Remunerasi
Remunerasi
Remunerasi
PENDAHULUAN
Organisasi
didirikan untuk
mencapai tujuan tertentu yang hanya
dapat dilakukan dengan cara kerja sama.
Organisasi menjadi sangat menentukan
bagi manusia dalam berkarya untuk
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan Kerja
Lingkungan
kerja
adalah
keseluruhan sarana dan prasarana kerja
yang ada di sekitar karyawan yang
sedang melakukan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
(Sutrisno,2010:118).
Definisi
lain
lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar pekerja yang dapat
mempengaruhi
dirinya
dalam
menjalankan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya (Sukmawati,2008:177).
Lingkungan kerja ini, meliputi
tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu
pekerjaan, kebersihan, pencahayaan,
b.
Pada saat
lingkungan kerja
dapat didesain sedemikian rupa untuk
menciptakan hubungan kerja yang
mengikat pekerja dalam lingkungannya.
Lingkungan kerja yang baik adalah
yang aman, tentram, bersih, tidak
bising, terang dan bebas dari segala
macam ancaman dan gangguan yang
dapat menghambat karyawan untuk
bekerja secara optimal. Menurut Ahyari
dalam Lewa dan Subowo (2005)
lingkungan
kerja
adalah
suatu
lingkungan dimana karyawan bekerja,
sedangkan kondisi kerja merupakan
kondisi dimana karyawan tersebut
bekerja.dengan demikian sebenarnya
kondisi kerja termasuk salah satu unsur
lingkungan kerja. Sedangkan menurut
Sesmito (2005) lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas
tugas yang diberikan kepadanya. Faktor
faktor
yang
mempengaruhi
lingkungan
kerja
meliputi
(Sesmito,2005) :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan kerja yang berbentuk
kondisi baik yang ada di sekitar
tempat kerja pada suatu prasarana
dapat berupa keadaan sarana dan
prasarana yang digunakan dalam
aktivitas bekerja.
a. Penataan ruang kerja
Bertujuan untuk memberikan
kenyamanan dan kesan rapi
dalam bekerja. Karena dengan
penataan ruang kerja yang
sedemikian
rupa
akan
menambah betah bagi karyawan
untuk bekerja. Penataan ruangan
yang dilakukan secara rutin akan
c.
d.
e.
Kompetensi
Kompetensi adalah dimensi perilaku yang melatarbelakangi kinerja kompeten,
sehingga sering disebut sebagai kompetensi perilaku (Sunarto,2005: 81). Definisi lain
kompetensi adalah jenis keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk
menunaikan sebuah pekerjaan secara efektif (Simamora, 2004:92).Kompetensi mengacu
pada perilaku yang dapat dianggap lunak. Asumsi yang dibuat apabila karyawan
berperilaku sebagaimana diharapkan dalam ketentuan kompetensi yaitu perilaku baik,
akan memberikan hasil yang baik. Asumsi ini berdasarkan pada analisis perilaku
karyawan yang berkinerja baik. Apabila demikian, karyawan lain yang berperilaku sama
pun akan berkinerja dengan baik.
Kompetensi berkaitan dengan dimensi perilaku atas peran sebagai suatu bentuk
tersendiri dari analisis kompeten, yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh
karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik (Sunarto,2005: 84).Beberapa
organisasi telah mengadaptasi daftar kompetensi baku yang dikembangkan oleh para
psikolog profesi atau para konsultan manajemen. Hal tersebut dihasilkan oleh karyawan
atau perusahaan dengan reputasi baik, akan diteliti secara keseluruhan mengacu pada
karyawan yang sedang melaksanakan peran mereka dengan baik atau buruk
(Sunarto,2005:85).Organisasi lebih menyukai mengembangkan jadwal kompetensi yang
mereka buat sendiri, daripada mengadaptasi daftar yang telah ada. Organisasi
melakukannya dengan mengadakan pelatihan dalam hubungannya dengan analisis
kompeten, namun pertanyaannya akan berfokus pada identifikasi karakteristik baik dan
buruk mengacu pada kinerja di tempat kerja daripada mengkonsentrasikan pada faktor
keluaran.
Persiapan bagi jadwal kompetensi yang dibuat tersebut biasanya
diselenggarakan oleh para ahli personalia dan/ atau para konsultan manajemen. Para
manajer dapat mengkonsultasikan, namun seringkali kerangka kerja kompetensi
dibagikan kepada mereka untuk digunakan sesuai dengan prosedur bagi proses tersebut
sebagai manajemen kinerja. Kompetensi adalah jenis keahlian, pengetahuan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk menunaikan sebuah pekerjaan secara efektif
acapkali perlu diketahui (Simamora,2004:92).
Motivasi
Motivasi adalah suatu faktor
yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh
karena itu motivasi sering kali diartikan
pula sebagai faktor pendorong perilaku
seseorang (Sutrisno,2010: 109). Definisi
lain motivasi adalah kondisi yang
menggerakkan pegawai agar mampu
mencapai tujuan dari motifnya.
Sedangkan motif adalah suatu dorongan
kebutuhan dalam diri pegawai yang
perlu dipenuhi agar pegawai tersebut
dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya
(Mangkunegara,
2009:93). Menurut Sopiah (2008:170),
motivasi adalah keadaan di mana usaha
dan kemauan keras seseorang diarahkan
kepada pencapaian hasil-hasil atau
tujuan tertentu. Hasil-hasil yang
dimaksud bisa berupa produktivitas,
kehadiran atau perilaku kerja kreatif
lainnya. Juga menurut Samsudin
(2006:281), motivasi adalah proses
mempengaruhi atau mendorong dari
luar terhadap seseorang atau kelompok
kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang telah ditetapkan.
Setiap organisasi tentu ingin
mencapai tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peranan manusia yang
terlibat di dalamnya sangat penting.
Untuk menggerakkan manusia agar
sesuai dengan yang dikehendaki
organisasi, maka haruslah dipahami
motivasi manusia yang bekerja di dalam
organisasi tersebut. Motivasi inilah
Kinerja Karyawan
Kinerja
karyawan
adalah
perilaku nyata yang ditampilkan setiap
karyawan sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan (Rivai,2004:309).
Definisi lain kinerja adalah hasil kerja
karyawan
terhadap
kontribusinya
kepada organisasi selama periode waktu
tertentu
(Simamora,2004:
338).
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis
(2007:153), kinerja adalah hasil dari
proses pekerjaan tertentu secara
terencana pada waktu dan tempat dari
karyawan serta organisasi bersangkutan.
Ukuran kinerja dapat dilihat dari
sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai
standar organisasi atau perusahaan. Hal
itu sangat terkait dengan fungsi
organisasi
dan
atau
pelakunya.
Bentuknya dapat bersifat tangible dan
intangible, tergantung pada bentuk dan
proses pelaksanaan pekerjaan itu
Penelitian Terdahulu
1. Edy (2008)
a. Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
Karyawan
b. Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
2. Sukmawati (2008)
a. Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan
b. Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
3. Widyatmi dan Hakim (2008)
a. Kepemimpinan, Kompetensi dan Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan
KERANGKA KONSEPTUAL
Lingkungan
Kerja
(X1)
Motivasi Kerja
Kinerja
(Y1)
Karyawan
(Y2)
Kompetensi
(X2)
HIPOTESIS
H1 : Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
H2 : Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
H3 : Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian
ini adalah :
1. Lingkungan Kerja ( X1 )
Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di
sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan (Sutrisno,2010:118).
Lingkungan Kerja (X2) diukur melalui (Sukmawati,2008:182):
a. Kualitas pengaturan ruang kerja
b. Kualitas pengaturan udara
c. Kualitas pencahayaan
d. Kualitas tata warna
e. Kontrol terhadap kebisingan
2. Kompetensi ( X2 )
Kompetensi adalah dimensi perilaku yang melatarbelakangi kinerja kompeten,
sehingga sering disebut sebagai kompetensi perilaku (Sunarto, 2005:81).
Kompetensi (X2) diukur melalui (Murni, 2007:131) :
a. Pengetahuan
b. Pengalaman
c. Pelatihan
Variabel Intervening yaitu Motivasi Kerja (Y1)
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang (Sutrisno,2010: 109).
Motivasi ( Y1 ), diukur melalui (Cahyono, 2012:287) :
a. Kebutuhan pengakuan diri
b. Kebutuhan relasi
c. Kebutuhan untuk berkembang
Variabel Terikat yaitu : Kinerja Karyawan ( Y2 )
Kinerja karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam perusahaan
(Rivai,2004:309).
Kinerja karyawan ( Y2 ), diukur melalui (Sukmawati,2008:182) :
a. Ketelitian dan kerapian bekerja
b. Kecepatan penyelesaian pekerjaan
c. Pemeliharaan alat kerja kantor
d. Ketepatan kerja
d. Ketrampilan kerja
Penentuan Sampel
Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu (SNVT) Kementrian Pekerjaan Umum di Semarang yang
berjumlah 70 karyawan
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti atau pihak pertama (Usman dan Akbar, 2006:20).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner.
Angket atau kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden, agar peneliti memperoleh
data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Supardi,2005:127).
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan jika data yang dikumpulkan hanya
sedikit, bersifat monografi atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun
ke dalam suatu struktur klasifikatoris (Supardi,2005:166).
Analisis kualitatif merupakan pernyataan skala Likert dari pertanyaan yang
diberikan kepada responden, seperti : sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju,
dan sangat setuju.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis yang dilakukan jika data yang digunakan dengan
perhitungan matematika / statistik (Supardi,2005: 166).
Untuk mendapatkan data kuantitatif, digunakan skala Likert yang diperoleh dari
daftar pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut
(Sugiyono,2005:87), yaitu :
1. Untuk jawaban sangat tidak setuju
diberi nilai =
1
2. Untuk jawaban tidak setuju
diberi nilai =
2
3. Untuk jawaban netral
diberi nilai =
3
4. Untuk jawaban setuju
diberi nilai =
4
5. Untuk jawaban sangat setuju
diberi nilai =
5
Hasil Regresi
Regresi Berganda Lingkungan Kerja dan Kompetensi Terhadap Motivasi
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Standardized
Coefficients
B
,764
Std. Error
,637
Lingkungan Kerja
,240
,055
Kompetensi
,545
,094
(Constant)
Beta
t
1,200
Sig.
,234
,404
4,396
,000
,534
5,816
,000
Nilai koefisien regresi dapat dilihat pada standardized coefficients dan berdasarkan dari
nilai koefisien tersebut dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
Y1 = 0,404 X1 + 0,534 X2
Persamaan regresi tersebut dapat dartikan sebagai berikut :
Koefisien regresi lingkungan kerja (b1) positif sebesar 0,404. Hal ini berarti setiap ada
peningkatan pada faktor lingkungan kerja akan meningkatkan motivasi kerja para
karyawan.Koefisien regresi kompetensi (b2) positif sebesar 0,534. Hal ini berarti setiap
ada peningkatan pada kompetensi akan meningkatkan motivasi kerja para karyawan.
Regresi Berganda Lingkungan Kerja, Kompetensi dan
Karyawan
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
,268
Std. Error
,930
Lingkungan Kerja
,190
,089
Kompetensi
,399
,166
Motivasi
,839
,177
(Constant)
Standardized
Coefficients
Beta
t
,288
Sig.
,775
,198
2,121
,038
,243
2,402
,019
,521
4,750
,000
2) Koefisien regresi kompetensi (b2) positif sebesar 0,243. Hal ini berarti setiap
ada peningkatan pada kompetensi kerja akan meningkatkan kinerja
karyawan.
2) Koefisien regresi motivasi (b3) positif sebesar 0,521. Hal ini berarti setiap
ada peningkatan pada motivasi akan meningkatkan kinerja karyawan.
Uji analisis jalur
Lingkungan
Kerja (X1)
0,198
0,404
Motivasi (Y1)
0,534
0,521
Kinerja (Y2)
0,243
Kompetensi (X2)
KESIMPULAN
memiliki
kompetensi
didalam
menjalankan tugas. Hanya saja para
karyawan memberikan penilaian
terendah mengenai mempunyai
pengetahuan dalam bidang yang di
jalani. Pada saat proses perekrutan
atau penempatan karyawan si
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
(SNVT) kementerian pekerjaan
umum
di
Semarang
perlu
mempertimbangkan
kesesuaian
antara pendidikan dengan tugas
yang nanti diberikan kepada
karyawan, seperti untuk berbagai
bidang tugas di bagian teknik lebih
diproritaskan untuk diisi oleh
karyawan berpendidikan sarjana
teknik dengan program studi yang
mendukung sehingga akan lebih ada
kesesuaian dengan bidang tugas
yang dikerjakan dan dapat lebih
menumbuhkan motivasi karyawan
karena mendapatkan tugas yang
sesuai latar belakang pendidikan
yang dimiliki.
2. Lingkungan
kerja
mempunyai
pengaruh kedua terhadap motivasi
(b1 = 0,404). Lingkungan kerja yang
ada di perusahaan sudah baik, tetapi
para
karyawan
memberikan
penilaian
cukup
mengenai
pengaturan cahaya lampu mampu
menerangi seluruh ruang kerja dan
warna pada cat tembok dalam ruang
kerja
kontras
dengan
pencahayaannya. Hal ini dapat
disikapi
dengan
menggunakan
lampu dengan daya (watt) yang
lebih besar sehingga cahanya lebih
maksimal
didalam
menerangi
ruangan dan cat tembok di ruang
kerja diganti dengan warna yang
lebih cerah yaitu warna-warna muda
yang akan membuat ruangan
menjadi terlihat lebih terang dan
cerah. Kondisi ini akan membuat
karyawan lebih nyaman bekerja
DAFTAR PUSTAKA