Konsep Rancangan Rusun Area Baltos Bandu PDF
Konsep Rancangan Rusun Area Baltos Bandu PDF
Konsep Rancangan Rusun Area Baltos Bandu PDF
Kebangsaan University
2015 - 2016
The Condoban
Modern and green Vertical House
Rochama Sidiq
NIM
Dosen Pembimbing
Rahy R. Soekardi, Ir., MT.
1. Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
Dengan Persetujuan Bersama
UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah Susun adalah:
Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang
menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan
menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.
1. Ruang;
Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung
dengan udara dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami dalam jumlah yang cukup.
8. Fasilitas bangunan.
Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul,
melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya serta ruangan dan/atau bangunan untuk
pelayanan kebutuhan sesuai standar yang berlaku.
Persyaratan teknis pembangunan rumah susun ini ditujukan untuk menjamin keselamatan, keamanan, ketenteraman serta
ketertiban para penghuni dan pihak lainnya. Pengaturan atas bagian bangunan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah mengandung hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama, memberikan landasan bagi sistem pembangunan
yang mewajibkan kepada penyelenggara pembangunan ("developer") untuk melakukan pemisahan rumah susun atas satuan-satuan rumah
susun dengan pembuatan akta pemisahan dan disahkan oleh Instansi yang berwenang. Atas dasar pemisahan yang dilakukan dengan akta
dengan melampirkan gambar, uraian dan pertelaan yang disahkan oleh instansi yang berwenang dan didaftarkan
sebagaimana disyaratkan tersebut memberikan kedudukan sebagai benda tak bergerak yang dapat menjadi obyek pemilikan ("real
property").
Sedangkan dalam segi lain, pengaturan tersebut memberikan landasan bagi sistem pemilikan, ditunjukkan bahwa hak milik atas
satuan rumah susun, dalam kedudukannya sebagai hak kebendaan, meliputi hak milik atas satuan Yang bersifat perseorangan dan terpisah,
termasuk juga hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.
RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RW 09 RW 10
6% 5%
21% 19%
24% 26%
RW 11 RW 12 RW 13 RW 14 RW 15 RW 16 RW 17 RW 18 RW 19 RW 20
9% 7%
37% 14% 29% 19%
20%
19% o
26%
20%
3000 Dll
2500
Wanita S2 Pria
S1
2000
D3
1500
tamat slta
Series1
1000
Series1 tamat sltp
500 tamat sd
0 tidak tamat sd
Belum sekolah
Dll
3000
S2
2500
Pria S1 Wanita
2000
D3
1500 tamat slta
Series1
1000 tamat sltp
Series1
500 tamat sd o
tidak tamat sd
0
Belum sekolah
Manusia Penggerak
Pembina
Pengolah
lingkungan
Arah timur
Jalan taman sari
Kondisi jalan baik, ketertiban
baik, kemacetan cukup baik,
Arah selatan kelengkapan jalan cukup
Jl. Taman sari lengkap
Kondisi jalan baik, aktifitas
padat, namun tertata dan
tertib (jalur komersil)
Rumah Susun Tanah Abang merupakan rumah susun hunian karena seluruhnya berfungsi sebagai tempat
tinggal, diperuntukkan untuk penghuni dengan tingkat perekonomian menengah bawah, tetapi sekarang ini sudah
mengalami alih pemilik sehingga masyarakat ekonomi menengah ke atas juga menempati rumah
susun ini. Sekarang ini, penghuninya adalah yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta
dan pensiunan.
Rumah susun ini terdiri dari 2 wilayah yaitu wilayah A dan wilayah B. Wilayah A memiliki 32 blok dan
wilayah B memiliki 32 blok. Survey dilakukan hanya pada rusun blok A saja, pada hari Kamis 9 September
2009.
Sebagai bahan perbandingan, dipilih Rumah Susun Kemayoran yang merupakan rumah susun campuran
karena sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian lagi berfungsi sebagai tempat usaha.
Rumah susun Kemayoran merupakan rusun yang diperuntukkan bagi korban penggusuran, bencana dan
masyarakat ekonomi menengah bawah namun sekarang juga ditempati oleh masyarakat ekonomi menengah
atas yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, bahkan pengusaha. Rata-rata yang menempati
rumah susun ini minimal memiliki sepeda motor.
1. Tahap I terdiri dari Rusun jenis Dakonta dan Apron yang tiap unitnya tidak memiliki WC
di dalam tetapi memiliki WC umum/ bersama.
2. Tahap II terdiri dari Rusun jenis Conver dan Boeing yang tiap unitnya memiliki
WC di dalam tiap unitnya.
Survey dilakukan untuk jenis Conver, Berikut ini adalah data dari hasil survey dan analisa:
Berikut ini adalah tabel perbandingan karakteristik Sedangkan perbandingan dari segi kelengkapan
bangunan Rusun fasilitas, yakni:
Tanah Abang dengan Rusun Kemayoran (Tabel 2.)
Dikaitkan dengan penerapan konsep Hemat Energi, kesimpulan yang bisa diambil dari data dan analisa
diatas antara lain:
Kondisi tapak berpengaruh dalam hal pencapaian ke tapak, yakni seberapa besar usaha
yang dibutuhkan penghuni untuk sampai ke rusun. Lokasi kedua rusun yang strategis (dekat jalan
raya) dapat mengatasi masalah tersebut.
Ada usaha untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan alami melalui Bentuk dan Gubahan
Massa, namun sayangnya usaha itu kurang berhasil khususnya pada Rusun Tanah Abang.
Pencahayaan alami dan penghawaan pada rusun kurang
sehingga membutuhkan pencahayaan dan penghawaan buatan (lampu listrik, AC, kipas angin,
exosfan, dll) khususnya pada Rusun Tanah Abang.
Penghijauan juga memegang peranan, karena lingkungan yang asri akan
memancing kegiatan komunal di luar ruangan sehingga menghemat pemakaian energi
listrik. Hal ini terjadi pada Rusun Tanah Abang yang memiliki penghijauan lebih banyak.
Material bangunan berperan dalam menyerap atau meredam panas. Hal ini direspon lebih baik
oleh bangunan Rusun Kemayoran yang memiliki finishing relatif lebih baik.
Jarak antar bangunan dapat menghemat energi dalam hal sirkulasi manusia.
Jarak yang jauh mendorong manusia untuk menggunakan kendaraan di dalam area sirkulasi
(misalnya: motor)
Kriteria Desain
Pendekatan desain unit hunian rumah susun direncanakan
dengan memperhatikan kenyamanan, dan luas minimal suatu tempat
tinggal. Ukuran ruang hunian untuk beraktivitas dan sirkulasi
disesuaikan dengan standar hunian 9m2/orang. Pilihan rancangan luas
satu unit rumah susun sederhana seluas 21 m2 merupakan unit
hunian inti untuk keluarga kecil dengan satu orang anak. Rumah susun
sederhana Puskim merupakan rumah singgah atau transit dalam rangka
mendukung proses peremajaan kawasan. Desain Rumah Susun
mengoptimalkan ventilasi udara dan pencahayaan alami yang cukup
untuk tiap unit. Setiap blok rumah susun Cimahi terdiri dari lima
lantai, lantai 1 sampai lantai 4 merupakan unit hunian dan lantai
dasar sebagai fasilitas penunjang dan ruang bersama. Antar blok massa
bangunan dihubungkan oleh selasar yang juga berfungsi sebagai jalur
evakuasi.
Rusuna Cigugur adalah hasil penerapan teknologi Puskim secara terintegrasi dari
segi arsitektur,struktur,plumbing, bahan bangunan, sanitasi dan persampahan.
1. Struktur & Konstruksi
Sistem struktur Rumah susun Cigugur menggunakan sistem
pracetak C-Plus yang ditelah diuji pada tahun 2002. Hasil pengujian
menunjukkan sistem ini mempunyai kehandalan sebagai sistem struktur bangunan
bertingkat. Parameter keandalan sistem ini untuk joint balok kolom interior
adalah beban lateral leleh sebesar 20,77 ton, beban maksimum
27,03 ton dan daktilitas sebesar 5,3 sedangkan joint balok kolom
eksterior didapatkan beban leleh lateral 8,75 ton. Sedangkan beban lateral
maksimum yang dapat dipikul adalah 12,82 ton dan daktilitas 3,3. Dari
parameter di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat digunakan pada struktur bangunan bertingkat di Indonesia.
Bentuk khas Struktur C-Plus adalah berbentuk plus(+). Ditinjau dari segi kekuatan, bentuk kolom yang simetris akan
memberikan kekuatan yang sama pada kedua arah sumbu utama kolom baik arah x maupun arah y. Dengan inersia yang sama, bentuk
kolom plus membutuhkan volume beton yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk kolom persegi. Sebagai gambaran, bentuk kolom plus
20/75 yang digunakan pada rusunawa Puskim memiliki inersia yang sama dengan kolom persegi ukuran 5050. Dengan bentuk ini, kolom
C-Plus lebih hemat 15% dalam penggunaan beton. Kelebihan lain dari bentuk ini adalah memungkinkan adanya efisiensi ruang. Pada kolom
konvensional bangunan bertingkat, ukuran kolom persegi harus lebih besar dari tebal dinding sehingga ada bagian kolom yang menonjol dan
memakan ruang. Untuk ruang-ruang yang tidak terlalu luas (unit 18 atau 21), penggunaan kolom C-Plus akan mengurangi tonjolan
sehingga ruang lebih efisien.
Waktu pelaksanaan pekerjaan untuk konstruksi pracetak diperkirakan lebih cepat daripada konstruksi konvensional karena
komponen bangunan telah diproduksi terlebih dahulu sehingga di lapangan hanya proses perakitan.
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
2. Bahan Bangunan
Bahan pengisi dinding adalah conblock ukuran 20x30x10 cm dengan campuran 1PC : 5 Pasir. Dinding ditambah perkuatan tulangan tunggal
diameter 6mm, dipasang arah horisontal setiap 5 lapis, dan arah vertikal setiap 5 buah conblock.
Bahan penutup lantai adalah plesteran untuk lantai hunian dan selasar. Bahan gymstone digunakan pada lantai plaza. Kerangka kuda-kuda
menggunakan bahan baja karena durabilitas lama dan tidak memerlukan perawatan khusus. Kusen jendela menggunakan bahan alumunium
agar tidak memerlukan perawatan khusus.
5. Persampahan
Untuk dua blok rusuna Cigugur yang terdiri dari 64 unit hunian dilengkapi empat unit komposter dengan kapasitas masing-masing 500 L
dari bahan tahan karat. Ruang pemilahan sampah terletak di lantai dasar.
Keunggulan
Dengan teknologi pracetak, lebih cepat dikerjakan. Biaya konstruksi lebih murah. Dari aspek penghawaan, sirkulasi udara lebih baik.
Dari aspek pencahayaan alami, pencahayaan alami tiap unit lebih baik dengan input dari 2 sisi.
Sistem plumbing lebih efisien .
Biaya Investasi
Biaya konstruksi 1,8 juta/m2 (tahun 2006).
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
SKETSA SITEPLAN
Rusunawa Cimahi II terdiri dari 297 unit
ruangan bertipe 24 dan 72 unit ruangan bertipe 27.
Namun saat ini rusunawa tersebut belum bisa digunakan
karena balum adanya serahterima dari pemerintah pusat.
Rusunawa ini diperuntukkan bagi pekerja yang berstatus
lajang atau mereka yang sudah menikah dan memiliki anak
maksimal satu orang. Lama waktu sewanya pun dibatasi
maksimal
3 tahun.
Sementara untuk anggaran Rusunawa Cimahi II,
dibangun oleh dana dari APBN dan APBD Kota Cimahi
Tahun Anggaran (TA) 2009 yang memakan waktu
pembangunan selama 1 tahun. Rusunawa ini merupakan
kerja sama pemerintah pusat yakni Kemenpera,
Kementerian PU, dan Pemkot Cimahi. Total anggaran yang
dikeluarkan dari APBN dan APBD Kota Cimahi sebesar Rp
45,5 miliar.
Dengan rincian, Kementerian PU memberikan
anggaran sebesar Rp 30 miliar, Kemenpera sebesar Rp 10
miliar, dan Pemkot Cimahi sebesar Rp 5,5 miliar dari
Pemkot Cimahi. Bangunan Rusunawa II Cimahi terdiri dari
empat twin block di atas tanah seluas 20.000 meter
persegi.(Dhany/Bag.Humas Pemkot Cimahi)
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
A B
Hasil dari survey lapangan di peroleh data
sbb :
1. 3 block bangunan yaitu bangunan A,B dan
C. Dengan jumlah 4 lantai, dan lantai
dasar di peruntukan sebagai sarana sosial.
C
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
2. Block A,B dan C memiliki hunian dengan type 21 secara merata
3. Jumlah unit hunian pada 3 Block rusun yaitu 99 unit x
3block = 297 unit hunian.
4. Pada rusun awalnya terdapat 3 buah warung pada setiap
blocknya dan warung tersebut di kelola oleh para penghuni
rusun sendiri, namun pemerintah kota cimahi sudah
melarang membuka warung di lokasi rusun, maka dari itu
B
pemerintah memberikan tempat khusus yang disebut pasar
tradisional rusun tepat di sebelah rusun seluas 30m x
70m.
5. Pasar tradisional di rusun tersebut sementara ini belum
difungsikan, dikarenakan keterbatasan modal dan belum
turunya dana dan pengelola system management keuangan
yang akan ditunjuk langsung oleh pemerintah setempat
nantinya.
6. Masjid disebelah musholla tersebut terlihat sepi dan belum
difungsikan juga mungkin karena peralihan fungsi ruang
serbaguna yang awalnya dijadikan aula, kini dijadikan
musholla dan merata di setiap block terjadi peralihan fungsi
yang sama.
7. Pada tiap block terdapat wc umum dilantai dasar dengan
besaran 3 x 8 meter (terdapat 2 wc umum pada setiap
block)
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
NB : Kondisi toilet pada rusun cimahi ini menurut saya tidak terpelihara dengan baik mungkin karena
beberapa faktor diantaranya management SDM yang tidak terurus, ditambah kondisi penghuni yang
terlihat lebih bersifat individualisme karena tidak ada management atau organisasi penggerak SDM.
Data & Analisa Next to page 34
12/30/2014 36
Comparative Study 34
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Design Landscape (Taman)
AULA Void menerus dari lantai dasar Foto luasan koridor 2m dari
hingga lantai 4 rumah ke void
Node A Node B
Mendapatkan view Mendapatkan view
ke arah bangunan ke arah bangunan
A dari arah A dari arah
selatan secara tenggara secara
menyeluruh dari menyeluruh dari
belakang bangunan belakang bangunan
(konsep terpilih (konsep terpilih
dan ternilai dan ternilai
bagus) bagus)
Node C Node D
Mendapatkan view Mendapatkan view
ke arah bangunan ke arah bangunan
B dari arah utara
A dan B dari arah
ke selatan secara
timur atau
menyeluruh dan
samping secara menangkap secara
menyeluruh total bagian
namun tidak belakang bangunan
menangkap B secara
bangunan secara proporsional
proporsional(konse (konsep bangunan
p tidak terpilih terpilih dan
dan ternilai jelek) ternilai bagus)
Komentar :
A A & C C : Angin statis yang mengalur tajam terlihat memenuhi volume ruang pada lokasi ruang terbuka sekitar rusun
(namun tidak fleksibel dan tidak memiliki proporsi yang statis pada grafik angin tersebut)
B B : alur angin memiliki bentuk fleksibel dan terlihat melintasi ruang atas pada posisi bangunan dan terlihat
memiliki proporsi yang statis.
POINT OF INTEREST
LOKASI LAHAN MEMPUNYAI
INTEREST DARI SETIAP AREA
HUMAN ACTIVITY, SEHINGGA MUDAH
DI AKSES
MAIN ENTRANCE
( PINTU MASUK UTAMA SITE )
ENTRANCE JALAN
TAMAN SARI (PINTU
MASUK 2 ARAH)
1 -PEMAMFAATAN/PENGGUNAAN SUMBER
LISTRIK LISTRIK PLN SEBAGAI TENAGA LISTRIK
UTAMA
-PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK
CADANGAN BERUPA GENSET
PENANGKAL PETIR
AIR BERSIH
7 1. PDAM Tiang Penangkal Petir
2. Meteran
3. Sumur Kawat Penghantar
4. Pompa
5. Reservoir Bawah Ground
6. Pompa
7. Reservoir Atas
2 1
6 4
5 3
SAMPAH
AIR KOTOR
1. Riol Kota
Shaft 2. Water Treatment
3. Septictank
Penampungan Sementara 4. Rembesan
5. Shaft
5 6. Pompa
Diangkut Lori
Air Hujan
Penampungan Luar Air Kotor
Mobil Pengerak Kotoran Padat
Sampah Organik
2
6
3
Arah matahari
disesuaikan dengan
kondisi lapangan dari
pinggir bangunan yang
dimasivekan yaitu dari
timur ke barat.
modern and nature yang berarti modern dan alami adalah konsep yang berarti pendekatan
manusia terhadap alam yang bersifat alamiah dan membuat suatu rekayasa konstruksi yang bersifat alami.
Pendekatan ini berupaya untuk mendekatkan kegiatan manusia yang padat akan aktifitas perkotaan dan
aktifitas kehidupan yang sangat dominan, maka dari itu manusia membutuhkan penyegaran seperti rekreasi
atau penyaluran hobi yang dapat di salurkan pada kegiatan yang bersifat alami misalnya bercocok tanam
atau memelihara tumbuhan hijau atau bunga, dengan kegiatan tersebut maka tingkat kejenuhan atau
kepenatan manusia dapat di kurangi dengan sentuhan alam buatan, inilah pentingnya sebuah rekayasa
konstruksi bagi arsitek.
Pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk diaplikasikan di era modern ini. Maksud dari pembangunan yang
berkelanjutan adalah:
1. Environmental Sustainability :
a. Ecosystem integrity
b. Carrying capacity
c. Biodiversity
Yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama karena memungkinkan terjadinya
keterpaduan antar ekosistem, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti iklim
planet, keberagaman hayati, dan perindustrian.
Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah menc apai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi
pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam
tersebut.
2. Social Sustainability :
a. Cultural identity
b. Empowerment
c. Accessibility
d. Stability
e. Equity
Yaitu pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari keadaan sosial setempat. Namun, akan lebih baik
lagi apabila pembangunan tersebut justru meningkatkan kualitas sosial yang telah ada. Setiap orang yang terlibat dalam pembangunan
tersebut, baik sebagai subjek maupun objek, haruslah mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar terc ipta suatu stabilitas
sosial sehingga terbentuk budaya yang kondusif.
3. Economical Sustainability :
a. Growth
b. Development
c. Productivity
d. Trickle - down
Yaitu pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari segi ekonmomi bisa mendatangkan
profit juga, selain menghadirkan benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek- aspek yang telah disebutkan sebelumnya. Pembangunan
ini memiliki ciri produktif secara kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk individu kelas
menengah dan bawah.
Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele Suistainable Architecture, adalah
Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila
ditentukan oleh masyarakat terkait. Arsitektur berkelanjutan merupakan konsekuensi dari komitmen Internasional tentang pembangunan
berkelanjutan karena arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada pilar utama
konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan
ekonomi dan sosial.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi,
efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah. Perlunya lebih
banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan adalah sebuah keharusan, mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya
degradasi kualitas atmosfer bumi yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin banyak arsitek dan konsultan arsitektur yang
menggunakan prinsip desain yang berkelanjutan, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimalkan dampak
lingkungan akibat pembangunan.
Dorongan untuk lebih banyak menggunakan prinsip arsitektur berkelanjutan antara lain dengan mendorong pula pihak- pihak
lain untuk berkaitan dengan pembangunan seperti developer, pemerintah dan lain- lain. Mereka juga perlu untuk didorong lebih perhatian
kepada keberlanjutan dalam pembangunan ini dengan tidak hanya mengeksploitasi lahan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak
banyaknya tanpa kontribusi bagi lingkungan atau memperhatikan dampak lingkungan yang dapat terjadi.
Sebagai proses perubahan, pembangunan berkelanjutan harus dapat menggunakan sumber daya alam, investasi, pengembangan
teknologi, serta mampu meningkatkan penc apaian kebutuhan dan aspirasi manusia. Dengan demikian, arsitektur berkelanjutan diarahkan
sebagai produk sekaligus proses berarsitektur yang erat mempengaruhi kualitas lingkungan binaan yang bersinergi dengan faktor ekonomi
dan sosial, sehingga menghasilkan karya manusia yang mampu meneladani generasi berarsitektur di masa mendatang.
Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipac u untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca (greenhouses effect ), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari
aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
Secara normatif, hal ini sudah terakomodasi dalam peraturan perundangan seperti ketentuan tentang fungsi bangunan
gedung, persyaratan tata bangunan yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan estetika pada berbagai skala dan c akupan baik ruangan,
bangunan, lingkungan, maupun persyaratan keandalan bangunan gedung yang meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamaman dan
kemudahan. Dari sisi ini, kesadaran faktor manusia dikedepankan dibanding faktor lain. Hal ini mengingat paradigma yang juga sudah
berubah dan mengalami perkembangan yang awalnya sebagai paradigma pertumbuhan ekonomi, kemudian bergeser ke paradigma
kesejahteraan. Di era reformasi dan demokratisasi politik di Indonesia, mulai bergeser ke pola paradigma pembangunan yang berpusat pada
manusia (people c entered development paradigm) yang lebih bernuansa pemberdayaan komitmen internasional.
Penerapan arsitektur berkelanjutan diantaranya:
1. Dalam efisiensi penggunaan energi:
a. Memanfaatkan sinar matahari untuk penc ahayaan alami sec ara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi
listrik.
b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
c. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara - cara inovatif lainnya.
d. Memanfaatkan air hujan dalam c ara- c ara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
e. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti penc ahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan
iklim tropis.
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan:
a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena
dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan sec ara efisien, kompak dan
terpadu.
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap
diatas bangunan (tamanatap), taman gantung (dengan menggantung pot - pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar
tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.
c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon- pohon, sehingga tumbuhan yang ada
dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
d. Desain terbuka dengan ruang- ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka- tutup yang direnc anakan
sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih
besar.
e. Dalam perenc anaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi
lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana
konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang- ruang? Berapa banyak potensi
cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan?
3. Dalam efisiensi penggunaan material :
a. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa
dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
b. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan
lama.
c. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik- baiknya, terutama untuk material
seperti kayu.
4. Dalam penggunaan teknologi dan material baru :
a. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik
domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain sec ara independen.
b. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang sec ara global dapat membuka kesempatan menggunakan material
terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
5. Dalam manajemen limbah :
a. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani
sistem aliran air kota.
b. Cara - cara inovatif yang patut dic oba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai sec ara alami dalam
lahan, membuat benda- benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan- bahan yang dapat didaur ulang
atau dapat dengan mudah terdekomposisi sec ara alami.
Mungkin jika saya menc oba merangkum penerapan arsitektur berkelanjutan di atas. Maka, akan terbagi kepada tiga hal:
1. Energy issues -> efficiency, renewable.
Energi sangat perlu diberi perhatian khusus oleh Arsitek, terutama energy listrik, karena listrik sangat berkaitan dengan
bidang Arsitektur. Banyak bangunan di Indonesia yang masih harus menyalakan lampu ketika digunakan pada siang hari. Tentu hal tersebut
sangat aneh, mengingat Indonesia memiliki sinar matahari yang berlimpah. Matahari selalu bersinar sepanjang tahun di langit Indonesia
yang hanya mengenal dua musim tersebut.
Salah satu penyebab keanehan tersebut adalah desain yang kurang memasukkan c ahaya matahari ke dalam bangunan.
Mungkin salah satu solusi yang bisa diberi adalah perbanyak bukaan pada fasad, perkec il tebal bangunan, atau buat atrium yang
menggunakan skylight.
2. Water conservation -> reduce, recycle
Perlu adanya kesadaran bahwa kita haruslah menlakukan penghematan terhadap air bersih. Karena untuk saat ini, air bersih
mulai mengalami kelangkaan. Bahkan di suatu tempat, untuk mendapatkan air bersih harus mengantri, kemudian membeli dan
menggotongnya ke rumah. (tidak melalui pipa) Misalnya untuk hal- hal/kegiatan yang tidak begitu memerlukan air bersih, seperti
menyiram kotoran setelah buang air besar. Padahal kita bisa memanfaatkan air hujan untuk hal tersebut, apalagi di Indonesia terdapat c
urah hujan yang c ukup tinggi sehingga penghematan air bersih sangat feasible 3 Votes Perubahan Iklim dan Peran Arsitektur [jurnal]
Visioner untuk dilakukan.
Cara penghematan:
a. Gunakan air hujan tersebut (tampung) hingga tak ada lagi yang terbuang begitu saja.
b. Bila ada sisa, resapkan air hujan ke dalam tanah. Selama ini, air hujan selalu langsung dialirkan ke selokan yang berakhir di laut.
Hal ini tidak memberikan kesempatan pada air hujan untuk meresap ke dalam tanah karena semua selokan diberi perkerasan
seluruh permukaannya.
c. Bila masih ada lebihnya, baru dialirkan ke dalam selokan- selokan kota. Selain menghemat air bersih, cara seperti ini bisa
mengurangi tingkat banjir. Karena selokan- selokan tidak akan dipenuhi air.
3. Material alam
Penggunaan material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih bersahabat kepada penggunanya. Di sinilah
terungkapkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara material alam dengan material buatan manusia. Material alam yang
merupakan karya Tuhan tidak meradiasikan panas dan tidak merefleksikan cahaya.
KEKUATAN Kuat tehadap tekan Kuat terhadap tarik Kuat tarik dan tekan
DAYA Mencapai suhu 100 Mencapai suhu 250 derajat Cukup tahan api
TAHAN API 450 derajat celcius celcius
DAYA Non korosi, angka Korosi, angka pemuaian besar Tergantung variasi, bahan
TAHAN CUACA pemuaian kecil bentuknya
KEAHLIAN Tenaga ahli menengah Harus dengan tenaga ahli Harus dengan tenaga ahli
PELAKSANAAN Dikerjakan secara Dalam waktu yang singkat Dalam waktu yang singkat
bertahap
WAKTU Tergantung pada cuaca tidak tergantung pada cuaca Tergantung pada cuaca
PELAKSANAAN
Entrance
R. Parkir Motor R. Parkir Motor
Koridor Koridor
Koridor Koridor
726.8
SITE PLAN
SKALA 1: 2000
1.50
Balkon
1.50
Dapur
D E
Balkon
1.50
WC
C D
Dapur
Kamar 2 R. Keluarga
9.00
3.00
WC
B R. Keluarga
B
Kamar 1
3.00
Kamar 1 R. Tamu
A A
4.50 4.50
1 2 3 1 2 3
1.50
K
1.50
J
Entrance
R. Parkir Motor R. Parkir Motor
9.00
3.00
I
3.00
H
R. Bersama
4.40
8.00
26.00
Taman Taman
Koridor
1.80
Koridor
E
A
3.00
WC Umum
WC Umum
D
9.00
3.00
B
1.50
A
2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50
36.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
DENAH LT DASAR
SKALA 1: 200
1.50
Dapur Dapur Dapur Dapur
1.50
WC WC WC WC
9.00
3.00
Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga
3.00
Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu
1.80
G
F
1.80
E
A
3.00
D
9.00
3.00
C
1.50
WC WC WC WC
B
1.50
A
Balkon Balkon Balkon Balkon
2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50
36.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1.50
Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur
1.50
WC WC WC WC WC WC WC WC
9.00
3.00
Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1
3.00
H
KIOS KIOS
1.80
G
F
1.80
KIOS KIOS
E
A
3.00
D
9.00
3.00
C
1.50
B
1.50
2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50
36.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4.80
18.35
ATAP
2.15
16.20
STRUKTUR DAK
3.00
13.20
LANTAI 4
3.00
10.20
LANTAI 3
3.00
+7.20
LANTAI 2
3.00
+4.20
LANTAI 1
4.20
LANTAI DASAR
-1.20
1.20
LANTAI KERJA
A B C D E F G H I
POTONGAN A - A
SKALA 1: 200
4.80
18.35
ATAP
2.15
16.20
STRUKTUR DAK
3.00
13.20
LANTAI 4
3.00
10.20
LANTAI 3
3.00
+7.20
LANTAI 2
3.00
+4.20
LANTAI 1 4.20
LANTAI DASAR
-1.20
1.20
LANTAI KERJA
26.00
A B C D E F G H
POTONGAN B - B
SKALA 1: 200
SLOOF 25/40
JUDUL GAMBAR
SAMPAI TANAH KERAS
NPM
60 100 60
MAHASISWA POTONGAN A - A
SKALA 1: 25
KOLOM 60/60
DOSEN
ast.DOSEN
221
60
60
A A
50
121
SEMESTER
TAHUN AJARAN
60
60 100 60
PONDASI STROUZ P - 1
SKALA
SKALA 1: 25
-0.55
DINDING BETON TAHAN API
2
SLOOF 25/40
40
30
1
LANTAI 1
20
SLOOF 25/40
KOLOM 25/40
- 1.20
20 8
10 20 55
PASIR URUG
100
JUDUL GAMBAR
POTONGAN A - A POTONGAN A - A
SKALA 1: 25 SKALA 1: 25
NPM
MAHASISWA
A
25
A 25 A
DOSEN
60
ast.DOSEN
100
200
A
100
DETAIL PONDASI P - 3
SKALA 1: 25
SEMESTER
DETAIL PLAT P - 2
TAHUN AJARAN
SKALA 1: 25
SKALA
18.35
ATAP
2.15
16.20
STRUKTUR DAK
3.00
13.20
LANTAI 4
3.00
10.20
LANTAI 3
3.00
+7.20
LANTAI 2
3.00
+4.20
LANTAI 1
-1.20
1.20
LANTAI KERJA
POTONGAN A - A
SKALA 1: 200
KOLOM 60/60
GRANITO 60X60 CM GRANITO 60X60 CM
KOLOM 60/60 SPESI SPESI
KERAMIK 30X30 ANTI SLIP PASIR URUG 5 CM PASIR URUG 5 CM
SPESI PLAT LANTAI T=12 CM PLAT LANTAI T=12 CM
PLAT LANTAI T=12 CM PLAT ATAP T=12 CM
+1.60 +4.50
7 9 23
6 10 22
5 11 21
4 12 20
JUDUL GAMBAR
3 19 13
2 18 14
1 17 15
16
NPM
MAHASISWA
DOSEN
ast.DOSEN
108 20 108
SKALA 1: 25 SKALA 1: 25
SKALA
30
12
30
14
LANTAI 2
+4.50 23
13
30
12
22
12
30
21
20
11
20
20
10
19
9
+1.60
20
18
12
DETAIL B DETAIL C
20
17
SKALA 1: 25 SKALA 1: 25
16
+3.20
12
8
+1.60
12
5
20
4
30
3
30
2
1 1 2
12
250
LANTAI 1
20
- 1.20
LANTAI KERJA
30
12
22
+16.60
30 21
20
19
15
12
20
14
20
13
11 13
12
+16.10
12
10 14
DETAIL B
9 15 SKALA 1: 25
8 16
7 17
12
30 1 2
+16.10
30 250
12
6 18 11
10
PENULANGAN BALOK TANGGA
5 18
SKALA 1: 25
20
9
20
4 20 8
3 21 3
2
2 22
1
DETAIL A LANTAI 4
23 SKALA 1: 25 +13.70
12
+13.80
6
1 75
5
20
4
30
3
30
65
11
2
50
SPESI
1
12
KERAMIK 30X30
LANTAI 1
20
SLOOF 25/40
DETAIL A
SKALA 1: 25 DETAIL 1
SKALA 1: 25
8 20
- 1.20
LANTAI KERJA