Jurnal
Jurnal
Jurnal
Disusun Oleh:
YONI WIBOWO
NIM : J 310 080 001
ABSTRACT
Background. Chronic Renal Failure (CRF) is a disease that has bad prognosis,
It happens when the function of renal decreases gradually. One of the
complication that often appears in CRF is anemia or the decrease of hemoglobin
level in the blood that is related to the intake of iron, vitamin A and vitamin C.
Objective. This researchs aims were to investigate the corelation betwen intake
of iron, vitamin A, vitamin C and hemoglobin level in hemodialysis outpatients at
Dr. Soeradji Tirtonegoro hospital of Klaten.
Research Method. Type of the research was analytical observasional
research with cross-sectional approach. Subjects were obtained by consecutive
sampling with total research subjects were 22 subjects. Percentages of iron,
vitamin A and vitamin C were obtained by recall 3x24 hour method, hemoglobin
level was obtained by spectrofotometric method. While pearson product moment
was used to investigate the correlation.
Result. The percentages of outpatiens who had adequate intake of iron, vitamin
A and vitamin C were 22,8%, 68,2% and 4,5% respectively. Meanwhile most of
patients had low hemoglobin level which was 86,4%.
Conclusion. There was not any correlation between intake of iron, vitamin A,
vitamin C and hemoglobin level in hemodialysis outpatients at Dr. Soeradji
Tirtonegoro hospital of Klaten.
buruk dimana akan terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Pada tahap
awal penderita mungkin tidak merasakan keluhan tetapi setelah beberapa tahun
atau beberapa puluh tahun penyakit ginjal ini sering berkembang cepat menjadi
gagal ginjal terminal dimana akan membutuhkan terapi renal seperti dialisis atau
19,5 juta orang menderita GGK, angka ini lebih tinggi dibandingkan penderita
Diabetes Millitus (17 juta penderita) dan mendekati hampir setengah penderita
jumlah pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis pada bulan Januari,
Februari dan Maret tahun 2010 sebanyak 91 pasien dan pada tahun 2011
berjumlah 114 orang. Dari hasil perbandingan antara tahun 2010 dan 2011
yaitu sebesar 25,3 %. Anemia merupakan komplikasi yang sering timbul pada
gagal ginjal kronik, hal ini diperkirakan karena ketidakmampuan ginjal untuk
Penderita laki-laki dewasa dan wanita pasca menopouse kadar hemoglobin yang
pasien yang mendapatkan dialisis. Anemia berat juga merupakan salah satu
defisiensi asupan gizi dari makanan (zat besi, asam folat, protein, vitamin C,
asupan zat besi, vitamin A dan vitamin C dengan kadar hemoglobin pada
TINJAUAN PUSTAKA
berwarna coklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna vertebra
posterior terdapat di peritonium dan terletak pada otot punggung bagian dalam.
Ginjal terbentang dari vertebra torakalis kedua belas sampai vertebra lumbalis
ketiga. Dalam kondisi normal ginjal kiri lebih tinggi 1,5- 2 cm dari ginjal kanan
dan memiliki berat 120-150 gram (Potter & Perry, 2006). Gagal ginjal kronik
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan
klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu
derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau
transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang
terjadi pada suatu organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit kronik
(Suwitra, 2006).
Anemia sering timbul pada awal gagal ginjal kronik sebelum berkembang
permasalahan penting untuk jutaan orang di Amerika yang menderita gagal ginjal
gagal ginjal kronik pada akhirnya mengalami anemia. Pada gagal ginjal kronik,
proses biokimia dan fisiologis yang abnormal. Kebanyakan organ dan sistem
2006).
METODE PENELETIAN
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi pemilihan sampel
dimasukan sebagai subjek penelitian. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada
organisasi di unit ini terdiri dari direktur pelayanan, unit hemodialisis, dokter, dan
hemodialisis sebanyak 9 orang, 4 orang bekerja shift pagi, 3 orang bekerja shift
asupan zat besi yang tidak adekuat sebagian besar memiliki kadar
mempunyai asupan zat besi yang adekuat sebagian besar memiliki kadar
ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan kadar
Tirtonegoro Klaten.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang disampaikan oleh
(2006) hal ini dapat dikarenakan pada penderita GGK yang menjalani
laboratorium.
Tirtonegoro Klaten.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh
tidak dapat dipergunakan untuk sintesa hemoglobin dan sel darah merah
(Ponka,1999).
hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik karena anemia pada gagal
ginjal kronik disebabkan oleh defisiensi besi, yaitu keadaan dimana besi
dibatasi, hal itu yang menyebabkan asupan vitamin C pada pasien tidak
A. Kesimpulan
1. Asupan zat gizi yang adekuat pada penderita GGK dengan hemodialisis
(4,5%). Sedangkan asupan zat gizi yang tidak adekuat didapatkan Zat
2. Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin.
(p=0,934).
(p=0,919).
(p=0,710).
B. Saran
Instalasi gizi rumah sakit diharapkan dapat memberikan diet yang tepat
2. Bagi pasien
Pasien diharapkan mematuhi diit yang diberikan oleh ahli gizi rumah sakit
hemodialisis.
DAFTAR PUSTAKA
Almatzier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Kartasapoetra dan Marsetyo.2005. Med ILMU GIZI Korelasi Gizi, Kesehatan dan
Produktivitas Kerja. RINEKA CIPTA, Jakarta.
Linder, MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI-Press. Jakarta: 265-278.
Murti, Bisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kuaitatif di bidang kesehatan. Penerbit: UGM pres. Yogyakarta: 136.
Palafox, NA et al. 2003, Vitamin A deficiency, iron deficiency, and anemia among
preschool children in the Republic of the Marshall Islands, Nutrition 19 :
405-408.
Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Edisi 6, Vol.2. Penerbit :EGC. Jakarta: 865-914.
Pranawa.1993. Anemia pada Gagal Ginjal Kronik. Jurnal. Seksi ginjal dan
hipertensi FK UNAIR-RSUD Dr Soetomo. Surabaya.
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.
Pusparini, 2000. Perubahan respons imun pada penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis. Jurnal. Bagian patologi klinik fakultas
kedokteran universitas trisakti. Jakarta.
Rahardjo, Pudji. 2006. Hemodialisis dalam Ilmu Penyakit Dalam. Jilid: 1. Edisi:
IV. Penerbit:FKUI. Jakarta: 579
Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. EGC. Jakarta.
Sudoyo. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 13. Jakarta: FKUI.
Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 4. Jakarta: FKUI.
Suwitra, Ketut. 2006. Penyakit Gagal Ginjal Kronik dalan ilmu penyakit dalam.
Jilid: 1. Edisi : IV. Penerbit : FKUI. Jakarta: 570.
Suhadjono. 2001. Gagal Ginjal Kronik dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi: III.
Penerbit: FKUI. Jakarta: 427- 429.
White, R.B. 2005. Funtional Ability of Patiens on Dialisis : The Critical Role of
Anemia. Nephrol. Nurs. J. 32 :79-82.
Wilkens, Katy G. 2000. Medical Nutrition Therapy for Renal dalam Krauses
Food, Nutrition, & Diet Therapy. Penerbit : W.B. Saunders Company. Ney.