Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry
Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry
Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry
PENDAHULUAN
Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan
tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi,
era globalisasi memperluas pasar produk, di sisi lain keadaan tersebut
menimbulkan persaingan yang semakin tajam, dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin canggih (Sitinjak, 2005). Kesadaran
produsen akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan
peluang bisnis yang potensial bagi perusahaan. Teknologi telekomunikasi
merupakan salah satu peluang bisnis potensial yang dimanfaatkan oleh produsen
dalam persaingan. Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi
telekomunikasi dalam kehidupan saat ini disebabkan karena penggunaan
telekomunikasi yang diyakini dapat membantu meringankan pekerjaan seseorang.
Salah satu produk teknologi telekomunikasi yang saat ini diperebutkan oleh
banyak produsen adalah handphone (ponsel).
Fenomena persaingan antara perusahaan membuat setiap perusahaan harus
menyadari akan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan aset-aset perusahaan
demi kelangsungan hidup perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang
menghasilkan produk handphone. Saat ini persaingan perusahaan untuk
memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk saja
misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang
mampu memberikan citra khusus bagi penggunanya. Produk menjelaskan sebagai
suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan pada
spesifikasi pelanggannya.
Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan lebih menarik calon
konsumen untuk melakukan pembelian ulang karena mereka yakin bahwa merek
tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya. Jika perusahaan mampu
membangun merek yang kuat di pikiran atau ingatan pelanggan melalui strategi
pemasaran yang tepat, perusahaan akan dikatakan mampu membangun mereknya.
Dengan demikian merek dari suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi
pelanggannya yang di nyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek
(Astuti dan Cahyadi, 2007).
dari tahun 2006 sampai 2010. Berikut ini adalah hasil riset Garner yang dikutip
dalam majalah SWA.
Perbandingan Penjualan Handphone di Seluruh Dunia
Berdasarkan Merek
( ribuan unit )
Merek
Nokia
Samsung
2006
Market
Unit
Share
(%)
344.915,
90
116.480,
10
61.986
34,8
2007
Market
Unit
Share
(%)
435.45,
01
154.54
0,70
78.576,
30
-
11,8
6,3
LG. Elct
37,8
2008
Market
Unit
Share
(%)
472.314,
90
199.324,
30
102.789,
10
-
13,4
6,8
38,6
16,3
8,4
RIM
Apple
Sonny
Ericsson
Motorola
Others
Total
73.641,
60
209.250,
90
184.588,
00
990.662,
50
7,1
21,1
8,6
100
101.35
8,40
164.30
7
218.60
4,30
1.158.8
39,80
8,8
14,3
18,9
100
93.106,
10
106.522,
40
248.196,
10
1.222.25
2,89
7,6
8,7
20,4
100
2009
Market
Unit
Share
(%)
440.881,
60
235.772
36,4
121.972,
10
34.34,
60
24.889,
70
54.956,
60
58.475,
20
239.945,
80
1.211.23
9,60
10,1
19,5
2,8
2,1
4,5
4,8
19,8
100
2010
Market
Unit
Share
(%)
461.31
8,20
261.06
5,80
114.15
4,60
47.451,
60
46.598,
30
41.619,
20
38.553,
70
565.84
1,01
1.596.8
02,39
TINJAUAN PUSTAKA
Merek
Kata brand dalam bahasa Inggris berasal dari kata brandr dalam
bahasa old nurse, yang berarti to burn, mengacu pada pengidentifikasian
merek. Pada waktu itu pemilik hewan ternak menggunakan tanda cap khusus
untuk menandai ternak miliknya dan membedakannya dari ternak lain. Melalui
cap tersebut, konsumen lebih mudah mengidentifikasi ternak yang berkualitas
dari perternak yang bereputasi bagus (Tjiptono, 2005).
28,6
17,6
7,1
3
2,9
2,6
2,4
35,5
100
Ekuitas Merek
Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang
dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang
memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan
yang dapat membedakan dengan merek pesaing (Astuti dan
Cahyadi, 2007).
Persepsi Kualitas
Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap
penting baginya (Astuti dan Cahyadi, 2007). Persepsi kualitas mempunyai
peranan yang penting dalam membangun suatu merek yang akan dijadikan bahan
pertimbangan pelanggan kemudian akan berpengaruh dalam memutuskan merek
mana yang akan dibeli. Dengan persepsi kualitas yang positif akan mendorong
keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Hal itu
karena konsumen akan lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas
yang baik.
Asosiasi Merek
Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam
berbagai bentuk yang bermakna. Suatu merek yang lebih mapan akan mempunyai
posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai
asosisasi yang kuat. Suatu perusahaan harus selalu menjaga asosiasi organisasinya
di mata konsumen karena konsumen akan lebih tertarik untuk memilih merek
yang diproduksi oleh perusahaan yang memiliki citra asosiasi organisasi yang
baik. Selain itu, asosiasi organisasi akan sangat diperlukan untuk meningkatkan
loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Loyalitas Merek
Menurut Oliver dan Yoo, loyalitas merek adalah komitmen kuat dalam
berlangganan atau membeli kembali suatu merek secara konsisten di masa
mendatang (Sadat, 2009). Hanya loyalitas yang dapat membuat pelanggan
membeli merek tertentu dan tidak mau beralih kemerek yang lain, meskipun
persaingan iklan promosi yang semakin kuat.
Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan
dari sejumlah keputusan setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur
sebanyak tujuh komponen (Swastha, 1999), yaitu:
1. Keputusan tentang jenis produk
Komponen dapat mengambil keputusan tentang produk apa yang akan
dibelinya untuk memuaskan kebutuhan.
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H1: Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
handphone BlackBerry
H2: Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
handphone BlackBerry
H3: Asosiasi merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
handphone BlackBerry
H4: Loyalitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
handphone BlackBerry
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan kuisioner merupakan satu teknik
pengumpulan data dengan memberikan respon terhadap pertanyaan yang ada
dalam kuesioner. Dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan model pertanyaan
tertutup dan terbuka, untuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban
sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban
tersebut. Sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk mendapatkan kejelasan
terhadap suatu kebenaran sehingga memperoleh gambaran baru atau memperkuat
suatu gambaran yang sudah ada sebelumnya.
Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai
suatu pertanyaan, responden dapat memilih jawabannya sesuai dengan
presepsinya. Pengukuran data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala Likert (skala 1 sampai dengan 5) dimulai dari Sangat Tidak
Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju (SS). Skala pengukuran ini berarti
bahwa jika nilainya semakin mendekati 1 maka berarti semakin tidak setuju.
Sebaliknya, jika semakin mendekati angka 5 berarti semakin setuju.
Pengukuran
Kesadaran Merek
Pengukuran kesadaran merek disesuaikan dari penelitian Humdiana (2005)
dan Suprapti (2010). Ada lima indikator pengukurannya, yaitu:
1. Kemampuan untuk mengenali merek produk
2. Kemampuan untuk mengingat merek pada level Top of Mind
3. Ciri khas yang membedakan produk
4. Kemampuan pelanggan dalam mengenali iklan merek produk
5. Kemampuan pelanggan dalam mengenali varian merek produk
Persepsi Kualitas
Pengukuran persepsi kualitas disesuaikan dari penelitian Astuti dan Cahyadi
(2007) dan Rachmansyah (2010). Ada lima indikator pengukurannya, yaitu:
1. Overall quality (persepsi pelanggan terhadap penampilan suatu merek
produk)
2. Reliability/kehandalan (persepsi pelanggan terhadap kehandalan suatu
merek produk)
3. Functional (persepsi pelanggan terhadap kemudahan dalam mengoperasikan
fitur-fitur suatu merek)
4. Popularitas suatu merek produk
5. Kualitas produk yang diharapkan konsumen
Asosiasi Merek
Pengukuran asosiasi merek disesuaikan dari penelitian Humdiana (2005)
dan Kurniawan (2010). Ada lima indikator pengukurannya, yaitu:
1. Manfaat produk
2. Kesesuaian terhadap gaya hidup
3. Kredibilitas perusahaan
4. Nilai merek produk lebih inovatif
5. Pencitraan merek produk di benak konsumen
Loyalitas Merek
Pengukuran loyalitas merek disesuaikan dari penelitian Astuti dan Cahyadi
(2007) dan Setyawan (2010). Ada lima indikator pengukurannya, yaitu:
1. Komitmen pelanggan
2. Rekomendasi pelanggan ke pihak lain
3. Kebiasaan memilih merek
4. Kepuasan terhadap merek
5. Kefanatikan terhadap merek
Keputusan Pembelian
Pengukuran keputusan pembelian disesuaikan dari penelitian Astuti dan
Cahyadi (2007) dan Suprapti (2010). Ada lima indikator pengukurannya, yaitu:
1. Kemantapan membeli
2. Pertimbangan dalam membeli
3. Prioritas dalam membeli
4. Kecepatan memutuskan memilih merek
5. Kemudahan mendapatkan/ memperoleh
Populasi
Penelitian ini menggunakan mahasiswa Universitas Diponegoro sebagai
populasi penelitian karena mahasiswa adalah segmen masyarakat yang
menjadikan informasi dan komunikasi sebagai suatu kebutuhan sehari-hari,
karena itulah handphone sangat dibutuhkan oleh setiap mahasiswa untuk
melakukan komunikasi dan pertukaran informasi yang dibutuhkan mahasiswa
pada umumnya. Pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya
sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada, maka
dilakukan pengambilan sampel.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang
responden. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan non probability
sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2007).
Sedangkan penentuan pengambilan jumlah responden (sampel) dilakukan melalui
teknik purposive sampling.
Umur
21 23
tahun
%
23 25
tahun
%
Laki-laki
21
21
11
Perempuan
14
14
35
35
Total
23
23
56
56
Jenis
Kelamin
Total
%
11
41
10
10
59
59
21
21
100
100
41
Fakultas
Fisip
Sastra
%
%
Teknik
%
D-III
S1- Reguler I
12
12
38
38
S1-Reguler II
24
24
11
11
15
15
57
57
Total
41
41
16
16
19
19
24
24
100
100
Program
Studi
Total
Rata-rata Indeks
Keterangan
Kesadaran Merek
78,28
Tinggi
Persepsi Kualitas
78,8
Tinggi
Asosiasi Merek
73,36
Tinggi
Loyalitas Merek
77,92
Tinggi
83
Tinggi
Keputusan Pembelian
Uji Validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang digunakan mampu mengungkapkan apa yang ingin diukur oleh
kuesioner tersebut. Indikator dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar daripada r
tabel
(Ghozali,2009). Nilai r
hitung
Persepsi Kualitas
Asosiasi Merek
Loyalitas Merek
Keputusan Pembelian
Kode
Item
q1
q2
q3
q4
q5
q6
q7
q8
q9
q10
q11
q12
q13
q14
q15
q16
q17
q18
q19
q20
y1
y2
y3
y4
y5
r hitung
r tabel
Keterangan
0,395
0,304
0,456
0,383
0,391
0,380
0,359
0,395
0,330
0,377
0,445
0,372
0,344
0,389
0,360
0,521
0,414
0,363
0,362
0,354
0,505
0,437
0,375
0,321
0,309
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi konstruk atau
variabel penelitian.
Untuk mengukur
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Alpha lebih besar daripada
0,600 (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbachs
Alpha
Kesadaran
Merek (X1)
Persepsi
Kualitas (X2)
Asosiasi Merek
(X3)
Loyalitas
Merek (X4)
Keputusan
Pembelian (Y)
Cut of Value
0,631
Cronbachs Alpha
Based On
Standardized
Items
0,632
0,600
Reliabel
0,614
0,615
0,600
Reliabel
0,623
0,629
0,600
Reliabel
0,637
0,650
0,600
Reliabel
0,632
0,633
0,600
Reliabel
Keterangan
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Menurut Ghozali
(2009) nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk multikolonieritas adalah tidak
melebihi 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Hasil uji multikolonieritas tertera
pada Tabel dibawah ini :
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel
Tolerance
VIF
Kesadaran Merek (X1)
0,844
1,184
Perserpsi Kualitas (X2)
0,711
1,407
Asosiasi Merek (X3)
0,880
1,136
Loyalitas Merek (X4)
0,853
1,173
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi atau dengan kata lain model regresi dalam
penelitian ini terbebas dari gejala multikolonieritas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran titik-titik pada
sumbu diagonal grafik (Ghozali, 2009). Analisis grafik dilakukan dengan melihat
histogram dan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut:
Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan menggunakan analisis residual yang berbentuk scatterplot dimana bila
data menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, maka dapat
dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Akan tetapi bila ada pola tertentu
seperti
titik-titik
yang
membentuk
pola
tertentu
yang
teratur,
maka
yang ditandai dengan scatterplot dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
sebagai berikut
Grafik Scatterplot
Coefficients
95% Confidence
Collinearity
Interval for B
Statistics
Lower
Model
1 (Constant)
.996
.338
.258
.071
.293
Rata-rata
Kesadaran Merek
Rata-rata
Persespsi Kualitas
Rata-rata
Asosiasi Merek
Rata-rata
Loyalitas Merek
Std. Error
Beta
Sig.
Upper
VIF
2.945
.004
.325
1.668
.286
3.635
.000
.117
.399
.844
1.184
.068
.368
4.297
.000
.158
.428
.711
1.407
.123
.052
.181
2.353
.021
.019
.228
.880
1.136
.138
.052
.208
2.663
.009
.035
.240
.853
1.173
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
Square R Square
a
Adjusted
.885
.784
of the
R Square
Estimate
Change
.613
.23848
F Change
.784
df1
24.120
df2
4
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
95
.000
1.894
a. Predictors: (Constant), Rata-rata Loyalitas Merek, Rata-rata Asosiasi Merek, Rata-rata Kesadaran
Merek, Rata-rata Persespsi Kualitas
b. Dependent Variable: Rata-rata Keputusan Pembelian
Squares
df
Mean Square
Regression
5.487
1.372
Residual
5.403
95
.057
10.890
99
Total
Sig.
24.120
.000
Dari hasil uji ANOVA atau uji F pada tabel diatas didapatkan F hitung sebesar
24.120 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas lebih kecil
dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan
pembelian (Y) atau dikatakan bahwa variabel kesadaran merek (X 1), persepsi
kualitas (X2), asosiasi merek (X3) dan loyalitas merek (X4) secara bersama-sama
berpengaruh secara nyata terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
hitung
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 3,635 > 1,985 dan 0,000 < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan : Variabel kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2. Nilai t
hitung
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,297 > 1,985 dan 0,000 < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan : Variabel persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
3. Nilai t
hitung
tingkat signifikansi 0,021. Karena 2,353 > 1,985 dan 0,021 < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima.
hitung
dengan tingkat signifikansi 0,009. Karena 2,663 > 1,985 dan 0,009 < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan : Variabel loyalitas merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data pada analisis regresi berganda dan uji hipotesis, maka
dapat diketahui bahwa :
1. Pernyataan dari hipotesis pertama (H1) dapat diterima, hal ini karena
kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Kondisi tersebut dapat
dilihat dari koefisien variabel kesadaran merek yang bernilai 0,286 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05).
Hal ini berarti jika tingkat kesadaran merek semakin tinggi, maka akan
mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk melakukan
pembelian suatu produk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa
konsumen memiliki ciri khasnya yang kuat hingga menjadi best brand dalam
benak mereka, maka konsumen memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk
membeli handphone Blackberry.
2. Mengenai variabel kedua yaitu persepsi kualitas, pernyataan hipotesis kedua
(H2) dapat diterima, hal tersebut dikarenakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kesediaan konsumen dalam melakukan pembelian. Kondisi
tersebut dapat dilihat dari koefisien variabel persepsi kulaitas yang bernilai
0,368 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Sehingga
jika persepsi kualitas semakin baik, maka akan mengakibatkan semakin tinggi
kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa persepsi konsumen
terhadap persepsi kualitas untuk handphone Blackberry memiliki sistem
hitung
hitung
hitung
pada variabel
tingkat
keterikatan
konsumen
terhadap
handphone
hitung
merek
handphone
Blackberry
adalah
dengan
cara
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Wahjuni dan I Gde Cahyadi. 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek
Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda. Majalah Ekonomi, Tahun XVII, No. 2
Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. Loyalitas pelanggan: Sebuah kajian
Konseptual Sebagai Panduan bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol.14, No.3:73-88.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan
Pasar : Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Durianto, Darmadi, dkk, 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
untuk Penilisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan SPSS. Edisi IV.
Semarang. BP UNDIP.
Humdiana. 2005. Analisis Elemen-elemen Brand Equity Produk Rokok Merek
Djarum Black. Journal of Marketing Management, Vol.12, No.1.
Kotler,
Perencanaan,