Academia.eduAcademia.edu

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Self-EfficacyIbu Postpartum

2021, JKEP

Maternal self-efficacy is part of the concept of self-efficacy which is the mother's belief in her Maternal self-efficacy is part of the concept of self-efficacy which is the mother's belief in her ability to carry out her role as a parent, one of which can be influenced by social support. Social support arises because of interactions with other people who make a person feel cared for and appreciated, if social support is not obtained by postpartum mothers, the possibility of mothers experiencing postpartum depression will increase. The crisis period in the midst of the COVID-19 pandemic raises concerns, especially for postpartum mothers because of limited access to formal and informal support which will increase maternal mental health problems. The research design used was cross sectional. The population of this study, namely all postpartum mothers in the Pejuang Health Center Work Area, Bekasi City, amounted to 132 people and obtained a total sample of 116 respondents thro...

JKEP Vol 6, No 2 (2021) ISSN: 2338-9095 (Print) ISSN: 2338-9109 (online) Hubungan Dukungan Sosial Dengan Self-Efficacy Ibu Postpartum Desiana Rachmawati, Lina Ayu Marcelina, Indah Permatasari Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta, Indonesia Email: [email protected] Artikel history Dikirim, Aug 10th, 2021 Ditinjau, Nop 17 th, 2021 Diterima, Nop 22 th, 2021 ABSTRACT Maternal self-efficacy is part of the concept of self-efficacy which is the mother's belief in her Maternal self-efficacy is part of the concept of self-efficacy which is the mother's belief in her ability to carry out her role as a parent, one of which can be influenced by social support. Social support arises because of interactions with other people who make a person feel cared for and appreciated, if social support is not obtained by postpartum mothers, the possibility of mothers experiencing postpartum depression will increase. The crisis period in the midst of the COVID-19 pandemic raises concerns, especially for postpartum mothers because of limited access to formal and informal support which will increase maternal mental health problems. The research design used was cross sectional. The population of this study, namely all postpartum mothers in the Pejuang Health Center Work Area, Bekasi City, amounted to 132 people and obtained a total sample of 116 respondents through a sampling technique, namely accidental sampling. Data analysis used chi-square at 95% confidence level. The results of this study showed a significant relationship between social support and MSE (p = 0.038). It is hoped that health services can increase their participation in providing counseling based on family support for postpartum mothers by including the family to have a positive effect on the bond between mother and baby. Keywords: Self-efficcay; Social Support; Postpartum; Covid-19 Pandemic ABSTRAK Maternal self-efficacy merupakan bagian dari konsep self-efficacy yang merupakan keyakinan ibu terhadap kemampuan dirinya menjalankan peran sebagai orangtua yang salah satu faktornya dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial. Dukungan sosial muncul karena adanya interaksi dengan orang lain yang membuat seseorang merasa diperhatikan dan dihargai, jika dukungan sosial tidak didapatkan oleh ibu postpartum maka kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum akan meningkat. Masa krisis ditengah pandemi covid-19 meningkatkan kekhawatiran khususnya bagi ibu postpartum karena keteterbatasnnya akses untuk mendapatkan dukungan formal maupun informal yang akan meningkatkan masalah kesehatan mental maternal. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang Kota Bekasi berjumlah 132 orang dan didapatkan jumlah sampel sebesar 116 responden melalui teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Analisis data menggunakan chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan 160 161 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan MSE (p = 0,038). Diharapkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan peran sertanya dalam memberikan konseling berbasis dukungan keluarga ibu postpartum dengan menyertakan keluarga untuk memberikan efek yang positif bagi keterikatan antara ibu dan bayi. Kata Kunci : Self-efficcay; Dukungan Sosial; Postpartum; Pandemi Covid-19 dapat PENDAHULUAN Self-efficacy ibu postpartum sangat penting untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan perasaan bahagia menjadi orangtua. postpartum yang meningkat menciptakan lingkungan yang dapat banyak faktor diantaranya, tingkat pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan karakteristik dari bayi serta dukungan sosial. ibu Self-efficacy dipengaruhi Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang berperan dalam positif mengoptimalisasi self-efficacy khususnya seperti sikap berusaha secara maksimal pada ibu postpartum dalam penyesuaian dalam merawat bayinya (Azmoude et al., diri menjalankan peran baru menjadi 2015). Tingkat kesulitan dari tugas yang orangtua. dijalankan oleh ibu postpartum akan membantu ibu bagaimana cara dalam mempengaruhi usaha ibu dalam mencapai merawat bayi melalui pengalaman dari tugas tertentu seperti perwakilan hal-nya dalam Dukungan seperti sosial suami, dapat anggota merawat bayi yang dapat terlihat dengan keluarga, dan lingkungan sekitar yang seberapa besar usaha ibu untuk tetap dapat memberikan jenis dukungan sosial bertahan dalam dalam kesulitan melakukan pengasuhan bayi perawatan bayi (Botha et al., 2021). Hasil menunjukkan penelitian dari Putriasih et al., (2017) menenangkan bayi (Zheng et al, 2018). menunjukkan bahwa self-efficacy yang Bentuk meningkat pada ibu postpartum akan dengan penuh rasa kasih sayang dalam meminimalisir ibu merawat bayi (Lowdermilk & Perry 2013). mengalami depresi postpartum (r= -0.52, p Selain itu, bentuk dukungan lain yaitu < 0.001). Namun demikian, menurut ketika ibu melihat orang lain telah penelitian melakukan tugas pengasuhannya lebih bahwa Szabo jika postpartum kemungkinan (2015) self-efficacy rendah menyatakan pada maka ibu akan baik cara dengan dukungan darinya, terdorong merawat dapat ibu membentuk dan ditunjukkan cenderung harapan akan dan mempengaruhi cara berpikir sehingga ibu kepercayaan pada diri ibu dalam mengasuh akan mudah untuk menyalahkan dirinya bayi seperti cara yang dilakukan orang lain sendiri. Self-efficacy pada ibu postpartum yang menurutnya lebih baik. Demikian 162 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 penelitian dari Molgora & Accordini terhadap dukungan sosial dengan nilai p (2020) yang menyatakan bahwa ibu dalam value < 0,001. Pentingnya untuk menilai masa tingkat postpartum lebih membutuhkan dukungan sosial yang ibu dukungan dari pasangan dan lingkungan dapatkan kemudian perlunya bantuan dari sekitar perannya tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi menjadi seorang ibu (p value = 0,021). ibu yang membutuhkan bantuan dalam Pentingnya kemampuannya mengasuh bayi. Faktor dalam menjalankan dukungan sosial terutama kehadiran dan dukungan dari pasangan lain yang dapat setelah persalinan untuk meningkatkan efficacy ibu postpartum dapat berkaitan kemampuan ibu dalam merawat dan dengan mengasuh bayi dengan baik. karakteristik dari ibu dan bayi serta faktor Periode awal postpartum mempengaruhi peran menjadi self- orangtua, dari lingkungan (Amalina, 2019). merupakan menjadi masa kritis bagi ibu Studi pendahuluan di wilayah kerja karena perubahan fisik dan psikologis, Puskesmas Pejuang Kota Bekasi pada serta transisi perubahan peran mulai tanggal 22 Maret 2021, hasil wawancara berlangsung. Penelitian Law et al (2019) yang didapatkan 7 dari 10 ibu postpartum menunjukkan hubungan signifikan antara memiliki dukungan sosial yang rendah, ibu dukungan sosial dengan self-efficacy ibu mengatakan kurangnya dukungan yang postpartum (p value < 0,05). Penelitiannya diberikan oleh orang terdekat sehingga ibu menegaskan bahwa dukungan sosial yang cenderung tinggi dapat meningkatkan self-efficacy ibu memendam masalahnya lalu berusaha postpartum pada 3 minggu pertama seperti untuk dukungan dari Kemudian ibu suami, teman sebaya menyendiri dan menyelesaikannya merasa berusaha sendiri. tidak mampu maupun dari tenaga kesehatan. Dukungan memberikan yang terbaik untuk bayinya. sosial Lalu, 3 ibu diantaranya mendapatkan menjadi faktor yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan self- dukungan efficacy ibu postpartum. lingkungan Self-efficacy merupakan ibu keyakinan postpartum ibu terhadap kemampuannya dalam merawat bayi yang dari suami, yang keluarga positif dapat dan dan membuat ibu termotivasi untuk merawat bayi dengan optimal. Transisi menjadi orangtua serta merupakan tantangan bagi ibu untuk dapat perkembangan ibu dan bayi. Demikian beradaptasi dalam segala situasi termasuk penelitian Shorey et al (2015) yang situasi pandemi saat ini. Kekhawatiran dan menunjukkan ketakutan ibu terpapar Covid-19 semakin akan mempengaruhi perilaku hubungan signifikan 163 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 meningkat sehingga dapat mempengaruhi beradaptasi pada periode self-efficacy ibu dalam merawat diri dan maka akan mengganggu kondisi kesehatan bayinya (Haruna, 2020 & Ornell et all, dan perkembangan ibu serta bayinya 2020). Selama pandemi, ibu postpartum karena proses adaptasi dalam merawat mengalami keterbatasan akses untuk ke bayi tanpa adanya tekanan diperlukannya jaringan dukungan formal dan informal kepercayaan ibu dalam kemampuannya sehingga akan berpotensi pada kesehatan secara mental maternal (Friedman et al., 2019). ternyata masih terdapat 4 kabupaten/kota maksimal. postpartum, Namun demikian, Krisis di situasi pandemi Covid-19 di wilayah Propinsi Jawa Barat yang masih terbukti yang belum mencapai atau masih di bawah mengguncangkan bagi ibu postpartum target pencapaian terkait cakupan ibu sehingga dampak stress yang ditimbulkan postpartum dalam pelayanan kesehatan pada ibu perlu diperhatikan (Duran & postpartum, salah satunya diduduki oleh Ogburn, 2021). Dukungan suami selama kota Bekasi dengan persentase < 90% pandemi diperlukan oleh ibu postpartum. (Dodo, 2016). telah terjadi peristiwa Puskesmas Hal ini didukung oleh studi penelitian Pejuang merupakan Fitria et al., (2020) bahwa penting bagi ibu salah satu Puskesmas dengan sasaran ibu mendapatkan dukungan dari suami karena postpartum terbesar yang berada di Kota memiliki korelasi yang signifikan (r Bekasi dengan target pencapaian dalam =0,234 , p = 0,03). Karena dukungan dari pelayanan kesehatan postpartum masih pasangan dibawah akan meningkatkan rasa target. Mengingat besarnya kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi pengaruh self-efficacy ibu postpartum yang dan ibu merasa terbantu dalam ditengah akan berdampak pada kesejahteraan ibu transisi menjadi orangtua. Ibu pada masa dan postpartum kemampuan penelitian ini untuk adaptasi menjalankan peran baru hubungan dukungan sehingga diperlukan dukungan dari suami, maternal self-efficacy ibu postpartum. membutuhkan bayi. Dengan demikian, untuk tujuan menganalisis sosial dengan keluarga, dan lingkungan (Martina, 2018). Hal ini yang mendasari METODE kekhawatiran ibu semakin meningkat, Desain penelitian yang digunakan sehingga penting untuk ibu mendapatkan berupa penelitian analitik dengan desain dukungan dari orang terdekat seperti cross sectional. Penelitian dilakukan di dukungan dari suami, keluarga maupun Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang Kota lingkungan sekitar. Jika ibu tidak dapat Bekasi yang dilaksanakan pada bulan 164 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 April – Juni 2021. Penelitian ini telah lolos semua item dinyatakan valid. Instrumen kaji etik dengan Nomer Ethical Approval : MSPSS 178/IV/2021/KEPK. dalam pertanyaan dilakukan perhitungan skor penelitian yaitu seluruh ibu postpartum di rata-rata dari instrumen dengan cara Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang Kota menjumlahkan semua item lalu dibagi 12 Bekasi sebanyak 132 orang dengan jumlah kemudian interpretasi dari nilai skoring sampel dalam penelitian ini sebanyak 116 yaitu skor 1 - 2,9 dianggap dukungan responden. Teknik pengambilan sampel rendah, skor 3 -5 dianggap sebagai dengan cara accidental sampling yang dukungan sedang, skor 5,1 – 7 dapat menggunakan kriteria inklusi diantaranya dianggap sebagai dukungan tinggi. Peneliti ibu postpartum dengan masa nifas 0 – 42 memodifikasi hari, MSPSS Populasi ibu dengan bayi bertempat tinggal di yang berjumlah nilai untuk 12 item skoring instrumen mempermudah dalam lahir hidup, wilayah kerja pengolahan data yaitu dengan membuat 2 Puskesmas Pejuang Kota Bekasi, bersedia kategori yaitu dikatakan dukungan rendah berpartisipasi dengan skor 1 – 2,9 dan dikatakan sebagai dalam penelitian. cara dukungan tinggi dengan skor 3 – 7. pengisian kuesioner melalui alat google Selanjutnya, instrumen yang digunakan form, data yang diperoleh kemudian untuk mengukur Self-efficacy pada ibu dianalisis dengan chi-square. postpartum Pengambilan sampel dengan menggunakan MSQ / Pengumpulan data yang digunakan Maternal Self-Efficacy Quetionaire yang menggunakan data primer sebagai data diadopsi oleh Teti & Gelfand (1991) yang utama dengan menggunakan instrumen setiap item menggunakan skala likert MSPSS / Multidimensional Scale of empat titik, instrumen MSQ berjumlah 10 Perceived Social Support yang diadopsi item oleh Zimet & skoring Farley (1988) untuk pertanyaan item dengan perhitungan dijumlahkan untuk mengukur dukungan sosial dengan uji menentukan total skor self-efficacy dengan coba diilakukan pada ibu postpartum di hasil uji coba di dapatkan nilai Cronbach’s wilayah kerja Puskesmas Karang Kitri Alpha sebesar 0,833 dan semua item Kota Bekasi dengan jumlah 10 responden. dinyatakan valid. Hasil uji coba didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,962 dan 165 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu dan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang Kota Bekasi (n= 116) Karakteristik 1. Usia a. Berisiko (< 20 dan > 35 tahun) b. Tidak Berisiko (20 – 35 tahun) 2. Tingkat Pendidikan a. Pendidikan Rendah b. Pendidikan Tinggi 3. Pekerjaan a. Tidak Bekerja b. Bekerja 4. Paritas a. Primipara b. Multipara 5. Dukungan Sosial (MSPSS) a. Rendah b. Tinggi 6. Maternal Self Efficacy (MSE) a. Buruk b. Baik Frekuensi Persentase 46 39,7 % 70 60,3 % 53 45,7 % 63 54,3% 76 40 65,5 % 34,5% 36 80 31% 69% 29 87 25 % 75 % 18 98 15,5 % 84,5 % Sumber : Data Peneliti (2021) Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan lebih dari satu atau multipara sebanyak 80 bahwa dari 116 responden yang diteliti, responden (69%). Sebagian besar ibu jumlah terbanyak pada kelompok usia postpartum mendapatkan dukungan sosial tidak beresiko yaitu 20-35 tahun sebanyak tinggi 87 responden (75%). Mayoritas ibu 70 responden (60,3%). Tingkat pendidikan yang memiliki maternal self-efficacy yang dari ibu yang memiliki nilai frekuensi baik sebanyak 98 responden (84,5%). tertinggi pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 63 responden (54,3%). Status pekerjaan ibu yang memiliki nilai frekuensi tertinggi pada kelompok tidak bekerja sebanyak 76 responden (65,5%). Status paritas yang memiliki frekuensi tertinggi pada ibu yang memiliki anak 166 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 Tabel 2. Analisis Hubungan Dukungan Sosial dengan Self-Efficacy Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang Kota Bekasi (n= 116) MSE Dukungan Sosial Total Buruk Rendah Tinggi Total OR (95% CI) P Value 2,933 (1,0298,361) 0,038 Baik N 8 10 % 44,4 55,6 N 21 77 % 21,4 78,6 n 29 97 % 25 75 18 100 98 100 116 100 Sumber : Data Peneliti (2021) Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sendiri. Pernyataan ini dukung oleh bahwa mayoritas ibu postpartum dengan Penelitian Zheng et al (2018) adanya dukungan sosial tinggi akan memiliki self- hubungan signifikan antara dukungan efficacy yang baik dengan jumlah 97 sosial dengan self-efficacy ibu postpartum responden (75%) jika dibandingkan ibu (p < 0,05). Menurutnya, dukungan sosial dengan dukungan sosial yang rendah, berperan penting dalam meningkatkan analisis tersebut menunjukkan hubungan self-efficacy ibu postpartum terutama ibu yang signifikan antara dukungan sosial primipara dengan MSE (p value = 0,038, OR = pertama sehingga dukungan sosial dapat 2,933) semakin tinggi dukungan sosial membantu ibu bagaimana cara dalam yang ibu postpartum dapatkan berpeluang merawat bayi melalui pengalaman dari 3 kali lebih besar memiliki MSE yang baik perwakilan dibandingkan ibu dengan dukungan sosial keluarga, dan lingkungan sekitar yang yang rendah. Ibu yang mendapatkan dapat memberikan jenis dukungan sosial dukungan dalam sosial lingkungannya kepercayaan yang akan diri positif dari meningkatkan dalam yang baru seperti suami, pengasuhan menunjukkan memiliki bayi cara merawat anak anggota dengan dan menjalankan menenangkan bayi. Hasil penelitian ini perannya menjadi orang tua, kemudian ibu menjelaskan bahwa ibu yang melihat cenderung dapat merawat bayinya dengan orang baik dan memiliki rasa bahagia menjadi pengasuhannya orangtua dibandingkan dengan ibu yang cenderung akan termotivasi membentuk tidak dari harapan dan kepercayaan pada diri ibu pasangan maupun lingkungannya yang dalam mengasuh bayi seperti cara yang mendapatkan dukungan akan memiliki rasa menyalahkan dirinya lain telah melakukan lebih baik tugas darinya 167 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 dilakukan orang lain yang menurutnya menerima lebih baik. perannya menjadi orangtua dan ibu akan Masa postpartum merupakan transisi peran bagi ibu dalam menerima bayinya dan menjalankan transisi merasa dihormati dan dihargai sebagai seorang ibu. Dukungan dalam satu keluarga sehingga perlunya sosial yang dapat penyesuaian bagi ibu untuk menjalankan diberikan oleh ibu postpartum melalui perannya sebagai orangtua. Selain itu, dukungan diperiode ini juga lingkungan sekitar sangat dibutuhkan bagi fisiologis dan psikologis terdapat adaptasi yang akan dari pasangan maupun ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri dialami oleh setiap ibu postpartum maka dalam proses adaptasi ini juga menjadi transisi orangtua. Molgora & Accordini (2020) bagi ibu untuk melakukan penyesuaian menyatakan untuk siap menerimanya dengan dukungan postpartum lebih membutuhkan dukungan dari keluarga. Penelitian yang dilakukan dari pasangan dan lingkungan sekitar Ningrum (2017) mengatakan bahwa ibu dalam menjalankan perannya menjadi postpartum memiliki tugas perkembangan seorang ibu (p = 0,021). Hasil ini sehingga dibutuhkan penyesuaian bagi ibu menegaskan bahwa pentingnya dukungan untuk sosial terutama kehadiran dan dukungan menjalankan perannya menjadi perannya bahwa ibu menjadi dalam masa dari pasangan setelah persalinan untuk orangtua. Transisi menjalankan peran sebagai orangtua menerima dibutuhkan kepercayaan pada keyakinan diri ibu serta terhadap meningkatkan kemampuan ibu dalam merawat dan mengasuh bayi dengan baik. Penelitian dari Liang et (2020) al kemampuannya yang disebut sebagai self- menunjukkan hubungan yang signifikan efficacy ibu postpartum. Hasil penelitian antara dari Marcelina et al., (2019) mengatakan efficacy pada ibu (p = 0,000, OR = 3,478) bahwa keterlibatan dan dukungan dari yang artinya ibu dengan dukungan sosial suami selama masa postpartum dapat yang rendah akan berpeluang 3 kali lebih memberikan kepuasan kepada ibu menjadi besar lebih siap dan merasa didampingi sehingga dibandingkan dengan dukungan sosial dapat memotivasi ibu untuk meningkatkan yang tinggi sehingga masalah psikologis kemampuannya dalam merawat bayi (p pada ibu akan mempengaruhi persepsi ibu value < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan dalam kemampuannya merawat bayi. bahwa pentingnya peran serta dari suami untuk mempersiapkan psikologis ibu dukungan sosial mengalami Perawatan dengan depresi postpartum self- postpartum supportif sebagai dukungan yang diberikan pada 168 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 masa postpartum dengan melibatkan peran menjadi hal yang menantang bagi ibu dari untuk karena dapat meningkatkan kerentanan meningkatkan kelekatan antara ibu dan untuk berdampak pada kesehatan mental bayi (Marcelina et al.,2020) yang dapat sehingga penting untuk mengidentifikasi meningkatkan self-efficacy ibu postpartum. potensi perubahan psikologis pada situasi Self-efficacy ibu yang meningkat akan Covid-19. diikuti dengan dukungan sosial yang pandemi, meningkat (p value < 0,005) sehingga keterbatasan akses untuk mendapatkan akan membantu ibu untuk meningkatkan dukungan dari pelayanan kesehatan. Ibu kemampuan ibu menjalankan tugas dan postpartum mengalami kesulitan untuk perannya menjadi orangtua (Fathi & mendapatkan jaringan dukungan formal Mohammad-alizadeh-charandabi, 2018). maupun informal sehingga akan berpotensi keluarga dan suami Namun, ibu ditengah postpartum situasi mengalami juga dapat pada kesehatan mental maternal (Friedman self-efficacy ibu et al., 2019). Perlu digaris bawahi bahwa postpartum. Krisis di situasi pandemi situasi pandemi telah berdampak pada Covid-19 telah terbukti terjadi peristiwa manajemen kelahiran serta yang postpartum (Coxon, 2020). Situasi pandemi mempengaruhi mengguncangkan bagi ibu perawatan Pelayanan kesehatan terkait dengan postpartum sehingga dampak stress yang ditimbulkan pada ibu perlu diperhatikan. kebutuhan Dampak pandemi terhadap ibu postpartum postpartum melibatkan penilaian respon secara umum memberikan dampak pada ibu terhadap pengalaman melahirkan yang kesehatan psikologis seperti kecemasan, meliputi perasaan terkait tentang dirinya ketakutan dan ketidakberdayaan (Liang et dan interaksi terhadap bayinya. Dapat al., 2020). Periode postpartum akan psikososial untuk ibu dikatakan ibu mampu beradaptasi dengan berpotensi mengalami stress dan traumatis peran karena adaptasi penyesuaian dari gaya menunjukkan hidup, kebiasaan, citra diri, dan identitas menerima kebutuhan bayi¸ terjalinnya diri (Molgora et al., 2017). Oleh karena interaksi yang positif antara ibu dan bayi itu, seperti ibu pada masa postpartum barunya jika ibu mampu persepsi yang realistis menikmati dalam proses membutuhkan kemampuan untuk adaptasi melakukan perawatan bayi, memberikan menjalankan sehingga kenyamanan bagi bayi, dan mengetahui diperlukannya dukungan dari pasangan isyarat bayi dengan tepat (Lowdermilk et dan keluarga. Namun demikian, transisi al., 2016). untuk peran beradaptasi baru menjalankan peran 169 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 Dukungan sosial ditengah situasi pandemi diperlukan oleh ibu Simpulan akhir dari penelitian ini postpartum karena dukungan yang dapat adalah terdapat hubungan yang signifikan diberikan kepada ibu postpartum sebagai antara bentuk masa efficacy ibu postpartum di masa pandemi postpartum diantaranya dapat diberikan covid-19 (p-value = 0,038). Diharapkan dukungan meningkatkan pelayanan kesehatan lebih memperhatikan kenyamanan fisik, dukungan psikososial, dan mengkaji aspek psikologis khususnya dukungan informasi serta dukungan dari pada ibu postpartum di tengah masa suami. Dukungan sosial yang diberikan pandemi kepada ibu di masa postpartum efektif (p mempengaruhi value sangat SIMPULAN asuhan < suportif untuk 0,05) untuk pada meningkatkan dukungan sosial covid-19 dengan yang self-efficacy self- dapat ibu postpartum, selain itu dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam merawat bayi peran (Macelina et al., 2020). Sejalan dengan konseling berbasis dukungan keluarga penelitian Shorey et al (2015) yang pada ibu postpartum untuk memberikan menunjukkan efek yang positif bagi keterikatan antara hubungan signifikan terhadap dukungan sosial dengan nilai p value < 0,001. Hasil penelitiannya sertanya dalam memberikan ibu dan bayi. Penelitian selanjutnya dapat menegaskan bahwa sebagian besar ibu melanjutkan memiliki tingkat dukungan sosial yang khususnya sedang sehingga penting untuk menilai meningkatkan self-efficacy ibu postpartum. tingkat ibu Intervensi yang tepat harus dikembangkan dapatkan kemudian perlunya bantuan dari untuk meningkatkan kemampuan ibu di tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi periode postpartum dalam merawat bayi ibu yang membutuhkan bantuan dalam dengan optimal salah satunya dengan kemampuannya Oleh pemberian edukasi postpartum kepada ibu karena itu, dukungan sosial menjadi dan keluarga sebelum pasien dipulangkan penting bagi ibu postpartum mengingat agar dapat meningkatkan keyakinan ibu terjadinya perubahan fisik dan emosional dalam merawat bayi dan menyediakan pada periode ini yang begitu kompleks media informasi tentang perawatan bayi sehingga diperlukannya adaptasi untuk dalam bentuk media booklet yang dapat penyesuaian bagi ibu postpartum. dipelajari dukungan sosial yang mengasuh bayi. studi terkait ibu eksperimental intervensi setelah pelayanan kesehatan. pulang untuk dari 170 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 Bagi diharapkan pelayanan lebih kesehatan memperhatikan dan mengkaji aspek psikologis dan dukungan sosial khususnya pada ibu postpartum di tengah masa pandemi covid-19 dengan menggunakan instrumen Multidimensional Scale of Perceived Social Support /MSPSS, kemudian pelayanan kesehatan juga dapat memberikan dukungan pada ibu postpartum melalui konseling kepada ibu postpartum tentang perawatan bayi baru lahir. Hal demikian dilakukan sebagai bentukan dukungan dari tenaga medis terhadap ibu postpartum dan untuk mencegah terjadinya masalah psikologis. DAFTAR RUJUKAN Amalina, 2019. Hubungan Antara Penggunaan Media Sosial Instagram dan Maternal Self-Efficacy Pada Ibu Primipara. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(3), 1–21. Azmoude, E., Jafarnejade, F., & Mazlom, S. R. 2015. The Predictors for Maternal Self-efficacy in Early Parenthood. Journal of Midwifery & Reproductive Health, 3(2), 368–376. Botha, E., Helminen, M., Kaunonen, M., Lubbe, W., & Joronen, K. 2021. Mothers ’ parenting self-efficacy, satisfaction and perceptions of their infants during the first days postpartum. Midwifery, 88(2020), 102760. https://doi.org/10.1016/j.midw.2020.1 02760 Coxon. 2020. The impact of the coronavirus (Covid-19) pandemic on maternity care in Europe. January. Duran, E. S., & Ogburn, T. 2021. Comparing the trends of postpartum depression screening scores during and before the COVID-19 pandemic. Fathi, F., & Mohammad-alizadehcharandabi, S. 2018. Maternal selfefficacy, postpartum depression , and their relationship with functional status in Iranian mothers. Women & Health, 58(2), 188–203. https://doi.org/10.1080/03630242.201 7.1292340 Fitria, I., Permatasari, D. P., & Nurwanti, R. 2020. Peran maternal self-efficacy sebagai mediator antara perceived social support dan depresi peripartum. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 9(1), 170–188. https://doi.org/10.30996/persona.v9i1 .3230 Friedman, L. E., Gelaye, B., Sanchez, S. E., & Williams, M. A. 2019. Association of social support and antepartum depression among pregnant women. Journal of Affective Disorders. https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.12. 017 Haruna & Nishi. 2020. Perinatal mental health and Covid-19 in Japan. https://doi.org/10.1111/pcn.13091 Law, K. H., Dimmock, J., Guel, K. J., & Gucciardi, D. 2019. Stress , Depressive Symptoms, and Maternal Self-Ef fi cacy in First-Time Mothers : Modelling and Predicting Change across the First Six Months of Motherhood. 11(1), 126–147. https://doi.org/10.1111/aphw.12147 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 171 Liang, P., Wang, Y., Shi, S., Liu, Y., & Xiong, R. 2020. Prevalence and factors associated with postpartum depression during the COVID-19 pandemic among women in Guangzhou, China: a cross-sectional study. BMC Psychiatry, 20(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12888-02002969-3 Molgora, S., & Accordini, M. 2020. Motherhood in the Time of Coronavirus: The Impact of the Pandemic Emergency on Expectant and Postpartum Women’s Psychological Well-Being. Frontiers in Psychology, 1–16. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.56 7155 Lowdermilk, Perry, C. 2016. Keperawatan Maternitas Edisi 8, Buku 2. Ningrum, S. P. 2017. Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Postpartum Blues. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), 205– 218. https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.158 9 Marcelina, L. A., Nur, I., & Ungsianik, T. 2019. Dissatisfaction with the husband support increases childbirth fear among Indonesian primigravida ଝ. 29 (Insc 2018). Marcelina, L. A., Rachmawati, I. N., Kurniawati, W., Program, N. S., & Indonesia, U. 2020. Supportive Postpartum Care Reduces Postpartum Anxiety in Mothers with Twins: A Pilot Study. 18, 149–156. https://doi.org/10.31965/infokes.vol1 8iss2.475 Marcelina, L. A., Rachmawati, I. N., & Kurniawati, W. 2020. Postpartum Supportive Care Increases Breastfeeding Effectiveness in Mothers With Twins : Evidence Based Nursing Practice. 30 (Ichd), 50–53. Martina, I. N. U. 2018. Pengaruh maternal self-efficacy terhadap kesejahteraan psikologis ibu nifas pasca persalinan sectio caesaria yang di moderatori oleh kepuasan pernikahan. Ornell, F., Schuch, J. B., Sordi, A. O., Henrique, F., & Kessler, P. 2020. " Pandemic fear " and COVID-19 : mental health burden and strategies. 42(3), 232–235. https://doi.org/10.1590/1516-44462020-0008 Putriarsih, R., Budihastuti, U. R., & Murti, B. 2017. Prevalence and Determinants of Postpartum Depression in Sukoharjo District, Central Java. Journal of Maternal and Child Health, 03(01), 395–408. https://doi.org/10.26911/thejmch.201 7.03.01.02. Shorey, S., Chan, S. W. C., Chong, Y. S., & He, H. G. 2015. Predictors of Maternal Parental Self-Efficacy Among Primiparas in the Early Postnatal Period. Western Journal of Nursing Research, 37(12), 1604– 1622. https://doi.org/10.1177/01939459145 37724 JKEP. Vol.6 No. 2 November 2021 hlm 160-172 172 Suhendar Dodo. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (West Java Province Health Profile). 326. http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/pusdatin/lain-lain/Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - smaller size web.pdf Zheng, X., Morrell, J., & Watts, K. 2018. A quantitative longitudinal study to explore factors which influence maternal self-efficacy among Chinese primiparous women during the initial postpartum period. Midwifery, 59, 39–46. https://doi.org/10.1016/j.midw.2017.1 2.022 Szabo, M. 2015. Maternal Self-Efficacy and Role Satisfaction : The Mediating Effect of Cognitive Emotion Regulation. https://doi.org/10.1007/s10826-0150217-4 Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. 1988. Multidimensional Scale of Perceived Social Support.