P S, S D P T L P K K B Oleh: Mimin Nur Aisyah (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)
P S, S D P T L P K K B Oleh: Mimin Nur Aisyah (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)
P S, S D P T L P K K B Oleh: Mimin Nur Aisyah (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)
A. Pendahuluan
Untuk dapat terus bertahan dalam industri dan mencapai tujuan yang
diharapkan, salah satu faktor kunci yang perlu diperhatikan adalah pengembangan
keunggulan kompetitif perusahaan. Keunggulan kompetitif merupakan suatu keunggulan
yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan hanya sedikit perusahaan lain
yang dapat melakukan tindakan serupa. Untuk bisa menciptakan keunggulan kompetitif
dalam bidang usahanya, perusahaan diharapkan dapat menggunakan perangkatperangkat yang dimilikinya agar dapat menjadi kunci keberhasilan dalam memenangkan
89
90
Peran Strategi, Sumber Daya serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan
Keunggulan Kompetitif yang Berkesinambungan--- Mimin Nur Aisyah
Competitive Advantage
Strategic Target
Uniqueness Perceived
by the Customer
Industry
Wide
Particular
Segment Only
Differentiation
Overall
Cost Leadership
Focus
91
pelanggan manajerial; dan (5) minimalisasi biaya dalam semua aktivitas yang ada
dalam rantai nilai perusahaan seperti R&D, jasa, penjualan dan pengiklanan.
Keunggulan
Kelemahan
differentiation
2. Differentiation
Perusahaan yang menerapkan strategi diferensiasi tidak berusaha untuk tampil
sebagai produsen dengan biaya paling rendah, melainkan menghasilkan suatu
produk yang memiliki keunikan sehingga mudah dibedakan dari produk sejenis di
pasar. Karakteristik strategi differensiasi ini antara lain: (1) prestige dan brand
image; (2) teknologi; (3) inovasi; (4) fitur; (5) layanan pelanggan; dan (6) jaringan
dealer.
Kelemahan
Keunggulan
customer loyalty
power
92
Peran Strategi, Sumber Daya serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan
Keunggulan Kompetitif yang Berkesinambungan--- Mimin Nur Aisyah
3. Focus
Perusahaan yang memiliki strategi fokus akan memilih suatu segmen atau
kelompok segmen serta menyesuaikan strategi untuk melayani segmen tersebut.
Keunggulan kompetitif dicapai dengan berkonsentrasi secara khusus pada segmen
tersebut. Inti dari fokus adalah eksploitasi terhadap ceruk pasar tertentu yang
berbeda dari industri lainnya.
Keunggulan
Kelemahan
Dalam beberapa penelitian empiris ditemukan bahwa unit bisnis yang memiliki
kinerja tertinggi adalah bisnis yang memadukan keunggulan strategi biaya dan
diferensiasi, sedangkan unit bisnis yang memiliki kinerja terendah menggunakan
salah satu strategi umum yang ada, atau mereka yang dianggap stuck in the
middle.
Keunggulan
Kelemahan
93
Dasar pemikiran RBV adalah bahwa pada dasarnya perusahaan berbeda karena
masing-masing perusahaan memiliki sejumlah sumber daya tertentu yang bersifat unik.
Oleh karena banyak sumber daya yang tidak dapat diperoleh dengan segera (instan),
maka pilihan strategi perusahaan dibatasi oleh jumlah sumber daya yang tersedia pada
saat itu dan oleh kecepatan perusahaan untuk memperoleh sumber daya baru. Tanpa
adanya keragaman dan tingkat perubahan sumber daya antar perusahaan, maka tiap
perusahaan dapat memilih strategi manapun yang diinginkan sehingga strategi yang
berhasil dapat langsung ditiru dan akhirnya laba akan menurun sampai nol. Oleh
karenanya, perbedaan sumber daya merupakan inti dari strategi dan sangat penting bagi
kesinambungan keunggulan kompetitif (Collins & Montgomery, 2005).
Menurut Barney (dalam Lumpkin, 2003), sumber daya meliputi:
1. Sumber daya berwujud (tangible assets), meliputi: sumber daya keuangan, fisik,
teknologi dan organisasi;
2. Sumber daya tak berwujud (intangible assets), meliputi: sumber daya manusia,
inovasi & kreativitas, serta reputasi;
3. Kapabilitas organisasi, meliputi: kompetensi/ketrampilan perusahaan untuk
mentransfer input menjadi output serta kemampuan untuk memadukan sumber daya
berwujud maupun tidak berwujud dengan menggunakan proses organisasional untuk
mencapai hasil yang diharapkan, misal: produk dan jasa inovatif, pengembangan
produk, keunggulan layanan pelanggan, dll.
Namun demikian, Lumpkin (2003) mengingatkan bahwa tanpa faktor lain,
sumber daya tidak akan mampu menghasilkan keunggulan kompetitif. Keunggulan
kompetitif dapat diciptakan dan dipertahankan melalui kombinasi unik dari berbagai
sumber daya. Dalam beberapa kasus, sumber daya atau kapabilitas membantu
perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya atau menurunkan biayanya. Meskipun
demikian perusahaan hanya akan memperoleh manfaat sementara karena pesaing
dengan cepat meniru atau menemukan penggantinya. Agar mampu memberikan
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan, sumber daya harus memiliki keempat
atribut ini:
1. Berharga (valuable): menetralkan ancaman dan mengekploitasi peluang;
2. Jarang (rare): tidak dimiliki oleh kebanyakan perusahaan lainnya;
3. Sulit ditiru (difficult to imitate): fisiknya unik, ketergantungan jalur (bagaimana
pengakumulasiannya), ketidakjelasan sebab-akibat (sulit diuraikan seperti apa dan
bagaimana dapat diciptakan kembali) serta kompleksitas sosial (kepercayaan,
hubungan interpersonal, budaya, reputasi);
4. Sulit digantikan (difficult to substitute): tidak ada sumber daya maupun kapabilitas
stratejik yang sama.
94
Peran Strategi, Sumber Daya serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan
Keunggulan Kompetitif yang Berkesinambungan--- Mimin Nur Aisyah
Collins & Montgomery (2005) berpendapat bahwa nilai dari sumber daya
perusahaan terletak hubungan saling mempengaruhi antara perusahaan dan lingkungan,
yaitu dalam dimensi:
1. Permintaan (customer demand): kemampuan yang berbeda, keunggulan kompetitif,
kemungkinan substitusi;
2. Kelangkaan (resources scarcity): keunikan fisik, ketergantungan jalur, kerancuan
sebab dan penolakan ekonomi;
3. Ketepatan (appropriability): distribusi laba ke pemilik sumber daya.
Menurut Barney (2002), RBV memberikan implikasi yang lebih luas bagi manajer
dalam mencapai keunggulan kompetitif, antara lain:
1. Tanggung jawab terhadap keunggulan kompetitif dalam perusahaan.
Keunggulan kompetitif merupakan tanggung jawab setiap karyawan.
2. Keunggulan paritas dan keunggulan kompetitif. Jika apa yang dilakukan oleh
perusahaan adalah apa yang dilakukan oleh pesaingnya, maka yang diperoleh
hanyalah keunggulan paritas. Jika ingin memperoleh keunggulan kompetitif,
sebaiknya perusahaan mengeksploitasi sumber dayanya yang berharga, jarang serta
memiliki biaya yang tinggi untuk ditiru, dibandingkan hanya berusaha untuk meniru
sumber daya pesaing yang bersifat khusus.
3. Sulit untuk mengimplementasikan strategi. Selama biaya implementasi strategi
lebih kecil dibandingkan nilai implementasi strategi, biaya relative implementasi
strategi lebih penting bagi keunggulan kompetitif dibandingkan nilai mutlak
implementasi strategi.
4. Sumber daya sosial yang kompleks. Pemberdayaan karyawan, budaya organisasi
maupun tim kerja tidak saja berguna, namun juga dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.
5. Peran organisasi. Organisasi harus mendukung pemanfaatan sumber daya yang
berharga, jarang serta memiliki biaya yang tinggi untuk ditiru. Jika terjadi
peningkatan konflik diantara atribut perusahaan tersebut, sebaiknya dilakukan
perubahan pada organisasi.
Penelitian empiris Sarason & Tegarden (2003) mencoba menggunakan Teori
Konfigurasi dan RBV untuk dapat memahami dengan lebih baik hubungan antara
perencanaan stratejik dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan adanya
dukungan sebagian terhadap dugaan bahwa terdapat hubungan positif antara
perencanaan stratejik dan kinerja dan hubungan tersebut secara negatif dimoderasi oleh
tingkat pengembangan organisasi. Dikemukakan bahwa perencanaan stratejik
95
bermanfaat pada tahap awal pengembangan perusahaan karena struktur dan pemikiran
ke arah masa depan yang tersedia pada tahap tersebut. Namun, perencanaan stratejik
mulai berkurang kemanfaatannya pada tahap akhir perusahaan karena sifat proses yang
dapat/mudah ditiru dan keunggulan kompetitif yang cenderung terkikis.
D. Perubahan Teknologi dan Lingkungan Persaingan
Dengan perkembangan teknologi baru, bentuk baru kompetisi dan kesempatan
baru untuk menambah customer value membuat kita perlu untuk mulai mendefinisikan
kembali dasar pemikiran strategis dan keunggulan kompetitive. Membangun dan
memelihara keunggulan kompetitif menuntut perusahaan untuk belajar dan beradaptasi
jauh lebih cepat agar dapat membedakan dirinya dari pesaing. Siklus hidup produk telah
ditekan sehingga produk dan jasa menjadi komoditas dengan jangka waktu yang jauh
lebih pendek. Bahkan aset intelektual dan teknologi dengan hak milik yang dilindungi
oleh paten tersedia dan dapat digunakan secara luas. Misalnya, software terbaru (Linux),
desain mikroprosesor (Transmeta), penawaran musik (MP3), telah menjadi perlengkapan
tetap di internet.
Semua industri akan menghadapi perubahan signifikan dalam lingkungan
kompetitifnya sebagai hasil dari terobosan dalam teknologi baru, perubahan permintaan
pelanggan dan munculnya pesaing baru. Meskipun demikian, menurut Lei & Slocum Jr
(2002), perubahan ini memiliki beberapa trend umum, antara lain: (1) peningkatan
pentingnya knowledge work; (2) pertumbuhan produk dan jasa pengganti; dan (3)
peningkatan sifat informasi yang intensif dalam berbagai aktivitas pertambahan nilai.
1. Knowledge work. Knowledge work dapat kita temukan dalam penelitian dan
pengembangan, eksperimen berkelanjutan, dan penciptaan standar teknologi baru
yang menentukan seberapa jauh perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa
yang lebih unggul dari pesaingnya. Pergeseran menuju knowledge work ini memberi
tekanan yang lebih besar pada kemampuan manajer untuk menarik dan
mempertahankan personel yang berbakat, baik melalui pelatihan maupun rekruitmen
personil dari pesaing maupun dari industri lain. Hal ini akan meningkatkan aliran ide,
wawasan, dan inovasi yang diharapkan dapat menghasilkan perkembangan teknologi
dan bisnis baru.
2. Produk dan jasa pengganti. Perusahaan dalam industri lain yang terkait sering
memproduksi produk pengganti. Inovasi produk pengganti menciptakan peluang
masuknya pendatang baru sehingga dapat mengubah cara perusahaan menghadapi
persaingan. Misalnya munculnya penggunaan teknologi telepon melalui internet yang
dapat mengancam perusahaan telepon tradisional.
96
Peran Strategi, Sumber Daya serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan
Keunggulan Kompetitif yang Berkesinambungan--- Mimin Nur Aisyah
97
IMPERATIVES
Pursue opportunities for
Self-cannibalization
DOS
Fund new technologies
internally and externally
DONTS
Keep special units reporting
to older business
98
Peran Strategi, Sumber Daya serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan
Keunggulan Kompetitif yang Berkesinambungan--- Mimin Nur Aisyah
penciptaan nilai yang memiliki tingkat penyebaran tinggi dan ruang pasar yang jauh
lebih luas.
3. Evolusi teknologi penciptaan nilai. Aktivitas penciptaan nilai terus berkembang,
dengan pesat dalam industri manufaktur maupun jasa. Misalnya penggunaan
jaringan informasi yang kompleks dalam bidang pelayanan kesehatan sehingga para
dokter dan ahli medis lebih seperti knowledge broker yang bekerja dengan klien
tertentu dan melayaninya dengan berbagai jasa.
Karena sumber daya ekonomi dan teknologi perusahaan yang menuju pada
keunggulan kompetitif senantiasa berubah, maka manajer perlu mengembangkan
kompetensi baru untuk mengarahkan perusahaannya melalui pergeseran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kompetensi baru tersebut
antara lain:
1. Mencari ketrampilan dan wawasan baru yang dapat mempengaruhi strategi
perusahaan, pengembangan produk serta penciptaan keunggulan kompetitif yang
baru, termasuk dari industri yang mungkin tidak terkait;
2. Melegitimasi dan mendorong penggunaan berbagai perspektif dan ide tentang
ketrampilan, teknologi serta kompetensi apa yang diperlukan untuk berkembang di
masa depan;
3. Mendesain dan mengembangkan sistem reward yang mampu mendorong karyawan
untuk menciptakan ide-ide baru tanpa harus merasa khawatir mendapat tekanan jika
ide tersebut mengubah praktik yang sudah ada;
4. Memahami bahwa knowledge work dapat bersifat lintas industri, artinya manajer
dapat merekrut personel baru dari luar industrinya;
5. Masing-masing anggota dalam aliansi memberikan kontribusinya, saling belajar dan
bersama-sama mengembangkan ktrampilan kunci dari partner.
D. Penutup
Penciptaan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan faktor penting
dalam manajemen stratejik karena dengan keunggulan kompetitif tersebut perusahaan
mampu untuk terus beroperasi, memenangkan persaingan dan mencapai tujuan
perusahaan. Keunggulan kompetitif berkelanjutan ini dapat dibangun dengan
memperhatikan strategi dan sumber daya sebagai faktor kunci keberhasilan organisasi.
Manajemen juga harus terus memperhatikan faktor lingkungan persaingan dan
perkembangan teknologi yang terus berubah agar senantiasa mampu beradaptasi dan
merespon dengan cepat atau bahkan lebih cepat dari perubahan tersebut.
99
Daftar Pustaka
Barney, Jay B. (2002). Gaining and Sustaining Competitive Advantage. Second Edition.
Person Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Collins, David J. dan Montgomery, Cynthia. (2005). Corporate Strategy: A Resource
Based Approach. McGraw-Hill Companies, Inc.
Lei, David dan Scolum Jr, John W. (2002). Organization Designs to Renew Competitive
Advantage. Organizational Dynamics, Vol. 31, No.1, pp. 1-18.
Lumpkin, Dess. (2003). Strategic Management: Creating Competitive Advantages.
McGraw-Hill Companies, Inc.
Porter, Michael E. (1996). What is Strategy? Harvard Business Review, Vol 74 (6): 61-78.
Sarason, Yolanda dan Tegarden, Linda F. (2003). The Erosion of the Competitive
Advantage of Strategic Planning: A Configuration Theory and Resource Based
View. Journal of Business and Management, Vol. 9, No1.
100