Hubungan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (Imt/U) Dan Persentase Lemak Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran Timur Hatika

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DAN

PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA


REMAJA PUTRI DI SMP ISLAM TERPADU MIFTAHUL ULUM
UNGARAN TIMUR

Hatika
Program Studi D IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo

ABSTRACT
Menstrual cycle varies for each woman. Not all women have a regular
menstrual cycle. This is affected by many factors such as health conditions,
nutritional status and someones emotion. The nutritional status that can be
assessed by using body mass index according to age (IMT/U) and the percentage
of body fat are associated with menstrual cycle. The quality of nutrient and
nutrition intake affects the performance of the hyphotalamus glands that has the
role of controlling the smoothness of menstrual cycle.
This study aimed to determine the relation between body mass index
according to age ( IMT/U) ) and the percentage of body fat with the menstrual
cycle on female students of Islam Terpadu Miftahul Ulum Junior High School,
East Ungaran.
This study was an analytical study by using cross sectional approach. The
population was all female students in Islam Terpadu Miftahul Ulum Junior High
School, East Ungaran on July in the academic year 2014-2015. 73 samples were
selected by purposive sampling technique. Data collecting used questionnaires
and observation sheets. Bivariate analysis used the chi square test ( = 0,05).
The results showed that from 73 of respondents, most female students had
normal categories of IMT/U (63%), and normal category of percentage of body fat
(64,4%) and most female students had regular menstrual cycle (57,5%). The
statistical test concluded that there was a corelation between body mass index
according to age (IMT/U) with the menstrual cycle (p = 0,025 < 0,05) and there is
a corelation between the percentage of body fat with the menstrual cycle (p =
0,047 < 0,05).
There is a corelation between body mass index according to age (IMT/U)
and percentage of body fat with the menstrual cycle on female students of Islam
Terpadu Miftahul Ulum Junior High School, East Ungaran

Keyword :Body Mass Index, the percentage of body fat, menstrual cycle

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa dengan perubahan fisik, perilaku,

dimana seseorang berada di antara kognitif, biologis dan emosi. Masalah

fase anak dan dewasa yang ditandai yang banyak dihadapi para remaja
adalah masalah kesehatan reproduksi. kecepatan pertumbuhan. Pada

Kesehatan reproduksi merupakan remaja putri, pubertas ditandai

suatu kondisi sehat yang bukan saja dengan permulaan menstruasi

bebas dari penyakit atau kecacatan, (menarche) (Proverawati dan Siti,

namun sehat baik secara mental 2009).

maupun social budaya yang berkaitan Menstruasi merupakan

dengan sistem, fungsi, dan proses perdarahan secara periodik dan siklik

reproduksi yang dimiliki oleh remaja. dari uterus, disertai pelepasan

Remaja perlu mengetahui kesehatan (deskuamasi) endometrium. Siklus

reproduksi agar memiliki informasi menstruasi biasanya dimulai pada

yang benar mengenai proses wanita muda umur 12-15 tahun yang

reproduksi serta berbagai faktor yang terus berlanjut sampai usia 45-50

ada disekitarnya (Makhfudli dan tahun (menopause). Lamanya siklus

Ferry, 2009). Kesehatan reproduksi dan perdarahan pada menstruasi

juga terkait dengan siklus hidup, sangat bervariasi untuk tiap wanita.

dimana setiap tahapannya Umumnya siklus menstruasi terjadi

mengandung risiko yang terkait secara periodik setiap 28 hari. Tetapi

dengan kesakitan dan kematian pada kenyataannya, tidak semua

(RISKESDAS, 2013). wanita memiliki siklus menstruasi

Pada masa remaja terjadi yang normal yaitu tidak memiliki

perubahan dramatis pada setiap pola siklus menstruasi tertentu (tidak

kehidupan manusia yang ditandai teratur) (Proverawati dan Siti, 2009).

dengan peningkatan lonjakan Hal ini tergantung berbagai faktor


seperti kondisi kesehatan, status gizi, terganggunya fungsi reproduksi

dan emosi perempuan yang (Proverawati dan Siti, 2009).

bersangkutan (Anurogo dan Dasar dari penilaian status gizi

Wulandari, 2011). Persentase yaitu dengan menggunakan

menstruasi teratur menunjukkan pengukuran indeks antropometri

adanya hubungan positif dengan seperti Indeks Massa Tubuh menurut

pendidikan, tingkat pengeluaran per umur (IMT/U), Berat Badan menurut

kapita, yang mana tingkat umur, Tinggi Badan menurut umur,

pengeluaran per kapita berhubungan Berat Badan menurut Tinggi Badan,

dengan status gizi seseorang Lingkar Lengan Atas menurut umur

(RISKESDAS, 2013). dan persentase lemak tubuh

Mengamati perjalanan siklus (Supariasa, 2012).

menstruasi sangat penting agar dapat Status gizi berhubungan dengan

diusahakan pengaturan siklus apabila siklus menstruasi. Kualitas dari

terjadi gangguan proses asupan nutrisi dan gizi mempengaruhi

menstruasinya dan ketidakteraturan kinerja kelenjar hipotalamus yang

menstruasi membuat seorang wanita memiliki peran mengendalikan

sulit menentukan masa suburnya. Gizi kelancaran siklus menstruasi

yang kurang pada remaja putri (Andriyani, 2013). Gizi yang kurang

dapat mempengaruhi pematangan pada remaja putri akan berdampak

seksual, pertumbuhan, fungsi organ pada gangguan menstruasi, tetapi

tubuh dan akan menyebabkan akan membaik bila asupan

nutrisinya baik (Ambarwati, 2012).


Hal ini sejalan dengan penelitian yang mengganggu pola menstruasi dan

dilakukan oleh Adnyani (2012) yang potensial fertilitas. Pada lemak tubuh,

menyatakan bahwa ada hubungan sel-sel lemak tersebut memproduksi

antara status gizi dengan siklus hormon leptin dan hormon ini

menstruasi pada remaja putri disekresikan ke dalam aliran darah.

(Adnyani, 2012). Hormon leptin memiliki efek yang

Faktor lain yang berhubungan signifikan terhadap reproduksi dan

dengan menstruasi yaitu lemak tubuh. mempengaruhi pusat-pusat tertentu

Agar menstruasi dapat dimulai dan pada otak dan dapat menurunkan

berlanjut, 17% berat badan remaja nafsu makan seseorang. Hormon

harus terdiri dari lemak (Santrock, leptin juga bertugas mengontrol tubuh

2007). Menurut Narendra, dkk (2008) dalam mengelola lemak. Karena

mengatakan bahwa anak perempuan leptin diproduksi oleh lemak, kadar

dengan jaringan lemak yang lebih leptin pada orang yang obesitas

banyak, lebih cepat mengalami cenderung lebih tinggi daripada orang

menstruasi daripada anak yang kurus. yang memiliki barat badan normal.

Kehilangan berat badan sebesar 10% Kondisi overweight dan obesitas

dari berat badan dapat menyebabkan dapat membawa berbagai

terlambatnya menstruasi dan konsekuensi buruk bagi reproduksi

berkurangnya sekresi Gn-RH, LH dan (Proverawati dan Siti, 2009). Selain

FS (Narendra, dkk, 2008). itu, kondisi obesitas juga dapat

Peningkatan berat badan dan menyebabkan gangguan siklus

jaringan lemak pada dasarnya menstruasi melalui jaringan adiposa


yang secara aktif mempengaruhi mengalami siklus menstruasi yang

hormone estrogen dan androgen. Pada tidak teratur; 1 diantara 4 remaja

wanita yang mengalami obesitas tersebut mengalami amenore

terjadi peningkatan produksi estrogen sekunder yaitu tidak mengalami

karena selain ovarium, jaringan menstruasi setelah 3 siklus atau 6

adipose juga dapat memproduksi siklus sebelumnya sudah pernah

estrogen. Peningkatan kadar estrogen mengalami menstruasi dan 6 remaja

yang terus menerus secara tidak mengalami siklus mestruasi yang

langsung dapat menyebabkan teratur. Berdasarkan latar belakang

peningkatan hormon androgen yang diatas, maka peneliti tertarik untuk

dapat mengganggu perkembangan melakukan penelitian mengenai

folikel sehingga tidak dapat Hubungan Indeks Massa Tubuh

menghasilkan folikel yang matang menurut Umur (IMT/U) dan

(Paath, 2005). persentase lemak tubuh dengan siklus

Berdasarkan hasil survey studi menstruasi pada remaja putri di SMP

pendahuluan yang dilakukan pada 10 Islam Terpadu Miftahul Ulum,

remaja putri di SMP Islam Terpadu Ungaran Timur.

Miftahul Ulum, didapatkan 4 remaja

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP dengan menggunakan metode

Islam Terpadu Mifathul Ulum, pendekatan potong lintang (cross

Susukan, Ungaran Timur sectional). Dalam desain ini peneliti

Jenis penelitian ini adalah melakukan observasi atau

survey yang bersifat analitik pengukuran variabel baik untuk


variabel risiko atau sebab maupun tertentu yang dibuat oleh peneliti

variabel akibat pada satu saat tertentu sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-

yang berarti tiap subyek hanya di sifat populasi yang sudah diketahui

observasi satu kali saja dan sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

pengukuran variabel subyek Penelitian ini menggunakan

dilakukan pada saat pemeriksaan instrument penelitian berupa

tersebut serta tidak melakukan tindak kuesioner yaitu pada variabel siklus

lanjut terhadap pengukuran yang menstruasi serta instrument lembar

dilakukan (Notoatmodjo, 2012). observasi dengan cara pengukuran

Populasi dalam penelitian ini langsung yaitu pada variabel Indeks

adalah semua remaja putri di SMP Massa Tubuh menurut umur

Islam Terpadu Miftahul Ulum pada (IMT/U) dan persentase lemak

bulan Juli tahun ajaran 2014-2015 tubuh. Instrumen untuk mengukur

dengan jumlah 84 orang. IMT/U dan persentase lemak tubuh

Penentuan jumlah sampel yang berupa BIA, mikrotoa serta alat

sesuai dengan kriteria inklusi tulis dan lembar hasil pengukuran.

sebanyak 73 responden. Teknik Data yang telah terkumpul

pengambilan sampel yang digunakan dianalisa menggunakan uji Chi

pada penelitian ini adalah purposive Square dengan tingkat kesalahan

sampling yaitu teknik yang 5% (0,05).

digunakan dengan pertimbangan


HASIL PENELITIAN

Berdasarkan 73 responden paling Berdasarkan 73 responden yang

banyak remaja putri memiliki IMT/U mempunyai IMT/U kategori kurus

kategori normal yaitu 46 orang lebih banyak mengalami siklus

(63%), sedangkan yang memiliki menstruasi tidak teratur yaitu 8 orang

IMT/U kategori kurus dan gemuk (61,5%) dibandingkan siklus

masing-masing 17,8% dan 19,2%. menstruasi teratur, remaja putri yang

Berdasarkan 73 responden mempunyai IMT/U kategori normal

paling banyak remaja putri memiliki lebih banyak mengalami siklus

persentase lemak tubuh kategori menstruasi teratur yaitu 32 orang

normal yaitu 47 orang (64.4%), (69,6%) dibandingkan siklus

sedangkan yang memiliki persentase menstruasi tidak teratur sedangkan

lemak tubuh kategori kurang dan remaja putri yang mempunyai

lebih masing-masing 16.4% dan IMT/U kategori gemuk lebih banyak

19,2%. mengalami siklus menstruasi tidak

Berdasarkan 73 responden yang teratur yaitu 9 orang (64,3%)

mempunyai siklus menstruasi tidak dibandingkan siklus menstruasi

teratur sebanyak 31 remaja putri teratur.

(42,5%) lebih sedikit dari pada Hasil uji Chi Square

remaja putri yang mempunyai siklus menunjukkan bahwa p value = 0,025

menstruasi yang teratur yaitu 42 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

(57,5%). hipotesis diterima yang berarti ada

hubungan antara Indeks Massa


Tubuh menurut umur (IMT/U) Hasil uji Chi Square

dengan siklus menstruasi pada menunjukkan bahwa p value = 0,047

remaja putri di SMP Islam Terpadu (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

Miftahul Ulum Ungaran Timur. hipotesis diterima yang berarti ada

Berdasarkan 73 responden yang hubungan antara persentase lemak

mempunyai persentase lemak tubuh tubuh dengan siklus menstruasi pada

kategori kurang lebih banyak remaja putri di SMP Islam Terpadu

mengalami siklus menstruasi tidak Miftahul Ulum Ungaran Timur.

teratur yaitu 7 orang (58,3%) PEMBAHASAN

dibandingkan siklus menstruasi Berdasarkan 73 responden paling

teratur, remaja putri yang banyak remaja putri mempunyai

mempunyai persentase lemak tubuh Indeks Massa Tubuh menurut umur

kategori normal lebih banyak (IMT/U) yang normal yaitu

mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 63%. Sedangkan yang

yaitu 32 orang (68,1%) dibandingkan memiliki IMT/U kategori kurus dan

siklus menstruasi tidak teratur gemuk masing-masing 17,8% dan

sedangkan remaja putri yang 19,2%.

mempunyai persentase lemak tubuh Penilaian Indeks Massa Tubuh

kategori lebih lebih banyak menurut umur (IMT/U) dinilai

mengalami siklus menstruasi tidak berdasarkan berat badan terhadap

teratur yaitu 9 orang (64,3%) tinggi badan berdasarkan umur

dibandingkan siklus menstruasi seseorang. Hasil penelitian

teratur. menunjukkan bahwa 63% responden


mempunyai IMT/U yang normal. Hal siswa yang mana jika nilai IMT lebih

ini bisa dilihat langsung dari bentuk kecil dari median maka yang diambil

tubuh responden yaitu adanya sebagai pembanding adalah nilai

kesesuaian antara tinggi badan dan pada -1 SD sehingga pada akhir

berat badan terhadap umur perhitungan didapatkan hasil minus.

responden tersebut. Indeks Massa Pada responden yang mempunyai

Tubuh menurut umur dikatakan nilai IMT/U kategori kurus dapat

normal dapat terlihat berdasarkan dilihat dari perhitungan z-score yang

tabel IMT/U anak usia 5-18 tahun mana hasil pengukuran Indeks Massa

pada hasil pengukuran antara -2 SD Tubuh lebih jauh lebih kecil dari

hingga 1 SD. Rata-rata IMT/U siswa median sehingga didapatkan z-score

SMP Islam terpadu Miftahul Ulum kurang -2 SD. Pada siswa yang

yaitu -0,1177 dan ini termasuk mempunyai Indeks Massa Tubuh

kategori normal. Hasil minus pada yang sama tetapi pada umur yang

pengukuran z-score tersebut berbeda maka hasil z-score (IMT/U)

dikarenakan hasil dari Indeks Massa akan berbeda. Semakin tinggi umur

Tubuh yaitu perbandingan antara jika memiliki Indeks Massa Tubuh

berat badan terhadap tinggi badan yang sama maka semakin kecil z-

dalam centimeter lebih kecil dari score yaitu kurang -2 SD dan secara

median yang mana median dilihat langsung orang kurus bisa dilihat

berdasarkan kategori umur siswa pada bentuk tubuhnya yang kurus

tersebut sehingga dapat disimpulkan dan begitu juga yang mempunyai

bahwa hasil z-score tergantung umur nilai IMT/U kategori gemuk secara
langsung bisa dilihat pada bentuk Kedua faktor tersebut sangat

tubuhnya yang gemuk yaitu tidak ada dipengaruhi oleh faktor lain seperti

kesesuaian antara tinggi dan berat zat gizi yang terkandung di dalam

badan responden tersebut. Dari hasil makanan itu sendiri, ada tidaknya

wawancara pada responden yang program pemberian makanan di luar

gemuk dikatakan bahwa sering keluarga, daya beli (pendapatan

mengkonsumsi bakso dan mie ayam, keluarga), kebiasaan makan,

lebih aktif memilih makanan yang pemeliharaan kesehatan, adat atau

disukainya (cemilan) dan responden kepercayaan yang terkait dengan

tersebut kurang suka melakukan tabu makanan, serta lingkungan fisik

aktivitas olahraga disekolah dan dan sosial.

diluar rumah serta lebih banyak Faktor penyebab kurus salah

menghabiskan waktu dengan dunia satu diantaranya karena kurangnya

sosial media jika berada dirumah asupan makanan yang dikonsumsi

IMT/U merupakan salah satu cara atau kandungan kalori makanan yang

penilaian status gizi untuk anak usia dipilih rendah, sehingga kalori yang

5-18 tahun. Banyak faktor yang masuk kurang meskipun jumlah

mempengaruhi status gizi pada makanan yang dikonsumsi banyak.

remaja. Menurut Aritonang dan Serta biasanya remaja putri

Endah (2006) serta Supariasa (2012) menurunkan bobot badan (diet)

mengungkapkan beberapa faktor secara berlebihan tanpa

yang mempengaruhi status gizi yaitu mempertimbangkan asupan makanan

konsumsi makanan dan kesehatan. yang semestinya dipenuhi. Ini bisa


berakibat bobot badan terus turun pola makan, perilaku makan dan

dan seseorang yang maniak aktivitas fisik. Pola makan yang

olahraga bisa menjadi terlalu kurus merupakan pencetus terjadinya

jika energi yang dikeluarkan tidak kegemukan dan obesitas adalah

seimbang dengan asupan makanan mengkonsumsi makanan porsi besar

yang dikonsumsi. (melebihi dari kebutuhan), makanan

Kegemukan dan obesitas terjadi tinggi energi, tinggi lemak, tinggi

akibat asupan energi lebih tinggi karbohidrat sederhana dan rendah

daripada energi yang dikeluarkan. serat. Sedangkan perilaku makan

Asupan energi tinggi disebabkan yang salah adalah tindakan memilih

oleh konsumsi makanan sumber makanan berupa junk food, makanan

energi dan lemak tinggi, sedangkan dalam kemasan dan minuman ringan

pengeluaran energi yang rendah (soft drink). Selain pola makan dan

disebabkan karena kurangnya perilaku makan, kurangnya aktivitas

aktivitas fisik. Kegemukan dan fisik juga merupakan faktor

obesitas terutama disebabkan oleh penyebab terjadinya kegemukan dan

faktor lingkungan. Faktor genetik obesitas pada anak sekolah.

meskipun diduga juga berperan Keterbatasan lapangan untuk

tetapi tidak dapat menjelaskan bermain dan kurangnya fasilitas

terjadinya peningkatan prevalensi untuk beraktivitas fisik menyebabkan

kegemukan dan obesitas. Pengaruh anak memilih untuk bermain di

faktor lingkungan terutama terjadi dalam rumah. Selain itu, kemajuan

melalui ketidakseimbangan antara teknologi berupa alat elektronik


seperti video games, playstation, normal yaitu 47 orang (64.4%),

televisi dan komputer menyebabkan sedangkan yang memiliki persentase

anak malas untuk melakukan lemak tubuh kategori kurang dan

aktivitas fisik. Perkembangan lebih masing-masing 16.4% dan

internet turut mengurangi aktifitas 19,2%.

bermain anak sehingga Berdasarkan hasil penelitian

menurunkan tingkat mobilitas anak diketahui bahwa rata-rata persentase

yang mengakibatkan kecenderungan lemak tubuh remaja putri 22,786 dan

indeks masa tubuh yang besar. Pada hal tersebut berarti bahwa paling

anak sekolah, kejadian kegemukan banyak remaja putri memiliki

dan obesitas merupakan masalah persentase lemak tubuh kategori

yang serius karena akan berlanjut normal, hal ini bisa terlihat dari

hingga usia dewasa. Kegemukan dan bentuk badannya yang tidak

obesitas pada anak berisiko berlanjut menunjukkan adanya kelebihan

ke masa dewasa, dan merupakan lemak pada beberapa tempat

faktor risiko terjadinya berbagai timbunan lemak tubuh seperti lengan

penyakit metabolik dan degeneratif atas, lengan bawah, tulang belikat

seperti penyakit kardiovaskuler, (subscapular), perut, suprailiaka dan

diabetes mellitus, kanker, dan lain- paha. Pada remaja putri yang

lain (Kemenkes RI, 2012). mempunyai berat badan lebih

Berdasarkan 73 responden memiliki lemak tubuh yang tinggi

sebagian besar mempunyai hal ini dapat terlihat pada tempat

persentase lemak tubuh kategori timbunan lemak tubuh terutama pada


bagian lengan atas dan lengan bawah pada kadar lemak tubuh dan volume

yang terlihat lebih besar, ada lipatan ototnya sehingga kalkulasi secara

pada bagian tulang belikat Indeks Massa Tubuh akan mirip

(subscapular), perut terlihat lebih tetapi akan berbeda pada lemak

menonjol (lebih besar), suprailiaka tubuh karena walaupun memiliki

dan paha terlihat lebih besar. Begitu berat badan yang sama tetapi volume

juga sebaliknya, remaja putri yang lemak jauh lebih besar daripada otot.

terlihat kurus memiliki lemak tubuh Sehingga dari hasil penelitian bisa

yang kurang juga, hal ini tidak saja Indeks Massa tubuhnya sama

terlihat adanya timbunan lemak. yaitu kurus tetapi persentase lemak

Pada hasil penelitian didapatkan tubuhnya termasuk dalam kategori

bahwa remaja putri yang memiliki normal. Untuk mengukur seberapa

IMT/U kategori kurus sebanyak 13 besar lemak tubuh tersebut diukur

orang sedangkan pada persentase menggunakan alat Bioelectrical

lemak tubuh hanya 12 remaja putri Impedance Analysis.

yang memiliki persentase lemak Menurut Sandjaja (2009),

tubuh kategori kurang yang artinya persentase lemak tubuh merupakan

ada 1 remaja putri memiliki IMT/U jumlah lemak dalam tubuh dari total

kategori kurus tetapi persentase berat badan seseorang (Sandjaja,

lemak tubuhnya normal, hal ini bisa 2009). Massa lemak tersebar hampir

saja terjadi pada orang yang diseluruh bagian tubuh yaitu 50%

memiliki berat badan dan tinggi pada subkutan, 45% pada sekeliling

badan yang sama tetapi akan berbeda organ internal (rongga


abdomen/lemak viseral) dan 5% disekolah/ dikampus. Anak-anak

lainnya di jaringan intramaskular remaja tidak dapat terlepas dari

(Almatsier, 2002). Lemak tubuh makanan jajanan disekolah. Hal ini

tersebut bisa dilihat pada bagian merupakan upaya utuk memenuhi

tertentu dari tubuh seperti pada kebutuhan dan energi karena

bagian lengan atas (triceps dan aktivitas disekolah yang tinggi.

biceps), lengan bawah (forearm), Biasanya para remaja sekolah ini

tulang belikat (subscapular), di menyukai makanan yang tinggi

tengah garis ketiak (midaxillary), sisi kalori yang bersumber dari lemak

dada (pectoral), perut (abdominal), dan gula. Anak remaja juga sering

suprailiaka, paha, tempurung lutut mengonsumsi fast food dan junk

(suprapatellar), dan pertengahan food, konsumsi gula berlebihan serta

tungkai bawah (medial calf) konsumsi lemak berlebihan sehingga

(Supariasa, 2012). Lemak sangat hal tersebut dapat meningkatkan

dibutuhkan oleh tubuh tetapi jumlah lemak dalam tubuh.

kelebihan lemak dapat menimbulkan Berdasarkan 73 remaja putri di

berbagai penyakit seperti obesitas SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum

yaitu kelebihan berat badan sebagai mempunyai siklus menstruasi yang

akibat dari penimbunan lemak tubuh tidak teratur sebanyak 31 remaja

yang berlebihan. Keadaan tersebut putri (42,5%) lebih sedikit dari pada

dapat terjadi dipicu oleh pengaruh remaja putri yang mempunyai siklus

lingkungan. Pada anak remaja menstruasi yang teratur yaitu 42

biasanya jajan sembarangan (57,5%).


Keteraturan siklus menstruasi kuesioner responden yang

remaja putri di SMP Islam Terpadu menyatakan bahwa perbedaan siklus

Miftahul Ulum dilihat dari berapa menstruasi mereka baik lebih cepat

hari maju atau mundur siklusnya dari atau lebih lama dari menstruasi

siklus sebelumnya. Dari hasil sebelumnya melebihi 7 hari.

penelitian diketahui 57,5% remaja Menurut Saifuddin (2012),

putri mengalami siklus menstruasi keteraturan siklus menstruasi

yang teratur, hal ini bisa dilihat dari seseorang bisa dilihat jika seseorang

hasil kuesioner bahwa jika siklus telah mengalami minimal 6 siklus

menstruasi hanya maju atau mundur menstruasi (Saifuddin, 2012). Tidak

beberapa hari yaitu 7 hari atau tetap semua wanita memiliki siklus

pada tanggal yang sama maka siklus menstruasi yang teratur. Siklus

menstruasinya dikatakan teratur dan menstruasi dikatakan teratur jika

31 responden mengalami siklus perbedaan dalam siklus menstruasi

menstruasi tidak teratur dan 2 7 hari. Keteraturan siklus

diantara 31 responden tersebut menstruasi seseorang tersebut sangat

mengalami perbedaan siklus dipengaruhi oleh berbagai faktor

menstruasi yang tidak menentu seperti kesehatan, gizi dan emosi

seperti menstruasi terjadi dengan seseorang (Winkjosastro, 2009).

perbedaan siklus yang berbeda Berdasarkan 73 responden

terkadang dalam 3 bulan, 2 bulan diketahui bahwa remaja putri yang

atau 1 bulan. Ketidakteraturan mempunyai IMT/U kategori kurus

tersebut dilihat dari jawaban lebih banyak mengalami siklus


menstruasi tidak teratur yaitu 8 orang Berdasarkan 73 responden

(61,5%) dibandingkan siklus diketahui bahwa remaja putri yang

menstruasi teratur, remaja putri yang mempunyai persentase lemak tubuh

mempunyai IMT/U kategori normal kategori kurang lebih banyak

lebih banyak mengalami siklus mengalami siklus menstruasi tidak

menstruasi teratur yaitu 32 orang teratur yaitu 7 orang (58,3%)

(69,6%) dibandingkan siklus dibandingkan siklus menstruasi

menstruasi tidak teratur sedangkan teratur, remaja putri yang

remaja putri yang mempunyai mempunyai persentase lemak tubuh

IMT/U kategori gemuk lebih banyak kategori normal lebih banyak

mengalami siklus menstruasi tidak mengalami siklus menstruasi teratur

teratur yaitu 9 orang (64,3%) yaitu 32 orang (68,1%) dibandingkan

dibandingkan siklus menstruasi siklus menstruasi tidak teratur

teratur. sedangkan remaja putri yang

Hasil uji Chi Square mempunyai persentase lemak tubuh

menunjukkan bahwa p value = 0,025 kategori lebih lebih banyak

(<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa mengalami siklus menstruasi tidak

hipotesis diterima yang berarti ada teratur yaitu 9 orang (64,3%)

hubungan antara Indeks Massa dibandingkan siklus menstruasi

Tubuh menurut umur (IMT/U) teratur.

dengan siklus menstruasi pada Hasil uji Chi Square

remaja putri di SMP Islam Terpadu menunjukkan bahwa p value = 0,047

Miftahul Ulum Ungaran Timur. (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa


hipotesis diterima yang berarti ada Kondisi obesitas ini dapat

hubungan antara persentase lemak menyebabkan gangguan siklus

tubuh dengan siklus menstruasi pada menstruasi melalui jaringan adiposa

remaja putri di SMP Islam Terpadu yang secara aktif mempengaruhi

Miftahul Ulum Ungaran Timur. hormone estrogen dan androgen.

Peningkatan berat badan dan Pada wanita yang mengalami

lemak tubuh dapat mengganggu pola obesitas terjadi peningkatan produksi

menstruasi dan potensial fertilitas. estrogen karena selain ovarium,

Pada wanita yang gemuk tidak jaringan adipose juga dapat

hanya kelebihan androgen tetapi memproduksi estrogen. Peningkatan

juga kelebihan estrogen. Estrogen kadar estrogen yang terus menerus

merupakan salah satu hormon yang secara tidak langsung dapat

berperan dalam proses menstruasi. menyebabkan peningkatan hormon

Hormon estrogen adalah hormon androgen yang dapat mengganggu

ovarium yang bekerja dibawah perkembangan folikel sehingga tidak

rangsangan hormon lobus hipofisa dapat menghasilkan folikel yang

anterior yang dikeluarkan oleh matang sehingga hal tersebut dapat

hipotalamus yang menyebabkan mempengaruhi siklus menstruasi

modifikasi struktur endometrium seseorang (Proverawati dan Siti,

untuk mengatur siklus menstruasi 2009). Selain itu kekurangan gizi

seseorang. Kondisi overweight dan pada seseorang akan berdampak

obesitas dapat membawa berbagai pada penurunan fungsi reproduksi

konsekuensi buruk bagi reproduksi. karena kadar hormone gonadotropin


yang berfungsi memegang peranan siklus menstruasi terganggu

penting dalam proses menstruasi (Proverawati dan Siti, 2009).

menurun. Kejadian tersebut Penelitian ini sejalan dengan

berhubungan dengan gangguan penelitian yang dilakukan oleh

fungsi hipotalamus sehingga dapat Adnyani (2012) yang menyatakan

mengakibatkan gangguan siklus bahwa ada hubungan antara status

menstruasi seseorang (Paath, 2005). gizi (Indeks Massa Tubuh) dengan

Oleh karena itu kualitas dari asupan siklus menstruasi seseorang

nutrisi dan gizi mempengaruhi (Adnyani, 2012).

kinerja kelenjar hipotalamus untuk SIMPULAN DAN SARAN

mengendalikan kelancaran siklus Indeks Massa Tubuh menurut

menstruasi seseorang. Pada umur (IMT/U) secara umum adalah

responden yang mempunyai Indeks baik yaitu sebanyak 46 orang

Massa Tubuh menurut umur (63%).

(IMT/U) kategori normal juga Persentase lemak tubuh secara

mengalami siklus menstruasi yang umum adalah baik yaitu sebanyak

tidak teratur sebesar 30,4% hal ini 47 orang (64,4%).

disebabkan oleh faktor lain selain Siklus menstruasi sebagian besar

IMT/U yaitu faktor stress. Stress teratur yaitu sebanyak 42 orang

pada seseorang dapat mengganggu (57,5%).

system metabolisme tubuh sehingga Hasil analisa data ada hubungan

hal tersebut dapat menyebabkan Indeks Massa Tubuh menurut umur

(IMT/U) dengan siklus menstruasi


dan ada hubungan persentase lemak pemahaman yang lebih mendalam

tubuh dengan siklus menstruasi. tentang gizi yang baik (seimbang)

Diharapkan dapat bagi pertumbuhan dan

mengembangkan penelitian yang perkembangan remaja serta tentang

lebih luas variabel maupun kesehatan reproduksi.

respondennya sesuai fungsi Bidan Diharapkan bagi remaja putri

sebagai peneliti dan bagi peneliti dapat membiasakan pola hidup sehat

selanjutnya mampu mengembangkan seperti rutin berolahraga dan tidak

variabel penelitian. jajan sembarangan serta

Diharapkan agar dapat lebih membiasakan makan dengan prinsip

menambah sumber referensi gizi seimbang karena badan terlalu

kepustakaan yang berkaitan dengan kurus ataupun terlalu gemuk serta

status gizi dan kesehatan reproduksi dapat mengganggu siklus menstruasi

remaja terutama siklus menstruasi. dapat mengganggu aktifitas atau

Diharapkan tempat penelitian kegiatan sehari-hari terutama

dapat memberikan pengetahuan dan aktifitas belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, NKW. 2012. Hubungan Ambarwati, F.R. 2012. Gizi dan


Status Gizi Dengan Siklus Kesehatan Reproduksi.
Menstruasi Pada Remaja Putri Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Kelas X Di SMA PGRI 4
Denpasar. [skripsi]. Denpasar : Andriyani, A. 2013. Panduan
Universitas Udayana.
Kesehatan Wanita. Solo :
Almatsier, S. dkk. 2011. Gizi
Seimbang Dalam Daur Assalam Group.
Kehidupan. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Anurogo, D dan Ari W. 2011. Cara Jahja, Y. 2011. Psikologi
jitu mengatasi nyeri haid. Perkembangan. Jakarta :
Yogyakarta : ANDI. Kencana Prenada Media
Group.
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur
Kementerian Kesehatan RI. 2012.
Kehidupan. Jakarta: EGC. Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Kegemukan
Aritonang, I. 2013. Memantau Dan dan Obesitas pada Anak
Menilai Status Gizi, Aplikasi Sekolah. Jakarta : Kemenkes
Standar WHO-Antro 2005. RI.
Yogyakarta : Leutika Books.
Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Aritonang, I. 2012. Manajemen Riset Kesehatan Dasar
Asuhan Gizi. Yogyakarta : (RISKESDAS) 2013. Jakarta:
leutika nouvalitera. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Aritonang, I dan Endah P. 2006. Departemen Kesehatan RI.
Busung Lapar : Potret Buram
Anak Indonesia Di Era Makhfudli dan Ferry E. 2009.
Otonomi Daerah. Yogyakara : Keperawatan Kesehatan
Media Pressindo. Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika
Asmarani, R. 2010. Pengaruh
Olahraga Terhadap Siklus Haid Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan
Atlit [Artikel Penelitian]. Reproduksi. Yogyakarta :
Semarang : Universitas Pustaka Pelajar.
Diponegoro.
Mursito, B. 2004. Ramuan
Badan Kependudukan dan Keluarga Tradisional Untuk Pelangsing
Berencana Nasional. 2013. Tubuh. Jakarta: Penebar
Profil Kependudukan dan Swadaya.
Pembangunan Di Indonesia
Tahun 2013. Jakarta : BKKBN. Narendra, M.B.,dkk. 2008. Tumbuh
Kembang Anak Dan Remaja.
Furqonita, D. 2006. Seri IPA Biologi Jakarta : Sagung Seto.
SMP Kelas IX. Bogor : Quadra.
. Nursalam. 2008. Metodologi
Hendrik. 2006. Problema Haid. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta : Tiga Serangkai Rineka Cipta.

Hidayat, A.A.A. 2008. Pengantar Paath, E.F., Dkk. 2005. Gizi Dalam
Ilmu Kesehatan Anak Untuk Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Pendidikan Kebidanan. EGC.
Salemba Medika.
Proverawati, A dan Siti M. 2009. Sukarni, I dan Margareth. 2013.
Menarche, Menstruasi Kehamilan, Persalinan dan
Pertama Penuh Makna. Nifas. Yogyakarta : Nuha
Yogyakarta : Nuha Medika. Medika.

Purwanti, E. 2006. Hubungan Supariasa, I D.N.,dkk. 2012.


Persentase Lemak Tubuh, Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Aktivitas Fisik, dan Frekuensi EGC.
Olahraga dengan Siklus
Menstruasi pada Siswi SMAN Toruan, P.L. 2007. Fat Loss Not
9 Semarang [Skripsi]. weight loss. Jakarta :
Semarang : Universitas Transmedia Pustaka.
Diponegoro.
Widyastuti, Y., dkk. 2009.
Saifuddin, A.B. 2012. Buku Panduan Kesehatan Reproduksi.
Praktis Pelayanan Yogyakarta : Fitramaya.
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Winkjosastro, H. 2009. Ilmu
Prawiroharjo. Kandungan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono
Sandjaja, A. 2009. Kamus Gizi Prawirohardjo.
Lengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta : Kompas.

Santrock, J.W. 2008. Adolescence


Perkembangan Remaja.
Jakarta : Erlangga.

Santrock, J.W. 2007. Remaja. Jakarta


: Erlangga.

Setiawan, A dan Saryono. 2011.


Metodologi Penelitian
Kebidanan DIII, DIV, S1 dan
S2. Yogyakarta : Nuha Medika.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh


Kembang Remaja Dan
Permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk


Penelitian. Bandung :
Alfabeta.

You might also like