Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda. Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud sebagai " penurunan titik beku ". Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya. B. Tujuan Penelitian • Menentukan titik beku larutan Urea 1M dan CaCl 2 0,1M • Mengetahui pengaruh adanya zat terlarut terhadap titik beku larutan C. Manfaat Penelitian
1. Mengidentifikasi sifat asam basa dengan indicator lakmus. 2. Memperkirakan pH larutan dengan indikator: a. Penolptalain (PP) b. Metil Merah (MM) c. Metil Biru (MB) d. Bromtimol Biru (BTB) 3. Menentukan pH larutan dengan indicator universal. C. Dasar Teori Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kertas lakmus, dimana warna kertas lakmus tersebut dapat berubah warna apabila dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa. Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masin gkertas lakmus tersebut berbeda. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indikator universal atau pH-meter. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai inidkator diletakkan dalam plat tetes yang sudah diisi larutan uji yang akan diukur pH-nya.kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.nilai pH ditunjukkan dengan skala secara sistematis dengan nomor 0-14. Ada juga cara lain, yaitu menguji larutan tersebut dengan beberapa indikator yang telah diketahui trayek pH-nya dalam table. Dalam percobaan ini, siswa diharapkan dapat memperkirakan pH larutan yang tidak diketahui harga pH-nya, yakni larutan cuk, amoniak, A, B, C, D, E, dan F dengan menggunakan indikator Pnolptalain, Metil Merah, dan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku asam asetat dan menentukan massa molekul relatif dari zat X. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode penurunan titik beku. Pada percobaan ini digunakan pelarut berupa asam asetat murni dan zat terlarut yaitu naftalena dan zat X. Jika ke dalam suatu pelarut ditambahkan zat terlarut maka suhunya akan semakin rendah. Pada percobaan ini, variabel bebas yang digunakan adalah massa zat terlarut, yaitu massa naftalena yang digunakan dalam penentuan tetapan titik beku asam asetat dan massa zat X untuk penentuan massa molekul relatif zat non elektrolit. Sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah penurunan titik beku. Pada praktikum ini juga digunakan metode praktikum dan pelarut yang sama merupakan variabel kontrolnya. Untuk mengetahui hubungan antara penurunan titik beku dengan massa molekul relatif digunakan metode analisis menggunakan persamaan Clausius Claypeyron. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini yaitu nilai K f (tetapan penurunan titik beku) dari asam asetat sebesar 69,938°C/m dan massa molekul relatif dari zat X sebesar 1126,742 g/mol.
Nim : 14121610722 Kelas/semester : IPA-Biologi B/1 Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R 2. Lulindayati PUSAT LABORATORIUM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012 DERAJAT KEASAMAN Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H + ) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan. Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan. Nilai pH pada suatu perairan mempunyai pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan. Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsurunsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini tentang derajat keasaman yaitu sebagai berikut. A. TUJUAN 1. Menentukan sifat asam dan basa dari beberapa bahan melalui pengukuran pH 2. Menentukan harga pH dari beberapa konsentrasi asam Berdasarkan tujuan tersebut sebelum di praktikkan harus ada dasar teori yang mendukung pada praktikum kali ini tentang derajat keasaman, agar apa yang akan diujikan sesuai dengan apa yang di praktikkan pada praktikum kali ini. Adapun dasar teori suatu derajat keasaman yaitu sebagai berikut . B. DASAR TEORI Dalam mempelajari reaksi asam dan basa dalam larutan, konsentrasi ion hydrogen adalah kunci yang menunjukkan keasaman/kebasaan suatu larutan. Dalam air murni pada temperature 25 0 C konsentrasi ion hydrogen adalah 10 -7 M (mol per Liter) yang akan sama dengan harga konsentrasi ion hidroksidanya. Sedangkan hasil kali konsentrasi ion-ion dalam air adalah : 10 -7 M x 10 -7 m = 10 -14 M 2 disebut sebagai Kw (konstanta air) b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH-] atau pH < 7. c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH-] atau pH > 7. Karena pH dan konsentrasi ion H + dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar konsentrasi ion H + makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H + sebesar 10n.
Laporan Praktikum Belerang, 2019
Philosophy East and West, 2011
Psychology and Education: A Multidisciplinary Journal, 2024
2008
The Left Berlin , 2024
Statistics, Optimization & Information Computing
Cell Biology Education, 2013
Pakistan Journal of Medical and Health Sciences, 2021
International Journal of Production Economics, 2010
Metabolic Syndrome and its Impact on Quality of Life: University Extension as a Prevention Strategy (Atena Editora), 2023
Doing Work Based Research: Approaches to Enquiry for Insider-Researchers
Organizações & Sociedade, 2019
Physical Review B, 2007
PLOS ONE, 2015
Les Cahiers de lecture de L'Action nationale, 2013
Journal of endodontics, 2010