Nursing Assessment: Gastrointestinal System: Tuti Seniwati

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 42

NURSING ASSESSMENT:

GASTROINTESTINAL SYSTEM

TUTI SENIWATI
PSIK FK-UNHAS

Gastrointestinal System: Assessment

Halth History
Physical assessment
Laboratory assessment
Diagnostic Procedures

ASSEMBLE A PATIENT HISTORY

Past disease
History of Current Illness
Surgeries
Weight
Trauma

Assess the following areas in the


health history:

Pain
Teeth/Gums
Throat
Appetite
Lower GI: Assess for problems with
flatulence, hemorrhoids, hernia.

Physical assessment
1.

Mouth and Pharynx


The lips should be pink and smooth
The teeth should be white; gums
should be pink and moist.
Look for inflammation, swelling, and
bleeding
The tongue should look velvety and
pink
The palate should be firm and white
The pharynx should look pink and
smooth in nonsmokers and yellowishred with small nodules in smokers
5

Abdomen
Regionisasi sistem 4 membagi
abdomen atas :
Kuadran kanan atas, terdapat organ
hati, empedu, duodenum, pankreas,
ginjal kanan dan fleksura hepatika
Kuadran kiri atas, terdapat organ
lambung, lien, pankreas, ginjal kiri
dan fleksura lienalis
Kuadran kanan bawah, terdapat
organ caecum, apendix, ovarium
dan tuba falopii kanan
Kuadran kiri bawah, terdapat organ
sigmoid, ovarium dan tuba falopii
kiri
6

Regionisasi sistem 9 membagi


abdomen atas :
Area epigastrium
Area Hipokondrium kiri
Area Hipokondrium kanan
Area Umbilikus
Area Lumbal kiri
Area Lumbal kanan
Area Supra Pubik
Area Inguinal kiri
Area Inguinal kanan

Inspeksi

Symmetry
Abdominal distention
Herniation
Masses
Discoloration

Auscultation

Bowel sounds
Normal sounds occur five to 34 times per
minute
Hyperactive sounds occur 34 or more
times per minute
No sounds for five minutes may indicate
peritonitis or paralytic ileus

10

Perkusi
Lakukan perkusi di semua kuadran
terhadap timpani atau pekak
Lakukan secara sistematika

11

12

Normal:
Timpani terutama di atas lambung , usus,
kandung kemih Pekak di atas kandung kemih
yang penuh (area suprapubik),hati, limpa,
pankreas, ginjal
Penyimpangan:
Pekak nyata pada area lain

13

Bunyi Perkusi

Intensitas

Nada

Durasi

Kualitas

Lokasi anatomis di
mana pemeriksa
mendengarkan bunyi

Timpani

Keras

Tinggi

Menengah

Seperti
Drum

Ruang udara tertutup,


gelembung udara
lambung, pipi
menggembung

Resonan

Menengah
sampai keras

Rendah

Panjang

Bergema

Paru normal

Hiperesonan

Amat keras

Amat
rendah

Lebih panjang
dari resonan

Ledakan

Empisema paru

Pekak

Lembut
sampai
menengah

Tinggi

Menengah

Seperti
petir

Hati

Kempes/gembos

Lembut

Tinggi

Pendek

Datar

Otot
14

PALPASI

Setiap kuadran palpasi terhadap tonus, adanya


nyeri tekan, massa
Mulai dengan palpasi ringan dengan cara
sistemik sebelum melanjutkan palpasi dalam
Tanyakan klien tentang area nyeri tekan dan
palpasi area ini terakhir
Lihat penempatan umum isi abdominal untuk
membantu membedakan dari kondisi abnormal

15

Normal:
Tonus abdomen lemah, tak nyeri tekan selama
palpasi ringan, agak tak nyaman di atas sekum,
kolon, sigmoid, aorta
Tidak ada massa
Penyimpangan:Tahanan involunter, kekakuan
lokal (perhatikan lokasi, ukuran, bentuk,
konsistensi, nyeri tekan, pulsasi dan gerakan
pada pernafasan bila masa teraba)

16

17

18

Rectum and Anus

Hemorrhoids

Tenesmus

Thrombosed veins in rectum and anus


Internal or external
Painful and ineffective straining at stool

Steatorrhea

Fatty, frothy, foul smelling stool

19

Blood Tests

Complete blood count


Clotting factors
Electrolytes
Assays of liver enzymesaspartate and
alanine aminotransferase
Serum amylase and lipase
Bilirubinthe primary pigment in bile
Serum ammonia

20

Laboratory Tests

Stool testsfecal occult blood test,


steatorrhea, Clostridium difficile infection

21

COMMON LABORATORY
PROCEDURES
FECALYSIS
Examination of stool consistency,
color and the presence of occult
blood.
Special tests for fat, nitrogen,
parasites,pathogens and others

22

COMMON LABORATORY
PROCEDURES
FECALYSIS: Occult Blood Testing
Instruct the patient to adhere to a 3day meatless diet
No intake of NSAIDS, aspirin and
anti-coagulant
Screening test for colonic cancer
23

Diagnostic Procedures

24

Barium swallow/upper GI

Oesophagografi/Barium Swallow adalah


suatu pemeriksaan radiografi pada bagian
oesophagus dan pharynx dengan
menggunakan sinar-x dan bantuan media
kontras positif untuk menegakkan
diagnosa.

Preparation
NPO after midnight 8-12 hours
No smoking after midnight
Swallow Barium Contrast medium
Various positions by tilt table
25

Barium Swallow

26

Barium Enema/ Lower GI

Examination of rectum and colon


Tumors, polyps, diverticula, filling defects
associated with Crohns and ulcerative colitis.
Preparation

Bowel prep
Day before

Tape water enemas till clear


Oral cathartic
Clear Liquid evening meal
NPO 8 + hours

27

Day of procedure

Suppository or enema

Barium instilled into large


intestines through the rectum
patient is placed in different
positions
Post
Oral cathartic, laxative,
suppository
Remove residual barium
Stools will be white

28

Barium enema

29

Endoscopy

Visualization of the Upper and lower


GI tract by fiberopitc tube
Endoscopi artinya adalah melihat
kedalam, yang dalam hal ini berarti
melihat kedalam tubuh manusia
untuk suatu alasan medis.
T.d EGD dan kolonoskopi
EGD
Esophagogastroduodenoscopy
Esophagus, stomach, duodenum
Fiberoptic tube passing through
the mouth
Indikasi :

30

Esophagogastroduodenoscopy
(EGD)

Esophagus, stomach, duodenum


Fiberoptic tube passing through the mouth
Indikasi :
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
Dispepsia
Disfagia
Nyeri Epigastrium Kronis
Survey Endoscopi curiga keganasan
Nyeri dada tak khas

31

Preparation
NPO for 8 hours
Sedative for anxiety
Versed, diaxepam
Patient will be sedated during procedure
Throat anesthetized with oral anesthetic
Diminished gag reflex
Lateral recumbent position
Instructed to swallow as tube is advanced
Post procedure
NPO until gag reflex returns
Assess for return of gag reflex (1-2 H)
place patient in SIMS position until he awakens
monitor for complications
saline gargles for mild oral discomfort
Complication
Aspiration, bleeding from trauma, infection, and pain

32

Esophagogastroduodenoscopy/ER
CP

33

34

Colonoscopy

Visualization of the large


intestines to the ileocecal
value by fiberoptic tube via
rectum
Dengan pemeriksaan ini
memungkinkan pengamatan
seluruh colon,rectum serta
ileum terminalis

35

36

Indikasi :

Hematemesis melena yang belum diketahui dengan jelas.


Penyakit inflamasi usus kronis hubungannya dengan survailen
kanker kolorektal.
Diare kronis
Nyeri perut yang belum jelas kausanya.
Evaluasi abnormalitas pada pemeriksaan barium enema.
Survailen kanker,Colitis Ulseratif,Sindrom Poliposis.
Penelitian penyakit colon pada penderita tua & penurunan berat
badan yang tak jelas penyebabnya.
Terapeutik, polipektomi, perdarahan, mengambil benda asing,
dekompensasi megakolon atau vovulus dan dilatasi stenosis.

37

Persiapan kolonoskopi

Makan bubur saring/sumsum tanpa santan sejak 2 hari


sebelum tindakan Colonoscopy.
Minum air putih sebanyak 2-3 liter sehari, makanan lain
tidak diperbolehkan.
Bila pasien susah buang air besar,diberikan sirup laxadin
3x1sendok makan atau minum laxadin 3x1 tablet.
Malam terakhir sebelum hari pemeriksaan colonoscopy,
pasien makan bubur sumsum terakhir jam 19:00 setelah itu
pasien puasa tetapi boleh minum.
Pada jam 20:00 diberikan garam inggris 30 gr dalam
gelas air hangat.
Pagi jam 05:00 saat sebelum colonoscopy, masukkan
dulcolax supp 1 buah kedalam anus atau obat-obatan cair
yang lain (misalnya : fosen, yal, dll)
38

Proktoskopi & sigmoidoskopi

Untuk melihat rektum dan


sigmoid
Kolon diperiksa sampai 40-50
cm (16-20 inchi) dari anus
Bisa untuk memeriksa ulserasi,
tumor, polip, atau patologis lain

39

USG Perut

USG bisa menunjukkan ukuran dan


bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan
daerah abnormal di dalamnya
Menunjukkan adanya cairan
Bukan alat yang baik untuk menentukan
permukaan saluran pencernaan

40

Tes feses

Jumlah
Konsistensi
Warna
Tes skrining untuk darah samar

41

Laparoskopi

Laparoskopi adalah
pemeriksaan rongga perut
dengan menggunakan
endoskop Laparoskopi
dilakukan dalam keadaan
penderita terbius total
Digunakan : penyakit peritoneal,
nyeri abdomen kronis, massa,
kelenjar empedu dan hepar

42

You might also like