Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH 4 " TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS "

TUGAS METODELOGI PENELITIAN NAMA : HASBI ASHSHIDDIQI NIM : C1C020073 RUANG : R-10 PRODI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI

MAKALAH METODELOGI PENELITIAN “TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS”     Dosen pengampu:. Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. Disusun oleh Hasbi Ashshiddiqi Nim C1C020073 PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah tersebut disusun guna memenuhi tugas Bapak Wirmie Eka Putra ,SE,M.Si. Pada mata kuliah Metodologi Penelitian di Universitas Jambi. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Wirmie Eka Putra, SE,M.Si. Sebagai Mata pembimbing Kuliah Metodologi Penelitian. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bidang terkait yang saya tekuni. Saya juga terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.         Jambi, 19 September 2022 Penyusun   Hasbi Ashshiddiqi                       DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 BAB I 4 PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Makalah 5 BAB II 6 PEMBAHASAN 6 2.1 Definisi Teori 6 2.2 Deskripsi Teori 7 2.3 Definisi Hipotesis 8 2.4 Karakteristik Hipotesis 10 2.5 Bentuk Rumusan Hipotesis 11 BAB III 13 PENUTUP 13 3.1 Kesimpulan 13 DAFTAR PUSTAKA 14 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data yang akan dibutuhkan sebelum melakukan penelitian atau percobaan tertentu. Penelitian terdiri dari penelitian ilmiah dan penelitian non-ilmiah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan membandingkan data yang dihasilkan dari penelitian dengan fakta yang terjadi di masyarakat. Memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat, serta memberikan jawaban dan solusi yang tepat bagi masyarakat. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tigaalasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dipaparkan berdasarkan yang ingin diketahui oleh penulis adalah sebagai berikut: Apa definisi dari teori ? Apa tujuan dari deskripsi teori ? Apa maksud dari definisi hipotesis ? Bagaimana bentuk dari karakteristik hipotesis ? Bagaimana bentuk dari rumusan hipotesis ? Tujuan Makalah Untuk mengetahui definisi dari teori. Untuk mengetahui tujuan dari deskripsi teori. Untuk mengetahui maksud dari definisi hipotesis. Untuk mengetahui bentuk dari karakteristik hipotesis Untuk mengetahui bentuk dari rumusan hipotesis BAB II PEMBAHASAN Definisi Teori Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52). Adapun dalam arti lain, teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52). Sitirahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark 1963 membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain: Teori yang deduktif Teori yang memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan. Teori yang induktif adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist. Teori yang fungsional Teori yang dimana tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut: Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukumhukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif). Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya tedapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis. Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh malalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan (Sugiyono,2010:58). Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variable yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuktulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yangdigunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. Definisi Hipotesis Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari si peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada. Pada bagian lain, Margono (2004: 67) pun mengungkapkan pengertian lainnya tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Di dalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan telah pustaka. Mengenai pengertian hipotesis ini, Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahn penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomenafenomena yang kompleks. Trelease (Nazir, 2005: 151) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan Good dan Scates (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisikondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah hipotesis telah didefinisikan dalam beberapa definisi diantaranya adalah: James E. Greighton, hipotesis merupakan sebuah dugaan tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati. John W. Best, hipotesis merupakan prediksi yang baik atau kesimpulan yang dirumuskan dan bersifat sementara, hipotesis diadopsi untuk menjelaskan faktafakta atau kondisi yang diamati dan untuk membimbing dalam penyelidikan lebih lanjut. Goode dan Han, hipotesis merupakan sebuah proporsi yang harus diuji. Lungberg, hipotesis merupakan sebuah generalisasi yang bersifat tentative, sebuah generalisasi tentative yang valid yang masih harus diuji. Karakteristik Hipotesis Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan (2004: 121-129) yaitu: Hipotesis harus mempunyai daya penjelas Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel Hipotesis harus dapat diuji Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin Pendapat tersebut dikuatkan oleh Nazir. Menurut Nazir (2005: 152) hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Hipotesis harus menyatakan hubungan Hipotesis harus sesuai dengan fakta Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan Hipotesis harus dapat diuji Hipotesis harus sederhana Hipotesis harus bisa menerangkan fakta Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi serta hipotesis harus sederhana. Adapun untuk jenis-jenis hipotesis berdasarkan ada atau tidaknya hubungan sebagai berikut: Hipotesis Nol Hipotesis Nol menyatakan lawan dari apa yang diharapkan atau diprediksi oleh peneliti. Disebut dengan hipotesis nol karena menyatakan bahwa "tidak ada perbedaan", "tidak berpengaruh", atau "tidak ada hubungan" antara hal yang diteliti. Hipotesis nol diasumsikan bahwa perbedaan yang diamati terjadi hanya karena faktor kebetulan saja dan tidak mewakili adanya perbedaan yang nyata. Hipotesis Alternatif Jika uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan yang diamati terjadi bukan karena faktor kebetulan melainkan perbedaan yang nyata serta bukti-bukti yang ada telah mencukupi, maka hipotesis nol tidak dapat diterima. Hipotesis alternative yang banyak dibangun dari literatur dan studi yang telah ada menjadi asumsi yang dapat diterima. Hipotesis alternatif terbagi atas dua macam, yaitu Hipotesis Directional / Hipotesis Terarah Directional hipotesis adalah hipotesis alternatif yang tidak hanya menunjukkan prediksi tentang adanya perbedaan tetapi juga dengan jelas menyatakan arah hasil yang diharapkan atau kelompok akan memiliki skor yang lebih besar. Hipotesis non-directional / Hipotesis tidak Terarah Non-directional hipotesis tidak menyebutkan kelompok mana skor rata-rata akan lebih besar, meskipun menunjukkan bahwa ada perbedaan yang diharapkan oleh peneliti, tetapi tidak menentukan arah perbedaan. Bentuk Rumusan Hipotesis Sugiyono (2001: 83-86) menyatakan bahwa menurut tingkat eksplanasi yang akan duji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan hubungan. Hipotesis Deskriptif Menurut Sugiyono (2001: 83) hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif. Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X? Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Muaro Jambi? Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B? Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut: Daya tahan lampu merk X = 800 jam Produktivitas padi di Kabupaten Muaro Jambi 8 ton/ha Daya tahan lampu merk A = 450 jam dan merk B = 600 jam. Hipotesis Komparatif Menurut Sugiyono (2001: 85) hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Hipotesis Hubungan (Asosiatif) Sugiyono (2001: 86) menyatakan bahwa hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. BAB III PENUTUP Kesimpulan Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari si peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta Sugiyono Prof. Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D. Bandung : Cv. Alfa Beta Hermawan, Sigit, Amirullah. 2016. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif . Malang:Media Nusa Creative Enny, Andi. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Makassar:Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar 14