PENGETAHUAN BAHAN DAN KOROSI
Buku Ajar Tipe B
Penulis:
Dr. Arif Hidayat, S.T., M.T.
Penerbit:
2017
KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)
PENGETAHUAN BAHAN DAN KOROSI
Hidayat, Arif
Pengetahuan Bahan dan Korosi / Arif
Hidayat. --Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia, 2017.
x + 102 hlm. ; 16 x 23 cm
ISBN
978-602-450-139-6
e-ISBN
978-602-450-140-2
Penulis:
Dr. Arif Hidayat, S.T., M.T
©2017 Arif Hidayat
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan
seluruh atau sebagian isi buku ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronik
ataupun mekanik termasuk memfotokopi,
tanpa izin dari Penulis.
Cetakan I
Mei 2017 M / Sya’ban 1438 H
Penerbit:
Kampus Terpadu UII
Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta 55584
Tel. (0274) 898 444 Ext. 2301; Fax. (0274) 898 444 psw 2091
http://library.uii.ac.id; e-mail:
[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan buku ajar untuk mata kuliah
Pengetahuan Bahan dan Korosi yang merupakan mata kuliah wajib bagi
mahasiswa Semester 3.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada;
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII); Kepala badan Perencana
UII; Kepala Badan Pengembangan Akademik UII; Dekan FTI UII; Ketua
Program Studi Teknik Kimia FTI UII; dan pihak-pihak lain yang membantu
kelancaran penyusunan buku ajar ini. Mudah-mudahan bahan ajar ini
dapat memberikan sedikit manfaat bagi para mahasiswa pada umumnya
yang mengambil mata kuliah Pengetahuan Bahan dan Korosi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menerbitan buku ini. Kritik dan saran sangat
kami harapkanuntuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 28 Mei 2017
Penulis
iii
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1 Struktur dan Ikatan Atom
1.1 Atom
1.1.1 Teori Atom Dalton
1.1.2 Model Atom J.J. Thompson
1.1.3 Teori Atom Rutherford
1.1.4 Teori Atom Bohr
1.1.5 Teori Atom Mekanika Kuantum
1.2 Nomor Atom dan Nomor Massa
1.3 Ikatan Atom dalam Bahan Padatan
1.4 Ikatan Primer
1.4.1 Ikatan Ion
1.4.2 Ikatan Kovalen
1.4.3 Ikatan Logam
1.4.4 Ikatan Sekunder
BAB 2 Sifat Bahan Padat
2.1 Sifat Mekanis Bahan
2.1.1 Kekuatan Bahan (strenght of materials)
2.1.2 Elastisitas Bahan (elasticity)
2.1.3 Kekerasan (hardness)
2.1.4 Keuletan Bahan (ductility)
2.1.5 Ketangguhan (toughness)
2.2 Sifat Fisik Bahan
2.2.1 Titik cair
2.2.2 Konduktivitas Termal / Panas
2.2.3 Panas / Kalor Jenis
2.2.4 Berat Jenis dan Massa Jenis
BAB 3 Struktur Kristal
3.1 Kristal
3.2 Sistem Kristal
3.2.1 Kubik Sederhana (Simpel Cubic)
3.2.2 Kubik Pemusatan Sisi
iii
v
viii
ix
1
1
2
2
4
5
6
8
9
13
13
14
16
18
21
21
22
22
23
23
24
24
24
24
25
25
27
27
29
31
31
v
3.2.3 Kubik Pemusatan Ruang
3.2.4 Tumpukan Padat Heksagonal, HCP
3.3 Cacat Kristal
3.3.1 Ketidakmurnian dalam Bahan Padat
3.3.2 Larutan Padat dalam Logam
3.3.3 Larutan padat substitusi
3.3.4 Larutan padat interstisi
3.3.5 Larutan padat dalam senyawa
3.3.6 Ketidaksempurnaan dalam Kristal
3.3.7 Daerah batas butir dan besar butir.
BAB 4 Deformasi dan Rekristalisasi
4.1 Deformasi
4.1.1 Deformasi Elastik
4.1.2 Deformasi Plastik
4.2 Rekristalisasi
4.3 Diagram Fase Fe-C
BAB 5 Pengerjaan pada Logam
5.1 Quenching
5.2 Age Hardening
5.3 Stress Relieving
5.4 Normalizing
5.5 Soft Anneling
5.6 Full Hardening
5.7 Tempering
5.8 Spheroidizing
5.9 Martempering
BAB 6 Jenis-jenis Bahan
6.1 Bahan Logam
6.1.1 Baja
6.1.2 Baja Ringan (Galvanum)
6.1.3 Perunggu
6.1.4 Kuningan
6.2 Bahan Serat
6.3 Bahan Karet
6.4 Bahan Tanah Liat dan Keramik
6.5 Bahan Gelas
vi
32
32
33
33
34
34
36
37
38
42
45
45
46
46
46
49
55
55
56
57
58
59
60
60
61
62
83
65
65
66
67
67
67
69
71
72
6.6 Bahan Kayu
6.7 Plastik
6.7.1 Polyethylene Terephthalate
6.7.2 HDPE (High-Density Polyethylene)
6.7.3 PVC (Polyvinyl Chloride)
6.7.4 LDPE (Low-Density Polyethylene)
6.7.5 PP (Polypropylene)
6.7.6 Polystyrene
6.7.7 Bahan Plastik Lain (BPA, Polycarbonate,
dan LEXAN) atau Kode 7
6.8 Biokomposit
BAB 7 Korosi
Referensi
Glosari
Indeks
74
75
75
75
75
76
76
76
77
77
83
91
93
97
vii
Daftar Tabel
Tabel 1.1
Tabel 2.1
viii
Perbedaan ikatan ionik, kovalen, dan kovalen koordinasi 17
Perbedaan ikatanionik, kovalen, dan kovalen
koordinasi
26
Daftar Gambar
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Gambar 1.4.
Gambar 1.5.
Gambar 1.6.
Gambar 1.7.
Gambar 1.8.
Gambar 1.9.
Gambar 1.10.
Gambar 1.11.
Gambar 1.12.
Gambar 1.13.
Gambar 1.14.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Struktur Atom.
1
Model Atom Dalton
2
Model Atom J.J Thompson.
3
Model Atom Rutherford.
5
Model Atom Bohr.
6
Model Atom Mekanika Kuantum.
7
Penulisan Lambang Unsur.
8
Penulisan Lambang Unsur Kalsium (Ca).
9
a) Gaya repulsive, attractive dan Net sebagai
fungsi dari jarak atom., b) Energi repulsive,
attractive dan net sebagai fungsi jarak atom.
11
Skema Ikatan Atom Sodium Chloride (NaCl)
13
Skema Ikatan Kovalen pada Molekul Metana (CH4) 15
Skema Ikatan Logam.
17
Ikatan Hidrogen
19
Skema Ikatan Van der Waals.
20
Bentuk Kristal dan Amorf
28
Sel Satuan.
29
Sistem Kristal Dasar.
30
Kristal Kubik Sederhana.
31
Kristal Kubik Sederhana.
32
Kristal Kubik Kristal Body Centere Cubic (BCC).
32
Struktur Kristal Hexagonal Close Paced (HCP)
33
Larutan padat subsitusi acak
35
Larutan padat subsitusi tertata
36
Larutan padat interstisi
37
Larutan padat subsitusi dalam senyawa
38
Struktur Cacat
38
Cacat titik
39
Dislokasi
41
Pembentukan Dislokasi akibat geseran
41
Menghitung daerah batas butir
43
Kurva tegangan regangan suatu material
45
Perubahan butir setelah dianil
47
Perubahan struktur mikro dan sifat mekanik logam 48
ix
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3.
Gambar 6.1.
Gambar 6.2.
Gambar 7.1.
x
Diagram fasa Fe-C
Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Struktur Sel
Satuan
Aturan Kaidah Lengan
Diagram Fase Magnesium-Aluminium
Hubungan Suhu dan Waktu pada Proses
Pengerjaan Logam
Hubungan suhu dengan Fase Karbon pada
Pengerjaan Logam
Komposit yang bisa terurai secara biologis
Penggunaan komposit serat alam untuk
kendaraan Mercedes
Proses Korosi
51
54
54
57
58
63
80
81
84
BAB 1
Struktur dan Ikatan Atom
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mengetahui tentang konsep tentang atom, teori atom
dan jenis-jenis ikatan kimia
1.1 Atom
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifatsifat dasar tertentu. Atom tersusun atas partikel-partikel penyusun
atom atau partikel subatom yaitu neutron (n), proton (p), dan elektron
(e). Neutron dan proton membentuk inti atom. Elektron menempati
kulit-kulit atom yang ada di sekitar inti. Elektron-elektron tersebut
mengelilingi inti dengan kecepatan tinggi membentuk awan elektron.
Elektron dan proton merupakan partikel subatom yang mempunyai
muatan berlawanan, sedangkan neutron tidak bermuatan. Elektron
memiliki muatan negatif sedangkan proton memiliki muatan positif.
Gambar 1.1. Struktur Atom.
Pada atom netral, jumlah proton dan jumlah elektron sama banyaknya.
Masing-masing partikel penyusun subatom tersebut mempunyai massa.
Elektron mempunyai massa sangat kecil dibandingkan dengan massa
Struktur dan Ikatan Atom
1
proton dan neutron. Oleh sebab itu massa atom akan terpusat pada inti
atom saja.
Para ilmuwan telah mempelajari atom sejak ratusan tahun lalu. Para
ilmuwan tersebut mengemukakan teori-teori tentang atom. Berikut ini
merupakan perkembangan teori atom.
1.1.1 Teori Atom Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton mengungkapkan tentang teori. Menurut
Dalton atom berbentuk pejal dan merupakan bagian terkecil dari suatu
zat. Atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat
dibelah, diciptakan ataupun dimusnahkan. Dalton juga menjelaskan
bahwa unsur yang sama mengandung atom-atom yang sama. Atom
sejenis memiliki sifat yang sama dalam segala hal, sedangkan atom yang
berbeda memiliki sifat yang berbeda. Reaksi kimia terjadi karena adanya
penggabungan dan pemisahan atom-atom. Bila atom-atom bergabung
akan membentuk molekul. Bila atom-atom yang bergabung sama akan
terbentuk molekul unsur, sedangkan bila atom-atom yang bergabung
berbeda akan terbentuk molekul senyawa. Teori atom Dalton mampu
menerangkan mengenai Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
dan Perbandingan Tetap (Hukum Proust).
Gambar 1.2. Model Atom Dalton
1.1.2 Model Atom J.J. Thompson
Untuk menjelaskan model atom, J.J Thompson melakukan percobaan
dengan menggunakan tabung katoda. Dalam percobaannya Thompson
2
Pengetahuan Bahan dan Korosi
menggunakan tabung katoda, apabila tabung katoda di beri tegangan
tinggi maka akan terbentuk aliran yang berkilauan. Thompson
menemukan bahwa aliran berkilauan tersebut dibelokkan ke arah plat
kutub positif. Thompson menyatakan bahwa sinar katoda tersebut tak
lain adalah aliran partikel bermuatan negatif yang disebut sebagai
elektron. Apabila dilakukan penggantian katoda dengan menggunakan
berbagai macam logam maka tetap menghasilkan jenis sinar yang sama.
Berdasarkan hal ini maka Thompson menyatakan bahwa setiap atom
pasti memiliki elektron, disebabkan atom bersifat netral maka dalam
atom juga harus mengandung sejumlah muatan positif.
Thompson juga mengukur massa partikel yang telah diidentifikasi
dengan cara menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok
ketika ia memberi variasi tegangan. Thompson menemukan bahwa
massa partikel adalah 2000 kali lebih kecil dari massa atom terkecil, yakni
atom hidrogen. Berdasarkan hal tersebut Thompson telah menemukan
keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom. Hal ini membantah klaim
Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari penemuan
tersebut, Thompson juga menyimpulkan bahwa elektron adalah partikel
dasar dalam atom.
Thompson menyatakan bahwa atom terdiri dari awan bermuatan positif
yang terdistribusi sedemikian rupa dengan muatan negatif tersebar
secara random di dalamnya. Model atom ini kemudian disebut sebagai
“plum pudding model” atau lebih dikenal sebagai model roti kismis.
Gambar 1.3. Model Atom J.J Thompson.
Struktur dan Ikatan Atom
3
Model atom Thompson dapat membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Hal ini membuktikan bahwa atom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. Namun atom ini ini
tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
1.1.3 Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama Hans Geiger dan Erners Masreden melakukan
percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap
lempeng tipis emas. Partikel alfa adalah partikel yang bermuatan positif
dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Pada awalnya percobaan tersebut sebenarnya
bertujuan untuk menguji pendapat Thompson, yakni apakah atom itu
betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel
alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari hasil percobaan didapatkan
fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan meskipun ada
penyimpangan sudut kurang dari 1°. Namun percobaan juga diperoleh
fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90°
bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi dapat disimpulkan bahwa
atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel
alfa diteruskan. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu
lapisan atom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel
yang sangat kecil yang bermuatan positif. Partikel tersebut merupakan
partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1
dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000
merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
4
Pengetahuan Bahan dan Korosi
Glosari
age hardening
:
teknik perlakuan panas yang
digunakan untuk meningkatkan
kekuatan luluh dari material yang
lunak, diantaranya paduan dari
aluminium, magnesium, nikel,
titanium, baja dan baja tahan karat.
alloy
:
merupakan campuran logam atau
campuran logam dengan unsur
lainnya yang terbentuk dari ikatan
logam. Paduan dapat merupakan
larutan padat unsur logam (fasa
tunggal) atau campuran fase logam
(dua atau lebih larutan).
amorf
:
bentuk material padat atau kristal
yang tidak beraturan
annealing
:
perlakuan panas yang mengubah
struktur mikro material yang
menyebabkan perubahan sifat
seperti kekuatan, kekerasan, dan
keuletan
anoda
:
elektroda, bisa berupa logam
maupun penghantar listrik lain, pada
sel elektrokimia yang terpolarisasi
jika arus listrik mengalir ke dalamnya.
austenite
:
larutan padat dari campuran karbon
dan besi yang bersifat nonmagnetik
dan stabil pada suhu tinggi
biopolimer
:
bahan polimer yang berasal dari
bahan alam
body-centered cubic
:
sistem kristal dalam sebuah bentuk
kubus di mana mempunyai 1 titik
Glosari
93
lattice di pusat sel satuan ditambah 8
titik sudutnya
cementite
:
larutan padat dari campuran
karbon dan besi yang terbentuk
pada temperatur di bawah 727 oC,
mempunyai sifat kuat dan rapuh
face-centered cubic
:
sistem kristal dalam sebuah bentuk
kubus di mana terdapat sebuah
atom di tiap-tiap pojok kubus
dan satu ditengah di setiap sisi
kubus. Disebut juga dengan kubus
pemusatan sisi.
faktor penumpukan atom
:
fraksi volum dari sel satuan yang
ditempati oleh bola-bola padat
dapat dihitung dari perbandingan
volume atom dalam sel satuan
dengan volume sel satuan.
ferrite
:
besi murni dengan struktur kubus
pemusatan ruang.
hardening
:
perlakuan panas terhadap baja
untuk meningkatkan kekerasan
alami baja dengan cara pemanasan
sampai suhu pengerasan dan
kemudian didinginkan secara cepat
dengan kecepatan pendinginan
kritis.
hardness
:
sifat mekanik suatu bahan yang
berkaitan dengan kekerasan.
ikatan kovalen
:
jenis ikatan kimia yang memiliki
karakteristik berupa pasangan
elektron yang saling terbagi
(pemakaian bersama elektron) di
antara atom-atom yang berikatan.
94
Pengetahuan Bahan dan Korosi
ikatan logam
:
ikatan yang terjadi antara atomatom logam, baik atom-atom logam
sejenis maupun yang berlainan.
ion
:
atom atau sekumpulan atom yang
bermuatan listrik.
isolator
:
bahan yang tidak bisa atau sulit
melakukan perpindahan muatan
listrik.
katoda
:
kutub elektroda dalam sel
elektrokimia yang terpolarisasi
jika kutub ini bermuatan positif
(sehingga arus listrik akan mengalir
keluar darinya, atau gerakan elektron
akan masuk ke kutub ini).
kisi
:
sebuah susunan atom yang teratur
dan periodik di dalam ruang dikenal
juga dengan lattice
komposit
:
material yang tersusun atas
campuran dua atau lebih material
dengan sifat kimia dan fisika
berbeda, dan menghasilkan sebuah
material baru yang memiliki sifatsifat berbeda dengan materialmaterial pengusunnya.
korosi
:
kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa seharihari, korosi disebut perkaratan.
kristal
:
suatu padatan yang atom, molekul,
atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang
melebar secara tiga dimensi.
Glosari
95
kuningan
:
paduan logam tembaga dan logam
seng dengan kadar tembaga.
matriks
:
bahan dasar pembentuk komposit
yang mengikat bahan pengisi
dengan tidak terjadi ikatan secara
kimia.
neutron
:
partikel yang menyusun atom
dan tidak bermuatan (netral) dan
memiliki massa 1.6749 × 10−27 kg.
normalizing
:
proses perlakuan panas terhadap
baja dengan tujuan mendapatkan
struktur, butiran yang halus dan
seragam untuk menghilangkan
tegangan dalam akibat pengerjaan
dengan mesin.
Pasangan Elektron Bebas
:
pasangan elektron yang berikatan
satu dengan yang lain dengan unsur
pengikatnya.
Pasangan Elektron Ikatan
:
pasangan elektron yang tidak saling
mengikat, tidak memiliki teman,
berdiri sendiri, dan belum stabil.
perunggu
:
campuran tembaga dengan unsur
kimia lain, biasanya dengan timah,
walaupun bisa juga dengan unsurunsur lain seperti fosfor, mangan,
alumunium, atau silikon. Perunggu
bersifat keras dan digunakan secara
luas dalam industri.
polimer
:
molekul raksasa (makromolekul)
yang merupakan gabungan dari
molekul-molekul identik (monomer).
proton
:
bagian dari inti suatu atom yang
96
Pengetahuan Bahan dan Korosi
bermuatan positif.
quenching
:
proses pendinginan cepat yang
dilakukan pada logam yang telah
dipanaskan diatas temperatur
kritisnya.
reinforcement
:
bahan penguat yang ada pada
komposit yang bersifat nin elastis.
sel satuan
:
susunan dari beberapa atom yang
teratur dan mempunyai pola yang
berulang.
strain
:
perbandingan antara pertambahan
panjang terhadap panjang mulamula. Disebut juga dengan regangan
stress
:
perbandingan antara gaya yang
bekerja pada benda dengan luas
penampang benda.
tempering
:
suatu teknik perlakuan panas untuk
logam dan alloy.
Glosari
97
Index
A
aerasi 87
age hardening 56
alloy 65
amorf 27
anneling 59
Atom 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 16, 17, 27, 31, 32, 40, 41, 42
austenite 51, 52, 61
B
Baja 61, 65, 66
batas butir 42, 43, 47, 49, 52
biopolimer 78
Body-centered cubic 32
Bohr 5, 6, 7, 8
C
cementite 52
D
Dalton 2, 3
deformasi 23, 39, 40, 45, 46, 48, 56, 62
desitas 25
difusi 39, 42, 46, 55, 56, 87
dipol 16, 19
E
elastisitas 23, 46, 68, 69
elektrokimia 83, 86, 89
elektron 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 31, 34, 85, 87
elektronegatif 18
eutektik 50
F
Face-centered cubic 31, 32
Indeks
99
faktor penumpukan atom 31
ferrite 51, 52, 61, 62
fiber 80
free energy 52
G
galvanis 83
Galvanum 66
Gaya Coulomb 5
Gelas 72, 73
H
hardening 56, 60, 61, 62
hardness 23
heksagonal 32
hidrogen 3, 9, 14, 18, 19, 20, 86, 87, 89
Hukum Ohm 86
I
ikatan kovalen 14, 15, 16
Ikatan logam 16
ion 6, 13, 14, 15, 37, 39, 85, 86, 87, 89
isolator 14, 34, 72
K
karet 23, 69, 70, 83
katoda 2, 3, 83, 86
kayu 66, 74, 78, 81
keramik 27, 34, 37, 71, 72, 73, 83
kisi 28, 29, 30, 34, 37, 40
komposit ix, 77, 78, 79, 80, 81
korosi 66, 67, 83, 85, 86, 88
Korosi 83, 84, 85, 86
korosif 88, 89
kovalen vii, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 26
kristal
Kristal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 46, 47, 55
100
Pengetahuan Bahan dan Korosi
kubus pemusatan ruang 30
kubus pemusatan sisi 30
Kuningan 34, 49, 67
L
lattice 29
Lattice parameter 29
logam 3, 13, 16, 17, 23, 24, 27, 30, 31, 34, 37, 39, 42, 46, 48, 49, 55, 56, 61,
65, 66, 67, 71, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90
M
massa jenis 25
Matriks 77
mekanik 21, 22, 47, 48, 49, 56
mikroskop 42, 47
modulus Young 46
monotektik 50
N
neutron 1, 2, 8, 9
normalizing 58, 59
nukleasi 42
O
oksidasi 58, 84, 85, 88
oksidator 89
Orthorombic 52
P
Pasangan Elektron Bebas 16
Pasangan Elektron Ikatannya 16
peritektik 50
Perunggu 67
plastik 39, 42, 46, 75, 76, 77, 78, 81, 83
Plastik 46, 75, 76, 77
plum pudding model 3
Polarisasi 86, 87
Indeks
101
poliester 79
polimer 15, 27, 68, 70, 74
polimorfisme 30
proton 1, 6, 8, 9
Q
quenching 55, 57, 60, 61, 62
R
reduksi 87
reinforcement 77
S
sel satuan 28, 29, 30, 31, 32, 37, 40, 42, 46, 51, 52, 53
serat ix, 67, 68, 69, 77, 78, 79, 80, 81
strain 21, 22
stress 21, 22, 55
T
tempering 56, 60, 61, 62
Thompson 2, 3, 4
U
Unit sel 29
V
Van Der Waals 19
102
Pengetahuan Bahan dan Korosi