POLA SDA Wilayah Sungai Pemali Comal
POLA SDA Wilayah Sungai Pemali Comal
POLA SDA Wilayah Sungai Pemali Comal
Pemali Comal river basin is located in Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, and Batang district,
Central Java Province. The objectives of study is to set up the water resources management pattern,
fulfil water requirement according to the quality and quantity, time and location based on
available resources.Conservation, water resources utilization, and controlling destructive water,
the aspects of water resources management, were analyzed and simulated based on secondary data
to obtain the result related to water resources management. Analyzing and simulating process were
carried out by using Arc view 3.3, HYMOS 4, and RIBASIM 6.33 softwares. There are two critical
sub river basins; Comal and Sengkarang, and four nearly critical sub river basins; Kupang,
Cacaban, Gung, and Sragi Baru. Pemali Comal river basin has available water is about 10.75 x 109
m3/year but the water utilization is still about 1.9 x 109 m3/year (17.7 %). Water requirement
(irrigation, DMI) havent been service enough by water supply capacity. The location of flood
prone areas are spread out in downstream of nearly critical and critical sub river basin. Water
resources management is carried out by conserved catchment area, upstream area of river basin
especially critical sub river basin and reconsidered suitability area, increased supply capacity,
involved stakeholder and public in planning, construction, supervision, evaluation of water
resources management activities.
Key words : critical river basin, water balance, spread flood prone areas, water
resources management
1. PILAR Volume ,
2. Alumnus S2 Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Dosen Universitas Bandar Lampung Lampung
3.4 Dosen Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Jl. Hayam wuruk No. 5 Semarang
(SDA) adalah upaya merencanakan, melaksa- si, dan uji kecocokan, Perhitungan hujan
nakan, memantau dan mengevaluasi penye- area (poligon thiessen), dll
lenggaraan konservasi SDA, pendayagunaan d) Simulasi rainfall-runoff (Sacramento
SDA dan pengendalian daya rusak air. Model)
Langkah awal pengelolaan SDA adalah
menyusun pola pengelolaan SDA yang Kebutuhan Air Irigasi
merupakan kerangka dasar dalam merenca-
nakan, melaksanakan, memantau dan menge- Dalam merencanakan kebutuhan air irigasi
valuasi kegiatan pengelolaan SDA. Penyu- diperhitungkan faktor faktor yang ber-
sunan pola pengelolaan SDA meliputi 3 (tiga) pengaruh dalam penetapan kebutuhan air
aspek pengelolaan, yaitu : (1) Konservasi irigasi, faktor faktor tersebut adalah :
sumber daya air, (2) Pendayagunaan sumber a. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan
daya air, dan (3) Pengendalian daya rusak air Faktor - faktor yang mempengaruhi kebu-
tuhan air pengolahan lahan antara lain:
Konservasi Sumber Daya Air - Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pengolahan lahan
Konservasi sumber daya air adalah upaya me- - Kebutuhan air untuk pengolahan
melihara keberadaan serta keberlanjutan kea- dan persemaian
daan, sifat, dan fungsi SDA agar senantiasa b. Kebutuhan air untuk penggunaan konsu-
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang mtif
memadai untuk memenuhi kebutuhan mak- c. Penggantian lapisan air, setelah transpla-
hluk hidup, baik pada waktu sekarang mau- ntasi dilakukan penggantian lapisan air
pun yang akan datang (pasal 1 ayat (18) UU sebanyak 2 (dua) kali, masing masing
No.7 tahun 2004). pada satu dan dua bulan setelah trans-
plantasi.
Pendayagunaan Sumber Daya Air d. Efisiensi Irigasi
Tabel 3.3 Hubungan tingkat kerentakan gerakan tanah berdasarkan kemiringan lereng dan tanah
pelapukan
Kemiringan Lereng (%)
Tanah Pelapukan
0-5 5-15 15-30 30-50 50-70 >70
Batu Lempung (Tmk) II III IV V V V
Napal (Tmkl) II II III IV V V
Batu Pasir Tufaan (QTd) I II III IV V V
Breksi Volkanik (Qpk) I I II III IV V
KETERANGAN :
I : Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah (1)
II : Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah (2)
III : Zona Kerentanan Gerakan Menengah (3)
IV : Zona Kerentanan Gerakan Tinggi (4)
V : Zona Kerentanan Gerakan sangat Tinggi (5)
Tingkat kelongsoran ditentukan berdasarkan nilai pembobotan masing masing zona yang tercakup
dari masing-masing DAS, kemudian diambil nilai nilainya.
Tabel 3.4 Klasifikasi DAS Berdasarkan Potensi Gerakan Tanah
Tingkat
No. Kriteria Skor Jumlah DAS
Kerentanan
1. Sangat rendah < 1,5 1 15
2. Rendah 1,5 2,5 2 8
3. Menengah 2,5 3,5 3 3
4. Tinggi 3,5 4,5 4 0
5. Sangat tinggi > 4,5 5 0
Pembobotan ketersediaan prasarana SDA masing masing DAS dilakukan dengan cara :
Tabel 3.6 Kelas pembobotan prasarana SDA
Waduk Embung Bendung Tanggul
Skor Daerah Irigasi (ha)
(bh) (bh) (bh) (km)
1 0 0 0 0 0
2 1 12 13 0 < L 2.5 0 < A 500
3 2 34 46 2.5 < L 6 500 < A 1.500
4 3 45 7 10 6 < L 10 1.500 < A 3.000
5 >3 >5 > 10 L > 10 A > 3.000
Potensi cekungan air tanah di WS Pemali Dari gambaran di atas terlihat bahwa eks-
Comal sebesar 53,60 juta m3/tahun (PIPWS ploitasi air tanah di WS Pemali Comal cukup
Jratunseluna, 2001). Cekungan air tanah tinggi sehingga seharusnya penataan alokasi
tersebar dari kabupaten Brebes hingga kabu- air untuk berbagai kebutuhan ke depan lebih
paten Batang. Sampai dengan tahun 2001 menitikberatkan pada pendayagunaan air per-
telah dilakukan eksploitasi air tanah untuk mukaan.
irigasi kabupaen Brebes, Tegal, dan
Pemalang mencapai 2900,74 liter/detik Analisis Kebutuhan Air dan Proyeksinya
(Dinas PSDA Jawa Tengah, 2001). Rincian Kondisi Saat ini
penggunaan air tanah WS Pemali Comal
untuk irigasi adalah sebagai berikut : Perhitungan kebutuhan air kondisi saat ini
Tabel 3.9 Penggunaan air tanah untuk irigasi dilakukan dengan berdasarkan pada data
di WS Pemali Comal tahun 2000 2005. Kebutuhan air dibagi
dalam 3 (tiga) peruntukan yaitu kebutuhan air
irigasi, public water supply (PWS), dan
No Kabupaten Jumlah Total Debit industri. Jejaring tata air WS Pemali Comal
Sumur (l/s) kondisi saat ini, terdapat 8 buah waduk.
Pompa Namun 6 buah waduk baru dalam tahap
1 Brebes 48 825,00 perencanaan. Kondisi saat ini baru
2 Tegal 83 1.267,74 dioperasikan 2 buah waduk yaitu waduk
3 Pemalang 31 808,00 Penjalin dan Cacaban.
-
Secara umum hasil simulasi kondisi jangka menengah (2010) adalah :
Tabel 3.12 Hasil simulasi tata air WS Pemali Comal kondisi jangka pendek
Waduk
Waduk Penurunan
Rencana
Node Deskripsi Rencana *) Defisit Keterangan
Belum
dioperasikan (Mcm)
dioperasikan
Water
District
Demand
(Mcm) 963,15 963,15
Irrigation
Supply (Mcm) 645,02 645,02
Defisit (Mcm) 318,13 318,13 0,00
Kebutuhan
Public
(Mcm) 202,73 202,73
Water
Supply (Mcm) 176,89 176,89
Supply
Defisit (Mcm) 25,84 25,84 0,00 *)
Kebutuhan Dioperasikan :
(Mcm) 19,13 19,13 Waduk Ki
Industry
Supply (Mcm) 17,33 17,33 Gede Sebayu
Defisit (Mcm) 1,80 1,80 0,00 dan Waduk
Kebutuhan Jatinegara
Advanced (Mcm) 1.737,65 1.609,85
Irrigation Supply (Mcm) 1.021,48 1.153,10
Defisit (Mcm) 716,17 456,75 259,42
Kebutuhan
Public
(Mcm) 49,42 49,42
Water
Supply (Mcm) 47,26 47,97
Supply
Defisit (Mcm) 2,16 1,45 0,71
Tabel 3.13 Hasil simulasi tata air kondisi jangka menengah dan panjang
Waduk
Waduk Penurunan
Rencana
Tahun Node Deskripsi Rencana *) Defisit Keterangan
Belum
dioperasikan (Mcm)
dioperasikan
Water
2015
District
Demand *) Dioperasikan
972,80 972,80
(Mcm) : Waduk Ki
Supply Gede Sebayu,
Irrigation 630,69 630,69
(Mcm) Waduk
Defisit Jatinegara,
342,11 342,11 0,00
(Mcm) Waduk
Kebutuhan Karanganyar,
214,76 214,76 dan Waduk
Public (Mcm)
Water Supply Krandegan
184,01 184,01
Supply (Mcm)
Defisit 30,75 30,75 0,00
(Mcm)
Kebutuhan
20,28 20,28
(Mcm)
Supply
Industry 18,20 18,20
(Mcm)
Defisit
2,08 2,08 0,00
(Mcm)
Kebutuhan
1.770,19 1.565,11
(Mcm)
Advanced Supply
999,09 1.173,49
Irrigation (Mcm)
Defisit
771,10 391,62 379,48
(Mcm)
Kebutuhan
59,23 59,23
(Mcm)
Public
Supply
Water 55,97 56,88
(Mcm)
Supply
Defisit
3,26 2,35 0,91
(Mcm)
Jika dihubungkan dengan kebutuhan air PWS, pengaruh pengoperasian waduk dapat diilustrasikan
sebagai berikut
95
90 Public Water
Supply Demand
85
80
Kapasitas
75 Supply
70
(Mcm)
65
Waduk Bantarkawung
Waduk Sipiring
60
55
Waduk Karanganyar
Waduk Krandegan
50
40
2005 2010 2015 2030
Tahun
Sedangkan pengaruh pengoperasian waduk rencana terhadap kapasitas suplai untuk kebutuhan air
irigasi (advanced irrigation) dapat diilustrasikan sebagai berikut :
1900
1800
1600
1500
V(Mcm)
1400
1300
Waduk Bantarkawung
Waduk Sipiring
1200 W aduk Karanganyar
Waduk Krandegan
1000
2005 2010 2015 2030
Tahun
Gambar 3.2 Hubungan pengoperasian waduk rencana dengan
kapasitas suplai air terhadap kebutuhan irigasi
Tabel 3.14 Hasil simulasi jangka pendek menengah dan panjang dengan peningkatan efesiensi
Dengan
Tanpa Penurunan
peningkatan
Tahun Node Deskripsi peningkatan Defisit Keterangan
efesiensi sal,
efesiensi sal. (Mcm)
*)
Water
District
Demand
Irrigation (Mcm) 963,15 797,52
Defisit (Mcm) 318,13 224,22 93,91
Public Kebutuhan
Water (Mcm) 202,73 202,73
Supply Defisit (Mcm) 25,84 25,84 0,00 *) Dioperasikan
2010 Kebutuhan : Waduk Ki
Industry (Mcm) 19,13 19,13 Gede Sebayu
Defisit (Mcm) 1,80 1,80 0,00 dan Waduk
Kebutuhan Jatinegara
Advanced
(Mcm) 1.737,65 1.349,51
Irrigation
Defisit (Mcm) 716,17 346,48 369,69
Public Kebutuhan
Water (Mcm) 49,42 49,42
Supply Defisit (Mcm) 2,16 1,45 0,71
Water
2015
District
Demand *) Dioperasikan
Irrigation (Mcm) 972,80 791,53 : Waduk Ki
Defisit (Mcm) 342,11 221,85 120,26 Gede Sebayu,
Public Kebutuhan Waduk
Water (Mcm) 214,76 214,74 Jatinegara,
Supply Defisit (Mcm) 30,75 28,09 2,66 Waduk
Kebutuhan Karanganyar,
Industry dan Waduk
(Mcm) 20,28 20,28
Defisit (Mcm) 2,08 1,88 0,20 Krandegan
Kebutuhan
Advanced
(Mcm) 1.770,19 1.313,90
Irrigation
Defisit (Mcm) 771,10 299,91 471,19
Public Kebutuhan
Water (Mcm) 59,23 59,23
Supply Defisit (Mcm) 3,26 2,35 0,91
Water
District
Demand
Irrigation (Mcm) 934,13 773,65
Defisit (Mcm) 305,29 215,11 90,18 *) Dioperasikan
Public Kebutuhan : Waduk Ki
Water (Mcm) 255,76 255,76 Gede Sebayu,
Supply Waduk
Defisit (Mcm) 36,11 36,11 0,00
Jatinegara,
2030 Kebutuhan
Waduk
Industry (Mcm) 24,00 24,00
Karanganyar,
Defisit (Mcm) 2,34 2,34 0,00
Waduk
Kebutuhan
Advanced Krandegan,
(Mcm) 1.687,77 1.175,51
Irrigation Waduk Bantar
Defisit (Mcm) 685,77 105,13 580,64 Kawung, dan
Public Kebutuhan Waduk Sipiring
Water (Mcm) 90,47 90,47
Supply Defisit (Mcm) 7,97 6,03 1,94
Perbandingan hasil simulasi tanpa pening- terjadi pada water district dan advanced
katan dan dengan peningkatan efesiensi sa- irrigation, penurunan defisit sebesar
luran irigasi adalah sebagai berikut : 591,45 juta m3 dari 1.113,21 juta m3
(53,13 %). Dengan pengoperasian 4
a. Kondisi jangka pendek waduk rencana serta peningkatan efesien-
Tanpa peningkatan efesiensi saluran pe- si saluran irigasi, maka pemanfaatan air
nurunan defisit hanya terjadi pada advan- permukaan dapat ditingkatkan dari 17,7
ced irrigation sebesar 259,42 juta m3 dari % menjadi 27,09 %.
716,17 m3 (36,22 %). Dengan pening- c. Kondisi jangka panjang
katan efesiensi saluran penurunan defisit Tanpa peningkatan efesiensi saluran pe-
terjadi pada water district dan advanced nurunan defisit hanya terjadi pada advan-
irrigation, penurunan defisit sebesar ced irrigation sebesar 534,18 juta m3 dari
463,60 juta m3 dari 1.034,30 juta m3 685.77 m3 (77,90 %). Dengan peningka-
(44,82 %). Sehingga dengan pengo- tan efesiensi saluran penurunan defisit
perasian 2 waduk rencana serta pening- terjadi pada water district dan advanced
katan efesiensi saluran irigasi, peman- irrigation, penurunan defisit sebesar
faatan air permukaan dapat ditingkatkan 670,82 juta m3 dari 991,06 juta m3 (67,69
dari 17,7 % menjadi 25,65 % %). Dengan pengoperasian 6 waduk
b. Kondisi jangka menengah rencana serta peningkatan efesiensi salu-
Tanpa peningkatan efesiensi saluran pe- ran irigasi, maka pemanfaatan air permu-
nurunan defisit hanya terjadi pada advan- kaan dapat ditingkatkan dari 17,7 %
ced irrigation sebesar 379,48 juta m3 dari menjadi 29,66 %.
771,10 m3 (49,21 %). Dengan peningka-
tan efesiensi saluran penurunan defisit Arahan Pendayagunaan Sumber Daya Air
Arahan pendayagunaan SDA dibutuhkan un- Pendayagunaan SDA Berorientasi
tuk menyelaraskan kebutuhan air dengan ka- Kebutuhan
pasitas suplai dan lingkungan. Jika hal ini
dapat dilakukan, diharapkan pengelolaan Arahan pendayagunaan SDA berorientasi ke-
SDA WS Pemali Comal mampu memenuhi butuhan bertujuan mengupayakan penghema-
kebutuhan masing masing kebutuhan tan pemakaian air untuk masing masing je-
dengan tetap memperhatikan kelestarian nis kebutuhan. Dengan penghematan pema-
SDA. kaian air diharapkan dapat menekan kuantitas
kebutuhan air. Langkah langkah yang dapat
dilakukan sebagai langkah penghematan air
Pendayagunaan SDA Berorientasi Suplai
antara lain :
1) Melakukan studi untuk mengetahui ke-
Arahan pendayagunaan SDA berorientasi
mungkinan melakukan perubahan pola
suplai dimaksudkan untuk mengidentifikasi
tanam pada daerah irigasi dan atau studi
langkah yang dapat dilakukan dalam meng-
untuk mengaplikasikan suatu metode ta-
optimalkan infrastruktur SDA WS Pemali
nam tertentu tanpa mengurangi produkti-
Comal dalam memanfaatkan air permukaan.
fitas tanaman namun dapat menghemat
Langkah langkah yang dapat dilakukan
pemakaian air.
adalah sebagai berikut :
2) Melakukan sosialisasi penghematan air
1) Melakukan upaya untuk memperkecil ra-
kepada pengguna air. Sosialisasi dapat
sio debit sungai saat hujan dan saat
memanfaatkan perangkat pemerintah
kemarau.
(Pemerintah Propinsi s.d. Desa)
2) Revitalisasi saluran irigasi untuk me-
3) Memasyarakatkan upaya pemanenan air
ningkatkan efesiensi saluran
hujan sampai pada kelompok terkecil
3) Memulihkan / mempertahankan kapasitas
dalam masyarakat (keluarga).
tampung waduk, sehingga saat dibutuh-
4) Mengembangkan pertanian organis, se-
kan, waduk mampu mensuplai air untuk
hingga sisa air yang telah dimanfaatkan
masing masing kebutuhan.
sektor pertanian (irigasi) dapat diman-
4) Memulihkan / mempertahankan dan me-
faatkan oleh kelompok pengguna lain
lindungi kapasitas bangunan bagi (ben-
dung), sungai sebagai saluran pembawa,
dan jaringan perpipaan. Pemberdayaan Masyarakat
5) Mengupayakan penambahan waduk, em-
bung dan atau bendung untuk meningkat- Upaya yang dapat dilakukan untuk menin-
kan kemampuan jejaring tata air dalam gkatkan peran masyarakat dalam penda-
memanfaatkan air hujan dan permukaan. yagunaan SDA adalah dengan meningkatkan
6) Melakukan kegiatan yang dapat mening- pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
katkan kesempatan air hujan meresap masyarakat dalam pengelolaan air dan sum-
kedalam tanah, antara lain perlindungan ber air. Langkah langkah untuk member-
terhadap daerah resapan dan daerah tang- dayakan masyarakat dalam pendayagunaan
kapan air. SDA antara lain :
7) Peningkatan manajemen operasional pe- 1. Pengembangan keterampilan masyarakat.
ngelolaan SDA. Meningkatkan kemam- Peningkatan keterampilan praktis penge-
puan SDM institusi pengelola SDA lolaan air bagi masyarakat dan jajaran
terkait dengan perkembangan ilmu pe- pemerintah ditingkat dusun, desa dan
ngetahuan dan teknologi (keilmuan, alat kecamatan perlu dilakukan untuk mendo-
ukur, software dan sistem informasi) dan rong peran serta unsur unsur tersebut
birokrasi pemerintahan (kenaikan pang- secara aktif dalam menanggulangi masa-
kat, mutasi, pensiun dan peraturan).
lah masalah air di lingkungan masing - 2) Mengupayakan pembangunan / revitali-
masing. sasi sarana pengendali banjir untuk me-
2. Penggalian dan pengembangan nilai tra- ngurangi kerugian akibat banjir
disional masyarakat. Melakukan pengga- 3) Meningkatkan kemampuan SDM dalam
lian dan pengembangan nilai nilai yang institusi pengelola SDA dan instansi ter-
berlaku dalam masyarakat agar dapat kait dalam melakukan manajemen banjir
difungsikan sebagai landasan dalam
pengelolaan air. Sehingga masyarakat
menjadi lebih arif dalam mengelola air. 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat
secara individu maupun kolektif dalam
menghadapi bahaya banjir
Aspek Pengendalian Daya Rusak Air
Arahan Pengelolaan SDA Terpadu WS
Analisis pengendalian daya rusak air dila-
Pemali Comal
kukan dengan menganalisis data skunder
terkait dengan banjir yang terjadi di WS
Arahan pengelolaan SDA WS Pemali Comal
Pemali Comal. Langkah langkah analisis
tersusun dari tiga aspek yaitu aspek konser-
pengendalian daya rusak air adalah sebagai
vasi, pendayagunaan SDA, dan pengendalian
berikut :
daya rusak air. Arahan pengelolaan SDA
1) Penetapan zona banjir yaitu penetapan
diharapkan mampu menghasilkan perencana-
daerah rawan banjir berdasarkan luas
an pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan
genangan banjir terhadap luas DAS.
berwawasan lingkungan dengan tetap mem-
2) Melakukan inventarisir sarana SDA pada
perhatikan alokasi air untuk masing masing
masing masing zona banjir.
kebutuhan.
3) Memadukan kedua parameter di atas
dengan kekritisan DAS.
Analisis aspek konservasi, pendayagunaan
SDA, dan pengendalian daya rusak air WS
Hasil analisis zona banjir yang teridentifikasi
Pemali Comal menghasilkan gambaran lang-
terdapat 7 (53,85 %) zona banjir berkategori
kah langkah yang harus dilakukan untuk
rawan banjir. Lokasi banjir di WS Pemali
memperbaiki kondisi WS Pemali Comal ter-
Comal yang tersebar di sepanjang pesisir
kait dengan pengelolaan SDA. Dari gambaran
utara pulau jawa berada pada DAS dengan
tersebut dapat disusun arahan pengelolaan
kategori agak kritis sampai kritis. Hal ini
SDA untuk jangka pendek, menengah, dan
mengindikasikan bahwa daerah hulu masing
jangka panjang yang saling terkait.
masing DAS berkontribusi terhadap banjir
Arahan pengelolaan SDA jangka pendek,
yang terjadi di WS Pemali Comal. Sehingga
menengah, dan jangka panjang ditabelkan
pola pengendalian daya rusak air dapat
sebagai berikut
dilakukan dengan langkah langkah :
1) Mengacu pada arahan konservasi SDA