Keluarnya air susu ini meningkatkan refleks isapan bayi lebih lanjut,
umpan balik positif lainnya yagn bekerja sampai bayi kenyang. Refleks
pengeluaran (ejeksi) air susu juga distimulasi sebagai respons terhadap tangisan
bayi sebagia akibat pengkondisian psikologis. Namun demikian, stres pada ibu
bisa menginhibisi dengan kuat refleks pengeluaran air susu ini, sehingga stres
pada ibu ini merupakan salah satu penyebab kegagalan laktasi tersering pada para
a) Air susu ibu merupakan makanan bayi yang mudah dicerna, bersih, aman
dari kuman, selalu siap disajikan, mengandung zat gizi dan zat pelindung
b) Bayi yang mendapat ASI jarang mengalami mencret atau diare, alergi,
Berikut ini penjelasan tentang posisi dan pelekatan saat menyusui yang benar
a) Posisi
1) Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja.
puting susu.
4) Dekatkan badan bayi ke badan ibu.
b) Pelekatan
c) Cara melekatkan yang benar ditandai dengan dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar,
dan areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah.
d) Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam, teratur
yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar
e) Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
mulutnya.
sesaat.
(Yuliarti, 2010).
2) Bayi hanya menyusu pada puting susu, tidak menyusu pada areola dengan
3) Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan
5) Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah produksi air
kuning muda.
“berbiji”.
cukup.
5) Payudara ibu terasa lunak dan kosong setiap kali selesai menyusui.
6) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setip kali bayi menyusu.
pendidikan kesehatan
1 Seluruh badan bayi harus tersangga dengan baik saat menyusui. ,607**
Kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
3 -,101
berada pada lengan bawah ibu.
6 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. .361*
10 Pada saat menyusui dagu bayi tidak perlu menempel pada -,127
payudara ibu.
11 Bibir dan dagu bawah bayi menjangkau payudara pertama kali. ,366*
13 Bayi membuka mulutnya lebar untuk mencakup puting dan areola ,354*
(daerah kehitaman yang mengelilingi puting).
14 Bibir bawah bayi saat menyusu tidak perlu membuka lebar. ,126
20 Bayi yang mengisap dengan baik jika bayi mengisap dengan kuat. ,354*
22 Saat mengisap terlihat ASI mengalir keluar melalui mulut bayi. ,523**
26 Bayi berhenti mengisap setiap 3-5 kali isapan untuk menelan. ,394*
29 Saat bayi menyusu terdengar suara “cik-cik” dari mulut bayi. ,174
Item Soal
No A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A2 A2 A2 A2 A2 A2 A2 A2 A2 A2 A3 Tota
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 l
1 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
2 22
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
3 21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
4 23
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
5 22
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
6 18
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
7 22
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
8 18
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
9 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
10 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
11 21
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1
12 21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
13 20
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
14 23
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
15 26
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
16 20
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
17 23
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
18 20
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
19 23
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
20 21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
21 23
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
22 21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
23 23
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
24 21
1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
25 15
0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1
26 19
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1
27 24
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
28 17
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
29 23
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
30 24
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
31 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
32
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
33
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
34 24
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
Tota
32 32 33 28 17 28 33 31 24 17 28 32 31 22 27 18 23 32 25 30 13 17 7 30 32 28 25 5 9 29 692
l
0,9411 0,9705 0,8235 0,5000 0,8235 0,9705 0,9117 0,7058 0,5000 0,8235 0,9411
p 0,94118
8 9 3 0 3 9 6 8 0 3 8
0,0588 0,0294 0,1764 0,5000 0,1764 0,0294 0,0882 0,2941 0,5000 0,1764 0,0588
q 0,05882
2 1 7 0 7 1 4 2 0 7 2
0,0553 0,0285 0,1453 0,2500 0,1453 0,0285 0,0804 0,2076 0,2500 0,1453 0,0553
pq 0,05536
6 5 3 0 3 5 5 1 0 3 6
k 12
Σpq 1,44723
var 5,67188
Mea 21,6250
n 0
ρ
(KR 0,81255
20)
ρ
(KR 4,42700
21)
Lampiran 10
ANALISIS UNIVARIAT
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 8 50,0 50,0 50,0
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ANALISIS BIVARIAT
Paired Differences
Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
skor postest pengetahuan kedua Negative Ranks 5 5,40 27,00
- Skor postest pengetahuan Positive Ranks 10b 9,30 93,00
pertama Ties 1 c
Total 16
Test Statisticsa
skor postest
pengetahuan
kedua - Skor
postest
pengetahuan
pertama
Z -1,891b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,059
Statistics
Skor postest skor postest
Skor Pengetahuan pengetahuan pengetahuan
Pre-Test pertama kedua
N Valid 16 16 16
Missing 0 0 0
Mean 21,31 25,13 26,38
Median 21,00 25,00 27,50
Std. Deviation 1,957 1,857 2,872
Variance 3,829 3,450 8,250
Minimum 18 22 21
Maximum 26 28 29
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tepat 0 1
Tidak Tepat 12 3
Test Statisticsa
kat_pre_apli &
kat_post1_apli
N 16
Exact Sig. (2-tailed) ,003b
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
McNemar Test
Tepat 10 2
Tidak Tepat 4 0
Test Statisticsa
kat_post1_apli &
kat_post2_apli
N 16
Exact Sig. (2-tailed) ,687b
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.