Tetanus Bacterial Toxins
Tetanus Bacterial Toxins
Tetanus Bacterial Toxins
= Bacterial Toxins
Kiking Ritarwan
Localized or generalized muscle stiffness
Superimposed paroxysmal tonic spasm
(tetanospasmin)
Tetanospasmin blocks inhibitory interneurons
Autonomic instability
Normal mental status
is
very
potent
neurotoxin
Etiologi
Clostridium tetani
Ada 2 bentuk :
1. Vegetatif : basil gram positif, obligat anaerob
ukuran :0,5-1,7 m x 2,1-18,1 m
motil, flagel
2. Spora : bentuk squash racket
tahan terhadap panas, resisten terhadap
berbagai desinfektan, dapat hidup bertahun
Spora tumbuh saat bersentuhan dengan luka (potensial
redox )
Eksotoksin :
Tetanospasmin (Tetanus toksin)
Tetanolysin
Epidemiologi
Negara terbelakang, iklim tropis, lembab >>>
Seluruh usia neonatus, usia muda >>>
WHO, 1995 eradikasi : 800.000-1 juta/thn
kematian tetanus neonatal
Afrika, Asia Tenggara endemik
Insidens
Patofisiologi
C.tetani masuk ketubuh melalui LUKA
dalam kondisi anaerob spora berkembang
toksin diproduksi(TETANOSPASMIN)
Retrograde intraneuronal transport/ axon terminal
Motor neuron perifer/ med spinalis/ batang otak memblokade pelepasan inhibitory
neurotransmitter glycine and GABA di terminal presinaptik
akibatnya eksitasi firing rate motor neuron meningkat tanpa ada inhibisi
sehingga otot lebih meningkat tonus dan spasmenya
Focus of infection
Gambaran Klinis
Masa inkubasi : jumlah toksin dan status imunisasi
MI biasanya 8 hari (3 21 hari)
semakin jauh tempat trauma dari SSP MI >>
Periode of onset : 1- 7 hari
MI dan periode of onset << keparahan >>
Klasifikasi tipe klinis (4) :
Generalized tetanus (Tetanus umum)
Localized tetanus (Tetanus lokal)
Cephalic tetanus (Tetanus sefalik)
Tetanus neonatorum
Tetanus Umum
Paling umum : 80% dari kasus
Paling karakteristik :
Lock jaw/ trismus
Dapat disertai : kaku kuduk, disfagia, rigiditas abdomen,
temperatur (2-40C)
Kasus berat risus sardonicus, opisthotonos
Karakteristik : spasme akut, paroksismal, nyeri, kejang
rangsang
Problem spasme obstruksi jalan nafas apneu
Masa inkubasi : 7-21 hari (tergantung jarak luka dengan
CNS).
Pemulihan 4 minggu
Tetanus Lokal
Bentuk paling ringan
Simptom awal : kaku, spt diikat, nyeri otot
disekitar luka,
twitching & spasme singkat
Sering luka di tangan atau lengan
Manufer diagnostik
Recruitment spasm
Tetanus Sefalik
Tetanus Neonatorum
= tetanus umum akibat infeksi pada neonatus
Di negara miskin dari seluruh kematian neonatus
MI : 3 10 hari sesudah lahir
Tingkat keparahan
Table 1. Klasifikasi keparahan tetanus : Kriteria Patel-Joag
Kriteria 1 : Lockjaw, isolaterd spasm ,dysphasia, stiffness of muscle back
Kriteria 2 : Spasme, tanpa mempertimbangkan frekuensi atau keparahan
Kriteria 3 : Masa inkubasi tujuh hari (waktu diantara trauma dan tanda pertama)
Kriteria 4 : Periode of onset 48 jam (waktu antara tanda pertama(lockjaw) dan
kejang pertama)
Kriteria 5 : Peningkatan temperature : rectal 100 0F, atau aksiler 990F
Grading :
Grade 1 : Kasus ringan : terdapat satu criteria, biasanya kriteria 1 atau 2 (tidak ada
kematian)
Grade 2 : Kasus sedang : terdapat 2 kriteria, biasanya kriteria 1 dan 2. Biasanya
masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%)
Grade 3 : Kasus berat : terdapat 3 kriteria, biasanya masa inkubasi kurang dari 7
hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%)
Grade 4 : Kasus sangat berat : terdapat 4 kriteria (kematian 60%)
Grade 5 : Calculated mortality : kelima criteria, termasuk puerperal dan tetanus
neonatorum (kematian 84%)
DIAGNOSA
Hanya secara klinis
Tes untuk konfirmasi (-)
Studi bakteriologi
1/3 pasien
Penyebab nerve
palsy lain
TEST SPATULA
Diagnosa Banding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keracunan striknin
Reaksi Distonia
Meningitis
Penyakit temporomandibuler joint, proses inflamasi
gigi, mulut, tonsil dan faring
Rabies
Tetani
Stiff-man syndrome
Psychogenic disorders
Disfagia
Spasme
Neonatal tetanus
Diagnosa banding
Alveolar/dental patologi
Temporo-mandibular disease
Muscle spasm
Meningitis
Acute pharyngeal disease
Keracunan striknin
Lesi intrakranial
Drug-induced dystonic reactions
Sepsis
Meningitis
Konvulsi
PENATALAKSAAN
Rawat di ICU
Ruang rawat yang tenang stimulasi <<<
Prinsip manejemen :
eradikasi kuman
netralisit toksin diluar SSP
minimalisir efek toksin di SSP
Portal of entry
eksisi luka
gangren (+) amputasi
debridement spasme terkontrol
Imunoterapi
Antibiotika
Blokade NMJ
Obat GABAergik gagal blok NMJ
Vecuronium (0,1 mg/kg IV 6-8mg/jam)
Pancuronium : takikardi, hipertensi, CO
mengaburkan efek otonom
Terapi disfungsi otonom
sympathetic overactivity (SOA)
Labetolol, esmolol, clonidine, morfin sulfat
Magnesium sulfat
Nutrisi
aktifitas otot & otonom kebutuhan nutrisi >>
ganggguan gastric emptying time nutrisi vena sentral
Komplikasi
komplikasi penyakit & komplikasi terapi
komplikasi pernafasan
komplikasi kardiovaskuler dan otonom
komplikasi sistemik lain
Tabel 3. (lanjutan)
Ginjal
Gastrointestinal
Gastric stasis
Ileus
Diare
Pendarahan*
Lain-lain
Pencegahan
Imunisasi Aktif Profilaksis
Tetanus Toksoid imunitas 5 thn
Imunisasi ibu hamil mencegah tetanus
neonatorum
Imunitas ditransfer secara pasif : ibu fetus
Imunisasi paska trauma
Rekomendasi profilaksis : - kondisi luka
- riwayat imunisasi
Antitoksin : HTIG 250 unit
ATS 1500 unit
Yes
No
Yes
No
No
No
Yes
No
No
No
No
Yes
Yes
No
No
Yes
Finding
Score
incubation
< 7 days
>= 7 days
< 2 days
>= 2 days
intramuscular injections
> 38.4 C
<= 38 C
extension
portal of entry
paroxysms
rectal temperature
Score
0
1
2
3
4
5
6
7
Mortality Rate
0%
4.22%
13.63%
30.43%
57.14%
70.73%
94.73%
100%