1054 1767 1 PB PDF
1054 1767 1 PB PDF
1054 1767 1 PB PDF
ABSTRACT
Background: Poor nutritional status of children in Puskesmas Sewon I in 2007 amounted to 0.60%.
Family Nutrition Awareness Status in Puskesmas Sewon I was at 47.06%. Average consumption of
energy and protein adequacy of children under the minimum requirements is 19.8% to 9.9% for en-
ergy and protein. Nutritional status is influenced by several factors, either directly or indirectly and
purpose of this study was to determine the relationship of nutrition intake and family nutrition
awareness status with under five years child nutritional status in Puskesmas Sewon I Bantul Yogya-
karta.
Method: Design of this research was cross sectional. The sample size of this study was 97 respon-
dents. Sampling method of the study was proportional cluster random sampling technique. The variables
examined in this research include under five years child nutritional status, nutrition intake, and fam-
ily nutrition awareness status. The relationship of each variable was seen by using the Chi Square
statistical test.
Results: Results showed that of 97 respondents found 39 children (40.2%) had one and the nutri-
tional status of 58 children (59.8%) had normal nutritional status. Bivariate analysis showed a relation-
ship between under five years children nutritional status with food intake p < 0.05 (p = 0.000) and for
under five years children nutritional status with family nutrition awareness status p < 0.05 (p = 0.03).
Conclusion: There was a relationship of nutrition intake and family nutrition awareness status with
under five years child nutritional status.
Keyword: nutrition intake, family nutrition awareness status, under five years children nutritional
status, Puskesmas Sewon I
1. PENDAHULUAN
Masalah gizi di Indonesia pada tahun 2003 adalah sebanyak 28,17% balita
mengalami gangguan gizi kurang dan 8,55% diantaranya adalah gizi buruk 1. Prevalensi
gizi buruk dan gizi kurang pada balita Indonesia di tahun 2007 yang dinilai
menggunakan indeks Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB) sebesar 13,6% 2.
Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita Indonesia di tahun 2010 berdasarkan
indeks BB/TB sebesar 13,3%3. Rata-rata kecukupan konsumsi energi dan protein balita
di bawah kebutuhan minimal pada tahun 2010 di wilayah Indonesia sebesar 24,7%
untuk energi dan 18,4% untuk protein, sementara itu di D. I. Yogyakarta sebesar 19,8%
untuk energi dan 9,9% untuk protein 3. Persentase status gizi buruk dan gizi kurang
pada balita di Yogyakarta berdasarkan indeks BB/TB sebesar 9% 2. Persentase tersebut
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
mengalami penurunan pada tahun 2010, yaitu 9,1% berdasarkan indeks BB/TB 3.
Cakupan gizi buruk di Kabupaten Bantul pada tahun 2007 sebanyak 295 balita 4.
Puskesmas Sewon I merupakan salah satu dari 27 Puskesmas yang ada di Ka-
bupaten Bantul yang terletak di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Ban-
tul. Luas wilayah kerja terdiri 2 desa yaitu Desa Timbulharjo dan Desa Pen-
dowoharjo yang terbagi atas 32 dusun 5. Status gizi buruk balita di wilayah kerja Pusk-
esmas Sewon I, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada tahun 2007
sebesar 0,60%, sementara itu, balita dengan status gizi Bawah Garis Merah (BGM)
sejumlah 23 anak dari 2.625 balita yang ada atau sekitar 1,14% 6. Cakupan KGK di
wilayah kerja Puskesmas Sewon I adalah sebesar 47,06%. Cakupan tersebut masih
berada di bawah target minimum Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan Indonesia Sehat 2010 yang
menetapkan bahwa 80% keluarga menjadi Kadarzi7. Berdasarkan latar belakang
tersebut, sementara di sana belum ada kajian yang mengaitkan hubungan antara
asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi balita,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara asupan
makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi balita di
wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.
2. METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini sebesar 2.791 orang. Sampel yang diambil 93
orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang
memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun yang terdaftar di Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Sewon I dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Sewon I) dan kriteria ekslusi (balita sakit infeksi dan balita usia 0-6 bulan). Sampel
kemudian diambil secara cluster random sampling dengan jenis proporsional
sampling. Kekurangan sampel diantisipasi dengan penambahan 10% dari jumlah
sampel yang ada. Jumlah sampel kemudian menjadi 102 orang dan 5 diantaranya
diekslusi, sehingga total sampel yang digunakan adalah 97 orang.
1) Data Primer
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari berbagai pihak terkait yang meliputi: data
geografis wilayah kerja Puskesmas Sewon I Bantul Yogyakarta, data laporan
kesehatan, dan data jumlah ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.
A. Hasil Penelitian
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita yang
terdaftar di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta
serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel pada penelitian ini berjumlah-
lah 102 orang, 5 diantaranya diekslusi sehingga sampel menjadi 97 orang, sedang-
kan populasinya berjumlah 2.791 orang. Responden dalam penelitian ini sebagian
besar berumur 32 tahun, yaitu 53 orang (54,6%); berpendidikan tamat SLTA,
yaitu 46 orang (47,4%); bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga), yaitu 69 orang
(71,1%); berpendapatan UMR (Upah Minimum Regional), yaitu 56 orang
(57,7%); dan memiliki jumlah keluarga 4 atau keluarga kecil, yaitu 57 orang
(58,5%). Balita dalam penelitian ini sebagian besar menderita ISPA Non-
Pneumonia, yaitu 57 balita (58,8%); berjenis kelamin perempuan, yaitu 52 balita
(53,6%); memiliki berat badan (BB) < 11,5 kg, yaitu 47 balita (48,5%); dan tinggi
badan (TB) 85 cm, yaitu 50 balita (51,5%).
n (%) Mean
Orang Tua
Umur (tahun) 32
< 32 Tahun 44 (45,4)
32 Tahun 53 (54,6)
Pendidikan
Tidak Sekolah 1 (1)
Tamat SD 12 (12,4)
Tamat SLTP 19 (19,6)
Tamat SLTA 4 (47,4)
D1 6 (4,1)
D3 45 (5,2)
S1 10 (10,3)
Pekerjaan
Buruh 6 (6,2)
IRT (Ibu Rumah Tangga) 69 (71,1)
Karyawan Swasta 6 (6,2)
Pedagang 5 (5,2)
PNS 3 (3,1)
Wiraswasta 8 (8,2)
Pendapatan (Rp) 1.437.300
< UMR (892.660) 41 (42,3)
UMR (892.660) 56 (57,7)
Jumlah Keluarga 5
Besar (> 4) 40 (41,2)
Kecil ( 4) 57 (58,8)
Balita
Morbiditas Balita
Alergi 1 (1)
ISPA Non-Pneumonia 57 (58,8)
Sehat 39 (40,2)
Jenis Kelamin
Laki-laki 45 (46,4)
Perempuan 52 (53,6)
Berat Badan (Kg) 11,7
< 11,5 Kg 47 (48,5)
11,5 Kg 50 (51,5)
Tinggi Badan (cm) 84,4
< 85 cm 47 (48,5)
85 cm 50 (51,5)
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
c. Analisis Univariat
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Balita pada Anak Balita
yang Terdaftar di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I Bantul
Yogyakarta
No Status Gizi Balita Jumlah Persentase (%) Statistik
(BB/TB)
1. Tidak Normal 39 40,2 Mean = -0,13
2. Normal 58 59,8 Median = -0,56
Total 97 100 Modus = -2,02
Min. = -2,97
Maks. = 4,94
d. Analisis Bivariat
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
B. Pembahasan
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu 8. Status gizi balita
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat 9. Penyebab langsung status gizi
adalah makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Pandangan
Islam mengenai keharusan untuk menjaga kesehatan, termasuk pencegahan penyakit
melalui makan makanan yang bergizi, tersirat dalam Q. S. At Tiin, 95: 04 (mengenai
penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya) dan Q. S. Al Maaidah, 05: 88
(mengenai makanan yang halal lagi baik bagi manusia). Hasil penelitan yang dilakukan
pada bulan Juni 2012, memperlihatkan bahwa dari 97 balita yang diteliti, terdapat 39
balita (40,2%) termasuk dalam kriteria status gizi tidak normal atau salah dan 58 balita
(59,8%) sisanya, termasuk dalam status gizi normal. Ada bermacam-macam faktor yang
dapat mempengaruhi status gizi balita. Faktor yang diduga berhubungan dengan status
gizi balita dalam penelitian ini, antara lain asupan makanan dan status Kesadaran Gizi
Keluarga (KGK).
responden, dan jenis kelamin balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu,
maka semakin rendah angka gizi buruk pada anak balita 12. Hal tersebut secara
tidak langsung menyiratkan bahwa asupan makanan dari balita tersebut membaik
seiring dengan meningkatnya pendidikan ibu, karena gizi buruk terjadi saat asu-
pan makanan dari balita berada jauh di bawah nilai standar, disamping itu, pen-
dapatan masih tetap berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas makanan yang
disajikan 11.
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
selain asupan makanan dan morbiditas balita. Faktor tersebut antara lain pendidikan
orang tua (terutama ibu), pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan jumlah
keluarga. Keadaan di lapangan menunjukkan bahwa balita dengan status gizi
normal, lebih banyak dijumpai pada responden dengan pendidikan yang baik, dengan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, pendapatan lebih dari Upah Minimum Re-
gional (UMR), dan jumlah anggota keluarga yang sedikit.
Responden dengan pendidikan yang baik, tentu mengetahui makanan apa saja
yang baik dan tidak baik untuk diberikan kepada balitanya, karena seorang ibu akan
menentukan pola asuh yang akan dipilihnya terutama penentuan makanan untuk
balitanya10. Pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga tentunya akan memberi-
kan banyak waktu bagi responden untuk menemani dan merawat balitanya, disamping
itu, pendapatan Upah Minimum Regional (UMR) tentunya akan memberikan
kesempatan kepada responden untuk dapat memberikan asupan makanan yang
terbaik untuk balitanya, yang tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap status gizi
dari balitanya, terlebih lagi bila keluarga dari responden tersebut termasuk dalam kriteria
keluarga kecil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan penghasilan turut menentu-
kan makanan yang disajikan 11 . Jumlah anggota keluarga secara tidak langsung
dapat berpengaruh terhadap status gizi dari balita tersebut14. Lingkungan yang kurang
sehat tentunya akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan balita,
meski balita itu sendiri telah dibekali dengan asupan makanan yang cukup. Balita se-
hat yang terlalu lama terpapar dengan balita sakit, lama-lama balita tersebut juga akan
menjadi rentan dan kemudian jatuh sakit. Seseorang yang terpapar dan rentan terha-
dap keterpaparan tersebut maka orang tersebut akan menjadi sakit 15.
f. Hubungan antara Asupan Makanan (Energi dan Protein) dengan Status Gizi Balita
Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk
ke dalam tubuh (nutrition intake) dengan kebutuhan tubuh (nutrition output) akan zat
gizi tersebut8. Anak yang makanannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya
akan melemah dan akan mudah terserang penyakit10. Anak yang sakit maka berat
badannya akan menjadi turun sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi dari
anak tersebut16.
g. Hubungan antara Status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan Status Gizi Balita
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan, antara
lain:
a. Tingkat asupan makanan di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta,
untuk energi dan protein, keduanya termasuk dalam kriteria cukup.
b. Tingkat status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) di wilayah kerja Puskesmas Sewon
I, Bantul, Yogyakarta sudah cukup tinggi, dimana sebagian besar dari penduduk
sudah termasuk dalam kriteria sadar gizi.
c. Tingkat status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta
sudah cukup baik, dimana sebagian besar dari balita termasuk dalam kriteria status
gizi baik atau normal.
d. Ada hubungan antara asupan makanan (energi dan protein) dengan status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.
e. Ada hubungan antara status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.
B. SARAN
a. Bagi Institusi Terkait atau Puskesmas Sewon I Bantul Yogyakarta
Pola konsumsi sama yang terjadi di masyarakat kurang memberikan dampak
yang baik bagi perkembangan dan pertumbuhan balita di daerah tersebut, oleh
karena itu perlu adanya penyuluhan mengenai gizi seimbang kepada masyarakat.
Ibu diharapkan dapat memberikan makanan yang bervariasi kepada balitanya.
b. Bagi Peneliti Lain
Status gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi
balita, antara lain: makanan dan status kesakitan balita. Hasil penlitian
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum
JURNAL KESMAS UAD
ISSN : 1978-0575
memperlihatkan bahwa faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang secara tidak langsung telah mempengaruhi status gizi balita, oleh karena itu,
peneliti menyarankan untuk meneliti status gizi balita dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya secaratidak langsung, seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
jumlah anggota keluarga, dan jenis kelamin balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005,
Pusat Data Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Hal. 56.
2005.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Laporan Nasional 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Hal. 35-36. 2007.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Laporan Nasional 2010, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Hal. 24-27, 70. 2010.
4. Dinas Kesehatan D. I. Yogyakarta, Profil Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta Tahun
2008, Pusat Data Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta, Yogya-
karta. Hal. 12, 31. 2008.
5. Puskesmas Sewon 1, Profil Puskesmas Sewon I, Puskesmas Sewon I, Yogya-
karta. 2011.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota Bantul, Profil Kesehatan Kabupaten atau Kota
Bantul Tahun 2007, Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota Bantul, Yogyakarta. Hal.
19. 2007.
7. Simanjuntak, E., Kajian Penerapan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) pada Keluarga
Mampu di Keluran Mangga dan Keluarga Tidak Mampu di Simalingkar B Kecamatan
Medan Tuntungan Tahun 2009, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, Medan. Hal. 1, 38, 39. 2009.
8. Supariasa, I. D. N., Bakri, B., dan Fajar, I., Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku Kedok-
teran EGC, Jakarta. 2002.
9. Hariyadi, D., Damanik, M. R., dan Ekayanti, I., Analisis Hubungan Penerapan Pesan
Gizi Seimbang Keluarga dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi dengan Status Gizi Balita di
Propinsi Kalimantan Barat, Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 5 (1): Pp. 61-68. 2010.
10. Damanik, M. R., Ekayanti, I., dan Hariyadi, D., Analisis Pengaruh Pendidikan Ibu Terha-
dap Status Gizi Balita di Proponsi Kalimantan Barat, Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 5 (2):
Pp. 69-77. 2010.
11. Suparyanto, Konsep Dasar Status Gizi Balita, http : //status-gizi-balita/konsep-dasar-
status-gizi-balita, diambil pada tanggal 10 April 2012, Yogyakarta.
12. Khaldun, S., Z-Skor Status Gizi Balita di Proponsi Sulawesi Selatan 2007, Jurnal Sains
dan Teknologi, Vol. 8, No. 2: Pp. 112-125. 2008.
13. Harniwita, Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Gizi Keluarga di Desa Buluh Cina
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1: Pp. 60-68.
2008.
14. Amaral, Pedro, Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dan Kebiasaan Makan
dengan Status Gizi Anak Balita usia 36-59 Bulan di Desa Tirilolo Kecamatan Baucau
Kota Kabupaten Baucau Timor Leste Tahun 2010, Skripsi, S-1 Ilmu Gizi, Stikes Ngudi-
waluyo, Ungaran. 2010.
15. Bustan, M. N., Pengantar Epidemiologi, Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Hal.
25. 2006.
16. Nurcahyo, K. dan Briawan, D., Konsumsi Pangan Penyakit Infeksi dan Status Gizi Anak
Balita Pasca Perawatan Gizi Buruk, Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 5 (3): Pp. 164-170.
2010.
17. Syafly, Hilma, Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dengan Status Gizi
Balita di Kota Jambi, Skripsi, Fakultas Ekologi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bo-
gor. Hal. Iv. 2011.
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi .. (Sari Purwaningrum