FIP Pada Kucing
FIP Pada Kucing
FIP Pada Kucing
Studi Kasus : Suspec Feline Infectious Peritonitis (FIP) Pada Kucing Ras di Surabaya
Case Study : Suspec Feline Infectious Peritonitis (FIP) of Cat in Surabaya
Arimbi
Fakultas Kedokteran Hewan Unair
Kampus C. Jl. Mulyorejo Surabaya 60115.
Tlp. 0315992785 Fax. 0315991530
Email : [email protected]
Abstract
This case study was performed to find out case relation which found in the field with clinical examination,
anatomy pathology and histopathology changes, supported by few literature and many source, to determine few
possibility of reason and to decide next action to cope with the same epidemic in the future.
By the end of 2004, 4 cats were taken care at one of the animal clinique in South Surabaya. Data which collected from
this case was, 2 of 4 cats were taken to the Laboratory of Veterinary Pathology Faculty of Veterinary Medicine,
Airlangga University. All of them were breed of Angora with age between 1 until 2 years, to be necropsied and to be
analized based from tissue morphology changes.
Result of necropsy showed changes of Poliserositis or difuse nodule 2 until 3 mm in peritonium, lever, lung,
heart, with hydrothorac, ascites. Based on organ morphology changes, tissue changes, and histopathologic view, it was
aim at a feline most infectious disease, Feline Infectious Peritonitis, wet form.
Considering that disease is quite difficult to handle and based from few information the use of vaccine yet uneffective
so must be notice especially for cat breeder in Indonesian. FIP vaccine first use in 1991 in USA meanwhile in Indonesia
still unavailable till now.
Keywords : Feline Infectious Disease ; Cat ; case study
Pendahuluan
Kucing dan anjing, banyak dipelihara
sebagai hewan kesayangan, karena mempunyai daya
eksotik tertentu yang menjadi daya tarik. Cantik imut,
dan prestise, bisa menjadi
alasan untuk
memeliharanya. Layaknya manusia, hewan tersebut
juga harus diperhatikan kesehatannya. Beberapa
penyakit pada kucing, bisa menular ke manusia, atau
sebaliknya ( bersifat zoonosis ), seperti Rabies, infeksi
mycobacterium, ancylostomyasis, toxoplasmosis, dsb.
Beberapa vaksin telah banyak digunakan
untuk anjing maupun kucing, seperti distemper, rabies,
panleukopenia. Sampai saat ini masih ada beberapa
penyakit kucing yang mematikan, bersifat fatal dan
mudah menular, seperti yang terjadi disekitar bulan
Juni sampai Oktober tahun 2004 yang lalu dari salah
satu klinik hewan Surabaya Selatan, merawat dan
mengamati kematian beberapa ekor kucing jenis ras,
umur satu sampai dua tahun. Tindakan yang dilakukan :
pemberian antibiotik , infus cairan elektrolit,tetapi
tidak memberikan hasil yang membaik, bahkan terjadi
kematian. Gejala klinis sebelum kematian tampak
asites, ihterus, hasil nekropsi tampak adanya eksudat
pada peritoneum, kondisi ini menunjukan adanya
kemiripan dengan penyakit
Feline Infectious
Peritonitis (FIP),
disebabkan virus kelompok
coronavirus (Co.V) pada sejenis kucing. Penyakit ini,
mempengaruhi
berbagai sistem tubuh, bersifat
109
110
VETERINARIA Medika
111
112
VETERINARIA Medika
Lien (splenitis)
113
Kesimpulan
Penyebab kematian dari kucing tersebut,
kemungkinan karena penyakit Feline Infectious
Peritonitis (FIP), disarankan untuk menjaga sanitasi
dan menegemen terutama pada cattery.
Daftar Pustaka
Brook, W.C. (2007). Feline Infectious Peritonitis. http:
//web.vet.cornell.edu/public/fhc/fip.html
Gaskell R. dan Susan D. 2000. FIP Related Disease.
In Ettinger SJ, Edward C.F. 2000. Veterinary
Internal Medicine.Fifth Edition.WB Sounder
Company.p : 438 443
Gibson C. dan Nicola P. 2007. Clinical Exposure :
Feline Infectious peritonitis : Typical
findings and a new PCR test.Medicine
Center. ADVANSTAR Communications.
Greene GE.1990.Infectious Disease Of Dog And Cat.
Second Edition.WB Sounders Company.P;
62 67
Mc.Gavin.M.D;WW Carlton and JF Zachry.2007.
114