Academia.eduAcademia.edu

TEORI KEPUASAN KONSUMEN

Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bervariasi dan dapat berubah- ubah karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Oleh karena itu, seorang pemasar perlu untuk memahami perilaku konsumen supaya kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha informasi dan komunikasi yang semakin pesat yang didukung oleh semakin canggihnya teknologi, maka semakin pesat pula persaingan di antara pengusaha komunikasi dan informasi untuk menarik konsumen dan menguasai pangsa pasar yang ada. Selajutnya maka produsen harus dapat menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut. pemahaman mengenai perilaku konsumen adalah pengetahuan yang sangat penting agar dapat memahami kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen secara lebih baik.Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga mau membeli apa yang ditawarkan pemasar.

TEORI KEPUASAN KONSUMEN Oleh : Irma Preferensi Konsumen Secara sederhana, preferensi konsumen merupakan pilihan seseorang yang didasari atas persepsinya pada suatu produk. Di mana preferensi konsumen ini akan menjadi langkah awal terbentuknya perilaku konsumen atas suatu produk. Pada dasarnya preferensi konsumen ini timbul secara individual yang relatif stabil dapat dijadikan keputusan konsumen pada suatu produk. Preferensi konsumen dikenal juga dengan istilah teori tingkah laku konsumen. Teori tingkah laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di pasaran, yaitu menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Dalam membangun suatu teori perilaku konsumen dalam kaitannnya dengan perilaku konsumen untuk memaksimumkan kepuasan digunakan empat prinsip pilihan rasional, yaitu: 1) Kelengkapan (Completeness) Prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih disukainya di antara dua keadaan. Konsumen dapat membandingkan dan menilai semua produk yang ada. 2) Transivitas (Transivity) Prinsip ini menerangkan mengenai konsistensi seseorang dalam menentukan dan memutuskan pilihannya bila dihadapkan oleh beberapa alternatif pilihan produk. 3) Kesinambungan (Continuity) Prinsip ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “produk A lebih disukai daripada produk B”, maka setiap keadaan yang mendekati produk A pasti juga akan lebih disukai daripada produk B. Jadi ada suatu kekonsistenan seorang konsumen dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsinya. 4) Lebih Banyak Lebih Baik (The More Is The Best) Prinsip ini menjelaskan bahwa jumlah kepuasan akan meningkat, jika individu mengkonsumsi lebih banyak barang atau produk tersebut. Sehingga konsumen cenderung akan selalu menambah konsumsinya demi kepuasan yang akan didapat. Analisis Kurva Indiferensi Perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasannya menggunakan bantuan analisis grafis, dengan menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi ialah suatu kurva yang menjelaskan tingkat kepuasan konsumen atas mengkonsumsi dua jenis produk barang, dimana semakin puas seseorang maka semakin tinggi pula kurva indiferensinya. Dengan analisis kurva indiferensi, konsumen tidak perlu mengetahui nilai guna (utility) secara absolut yang dapat diperoleh dari kombinasi tertentu dari kedua jenis barang tersebut. Ia hanya perlu membuat urutan preferensi yang lebih menguntungkanbagi dirinya dan tentunya urutan tersebut dibuat berdasarkan utilitasnya, sehingga kombinasi barang yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi akan lebih disukainya. Kurva indiferensi mempunyai beberapa ciri atau sifat seperti: Kurva indiferensi mempunyai kemiringan (slope) negatif (miring dari kiri atas ke kanan bawah). Kurva indiferensi yang lebih tinggi kedudukannya menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Kurva indiferensi tidak pernah berpotongan dengan kurva indiferensi lainnya. Kurva indiferensi cembung ke titik asal (titik 0). Garis anggaran Budget line (garis anggaran) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu pada tingkat harga tertentu Solusi Optimal Untuk mencapai tingkat optimalisasi konsumen, seorang konsumen dibatasi oleh garis anggaran dari pendapatannya atau berbagai komoditas yang dapat dibelinya. Dengan demikian, kepuasaan maksimum seorang konsumen terjadi pada titik dimana terjadi persinggungan antara kurva indifference dengan budget line. Konsumen akan memaksimalkan pilihannya dengan dua cara: 1) Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu. Kombinasi Barang Jumlah Barang X Yang Dikonsumsi Jumlah Barang Y Yang Dikonsumsi Pengeluaran Total A 20 30 $80 B 20 20 $60 C 10 30 $70 Dengan tingkat pengeluaran tertentu yaitu $80, maka kombinasi barang A lebih baik daripada kombinasi B dan C. Kombinasi A lebih baik daripada B, karena dapat mengkonsumsi barang Y lebih banyak, dari segi total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada yang tidak termanfaatkan sebesar $20. Kombinasi A lebih baik daripada kombinasi C, karena dapat mengonsumsi barang X lebih banyak, dari segi total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada yang tidak termanfaatkan sebesar $10. 2) Meminimalkan budget line pada utility function tertentu Kombinasi Barang Jumlah barang X Yang dikonsumsi Jumlah barang Y Yang dikonsumsi Pengeluaran Total A 20 30 $80 D 20 30 $90 Untuk mengonsumsi 20X dan 30Y cukup diperlukan uang $80. Oleh karenanya kombinasi A lebih baik daripada kombinasi D, karena untuk mendapatkan D, ia harus membayar lebih mahal untuk jumlah barang yang sama. Untuk mengonsumsi barang x dan y dengan tingkat kepuasan yang sama, seorang konsumen mempunyai beberapa alternatif garis anggaran yang dibutuhkan. Dengan demikian, optimalisasi konsumen akan terbentuk pada budget line paling kecil untuk mendapatkan kepuasan yang sama. Perspektif Islam Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam ekonomi Islam kepuasan dikenal dengan istilah maslahah dengan pengertian terpenuhi kebutuhan baik fisik maupun spiritual. Islam sangat mementingkan keseimbangan kebutuhan fisik dan non fisik yang didasarkan atas nilai-nilai syariah. Seorang muslim untuk mencapai tingakat kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu barang yang dikonsumsi adalah halal, baik secara dzatnya maupun cara memperolehnya. Oleh karena itu kepuasan seorang muslim tidak didasarkan banyak sedikitnya barang yang dikonsumsi, tetapi didasarkan atas seberapa besar nilai ibadah yang didapat dari yang dikonsumsinya Kesimpulan Preferensi konsumen merupakan pilihan seseorang yang didasari atas persepsinya pada suatu produk. Di mana preferensi konsumen ini akan menjadi langkah awal terbentuknya perilaku konsumen atas suatu produk. Perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasannya menggunakan bantuan analisis grafis, dengan menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi ialah suatu kurva yang menjelaskan tingkat kepuasan konsumen atas mengkonsumsi dua jenis produk barang, dimana semakin puas seseorang maka semakin tinggi pula kurva indiferensinya. Budget line (garis anggaran) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu pada tingkat harga tertentu. Untuk mencapai tingkat optimalisasi konsumen, seorang konsumen dibatasi oleh garis anggaran dari pendapatannya atau berbagai komoditas yang dapat dibelinya. Dalam menentukan kepuasan konsumsi bagi seorang muslim harus berorientasi dalam mengoptimalkan maslahah bukan memaksimalkan. Maslahah akan terwujud ketika nilai berkah optimum dapat terpenuhi. Oleh karena itu kandungan berkah sangat mempengaruhi preferensi konsumen pada saat akan mengonsumsi barang. Hal ini menjadikan konsumen akan selalu mengoptimalkan berkah dalam usaha mengoptimalkan maslahah. Referensi Cahyani, F. G., & Sitohang, S. Pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. JIRM, 2016. Sudarman, A. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.anggota IKAPI, 1988. Kelana, S. Teori Ekonomi Mikro (SKA Bab 4 ed.). Jakarta: RajaGrafindo Persada. Karim, A. A. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja grafindo, 2007 Sumar’in. Ekonomi Islam : Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perpektif Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Salma, F. S., & Ratnasari, R. T. Pengaruh Kualitas Jasa Perpektif Islam Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Hotel Grand Kalimas di Surabaya. Jestt, Vol. 2 No. 4, 2015.