3 Decrypted
3 Decrypted
3 Decrypted
ABSTRACT
The very large numbers of trash in the TPA (end disposal place) will cause the natural
decomposition process goes on massively as well. The decomposition process will change trash
into organic fertilizer that if there any water input from the outside, it will dissolve metals that
later become the byproduct that is leachate. The introduction of chemical contained in the
leachate into the waters ecosystem may also affect the existing biota. Therefore, it is need the
waste treatment before released into the environment. Leachate waste treatment by using the
phytoremediation principle by means of Bambu air plant (Equisetum hyemale), with zeolite
planting media was to be the choice in the effort of liquid waste treatment the Phytoremediation
system was taken with a various considerations that very potential to develop into new
innovation in the process of leachate waste treatment. This research had the purpose to know
the effectiveness of phytoremediation system using water bamboo plant (Equisetum hyemale)
and zeolit planting media by batch system and continue system in reducing Pb and Cr heavy
metals contents of leachate. Research method used was the experimental method. Observations
carried out involved environmental temperature and humidity, solution pH and treatment
temperature, Reduction of Pb and Cr Metals Contents on leachate. Batch system and continue
system as a whole, mean of leachate pH tested during this treatment was about 7,466. Leachate
pH tested did not less than 7,200 and not more that 7,810. Mean of leachate temperature from
the first week through third week was of 22,283C. The best treatment was on the K2S1 (60
batch system plants) treatment with reduction of Pb metal content of 82,2% in the last week of
observation. While the reduction of Cr metal of 61,2% was on the K2S2 (60 continue system
plants) treatment.
Key Words: Leachate, Bambu air (Equisetum hyemale), Zeolite, phytoremediation.
PENDAHULUAN Produksi air lindi akan berlangsung dari sejak
TPA dibangun sampai sekitar 5-8 tahun
Sampah perkotaan yang ditampung
setelah TPA dinyatakan ditutup.
pada Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) akan
Perlu adanya pengolahan air lindi
mengalami proses dekomposisi. Proses
yang bertujuan untuk mengurangi dan
dekomposisi tersebut menyebabkan terjadinya
mencegah dampak negatifnya pada
perubahan fisik, kimia dan biologis secara
lingkungan. Sampai saat ini, upaya yang
simultan. Salah satu hasil dari dekomposisi
dilakukan untuk mengontrol polutan air lindi
sampah tersebut adalah leachate. Masuknya
mulai dari pengolahan air limbah (waste water
zat-zat kimia yang terkandung dalam air lindi
treatment) secara fisika, kimia, maupun
ke dalam ekosistem perairan juga dapat
biologi. Sejauh ini upaya pengolahan air lindi
mempengaruhi biota yang ada. Apabila di
di TPA masih bersifat konvensional, yaitu
dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran,
hanya berupa bak-bak pengendapan, sehingga
dapat menyebabkan kematian biota atau
kerjanya belum optimal. Hasilnya pun
mempengaruhi kegiatan fisiologis, proses
beragam dan kadang tak sepenuhnya efektif
makan, pembentukan sel dan fungsi jaringan
seratus persen.
sel suatu organ (Connel dan Miller,1983).
134 Penurunan Kandungan Logam Pb dan Cr ...(Bambang S, dkk)
Bambu air yang akan ditanam dipisahkan Uji parameter penurunan kandungan
berdasarkan dimensinya. Jumlah rata-rata kadar Pb dan Cr tiap 7 hari sekali.
terbanyak yang nantinya digunakan dan 10. Analisa data hasil penelitian
ditanam. Dalam perlakuan ini digunakan Setelah semua data terekam dan tercatat.
dua langkah penanaman. Pertama, Maka dilakukan analisa data berupa
ditanam dengan jumlah massa 30 batang analisis statistik dengan Anova. Untuk
tanaman atau 1/4 luas pot, dan yang kedua melakukan perbandingan dan mengetahui
dengan jumlah massa 60 batang tanaman perlakuan manakah yang memberikan
atau luas 2/4 luas pot. pengaruh yang berbeda nyata pada kadar
Tanaman Bambu air dipilih dengan logam Pb dan Cr dengan Uji BNT dan
memperhatikan kualitas fisik tanaman. untuk interaksi dilakukan Uji BNJ pada
Kondisi fisik tanaman yang sehat ditandai selang kepercayaan 5%.
dengan kondisi batang yang tegak, segar
kuat dan tidak kering. Satu rumpun
tanaman Bambu air memliki variasi massa HASIL DAN PEMBAHASAN
batang yang beragam oleh karenanya,
Karakteristik Leachate sebelum perlakuan
keseragaman massa tanaman yang kecil Hasil uji laboratorium limbah
diakumulasikan dengan rerata massa leachate terdeteksi dan teridentifikasi adanya
Tanaman 5.1 gram. kandungan logam Pb dan Cr yang berada di
7. Pelakuan Sistem batch atas standar baku mutu limbah cair
Semua penelitian dilakukan di dalam sebagaimana SK. Gubenur Jatim no.45 Tahun
greenhose. Sistem batch pada kelompok 2002. Tentang baku mutu limbah cair bagi
tanaman 30, 60, dan tanpa tanaman dibuat industri dan kegiatan usaha lainnya.
tergenang dengan tinggi genangan 1 cm Keberadaan logam berat Pb dan Cr pada
dari permukaan media tanam. Hal ini leachate dapat dilanjutkan sebagai penelitian
untuk menyesuaikan volume batch karena sudah melebihi ambang batas aman
dengan volume kontinyu, yakni 2.700 ml. yang telah ditentukan.
Refill diberikan pada semua perlakuan Hasil analisa kimia pada penelitian
setiap tiga hari sekali. pendahuluan didapatkan nilai untuk
8. Perlakuan Sistem Kontinyu kandungan Pb dan Cr pada limbah leachate
Volume leachate yang diberikan pada adalah 2.2923 ppm dan 0.3892 ppm.
sistem ini sama seperti sistem batch yaitu Sedangkan kadar Timbal (Pb) ambang batas
2.700 ml pada pot tanamnya, namun yang ditentukan oleh WHO dan FAO 2 ppm
untuk sistem ini penambahnnya melalui (Nursal, 2005). Dengan demikian limbah
kontainer dengan volume 5000 ml. limbah leachate tersebut belum aman apabila di
di pot berdiamter 6 mm dibuat waktu buang langsung ke lingkungan tanpa adanya
pengamatan 24 jam. Pot dibuka untuk treatment terlebih dahulu. Baku mutu yang
mengalirkan leachate, Setelah itu, lubang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
pot ditutup dan leachate dikembalikan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
kembali ke kontainer. Kran kontainer maupun berdasarkan Keputusan Gubernur
dibuka dengan debit 15 ml / detik. Jawa Timur No.45 Tahun 2002 yaitu
Leachate dialirkan kedalam sistem kandungan logam untuk Timbal (Pb) dan
melalui selang.yang ditanam sampai kromium (Cr) tidak boleh melebihi 0,1 ppm
bagian. dan 0,05 ppm.
9. Pengamatan Parameter Limbah leachate yang digunakan
Penelitian ini dilaksanakan di greenhouse pada penelitian ini berusia sekitar 2 tahun.
selama 21 hari. Leachate dibuat waktu Hal ini diketahui berdasarkan tahun
pengamatan 24 jam dengan bukaan kran pembangunan area penampungan limbah
dimulai tiap pukul 09.00 WIB. Suhu dan yakni tahun 2009. Sedangkan untuk kolam
pH sistem diamati sebagai data penampungan yang lama (1994-2009) sudah
pelengkap. Suhu dan Kelembaban tidak dioperasionalkan lagi. Sehingga
lingkungan greenhouse diamati tiap hari. leachate (air lindi) yang terdapat di dalamnya
AGROINTEK Volume 5, No.2 Agustus 2011 137
bisa dikategorikan masih baru.Limbah 480C pada waktu penyinaran matahari sedang
leachate dalam penelitian ini memiliki ciri berlangsung. Penutup pelastik mempengaruhi
antara lain berwarna hitam pekat. Bau yang kenaikan suhu dan akan menurun mengikuti
menyengat dan sedikit mengandung minyak. suhu tanaman. Pukul 06.00 suhu akan
Memiliki TDS yang besar, dapat terlihat dari meningkat, pukul 14.00 suhu menurun dan
banyaknya partikel asing yang terkumpul pukul 20.00 suhu semakin konstan disebabkan
dalam limbah tersebut. energi matahari yang diterima akan semakin
besar sesuai denagn sudut jatuh radiasi
matahari (Fidaus, 2009).
Karakteristik Tanaman
Kelembaban dalam lingkungan
Tanaman Bambu air (Equisetum
penelitian dipengaruh oleh kondisi cuaca dan
hyemale) yang diperlakukan sebagai tanamn
suhu pada hari penagamatannya, Lamanya
uji memiliki bentuk fisik dengan tinggi rerata
penyinaran tiap harinya tidak tetap. Oleh
70 cm. Diameter batang berkisar antara 0,4
karenanya kenaikan ataupun penurunan
0,6 cm. Rerata massa tanaman 5,1 gram.
kelembaban udara juga mengikuti perubahan
Pemilihan spesifikasi tanaman berdasarkan
suhu. Suhu dan kelembapan pada lingkungan
jumlah dominan yang ada pada rumpun
secara langsung mempengaruhi suhu dan
bambu air dengan karakter fisik yang segar,
proses evapotranspirasi tanaman perlakuan.
kuat, dan tidak mudah patah buku-bukunya.
Untuk batang tanaman yang tidak termasuk Karakteristik Leachate Hasil Penelitian
dalam spesifikasi tersebut, maka hitungannya Karakteristik leachate yag diamati
diakumulasikan sehingga mendekati dan atau meliputi pH, dan suhu pada semua perlakuan.
sampai pada ketentuan.
pH
Pemilihan batang tanaman yang baik
Salah satu pengukuran yang sangat
merujuk pada pernyataan Tjitrosoepomo
penting dalam berbagai cairan proses
(1989), Tanaman akan mampu meremediasi
(industri, farmasi, manufaktur, produksi
polutan jika tanaman tersebut sudah mencapai
makanan dan sebagainya) adalah pH, yaitu
usia dewasa. Tanaman bambu air memiliki
pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan.
batang dengan kandungan silikat yang tinggi,
Larutan dengan harga pH rendah dinamakan
yang berguna mengikat partikel logam yang
asam sedangkan yang harga pH-nya tinggi
terserap oleh akar tanaman.
dinamakan basa. Skala pH terentang dari 0
Lingkungan Penelitian (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7
Lingkungan penelitian yang diamati (netral) adalah harga tengah mewakili air
adalah suhu dan kelembaban lingkungan murni (Rahayu, 2009).
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pH untuk air terkontamasi adalah 8.
sistem perlakuan. Nilai ini menyatakan bahwa pH air bersifat
alkalis, pH alkalis sangat mendukung untuk
Suhu dan Kelembaban Lingkungan
terjadinya laju dekomposisi pada suatu
Penelitian utama dilaksanakan
perairan (Effendi, 2003). Namun pada limbah
selama 3 minggu atau 21 hari di greenhouse.
leachate dalam penelitian ini tidak
Greenhouse berbahan cover terang. Selama
menunjukkan pH yang mencapai nilai 8.
waktu tersebut dilakukan pengukuran yang
Sehingga laju dekomposisi tidak cepat terjadi.
berhubungan langsung dengan perlakuan
Pada pengukuran awal, pH leachate adalah
yakni suhu lingkungan dan kelembapan
7,8.
lingkungan greenhouse.
Penelitian ini pH leachate diamati
Penutup terang atau berwarna putih
setiap hari. Tiap perlakuan diambil sampelnya
memiliki Radiation Photosynthesis Active /
kemudian diukur besar keasaman limbah.
RPA cukup besar 35-75% dan refleksi
Tiap perlakuan yang memliki ulangan, pH
konstan 10-20%. Sedangkan untuk penutup
limbahnya hampir selalu tetap. Selisih pH tiap
gelap atau selain warna putih memiliki RPA
harinya hanya berkisar 0,1 0,2. Namun
35-75%.
beberapa ulangan perlakuan ada yang
Temperatur udara dalam suatu
memiliki selisih sampai 0,3. hal ini di
Greenhouse akan meningkat sekitar 370C-
pengaruhi oleh penambahan limbah baru telah
138 Penurunan Kandungan Logam Pb dan Cr ...(Bambang S, dkk)
Persentase penurunan logam pada 2,2923 ppm adalah sebagai berikut. K2S1
minggu pertama dari nilai Pb awal pelakuan memiliki nilai persentase yang paling besar
140 Penurunan Kandungan Logam Pb dan Cr ...(Bambang S, dkk)
Tabel 5 Pengaruh Tanaman Bambu Air dengan Sistem Pengaliran Leachate Terhadap Kadar
Logam Cr Setelah 1 Minggu Pengamatan
AGROINTEK Volume 5, No.2 Agustus 2011 141
Kadar Logam Cr
Perlakuan Notasi*) BNJ0.05
(ppm)
K2S2 0,23800 a
K3S1 0,30233 ab
K1S1 0,30733 ab
0,1742
K2S1 0,36967 ab
K3S2 0,38800 ab
K1S2 0,46767 b
*) Bilangan rata-rata yang didampingi oleh huruf yang sama maka dinyatakan tidak berbeda nyata pada p-
value = 0,05
Tabel 6. Pengaruh Tanaman Bambu Air dengan Sistem Pengaliran Leachate Terhadap Kadar
Logam Cr Setelah 2 Minggu Pengamatan
Kadar Logam Cr
Perlakuan Notasi*) BNJ0.05
(ppm)
K2S2 0,23800 a
K2S1 0,27367 ab
K1S1 0,30867 ab
0,1493
K3S1 0,31267 ab
K3S2 0,34500 ab
K1S2 0,40633 b
*) Bilangan rata-rata yang didampingi oleh huruf yang sama maka dinyatakan tidak berbeda nyata pada p-
value = 0,05
Tabel 7. Pengaruh Tanaman Bambu Air dengan Sistem Pengaliran Leachate Terhadap Kadar
Logam Cr Setelah 3 Minggu Pengamatan
Kadar Logam Cr
Perlakuan Notasi*) BNJ0.05
(ppm)
K2S2 0,15100 a
K2S1 0,16500 ab
K1S1 0,17100 abc
0,0373
K3S1 0,18200 abc
K3S2 0,19800 bc
K1S2 0,20900 c
*) Bilangan rata-rata yang didampingi oleh huruf yang sama maka dinyatakan tidak berbeda nyata pada p-
value = 0,05
perlakuan K1S2 sebesar 0,40633 ppm, 4. Zeolit mengalami perubahan fisik (warna).
sedangkan rata-rata logam Cr paling rendah Sedangkan pada tanaman bambu air tidak
pada perlakuan K2S2 yaitu sebesar 0,23800 mengalami perubahan yang signifikan.
ppm. Tingkat kematian tanaman tidak masuk
Berdasarkan uji BNJ pada Tabel 3.7 dalam pengamatan.
dapat diketahui bahwa rata-rata kadar logam
Cr pada perlakuan K2S2 berbeda nyata Saran
perlakuan K1S2. Sedangkan kadar logam Cr 1. Perlu dilakukan penelitian untuk
pada perlakuan K2S1 tidak berbeda nyata mengetahui penurunan logam-logam
dengan perlakuan K1S1 dan K3S1. Dimana alkali, besi (Fe), Zing (Zn), dan Cadmium
rata-rata kadar logam Cr paling tinggi yaitu (Cd) dalam leachate.
pada perlakuan K1S2 sebesar 0,20900 ppm,
sedangkan rata-rata logam Cr paling rendah 2. Perlu dilakukan pengamatan mengenai
pada perlakuan K2S2 yaitu sebesar 0,15100 aktifitas biologi selama penelitian, BOD5
ppm. dan COD.