Formula Tenaga Perawat PDF
Formula Tenaga Perawat PDF
Formula Tenaga Perawat PDF
ABSTRACT
Introduction: A variety of formulas that can be done to count the needs of nursing staff in inpatient
rooms include Ministry of Health Republic of Indonesia method, Gillies, Nina Formulation,
Douglas, and Full Time Equivalent (FTE). The purpose of this study was to recommend the
formula for calculating nurse staff needs in implementation of team nursing model of care delivery.
Method:The design used in this study was a time and motion study. Data was collected by
observations and questionnaires. The population was the nurses who work at Kediri Baptist
Hospital inpatient wards. The observation and questionnaires to the resource persons utilized as a
data collection method. Two inpatient wards were the taken as simulation places, there were Ward
A and Ward B. Ward A was taken as simulation place based on FTE method and Ward B was taken
as simulation place based on Ministry of Health Republic of Indonesia method. Based on the
calculation according to the Ministry of Health Republic of Indonesia method obtained the
required number of nursing staff as many as 17 people in Ward A and 23 in Ward B. Meanwhile,
according to FTE count obtained the number of nursing staff as many as 20 people in Ward A and
33 in Ward B. Result:The simulation results obtained an increase in performance of duties and job
satisfaction of nurses in inpatient wards that were simulated using the FTE method.Discussion:The
inpatient ward that is simulated using the Ministry of Health Republic of Indonesia method
obtained an increase in performance of duties but a decrease in job satisfactions. It can be
concluded that the FTE method is more appropriate to use than Ministry of Health Republic of
Indonesia.
Keywords: formula, nurse staff needs, team nursing models of care delivery
_______________________________________________________________________________
(selanjutnya
disebut
MAKP)
yang
diberlakukan.
MAKP memiliki empat komponen
utama yang perlu diperhatikan yaitu:
kebutuhan pasien, demografi populasi pasien,
jumlah perawat, rasio perawat dengan
berbagai peran dan tingkat tanggung jawab.
MAKP yang ada saat ini antara lain tim,
primer, modular dan manajemen kasus.
Jumlah perawat sesuai rasio yang sesuai
dengan mempertimbangkan tigkat tanggung
jawab sesuai MAKP yang digunakan
memerlukan metode penghitungan kebutuhan
PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit sehingga mutu pelayanan kesehatan
juga ditentukan oleh mutu pelayanan
keperawatan.
Pelayanan
keperawatan
terutama diperuntukkan bagi pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (Kuntoro. A, 2010).
Kualitas pelayanan keperawatan di ruang
rawat inap juga dapat dipengaruhi oleh
Model Asuhan Keperawatan Profesional
11
HASIL
Penghitungan tenaga keperawatan
yang dilakukan berdasarkan pedoman cara
penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
dari Departemen Kesehatan RI yang
dilakukan di Instalasi Rawat Inap Ruang A
dan Ruang B dilakukan dengan berdasarkan
data tentang rerata jumlah pasien perhari
dengan berbagai tingkat ketergantungan,
rerata jam perawatan pasien perhari sesuai
tingkat ketergantungan sesuai pedoman
Depkes RI, jam kerja efektif perawat
per hari sesuai pedoman Depkes RI yaitu
sebanyak 7 jam, jumlah hari libur/cuti
perawat dalam setahun, yaitu 78 hari
Tabel 1 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Menurut Depkes RI dan FTE di Instalasi Rawat
Inap Ruang A dan Ruang B RSBK
No
Komposisi
Ruang A
Ruang B
1
Kepala Ruang
Perawat
13
18
POS
17
23
Jumlah
12
Tabel 2 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Menurut FTE di Instalasi Rawat Inap Ruang A dan
Ruang B RSBK
No
Komponen
Ruang A
Ruang B
1
Kepala Ruang
1
1
2
Perawat
17
29
3
POS
2
3
Jumlah
20
33
Tabel 3 Tugas Kepala Ruang di Instalasi Rawat Inap Ruang A dan B RSBK sebelum dan sesudah
simulasi
No.
Tugas
Ruang A
Ruang B
Rerata
Rerata
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1.
Perencanaan
3,8
3,9
3,9
3,8
2.
Pengorganisasian
4
4
3,8
4
3.
Pengarahan
4
4
3,3
4
4.
Pengawasan
4
4
4
4
5.
Evaluasi
3,5
4
3,5
3,5
Rerata
3,7
4
3,9
3,9
13
Tugas
Ruang A
Rerata
Sebelum
Sesudah
p=0,115
14
Ruang B
Rerata
Sebelum
Sesudah
p=1
Tabel 4 Tugas Ketua Tim di Instalasi Rawat Inap Ruang A dan B RSBK sebelum dan sesudah P
No
Tugas
Ruang A
Ruang B
Rerata
Rerata
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1
Pengkajian
4
4
3,7
3,7
2
Catatan
4
4
3,7
4
perkembangan
3
Koordinasi rencana
4
4
3,7
3,7
keperawatan
4
Pembimbingan
4
4
3,3
4
anggota tim
5
Evaluasi respon klien
4
4
3
3,7
6
Penilaian kemajuan
4
4
3,3
3,7
kondisi klien
Rerata
4
4
3,4
3,8
Uji Paired T-test
p=1
p=0,042
Tabel 5 Tugas Anggota Tim di Instalasi Rawat Inap Ruang A dan Instalasi Rawat Inap Ruang B
RSBK sebelum dan sesudah simulasi
No
Tugas
Ruang A
Ruang B
Rerata
Rerata
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1 Memberi asuhan keperawatan
3,4
3,9
3,9
3,8
2 Kerjasama
3,6
3,8
4
3,9
3 Pelaporan tindakan keperawatan
3,5
3,6
4
3,8
4 Menerima bimbingan dari ketua tim
3
2,5
3,2
3,1
Rerata
3,4
3,6
3,5
3,8
Uji Paired T-test
p=0,022
p=0,118
15
PEMBAHASAN
Pasien yang dirawat inap di Instalasi
Rawat
Inap
mempunyai
tingkat
ketergantungan yang berbeda.Depkes RI
membagi tingkat ketergantungan pasien
menjadi 4 yaitu pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal, sedang, agak berat,
dan maksimal. Tiap tingkat ketergantungan
tersebut mempunyai kriteria yang didasarkan
pada penggunaan alat bantu pemenuhan
kebutuhan dan frekuensi observasi yang
diperlukan (Depkes RI, 2005). Tingkat
ketergantungan mempengaruhi kebutuhan
akan perawatan dari perawat. Klasifikasi
tingkat ketergantungan menurut Depkes RI
adalah ketergantungan maksimal (jam
perawatan 6,16 jam/hari), ketergantungan
agak berat (4,15 jam/hari), ketergantungan
sedang (3,08 jam/hari) atau ketergantungan
minimal (2 jam/hari). Metode Depkes RI
hanya menghitung waktu perawatan langsung
yang diberikan kepada pasien. Setelah
mengetahui jam perawatan total maarus ditka
akan dibagi dengan 7 jam (jam efektif
perawat) sehingga diketahui jumlah tenaga
yang diperlukan. Jumlah ini masih perlu
ditambah dengan faktor koreksi yaitu loss
day dan non-nursing jobs.Loss day adalah
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk
mengganti waktu hari libur. Non-nursing jobs
menurut pedoman Depkes RI dijelaskan
sebagai
jumlah
tenaga
keperawatan
Tabel 9 Perbandingan Perubahan Tugas dan Kepuasan Kerja Perawat Sebelum dan Sesudah
Simulasi di Instalasi Rawat Inap Ruang A dan Instalasi Rawat Inap Ruang B RSBK
No.
Ruang
Jabatan
Tugas
Kepuasan Kerja
1.
2.
Ruang A
Kepala Ruang
Meningkat (p=0,115)
Tetap (p=1)
Ruang B
Ketua Tim
Anggota Tim
Kepala Ruang
Tetap (p=1)
Meningkat (p=0,022)
Tetap (p=1)
Meningkat (p=0,042)
Meningkat (p=0,118)
Tetap (p=1)
Ketua Tim
Anggota Tim
Meningkat (p=0,001)
Meningkat (p=0,308)
Menurun (p=0,266)
Menurun (p=0,103)
17
yang
mengerjakan
tugas-tugas
non
keperawatan.
Non-nursing
jobs
ini
diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan (Depkes RI, 2005).
Metode FTE juga mempertimbangkan
hari rawat inap dan klasifikasi tingkat
ketergantungan karena klasifikasi tersebut
mempengaruhi jumlah jam perawatan yang
diperlukan (Fried, et al, 2005). Namun, tidak
semua waktu tersebut digunakan sepenuhnya
oleh seorang perawat untuk bekerja.Ada
waktu yang dihabiskan untuk libur, sakit,
melanjutkan pendidikan dan sebagainya.Oleh
sebab itu waktu produktif seorang perawat
dalam satu tahun sebesar 85% yaitu 1768
jam/tahun (Hendrich, et al. 2008). Jumlah
perawat sesuai metode FTE dihitung dengan
mengalikan jam perawatan per 24 jam
dengan hari rawat inap. Jam perawatan
pasien per 24 jam merupakan penjumlahan
semua waktu yang digunakan perawat untuk
melakukan perawatan baik perawatan
langsung maupun tidak langsung.
Simulasi di ruang rawat inap dilakukan
dengan menempatkan sejumlah tenaga
keperawatan
sesuai
jumlah
hasil
penghitungan dua metode.Evaluasi dilakukan
dengan mengukur tugas yang dilaksanakan
perawat dan kepuasan kerja baik dari Kepala
Ruang, Ketua Timdan Anggota Tim.
Tugas yang dilakukan oleh perawat di
ruang simulasi metode FTE (Ruang A) dapat
dipelajari bahwa terjadi peningkatan terutama
pada Kepala Ruang dan Anggota Tim,
sedangkan pada Ketua Tim tetap.Pada saat
simulasi di ruang tersebut mengalami
perubahan jumlah tenaga dari 17 menjadi 20
orang.Namun, terjadi peningkatan rerata
jumlah pasien dari 16 menjadi 25 pasien per
hari.Peningkatan tugas perawat tersebut
dapat terjadi karena jumlah tenaga yang ada
dapat diatur sesuai kebutuhan MAKP Tim
yang dijalankan. Ruang A terbagi menjadi
dua tim. Pada saat simulasi setiap tim bisa
terdiri dari 2 orang, sebelumnya seringkali
hanya terdiri dari satu orang perawat per tim.
Berdasarkan observasi, Kepala ruang
bersama Ketua tim lebih dapat mengatur
pembagian
tugas
pemberian
asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien sesuai
tanggung jawabnya. Anggota tim lebih dapat
fokus melakukan perawatan pada kelompok
pasien yang menjadi tanggung jawab mereka.
Kepuasan kerja ketua tim dan anggota
tim di kedua ruang rawat inap mengalami
18
Saran
Rumah Sakit Baptis Kediri dapat
menggunakan metode modifikasi FTE
sebagai metode penghitungan kebutuhan
tenaga keperawatan dalam pelaksanaan
MAKP Tim.Hal ini sangat diperlukan supaya
MAKP Tim yang merupakan model asuhan
keperawatan professional minimal yang
seharusnya dilakukan di ruang rawat inap,
dapat dijalankan secara optimal.
KEPUSTAKAAN
DeLaune, S., C., and Ladner, P., K.
2002.Fundamentals
of
Nursing:
Standards & Practice. Delmar, a
division of Thomson Learning, Inc.
United States of America.hlm. 23-38.
177-178
Depkes, R., I. 2005. Standar Tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit.Jakarta :
Direktorat Keperawatan & Keteknisan
Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik.
Gillies. 1994. Nursing Management. W.B.
Saunders Company. Philadelphia, hlm
336-345.
Hendrich.
Ann,
Chow.
Marilyn,
Skierczynski. Boguslaw A., and Lu.
Zhenqiang. 2008. A 36-Hospital Time
and Motion Study: How Do MedicalSurgical
Nurses
Spend
Their
Time?.The Permanente Journal, 12(3).
21