55 110 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA IN VIVO DARI BEBERAPA

FRAKSI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia manggostana


Linn) PADA MENCIT (Mus musculus ) YANG DIINFEKSI
DENGAN Plasmodium berghei

Muhammad Iqbal 1), Zulham Effendi 1), Yaum Aamruna 1), Suryawati 2)

1)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
2)
Bagian Ilmu Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Email: [email protected]

Abstract

Malaria disease is still one public health problem in the world and affect the infant
mortality rate, under five and pregnant women. The purpose of this study was to recognize in
vivo antimalarial activity from hexane fraction, ethyl acetate, and methanol extracts of
mangosteen peel and the most active fraction as antimalarial. Laboratory experimental
research with a post-test only with control group design and total random sampling design
consists of 1 negative control group and 4 treatment groups. 75 Swiss strains which are
male mice, healthy, 1.5-2.5 months of age and 20-30 gr body weight were selected
randomly to exemine 3 fraction was prepared with levelized fractionated and macerated
method. Each treatment group received 0.2 ml dose of drug test suspension 10; 30; 90 and
270 mg/kgBW/day orally, whereas the control group was given arabic gum suspension
0.1% on day 2 to day 4. The parameter was the percentage of parasitemia which was
calculated on day 2 to 5. Statistical analysis used was one way Analysis of Variance with
a 95% significance level. Parasite growth inhibition percentage data was used to determine
the 50% effective dose (ED50) of each drug test dosage by probit regression analysis
through SPSS for Windows version 17. The result proves that the fraction of hexane, ethyl
acetate and methanol extracts of mangosteen peel has antimalarial activity. Ethyl acetate
fraction have better antimalarial activity with the value of ED50 63, 272 mg/KgBW among
hexane and methanol fraction (ED50 1930,021 mg/KgBW; 217.616 mg/KgBW).

Keywords: Antimalarial, Garcinia mangostana, Plasmodium berghei, in vivo

1. PENDAHULUAN pengobatan (Kementerian Kesehatan


Malaria masih merupakan salah Republik Indonesia, 2011).
satu masalah kesehatan masyarakat di Resistensi parasit terhadap
dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini antimalaria yang lazim digunakan terus
mempengaruhi tingginya angka kematian dilaporkan dari berbagai belahan dunia
bayi, balita dan ibu hamil. Pada tahun dari tahun 1973 hingga saat ini. WHO
2010, terdapat 216 juta kasus malaria telah menginstruksikan penghentian
yang terjadi di seluruh dunia dan sekitar semua penggunaan obat sebagai
655.000 orang meninggal dunia, monoterapi dan menerapkan metode
sebagian besar (91%) dari wilayah Afrika pengobatan dengan Arterimisinin
(CDC, 2010). Data WHO menyebutkan Combination Therapy (ACT) untuk
tahun 2008 terdapat 544.470 kasus mengatasi masalah resistensi serta
malaria positif di Indonesia, sedangkan menurunkan angka morbiditas dan
pada tahun 2009 terdapat 1.100.000 mortalitas akibat penyakit malaria
kasus malaria klinis, dan pada tahun 2010 (Kementerian Kesehatan Republik
meningkat lagi menjadi 1.800.000 kasus Indonesia, 2006).
malaria klinis dan telah mendapatkan

1
Dalam peraturan perundangan di (Riscoe, et al., 2005). Mahabusarakam et
bidang kesehatan yaitu undang-undang al. (2006) menyatakan bahwa
RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan mangostin memiliki nilai IC50 17 uM
dikemukakan bahwa obat tradisional terhadap P. falciparum.
perlu diteliti dan dikembangkan untuk Meskipun secara in vitro turunan
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. xanton dari ekstrak kulit buah manggis
Pengujian ilmiah tentang khasiat dan telah terbukti berkhasiat sebagai
keamanannya merupakan syarat yang antimalaria, namun penelitian secara in
harus dipenuhi untuk dapat dipakai pada vivo dari beberapa fraksi ekstrak kulit
pelayanan kesehatan formal (Direktorat buah manggis dengan menggunakan
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, pelarut non polar (heksan), semipolar
2000). (etilasetat) dan polar (metanol) sepanjang
Manggis (Garcinia mangostana pengetahuan penulis belum pernah
Linn.) merupakan tumbuhan yang hidup dilakukan. Penelitian ini penting
di daerah tropis, buahnya memiliki rasa, dilakukan dalam upaya mendapatkan
aroma dan kaya akan nutrisi. Tumbuhan antimalaria yang efektif melalui
ini berasal dari Asia Tenggara yaitu fraksinasi bertingkat dengan
Indonesia dan Malaysia kemudian menggunakan pelarut yang berbeda
penyebarannya hingga Myanmar, polaritasnya.
Kamboja, Thailand, dan Filipina
(Sunarjono, 2008). 2. METODOLOGI
Penelitian terhadap buah manggis, Jenis dan Rancangan Penelitian
kulit batang, daun maupun kulit buahnya Penelitian eksperimental
dilaporkan memiliki khasiat antioksidan, laboratorik dengan post test only with
antimalaria, antialergi, antitumor, control group design dan Rancangan
antiviral, antibakteri (Chaverri, et al., Acak Lengkap (RAL) ini terdiri dari 1
2008), anti inflamasi (Chen, et al., 2007) kelompok kontrol negatif dan 4
dan anti jamur (Setyani, 2010). Kulit kelompok perlakuan.
buah manggis di Thailand dimanfaatkan
sebagai obat tradisional untuk mengobati Tempat dan Waktu Penelitian
diare dan infeksi kulit (Nakatani, et al., Pembuatan ekstrak kulit buah manggis
2002). Senyawa xanton seperti - dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar
mangostin memiliki aktivitas biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
sebagai antibakteri terhadap Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Helicobacter pylori (Likubo, et al., Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian
2002). Chen et al. (1996) dan Vlietinck et dimulai dari bulan Februari hingga Juni
al. (1998) menyatakan bahwa - 2013 di Laboratorium Farmakologi
mangostin dapat digunakan sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
antivirus termasuk virus HIV (human Kuala Banda Aceh.
immunodeficiency virus).
Kumar (2012) menyatakan ekstrak Subjek Penelitian
kulit buah manggis mengandung 95% Subjek dalam penelitian ini adalah
xanton, isoflavon, tannin dan flavonoid. P.berghei strain ANKA dan mencit (Mus
Xanton, dan -mangostin merupakan musculus) galur Swiss, jenis kelamin
senyawa yang paling banyak terdapat di jantan, sehat, berat badan antara 20-30
dalam kulit buah manggis (Jinsart, et al., gram, umur 1,5-2,5 bulan yang diperoleh
1992). Turunan xanton dan - dari Laboratorium Parasitologi Fakultas
mangostin yang diisolasi dari kulit buah Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
manggis memiliki aktivitas antimalaria Jumlah mencit yang digunakan untuk
secara in vitro terhadap Plasmodium masing-masing fraksi adalah 25 ekor
falciparum dengan nilai IC50 5,1 dan 7 yang dibagi menjadi 5 kelompok dan tiap
uM, sedangkan xantonglukosid yaitu kelompoknya terdiri atas 5 ekor. Jumlah
mangiferine memiliki IC50 50 uM mencit yang dibutuhkan 75 ekor untuk

2
menguji ke tiga fraksi (heksan, etil asetat, Hewan coba diaklimatisasi selama
dan metanol) ekstrak kulit buah manggis 1 minggu sebelum penelitian dilakukan
(Garcinia mangostana Linn.). dengan cara dipelihara dikandang
berukuran 50 x 30 x 50 cm yang diberi
Instrumen Penelitian alas sekam padi. Tiap kandang berisi 5
Bahan-bahan yang digunakan ekor mencit jantan yang ditempatkan di
adalah Kulit buah manggis (Garcinia dalam ruangan bersih dengan siklus
mangostana Linn.), media tumbuh P. cahaya 12 jam terang dan 12 jam gelap.
berghei/RPMI-1640, sodium carbonat, Makanannya berupa pellet, sedangkan
hepes, alkohol 70%, heksan, etilasetat, minumannya diberikan air secukupnya.
metanol, metanol absolut, giemsa, Sebelum perlakuan mencit
DMSO, gom arab, akua destilata, EDTA, dipuasakan selama 12 jam tetapi air tetap
Pakan ternak/Pellet. diberikan, selanjutnya diadaptasi di
Alat-alat yang digunakan adalah ruang penelitian. Makanan hewan coba
Mikroskop cahaya, timbangan listrik, diberikan kembali 6 jam setelah
penyaring buchner, kertas saring, object pemberian sediaan obat uji.
glass, cover glass, spuit injeksi 1 ml dan
3 ml, handscoen, masker, lemari Preparasi sediaan dan dosis obat uji
pendingin, kapas, conical tube, rak Sediaan obat uji adalah fraksi
tabung, mortir, stamfer, kandang mencit, heksan (A), fraksi etilasetat (B) dan fraksi
oral sonde, spatula logam, vakum metanol (C) ekstrak kulit buah manggis.
evaporasi berputar (rotary vacum Dosis obat uji dimulai dari 10; 30; 90;
evaporator) dan pompa, kertas dan 270 mg/kg BB.
alumunium, wadah kaca, wadah ekstrak,
gelas ukur, eppendorf, hemositometer, Cara inokulasi Plasmodium berghei pada
gunting, dan pipet tetes. hewan coba
Mencit yang terinfeksi P. berghei
Prosedur Penelitian diambil darahnya melalui ekor dan
Pembuatan ekstrak kulit buah manggis ditentukan persentase parasitemianya.
Buah manggis yang diperoleh dari Setelah diketahui, mencit sumber infeksi
kawasan pasar buah kota Banda Aceh diambil semua darahnya melalui punksi
dilakukan uji herbarium (determinasi) di jantung dengan menggunakan spuit 3 ml
Laboratorium Biologi Fakultas yang telah diberi antikoagulan, lalu
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam diencerkan dengan media RPMI-1640
(FMIPA) Universitas Syiah Kuala. sampai konsentrasinya 1x107. Larutan ini
Setelah dibersihkan dan dikeringkan, digunakan untuk menginfeksi hewan
kulitnya dibuat menjadi serbuk (mesh coba secara injeksi intraperitoneal
60). Sebanyak 2,250 kg serbuk kulit buah sebanyak 0,2 ml.
manggis difraksinasi secara bertingkat
dengan menggunakan pelarut heksan Uji aktivitas antimalaria secara In Vivo
(non polar), etil asetat (semi polar), dan Pada hari pertama uji aktivitas
metanol (polar). Filtrat dari masing- antimalaria (H0), mencit diinfeksi dengan
masing pelarut kemudian dimaserasi P. berghei. Kemudian diberi sediaan obat
dengan vakum evaporasi berputar (rotary uji sesuai dengan dosis yang telah
vacum evaporator) pada temperatur 400C ditentukan. Darah mencit diambil pada
sampai diperoleh ekstrak yang pekat. hari ke-2 sampai ke 5 (H1 s/d H4) dengan
Ekstrak yang didapat ditimbang, cara dipotong ujung ekornya (dekapitasi)
kemudian dimasukkan ke dalam wadah untuk diperiksa parasitemianya. Preparat
bermulut lebar, bewarna gelap yang sediaan apus darah tipis dibuat
dilapisi kertas alumunium dan disimpan menggunakan metode Markell et al.
di lemari pendingin. (1986) dengan pewarnaan Giemsa 30%.

Preparasi mencit (Mus musculus)

3
Parameter penelitian
Parameter yang diukur adalah
persentase parasitemia H4 dari sediaan
darah yang diperiksa di bawah
mikroskop cahaya dengan pembesaran
kuat (lensa okuler 10x dan lensa objektif
100x) menggunakan minyak immersi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk setiap
1000 eritrosit.

Analisa Data
Persentase parasitemia dihitung
berdasarkan jumlah sel darah merah yang
terinfeksi P. berghei per 1000 sel darah
merah dengan rumus:

Jumlah parasit x 100%


1000 eritrosit
Persentase penghambatan
pertumbuhan parasit malaria dihitung
berdasarkan rumus:
% parasitemia kelompok kontrol - % parasitemia kelompok perlakuan x 100%
% parasitemia kelompok kontrol
Dosis
Hari Hari Hari
Perbedaan antar kelompok (mg/Kg Hari I
II III IV
BB)
perlakuan ditentukan dengan Analisis 2,73 6,23 8,14 8,60
0
Varians satu jalan (ANOVA one-way) 1,24 0,72 1,64 1,44
3,27 5,19 5,85 7,32
dengan taraf signifikan 95%. Data 10
1,30 0,86 0,80 2,11
persentase penghambatan pertumbuhan 2,72 4,75 5,80 6,31
30
parasit digunakan untuk mengetahui 0,99 1,07 1,50 2,26
3,17 3,70 4,31 6,26
dosis efektif 50% (ED50) dari masing- 90
1,14 1,62 0,43 0,69
masing fraksi sediaan obat uji dengan 270
3,06 3,03 3,91 5,83
analisa regresi probit melalui program 1,30 0,48 1,43 2,67
SPSS versi 17 for Windows. Nilai ED50 Fraksi Etil Asetat Ekstrak Kulit Buah Manggis
merupakan ukuran aktivitas antimalaria 0
3,33 6,54 8,90 10,29
yaitu dosis sediaan obat uji yang mampu 1,21 0,32 1,92 2,12
2,94 5,35 6,54 9,59
menghambat pertumbuhan parasit 10
0,78 0,90 2,21 4,82
malaria hingga 50%. 30
3,30 4,28 4,56 6,96
1,23 0,78 0,59 0,62
3,33 3,52 3,89 6,15
90
0,58 0,50 0,61 1,48
3,04 1,97 2,92 3,50
270
0,61 0,49 0,73 0,74
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fraksi Metanol Ekstrak Kulit Buah Manggis
Hasil Ekstraksi Serbuk Kulit Buah
Manggis 3,06 5,53 7,37 8,94
0
0,54 0,91 1,73 1,73
Hasil rendemen yang diperoleh 3,69 4,68 5,62 7,75
10
fraksi heksan, etilasetat dan fraksi 0,49 0,32 1,29 3,09
metanol secara berturut-turut adalah 3,16 4,18 4,79 7,65
30
0,77 0,36 1,19 3,64
2,22%; 15,33% dan 12%. 3,41 3,86 4,62 6,05
90
0,95 1,24 0,70 4,42
3,17 2,96 3,12 3,82
270
0,57 0,52 0,75 1,25
Tabel 1. Persentase Parasitemia
Fraksi Heksan Ekstrak Kulit Buah Manggis

4
Tabel 2. Persentase Penghambatan 250 mg/KgBB/hari memiliki persentase
Pertumbuhan Plasmodium berghei penghambatan sama dengan atau lebih
Fraksi Heksan Ekstrak Kulit Buah Manggis besar dari 50%, sedangkan aktivitas
Dosis sedang jika pada dosis 500
(mg/Kg Hari II Hari III Hari IV mg/KgBB/hari memiliki persentase
BB) penghambatan pertumbuhan parasit sama
15,52 27,05 8,75
10
17,41 10,89 47,45 dengan atau lebih besar dari 50%
30
23,68 29,39 20,65 (Munoz, et al., 1999). Dengan demikian
15,54 4,55 48,14 fraksi etil asetat ekstrak kulit buah
38,84 45,10 25,79
90 manggis memiliki potensi paling baik
31,52 13,43 13,08
270
51,00 50,62 30,25 sebagai antimalaria dibandingkan dengan
7,89 21,41 33,66
fraksi heksan dan metanol ekstrak kulit
buah manggis.
Fraksi Etil Asetat Ekstrak Kulit Buah Manggis
17,56 22,49 3,48
10
16,41 36,73 55,59 4. KESIMPULAN
30
34,55 47,54 30,33 1) Fraksi heksan, etil asetat dan
11,17 9,34 14,14 metanol ekstrak kulit buah manggis
46,01 54,91 39,43
90
8,39 10,24 14,99 yang diberikan secara oral memiliki
270
69,64 65,78 65,55 aktivitas antimalaria pada mencit
8,30 12,31 7,39
yang diinfeksi Plasmodium berghei.
Fraksi Metanol Ekstrak Kulit Buah Manggis 2) Fraksi etil asetat ekstrak kulit buah
10
14,31 18,37 12,22 manggis mempunyai potensi paling
9,98 31,94 30,67
23,03 30,65 15,13
baik sebagai antimalaria dengan
30 ED50 63,272 mg/Kg BB
12,35 28,95 36,62
27,79 36,12 35,75 dibandingkan fraksi heksan dan
90
27,03 8, 86 35,30
46,33 54,77 55,14 metanol ekstrak kulit buah manggis
270
4,98 17,37 18,42 dengan nilai ED50 1930,021 mg/Kg
BB; 217,616 mg/Kg BB secara oral.
Tabel 3. Nilai ED50
Ekstrak Kulit Buah
Nilai ED50 (mg/Kg BB) 5. REFERENSI
Manggis
Fraksi Heksan 1930,021
1) CDC, 2010. Center for Disease
Fraksi Etilasetat 63,272 Control and Prevention. [Online]
Fraksi Metanol 217,616 Available at:
http://www.cdc.gov/malaria/about/
PEMBAHASAN biology/index.html [Diakses 8 Juli
Hasil penelitian menunjukkan 2012].
bahwa fraksi etil asetat kulit buah 2) Chaverri, J. P., Rodriguez, N. C.,
manggis memiliki aktivitas antimalaria in Ibarra, M. O. & Rojas, J. M. P.,
vivo pada mencit paling kuat dengan nilai 2008. Medicinal properties of
ED50 63,272 mg/Kg BB dibandingkan mangosteen (Garcinia mangostana).
dengan fraksi heksan dan fraksi metanol Elsevier, Volume 46, pp. 3232-
kulit buah manggis dengan nilai ED50 3237.
1930,021 mg/Kg BB dan 217,616 mg/Kg 3) Chen, L. G., Yang, L. L. & Wang, C.
BB. C., 2007. Anti-inflammatory
Untuk mengetahui potensi dari activity of mangostins from
ketiga fraksi ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana. Elsevier, pp.
telah dikategorikan bahwa aktivitas 1-5.
antimalaria in vivo pada mencit paling 4) Chen, S. X., Wan, M. & Loh, B. N.,
baik jika pada dosis 100 mg/KgBB/hari 1996. Active constituents againts
memiliki persentase penghambatan HIV-1 protease from Garcinia
pertumbuhan parasit malaria sama mangostana. Planta Med, Volume
dengan atau lebih besar dari 50%, 62, pp. 381-382.
aktivitas antimalaria baik jika pada dosis

5
5) Direktorat Jenderal Pengawasan antiplasmodial subtances. Planta
Obat dan Makanan, 2000. Pedoman Med, Volume 72, pp. 912-916.
Pelaksanaan Uji Klinik Obat 13) Markell, E. K., Voge, M. & John, D.
Tradisional: Tata Laksana Uji T., 1986. Medical Parasitology. 6th
Praklinik, Tata Laksana Teknologi penyunt. London: W.B. Saunders
Farmasi, Tata Laksana Uji Klinik. Company.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 14) Munoz, V. et al., 1999. A search for
6) Hanafiah, K. A., 2011. Rancangan natural bioactive compounds in
Percobaan Teori dan Aplikasi. Bolivia through a multidisciplinary
Palembang: PT Raja Grafindo approach Part. I Evaluation of the
Persada. antimalarial activity of plant used by
7) Jinsart, W., Ternai, B., Buddhasukh, the Chacobo Indians. Journal of
D. & Polya, G. M., 1992. Inhibition Ethnopharmacology, pp. 6-7.
of wheat embryo calcium-dependent 15) Nakatani, K. et al., 2002. Inhibition
protein kinase and other kinases by of cyclooxgenase and prostaglandin
mangostin and -mangostin. E2 Synthesis by -mangostin, a
Phytochemistry, Volume 31, pp. xanthone derivative in mangosteen,
3711-3713. in C6 rat glioma cells. Biochem.
8) Kementerian Kesehatan Republik Pharmacol, Volume 63, pp. 73-79.
Indonesia, 2006. (3 Februari 2006) 16) Riscoe, M., Kelly, J. X. & Winter,
Penghentian Monoterapi R., 2005. Xanthone as antimalarial
Artemisinin Mencegah agents: discovery, mode of action,
Penyebarluasan Resistensi. and optimization. Curr. Med. Chem,
[Online] Available at: Volume 12, pp. 2539-2549.
http://depkes.go.id/index.php/berita 17) Setyani, A., 2010. Uji Aktivitas
/press-release/951-penghentian- Antijamur -mangostin Hasil Isolasi
monoterapi-artemisinin-mencegah- Kulit Buah Manggis (Garcinia
penyebarluasan-resistensi.html mangostana L) Terhadap Massaezia
[Diakses 30 Juni 2012]. sp, Surakarta: s.n.
9) Kementerian Kesehatan Republik 18) Sunarjono, H., 2008. Berkebun 21
Indonesia, 2011. (25 April 2011) Jenis Tanaman Buah. Jakarta:
Pengendalian Malaria Masih Penebar Swadaya.
Hadapi Tantangan. [Online] 19) Vlietinck, A. J., Bruyne, T. D.,
Available at: Apers, S. & Pieters, L. A., 1998.
http://www.depkes.go.id/index.php/ Plant-derived leading compounds
berita/press-release/1488- for chemotherapy of human
pengendalian-malaria-masih- immunodeficiency virus (HIV)
hadapi-tantangan.html [Diakses 16 infection. Planta Med, Volume 64,
Januari 2013]. pp. 97-109.
10) Kumar, A., 2012. A Review on
Hepatoprotective Herbal Drugs.
International Journal of Research in
Pharmacy and Chemistry, 2(1), p.
94.
11) Likubo, K. et al., 2002. The first
direct synthesis of -mangostin, a
potent inhibitor of the acidic
sphingomyelinase. Tetrahedron
Lett, Volume 43, pp. 291-293.
12) Mahabusarakam, W., Kuaha, K.,
Wilairat, P. & Taylor, W. C., 2006.
Prenilated xanthones as potential

You might also like