Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
and having relations with other professions will be able to make extensive
consideration materiality levels better.
Key words: Professionalism, External Auditors, Materiality.
ABSTRAK
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara
profesionalisme auditor sebagai variabel independen dengan variabel
dependen yaitu pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Responden penelitian ini adalah para
profesional yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di kota Yogyakarta
baik sebagai karyawan magang, auditor junior, auditor senior, supervisor,
manajer maupun partner. Dengan metode nonprobabilitas sampling,
penelitian ini berusaha mengumpulkan informasi dari responden yang
tersedia pada saat dilakukannya penelitian untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian. Kuisioner digunakan sebagai alat
untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian. Hipotesis
diuji dengan menggunakan metode statistik nonparametrik kendall tau
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara profesionalisme
auditor dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh
hasil bahwa variabel profesionalisme auditor berhubungan secara
signifikan dan positif dengan variabel pertimbangan tingkat materialitas
dalam proses pengauditan laporan keuangan yang ditunjukkan oleh ( ) =
0,570 . Masing-masing dimensi profesionalisme auditor, yaitu :
pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan
terhadap peraturan profesi, hubungan dengan rekan seprofesi
berhubungan secara signifikan dan positif dengan variabel pertimbangan
tingkat materialitas. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin
seorang auditor itu memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesi,
memiliki kesadaran yang tinggi bahwa profesi auditor adalah profesi yang
dipercaya masyarakat, memiliki sikap mental mandiri, memiliki
keyakinan terhadap kualitas diri dan rekan seprofesi yang sama-sama
memahami pekerjaan pengauditan dan memiliki relasi dengan sesama
profesi yang luas akan dapat membuat pertimbangan tingkat materialitas
yang lebih baik.
Kata kunci: Profesionalisme, Auditor Eksternal, Materialitas.
220
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dan merupakan
tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen,
dalam hal ini auditor eksternal karena: (a) adanya perbedaan kepentingan
antara manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan menyebabkan
perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya, (b) laporan keuangan ada
kemungkinan mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja, (c) laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini
unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa
laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) dalam Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan menyebutkan
terdapat empat karakteristik pokok yang membuat informasi dalam laporan
keuangan dapat berguna bagi pembuatan keputusan, yaitu : dapat dipahami,
relevan, keandalan , dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan
karakteristik relevan dan keandalan tersebut dibutuhkan audit oleh auditor
eksternal.
Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas
Negara, kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat
dielakkan lagi. Eksternal auditor yang independen menjadi salah satu profesi
yang dicari. Profesi auditor diharapkan oleh banyak orang untuk dapat
meletakkan kepercayaan pada pemeriksaan dan pendapat yang diberikan
sehingga profesionalisme menjadi tuntutan utama seseorang yang bekerja
sebagai auditor eksternal.
Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi eksternal auditor
dicerminkan dalam lima dimensi oleh Hall R (Syahrir, 2002 : 7), yaitu : (1)
pengabdian pada profesi, (2) kewajiban sosial, (3) kemandirian, (4)
kepercayaan terhadap peraturan profesi, (5) hubungan dengan rekan
seprofesi. Eksternal auditor yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan.
Untuk memenuhi perannya yang membutuhkan tanggung jawab yang besar,
eksternal auditor harus mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman yang
memadai sebagai eksternal auditor.
Dalam melaksanakan audit, eksternal auditor mengacu pada standar
yang telah ditetapkan dalam Standar Auditing . Salah satu standar yang harus
dipenuhi dalam pekerjaan audit adalah perencanaan audit. Di dalam
perencanaan audit dikatakan bahwa auditor antara lain harus
221
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
kepercayaan pada laporan keuangan (SPAP 2001, SA Seksi 312 : para 10).
Pertimbangan materialitas tersebut dihubungkan dengan keadaan sekitarnya
dan mencakup pertimbangan kualitatif dan kuantitatif. Keadaan yang
melingkupinya mengandung arti bahwa dalam menentukan materialitas faktor
keadaan entitas patut diperhatikan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan
penyebab salah saji sedangkan pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan
hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan,
salah saji yang secara kuantitatif tidak material bisa menjadi material secara
kualitatif (SPAP 2001, SA Seksi 312 : para 11).
The American Accounting Association (AAA) mengklasifikasi faktor
yang dipertimbangkan dalam pertimbangan materialitas tersebut :
(1) karakteristik-karakteristik yang mempunyai signifikasi kuantitatif.
a. Besarnya suatu item (lebih besar/kecil) relatif terhadap pengharapan
normal.
b. Besarnya suatu item relatif terhadap item-item serupa (relatif
terhadap total dari terjadinya laba periode tersebut dan lain-lain).
(2) karakteristik-karakteristik yang mempunyai signifikasi kualitatif.
a. Tindakan bawaan penting, aktifitas atau kondisi yang tercerminkan
(tidak bias, tidak diharapkan, pelanggaran terhadap kontrak ).
b. sifat bawaan penting suatu item sebagai indikator dari bagian kejadian
dimasa mendatang yang mungkin (pikiran mengenai perubahan
dalam praktek usaha dan lain-lain).
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
pendapat auditor atas laporan keuangan yang diaudit, seperti yang tersebut
dalam standar pekerjaan lapangan ketiga.
Dengan memperhatikan sifat audit yang memberikan keyakinan
(assurance) atas kewajaran penyajian laporan keuangan, maka akan timbul
risiko tidak ditemukannya hal-hal yang material. Risiko audit merupakan
risiko yang terjadi karena auditor tanpa sengaja tidak memodifikasi
pendapatnya secara tepat terhadap laporan keuangan yang mengandung salah
saji material (SPAP 2001, SA seksi 312.02 ). Risiko audit diperhitungkan
dalam audit karena dalam hal bukti audit yang diperoleh, auditor hanya dapat
memberikan keyakinan yang memadai , bukan mutlak bahwa salah saji
material terdeteksi. Semakin yakin auditor akan pendapat yang diberikannya
maka semakin rendah risiko audit yang bersedia ditanggungnya. Pada akhir
proses audit, risiko yang diharapkan atas laporan keuangan secara
keseluruhan berada pada tingkat yang rendah (Mulyadi, 2002 : 166).
Risiko dan materialitas mempunyai hubungan terbalik, jika tingkat
materialitas yang dapat diterima dinaikkan maka risiko audit akan berkurang
dan sebaliknya. Dalam melakukan audit, auditor harus memperhatikan
hubungan tersebut. Risiko seperti halnya materialitas mempengaruhi
penerapan prinsip akuntansi berterima umum, pelaksanaan pekerjaan
lapangan, dan pelaporan. Oleh karena itu risiko juga harus dipertimbangkan
dalam : (a) perencanaan audit dan merancang prosedur audit, dan (b)
mengevaluasi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Hubungan antara profesionalisme dengan pertimbangan tingkat materialitas
Materialitas dan risiko audit dipertimbangkan oleh auditor pada saat
perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI
Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan
profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang
memiliki pengetahuan memadahi dan yang akan meletakkan kepercayaan
terhadap laporan keuangan. Pertimbangan mengenai materialitas yang
digunakan auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup
pertimbangan kualitatif dan kuantitatif.
Sebagai auditor profesional, dalam melaksanakan proses audit dan
penyusunan laporan keuangan, seorang auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Untuk dapat
melaksanakan pekerjaan secara profesional maka auditor harus membuat
perencanaan audit sebelum memulai proses audit. Didalam perencanaan
audit, auditor diharuskan untuk menentukan tingkat materialitas awal,
sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semakin seorang
227
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
231
S
1 N N 1
2
Keterangan :
koefisien korelasi kendall-tau
S = selisih antara nilai positif dan negatif terhadap masing-masing
rangking yang diberikan
N = jumlah pasangan yang diteliti
Namun apabila jumlah N lebih dari sama dengan 10 (N 10 ) maka
distribusi dapat mendekati distribusi normal dimana memiliki mean
(Ur) = 0 dan standar deviasi
22 N 5
, sehingga korelasi
9 N N 1
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
Z
22 N 5
9 N N 1
Keterangan :
Z = korelasi kendall
koefisien korelasi kendall
N = jumlah pasangan yang diteliti
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat
dilihat dari besarnya nilai Z, dan arah hubungan korelasi dapat dilihat dari
tanda yang dihasilkan nilai Z. Untuk pengujian signifikansinya, maka
ditetapkan apabila probabilitas ( p ) lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima,
sedangkan apabila probabilitas lebih kecil daripada 0,05 maka H 0 ditolak,
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
ANALISIS DATA
Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden
Kuisioner dititipkan kepada karyawan Kantor Akuntan Publik yang
dituju untuk kemudian diisi oleh para profesional yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik tersebut. Kuisioner tersebut disebarkan mulai tanggal 13
April 2005 dan mulai ditarik kembali pada tanggal 16 Mei 2005.:
Tabel 3. Gambaran Tingkat Penyebaran dan Pengisian Kuisioner
Kuisioner
Kuisioner
No
Tempat
yang
yang
Tingkat
Penelitian
disebarkan
diisi
pengembalian
KAP Hadori dan
1 Rekan
10
0
0%
KAP Bambang
2 Hartadi
10
7
70%
KAP Hendry
3 Susanto
10
0
0%
KAP Abdul
4 Muntalib
10
10
100%
5 KAP Sri Suharni
5
4
80%
6 KAP Hadiono
10
10
100%
7 KAP Kumalahadi
10
0
0%
233
Total
Jenis
Kelamin
Pria
Wanita
Usia
20-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
Lama
Bekerja
< 3 tahun
3-5 tahun
> 5 tahun
Jabatan
Magang
Auditor
Junior
Auditor
Senior
Supervisor
Manajer
Partner
Pendidikan
D3
S1
3
4
5
5
2
2
5
5
15
16
5
0
2
0
0
0
9
1
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
4
3
0
2
0
1
20
6
2
2
0
1
5
2
0
9
1
0
2
2
0
7
1
2
23
6
2
15
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
7
2
0
0
9
5
0
0
0
7
1
9
0
4
1
9
2
29
234
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
S2
S3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum melalui pertimbangan materialitas yang tepat. Dengan
adanya profesionalisme, para pemakai laporan keuangan dapat mempercayai
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor eksternal. Auditor profesional
memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menumbuhkan dan
mempertahankan kepercayaan publik terhadap profesi akuntan di Indonesia.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan, terutama dalam hal :
(1) Jumlah akuntan publik yang menjadi sampel penelitian ini sangat
terbatas, yaitu hanya 31 orang. Hal ini dikarenakan sangat terbatasnya
akuntan publik yang mau menerima dan mengisi kuisioner, disamping
itu dilihat dari segi jabatan, mayoritas akuntan publik yang mengisi
kuisioner adalah akuntan junior, sehingga kemungkinan pengetahuan
dan pengalaman dalam profesi ini masih kurang.
(2) Lingkup penelitian ini hanya wilayah Yogyakarta dan belum mencakup
Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama bertaraf internasional
sehingga data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan keadaan
auditor yang sebenarnya di Indonesia.
(3) Memperhatikan adanya keterbatasan, maka bagi penelitian selanjutkan
perlu diperhatikan beberapa hal berikut : (a) penelitian serupa dilakukan
dengan menambah jumlah sampel, dengan mengirimkan kuisioner ke
beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya
dan diluar pulau jawa agar diperoleh kesimpulan yang lebih baik. (b)
pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner dibuat ulang, dengan lebih
menonjolkan pengertian auditor terhadap materialitas sehingga
pengertian auditor terhadap pertimbangan materialitas dapat lebih
diketahui.
(4) Profesionalisme merupakan kualitas diri yang harus dipertahankan oleh
auditor terutama dalam melakukan pekerjaannya yang berhubungan
dengan pertimbangan profesional. Untuk dapat selalu menjaga
profesionalisme, auditor perlu pengembangan kualitas atau potensi diri
secara emosional maupun spiritual dengan melakukan pelatihan maupun
keteladanan.
(5) Dalam rangka meningkatkan kualitas jasa audit, dalam hal ini
pertimbangan materialitas maka auditor sebaiknya selalu mengikuti
perkembangan peraturan, hukum maupun kasus kasus yang terjadi
didalam dan diluar negeri.
239
(6) Partisipasi auditor dalam organisasi formal atau informal, forum diskusi,
seminar, pendidikan profesi berkelanjutan, dapat menambah wawasan
auditor terutama dalam bidang audit.
(7) Prosedur evaluasi kinerja, peer review, reward system, mendukung
terpeliharanya motivasi auditor untuk selalu bersikap dan bertindak
profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson Kell, Modern Auditing 7 th ed, John Wiley & Sons Inc ,
2002.
Gibbins, Michael, Propositions About The Psychology of Professional
Judgment in Public Accounting, Journal of Accounting Research, Spring
Vol. 22 No. 1, 1984.
Harnovinsah, Analisis Kesadaran Etika, Komitmen Profesional dan Sikap
240
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006
241
242