Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH 4 METODOLOGI PENELITIAN

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga makalah dengan materi "Teori dan Pengembangan Hipotesis" dapat tersusun sampai dengan selesai. Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberi manfaat bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN Teori Dan Pengembangan Hipotesis DOSEN PENGAMPU : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. Disusun Oleh : Anjelika Denya Putri C1C021207 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga makalah dengan materi “Teori dan Pengembangan Hipotesis” dapat tersusun sampai dengan selesai. Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberi manfaat bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jambi , Maret 2023 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1 C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3 A. DEFINISI DAN FUNGSI TEORI................................................................... 3 • Definisi Teori............................................................................................ 3 • Deskripsi Teori.......................................................................................... 5 • Fungsi Teori.............................................................................................. 6 B. TUJUAN TEORI............................................................................................. 6 C. KOMPONEN TEORI DAN KRITERIA MENGEVALUASI TEORI.…….. 7 D. DEFINISI DAN FUNGSI HIPOTESIS .......................................................... 8 - Definisi Hipotes......................................................................................... 8 - Fungsi dan Manfaat Hipotesis..................................................................10 E. JENIS-JENIS HIPOTESIS.............................................................................11 F. MANFAAT DAN KARAKTERISTIK HIPOTESIS.................................... 15 G. SYARAT PENYUSUNAN HIPOTESI......................................................... 17 BAB III PENUTUP............................................................................................. 18 A. Kesimpulan ................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur terpenting dalam membangun peradaban umat manusia. Melalui penelitian, seorang peneliti mampu menghasilkan berbagai macam pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi khalayak. Penelitian juga dilakukan untuk memecahkan masalah dan membuat hal yang rumit menjadi mudah. Begitu besar faedah yang dapat diambil dari penelitian sehingga muncul berbagai penemuan baru untuk masa depan yang lebih baik. Kegiatan penelitian erat kaitannya dengan mengkaji teori dan menyusun hipotesis. Kedua hal tersebut merupakan komponen penting yang mampu mengkonstruksi sebuah penelitian yang utuh. Kegiatan penelitian laiknya diawali dengan mengkaji teori. Melalui kajian teori yang luas dan mendalam, peneliti akan membuat dasar yang kuat dalam penelitiannya. Teori yang telah dikaji dapat berkembang jika secara kontinu digunakan dalam penelitian. Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat membangun kepercayaan diri seorang peneliti. Dugaan jawaban dan hasil dari berbagai kajian literatur tertuang dalam suatu pernyataan yang disebut dengan hipotesis penelitian. Hipotesis pada dasarnya digunakan untuk menguji benar atau tidaknya dugaan peneliti atas kajiannya terhadap berbagai teori dan literatur yang relevan ddengan penelitiannya. Banyak diantara akademisi yang terhambat oleh ketidaktahuannya akan urgensi mengkaji teori dan menyusun hipotesis sehingga banyak kesalahan yang diperbuat dalam melakukan penelitian. Kesalahan penelitian dapat diminimalisir dengan mengkaji teori atau literatur yang tepat serta menyusun hipotesis penelitian yang sesuai. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dan fungsi dari teori? 2. Apa tujuan dari teori? 3. Apa saja komponen teori dan kriteria dalam mengevaluasi teori? 4. Apa definisi dan fungsi serta manfaat hipotesis? 5. Apa saja jenis hipotesis? 1 6. Apa manfaat dan karakteristik hipotesis? 7. Apa saja syarat dalam penyususnan hipotesis C. Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui definisi dan fungsi dari teori 2. Mengetahui tujuan dari teori 3. Mengetahui apa saja komponen teori dan kriteria dalam mengevaluasi teori 4. Mengetahui definisi dan fungsi serta manfaat hipotesis 5. Mengetahui apa saja jenis hipotesis 6. Mengetahui manfaat dan karakteristik hipotesis 7. Mengetahui apa saja syarat dalam penyususnan hipotesis 2 BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI DAN FUNGSI TEORI  Definisi Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52). Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52). Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52). Teori adalah seperangkat kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematika melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjalankan dan meramalkan fenomena. (Neumen). Atau bisa juga didefinisikan sebagai seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel (biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia. Labovitz and Hagedorn (1971) menambahkan definisi ide teori rasionalitasnya, yang mana didefinisikan sebagai “usaha mengetahui bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan-Pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain”, mengapa variabel independen, X, bisa mempengaruhi variabel dependen, Y. Teori dapat memberikan penjelasan daripada prediksi yang diharapkan tersebut. 3 Sitirahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark 1963 membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain: 1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan. 2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist. 3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut. 1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya. 2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif). 3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya tedapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis. Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh malalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, 4 teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala (Sugiyono, 2010). Konsep merupakan pendapat ringkas yang dibentuk melalui proses penyimpulan umum dari suatu peristiwa berdasarkan hasil obervasi yang relevan. Definisi merupakan suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasaya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Sedangkan proposisi merupakan pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu perkara.  Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan (Sugiyono, 2010:58). Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabelvariabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. (Sugiyono, 2010:58). Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya 2. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian 5 lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan. 4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. 6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.  Fungsi Teori Dalam konteks ilmiah, suatu teori yang didasarkan sebagai ide gagasan memiliki fungsi sebagaimana berikut ini : 1. Menjelaskan dan mempertajam ruang lingkup variabel dari penelitian yang akan dilakukan. 2. Sebagai prediktor, yang memprediksikan untuk menemukan kenyataan fenomena yang kemudian dipakai untuk merumuskan hipotesis dan untuk menyusun instrumen penelitian. 3. Sebagai kontrol dalam pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, yang kemudian dapat digunakan untuk memberikan saran. B. TUJUAN TEORI 1. Menjelaskan, memahami, memprediksi dan perubahan sosial. 2. Membantu kita menemukan jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana mengenai pengalaman-pengalaman komunikasi kita. 3. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi. 4. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi. 6 5. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi. Bahan Ajar Pengantar Sosiologi. 6. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisidefinisi yang penting untuk penelitian. 7. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa lampau dan pada dewasa ini. C. KOMPONEN TEORI DAN KRITERIA MENGEVALUASI TEORI  Komponen Teori 1) Konsep, adalah kata-kata, gagasan atau istilah yang melabeli elemen paling penting dalam teori. o Konsep nominal: adalah konsep yang tidak terlihat seperti demokrasi atau cinta. o Konsep real: adalah konsep yang terlihat seperti ritual atau jarak spasial. 2) Hubungan (relationship), adalah cara dimana sebuah konsep teori digabungkan. Kriteria Mengevaluasi Teori a. Scope (lingkup keluasan) Didasari pada keluasan perilaku komunikasi yang dicakup oleh teori. Meski teori harus bisa menjelaskan komunikasi menjadi bermakna namun tetap harus ada batasan pada keluasan lingkup atau cakupannya. b. Logical Consistency Teori harus masuk akal dan memiliki konsistensi logic yang dan tidak bertentangan. Teori harus dapat membuat penjelasan yang baik, yang menunjukkan bahwa konsep-konsep saling bekerjasama dan hasil apa yang didapat dari interaksinya. c. Parsimony 7 Apakah bisa se-simpel mungkin menjelaskan fenomena. Jika sebuah teori dapat menejelaskan perilaku komunikator hanya dengan satu konsep, tidak perlu lagi menggunakan konsep-konsep lainnya. d. Utility Apakah teori bisa digunakan? Teori seharusnya dapat menjelaskan elemenelemen komuniksi yang tadinya tidak jelas. e. Testability Testability mengacu kepada kemampuan untuk menginvestigasi keakuratan teori. f. Heurism Apakah teori telah digunakan dalam penelitian secara intensif untuk menciptakan cara baru berpikir mengenai komunikasi. g. Test of time Sudah berapa lama sebuah teori digunakan dalam penelitian komunikasi. D. DEFINISI DAN FUNGSI HIPOTESIS  Definisi Hipotesis Dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan berbagi teori inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Selanjutnya akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis dalam penelitian. Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris. Hipotesis berasal dari kata hypo (di bawah, lemah) dan thesa (kebenaran). Dari kedua akar katanya dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah kebenaran 8 yang lemah. (Purwanto: 2010:66). Kebenaran hipotesis dikatakan lemah karena kebenarannya baru teruji pada tingkat teori. Untuk menjadi kebenaran yang kuat, hipotesis masih harus diuji menggunakan data-data yang dikumpulkan. Kebenaran yang lemah akan meningkat menjadi thesa apabila berdasarkan hasil uji menggunakan data yang dikumpulkan memberi kesimpulan mendukung hipotesis. Sebaliknya, bila hipotesis teruji melalui data-data yang dikumpulkan maka hipotesis tidak dapat lagi diterima sebagai kebenaran. Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola pemikiran sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata, lain hipotesis tersebut merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang bersifat sementara, akrena masih perlu diuji dengan data penelitian yang akan ditemukan nantinya (Sugiyono, 2005: 83). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empirik dengan data. (Sugiyono, 2005: 96). Suryanbrata memberikan beberapa definisi tentang hipotesis: 1. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris 2. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan 3. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi kebenarannya Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. (Purwanto: 2010:83) o Fungsi dan Manfaat Hipotesis 9 Menurut Muh. Fitrah dan Luthfiyah dalam buku Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus (2017), fungsi hipotesis adalah: 1. Sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. 2. Untuk menambah kepekaan peneliti terhadap permasalahan penelitian. 3. Hipotesis memungkinkan peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang diteliti. 4. Digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti. Dalam buku Hipotesis dan Variabel Penelitian (2021) karya Ig. Dodiet Aditya Setyawan, dijelaskan bahwa manfaat hipotesis adalah: 1. Untuk memberi batasan serta memperkecil jangkauan penelitian. 2. Untuk membantu mengarahkan peneliti pada kondisi fakta serta hubungan antarfakta. 3. Sebagai alat untuk memfokuskan fakta menjadi satu kesatuan utuh. 4. Sebagai panduan untuk menguji serta menyesuaikan fakta dan antarfakta. E. JENIS-JENIS HIPOTESIS Terdapat beberapa jenis hipotesis dalam penelitian. Adapun jenis-jenis penelitian yang dirangkum dari beberapa pendapat para ahli seperti Creswell (2016), Sugiyono (2016), dan Rudi (2010) adalah sebagai berikut. 1) Hipotesis Nol Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasa dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Pernyataan yang sering digunakan dalam hipotesis ini adalah tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan, tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, dan lain sebagainya. Contoh Hipotesis Nol : 10 Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?” Ho : Tidak ada perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. 2) Hipotesis Alternatif Hipotesis alternatif merepresentasikan pemikiran peneliti mengenai penelitiannya yang berlandaskan pada berbagai teori dan literatur yang relevan. Hipotesis alternatif bisa dikatakan lawan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif juga bisa berisi pernyataan operasional penelitian. Contoh Hipotesis Alternatif : Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?” Ha : Terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah yang signifikan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. ada 2 jenis hipotesis alternatif, yaitu: - Hipotesis direksional Directional hipotesis adalah hipotesis alternatif yang tidak hanya menunjukkan prediksi tentang adanya perbedaan tetapi juga dengan jelas menyatakan arah hasil yang diharapkan atau kelompok akan memiliki skor yang lebih besar. Hipotesis direksional mengilustrasikan suatu kemungkinan dengan penyataan lebih tinggi, lebih banyak berubah, atau lebih signifikan. Contoh Hipotesis Direksional : Akan dilakukan suatu penelitian tentang status sekolah (negeri atau swasta) dalam menghasilkan lulusan dilihat dari nilai UN. Hipotesisnya adalah sekolah negeri akan menghasilkan lulusan dengan nilai UN yang lebih besar ketimbang sekolah swasta. 11 - Hipotesis Non Direksional Non-directional hipotesis tidak menyebutkan kelompok mana skor ratarata akan lebih besar, meskipun menunjukkan bahwa ada perbedaan yang diharapkan oleh peneliti, tetapi tidak menentukan arah perbedaan. Hipotesis non direksional dijelaskan dengan prediksi yang dibuat tidak secara pasti terperinci karena peneliti tidak mengetahui apa yang diprediksikan dari literatur sebelumnya. Contoh Hipotesis Non Direksional : Penelitian mengenai identitas ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi Amerika. Hipotesisnya adalah identitas mengenai ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi Amerika berkaitan dengan tatanan kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-beda yang turut merefleksikan sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula. 3) Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus perhatian penelitian. Hipotesis ini menyatakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh Hipotesis Deskriptif : Suatu bimbingan belajar X menyatakan bahwa siswa yang dibimbing di lembaga tersebut setidaknya 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan masalahnya yaitu “Berapa banyak siswa bimbingan belajar X yang diterima di perguruan tinggi negeri?” Ho = µ ≤ 0,90 (lebih kecil atau sama dengan) Ha = µ > 0,90 (lebih besar) Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (90% : proporsi) lebih kecil atau sama dengan 90%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih besar dari 90%. 4) Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi tidak menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat dalam hubungan tersebut. Pada hipotesis 12 ini terdapat pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh Hipotesis Komparatif : Rumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang menerapkan metode CTL dengan siswa yang menerapkan metode Joyfull Learning dalam pembelajaran IPS di SD?” Rumusan Uji Hipotesis Dua Pihak Ho : m1 = m2 Ha : m1 ¹ m2 Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kiri Ho : m1 ³ m2 Ha : m1 < m2 Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kanan Ho : m1 £ m2 Ha : m1 > m2 5) Hipotesis Asosiatif (Hubungan) Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antarvariabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antara dua variable atau lebih, baik secara eksplisit maupun implicit. Contoh: jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar. (eksplisit) Perempuan memiliki prestasi yang lebih baik dari pada laki-laki (implicit) Berikut ini merupakan karakteristik hipotesis asosiatif: 1. Mempunyai minimal dua variable yang dihubungkan. 2. Menunjukan hubungan sebab-akibat atau pengaruh mempengaruhi antara dua variable atau lebih. 3. Menunjukkan prediksi mengenai hasil yang diharapkan. 4. Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori. 5. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandingan antara sampel atau variable dengan sampel atau variable lain. 13 Contoh : terdapat perbedaan jenis pekerjaan yang disukai laki-laki dan perempuan. Hipotesis asosiatif menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat. Pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh Hipotesis Asosiatif : Rumusan masalah yang diajukan adalah “Adakah hubungan antara kewibawaan guru dengan semangat belajar siswa?” Ho : r = 0 Ha : r ¹ 0 r merupakan simbol yang menunjukan kuatnya hubungan F. MANFAAT DAN KARAKTERISTIK HIPOTESIS Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut: a. Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti b. Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan. c. Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Yatimin Abdullah, 2006:239) Kriteria-keriteria tersebut untuk menilai kelayakan hipotesis yang diajukan: 1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang seharusnya diterangkan. Ini adalah ktriteria yang sudah jelas dan penting. Sebagi contoh, misalkan anda mencoba menstater mesin mobil anda, ternyata mesin tidak mau hidup. Hipotesis yang menyatakan bahwa mesin tidak mau hidup karena anda membiarkan air dikamar madi mengalir keselokan, bukan merupakan penjelasan tepat. Hipotesis yang mengatakan bahwa akinya mati adalah penjelasan yang tepat dan perlu diuji. 14 2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel Suatu hipotesis harus mampu menerka atau menduga hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam contoh kita diatas, tidak ada gunanya kita menyatakan bahwa anak-anak berbeda satu sama lain dalm konsep diri, mereka akan berbeda satu sama lain pula dalam hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. Pernyataan ini tampaknya seperti suatu hipotesis, sampai anda sadar bahwa tidak ada pernyataan apapun tentang hubungan yang diharapkan. Hubungan yang diharapkan dapat dituliskan dalam bentuk pernyataan konsep diri yang tinggi merupakan penyebab hasil belajar yang lebih tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan sosial. Hipotesis itu kemudian dirumuskan akan terdapat hubungan positif atara konsep diri dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. 3. Hipotesis harus dapat diuji Dikatakan bahwa sifat terpenting dari hipotesis yang baik adalah kemampuannya untuk diuji. Suatu hipotesis yang dapat diuji berarti dapat ditahkikan (verifiable) artinya, deduksi, kesimpulan, dan prakiraan dapat ditarik dari hipotesis tersebut, sehingga dapat dilakukan pengamatan empiris yang akan mendukung atau tidak mendukung hipotesis tersebut. Hipotesis yang dapat diuji memungkinkan peneliti menetapkan, berdasarkan pengamatan, apakah akibat yang tersirat. Agar dapat diuji hipotesis harus menghubungkan variabel-variabel yang dapat diukur. 4. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada Hipotesis yang dikemukakan hendaknya tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan. Didalam sejarah ilmu pengetahuan diketahui bahwa orang-orang seperti Einstein, Newton, Darwin, Copernicus, dan lain-lainnya telah mengembangkan hipotesis yang benar-benar revolusioner dan bertentangan dengan pengetahuan yang telah diterima orang pada masa itu. Tetapi, harus diingat bahwa karya para pelopor itu bukan merupakan penolakan sama sekali terhadap pengetahuan sebelumnya, karena 15 penemuan mereka merupakan penataan kembali pengetahuan terdahulu menjadi teori yang lebih memuaskan. 5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin Menyatakan hipotesis secara sederhana bukan saja memudahkan pengujian hipotesis tersebut, melainkan juga dapat menjadi dasar bagi penyusunan laporan yang jelas dan mudah dimengerti pada akhir penyelidikan. Menurut Sugiyono (2005: 96) dan Harnovinsah (2012:3), hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: 1) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih 2) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran 3) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah. 4) Dikembangkan dengan teori yang sudah ada atau dari hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan penjelasan yang logis 5) Hipotesis lebih baik dibanding dengan hipotesis kompetisinya G. SYARAT PENYUSUNAN HIPOTESIS Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis: a. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak normative. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam kalimat hipotesis. Contoh: anak-anak harus hormat kepada orang tua, kalimat ini bukan hipotesis. Lain halnya jika dikatakan kepatuhan anak-anak kepada orang tua mereka makin menurun. b. Operasional. Variable-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variable yang operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur. c. Menyatakan hubungan, hipotesis harus menunjukkan hubungan tertentu diantara variable-variabel. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk dari argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori membantu menjelaskan (atau memprediksi) berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu dasar seorang peneliti dalam merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris. Terdapat beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah hipotesis nol, hipotesis alternatif, hipotesis direksional, hipotesis non direksional, hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari jenis penelitian tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan masalah penelitian. 17 DAFTAR PUSTAKA Edikumild.blogspot.com. 2016, 1 Juni. Makalah dan Teori Hipotesis. Diakses pada 18 September 2022. Dari http://edikumild.blogspot.com/2016/06/makalah-teoridanhipotesis.html?m=1 Funstudyclub.com. 2017, 4 April. Makalah dan Teori Hipotesis. Diakses pada 18 Septe mber 2022. Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makala h teori-dan- hipotesis-penelitian.html?m=1 Modul.mercubuana.ac.id. 2012 . Modul 6 Jenis-Jenis Hipotesis. Diakses 18 September 2022. Dari modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/nelitianGJ1213T M6. pdf Purwanto. 2010 . Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Susilana, Rudi. 2010. Modul 5 Landasan Teori dan Hipotesis. Diakses pada 18 September 2022.file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENELITIAN_PE NDIDIKAN/BBM_5.pdf 18