Majalah
Farmasi Indonesia, 18(3), 111 – 116, 2007
Titik Sunarni
Fla von oid a nt iok sida n pe n a n gk a p r a dik a l da r i
da un k e pe l ( St e le ch oca r pu s bu r a h ol ( Bl.)
H ook f. & Th.)
An t iox ida nt – fr e e r a dica l sca ve ngin g of fla von oid fr om Th e
Le a ve s of St e le choca r pus bur a hol ( Bl.) H ook f. & Th .
Titik Sunarni
1)
2)
1* )
, Suw idjiyo Pramono ² ) dan Ratna Asmah ² )
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Abst r a k
Telah dilakukan uj i akt ivit as ant ioksidan penangkap radikal t erhadap
isolat flavonoid dari daun kepel ( St elechocarpus burahol) . Ekst rak air daun
dipekat kan kem udian disuspensikan dalam et anol unt uk m endapat kan fraksi
et anolik. Selanj ut nya dilakukan krom at ografi kert as berulang hingga
diperoleh isolat m urni secara krom at ografi. Sem ua isolat diident ifikasi
dengan krom at ografi kert as, kecuali isolat B4b dilanj ut kan ident ifikasi dengan
spekt rofot om et er UV- Vis, FT- I R and ¹ H- NMR. Uj i akt ivit as ant ioksidan
dilakukan m enggunakan m et ode penangkapan radikal DPPH ( 1,1- diphenyl- 2picrylhydrazyl) .
Sem ua isolat flavonoid m enunj ukkan akt ivit as ant ioksidan penangkap
radikal DPPH. I solat B4b m em punyai akt ivit as paling kuat dengan nilai EC50
6.43 µg/ m L. Hasil ident ifikasi m enunj ukkan isolat B4b sebagai flavon dengan
gugus hidroksi pada C- 3, C- 7, C- 3', C- 4' and m et il pada C- 5.
Ka t a k un ci : St elechocarpus burahol, flavonoid, ant ioksidan, DPPH
Abst r a ct
The act ivit y t est ing of flavonoid com pounds as ant ioxidant and as
scavenger of free radical, isolat ed from t he St elechocarpus burahol leaves
had been perform ed. The aqueous ext ract of t he leaves was concent rat ed
and t hen suspended in et hanol t o produce et hanolic fract ion. The fract ion
was chrom at ographed on several paper chrom at ography syst em s t o produce
isolat e wit h chrom at ographic purit y.The all isolat ed flavonoid was ident ified
by paper chrom at ography syst em . Especially, t he B4b isolat e were ident ified
furt her using spect rom et er UV- Vis, FT- I R and ¹ H- NMR. Their ant ioxidant
act ivit ies were done by t he DPPH ( 1,1- diphenyl- 2- picrylhydrazyl) radical
scavenging m et hod.
The all isolat ed flavonoid showed act ivit y as DPPH scavenger.
Am ong t hese isolat e, B4b exhibit ed a st rong fr ee radical scavenging wit h an
EC50 value of 6.43 µg/ m L. They were ident ified and B4b isolat e was
pressum ed as flavon wit h hydroxyl group on C- 3, C- 7, C- 3', C- 4' and
m et hyl on C- 5.
Ke y w or ds : St elechocarpus burahol, flavonoid, ant ioxidant , DPPH
Pe n da h u lu a n
Perkembangan pengetahuan menunjukkan hubungan antara kimiawi radikal dengan
keterlibatannya pada proses biologi normal
ataupun pada beberapa penyakit yang
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007
dihubungkan dengan ketuaan. Stres oksidatif,
yang diinduksi oleh radikal, diketahui sebagai
salah satu faktor penyebab penyakit degeneratif.
Antioksidan merupakan senyawa yang
mampu menghambat oksidasi molekul lain.
111
Flavonoid antioksidan penangkap radikal..............
Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan
antioksidatif yang berlebihan, sehingga jika
terjadi paparan radikal berlebih tubuh
membutuhkan antioksidan eksogen. Kekhawatiran terhadap efek samping antioksidan sintetik
(Rohdiana, 2001) maka antioksidan alami
menjadi alternatif yang terpilih.
Antioksidan alami mampu melindungi
tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan
spesies oksigen reaktif, mampu menghambat
penyakit degeneratif serta mampu menghambat
peroksidasi lipid pada makanan. Beberapa
tahun terkhir terjadi peningkatan minat untuk
mendapatkan
antioksidan
alami.
Studi
menunjukkan senyawa fenolik seperti flavonoid
mempunyai aktivitas antioksidan penangkap
radikal (Cos et al.., 2001; Gulcin et al., 2004).
Stelechocarpus burahol atau dikenal dengan
nama kepel
secara tradisional digunakan
sebagai obat untuk menurunkan kadar asam
urat dan diuretik. Sutomo (2003) melaporkan
fraksi tidak larut petroleum eter dari ekstrak
metanol daun kepel mampu menurunkan kadar
asam urat dan hasil identifikasi menunjukkan
adanya flavonoid. Menurut Cos et al., (1998)
aktivitas flavonoid sebagai penurun kadar asam
urat melalui penghambatan enzim xantin
oksidase dari beberapa flavonoid selain dapat
menghambat enzim xantin oksidase juga
bersifat sebagai antioksidan penangkap radikal
superoksida.
Sebagai upaya pencarian antioksidan
alami, maka telah dilakukan penelitian
kandungan flavonoid antioksidan penangkap
radikal dari daun kepel. Potensi antioksidan
penangkap radikal ditentukan menggunakan
DPPH, suatu radikal stabil dalam larutan air
atau metanol dan mampu menerima sebuah
elektron atau radikal hidrogen untuk menjadi
molekul diamagnetik yang stabil (Oke et al.,
2002; Hou et al., 2002). DPPH pada uji ini
ditangkap oleh antioksidan yang melepaskan
hidrogen, sehingga membentuk DPPH-H
tereduksi. Warna berubah dari violet menjadi
kuning dan diikuti penurunan serapan pada
panjang gelombang 517 nm. Adanya penurunan
serapan tersebut maka aktivitas antioksidan
penangkap radikal dapat diketahui.
112
M e t odologi
Ba h a n
Daun kepel diambil dari Desa Karangbangun
Matesih Karanganyar saat tanaman berbunga pada
bulan Agustus 2004. Determinasi dilakukan oleh
Laboratorium Morfologi & Sistematika Tumbuhan
Universitas Setia Budi. Pelarut organik dan bahan
pereaksi yang digunakan berderajat pro analisis.
Pe m bu at a n fr a k si e t a n olik
Serbuk daun kering 120 g direbus dalam
panci infus dengan 1,32 L air selama 15 menit pada
suhu 90°C kemudian disaring panas. Sari diuapkan
di atas penangas air sampai kental kemudian
ditambah etanol absolut sampai terjadi padatan
kembali. Filtrat disaring dan dipekatkan dengan
penguap vakum, selanjutnya disebut fraksi etanolik.
I sola si
r a dik a l
fla von oid
a n t iok sidan
pe n a n gk a p
Sebanyak 9 g fraksi etanolik dilarutkan dalam
metanol dan ditotolkan pada kertas kromatografi
Toyo no.51 membentuk garis. Kertas dikembangkan
dengan fase gerak air kemudian dilanjutkan asam
asetat 10%. Diperoleh dua bercak positif dengan
uap amonia dan DPPH, yaitu bercak A dan B.
Bagian kertas yang mengandung bercak
A dan B
dipotong membentuk pita-pita kertas. Masingmasing potongan direndam dalam metanol sambil
digojok semalam kemudian disaring dengan kertas
Whatman no 42. Filtrat diuapkan dan disimpan
dalam eksikator hingga kering, diperoleh fraksi A
(150 mg) dan fraksi B (180 mg).
Fraksi A di kromatografi pada kertas Toyo
no. 51 menggunakan fase gerak jenuh air dari
toluena-n-butanol-asam asetat diperoleh isolat A1
(80 mg). Kromatografi isolat B menggunakan fase
gerak n-butanol-asam.asetat-air (3:1:1) dengan dua
kali pengembangan diperoleh bercak B2, B3, dan B4.
Hasil perendaman bercak B2 di kromatografi
menggunakan silika gel GF254 menggunakan fase
gerak jenuh air dari toluena-n-butanol-asam.asetat
dan diperoleh isolat B2 (30 mg). Filtrat hasil
perendaman bercak B3 dilakukan kromatografi
kertas fase gerak n-butanol-asam.asetat-air (3:1:1)
diperoleh isolat B3 (8 mg). Bercak B4 direndam
dalam metanol–air (4:6) dan filtrat direfluk dengan
asam klorida 2N 60 menit. Filtrat hasil refluk
dipartisikan dengan 150 mL eter sebanyak 3 kali.
Bagian eter diuapkan dan di kromatografi kertas
dengan n-butanol-asam asetat-air (3:1:1). Kromatogram yang diperoleh menunjukkan dua bercak, B4a
dan B4b. Potongan pita kedua bercak tersebut
direndam dalam metanol dan selanjutnya filtrat
diuapkan hingga kering dan diperoleh isolat B4a
(10 mg) dan B4b (17 mg).
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007
Titik Sunarni
Pe n en t u a n golon gan fla von oid
I de n t ifik a si isola t
Kromatografi kertas digunakan untuk
penentuan golongan flavonoid dari fraksi dan isolat
yang diperoleh. Deteksi bercak dilakukan dibawah
sinar UV366 dengan pendeteksi uap ammonia dan
sitroborat. Deteksi aktivitas antioksidan dari bercak
kromatografi dengan DPPH 0,2% dalam metanol.
Kemurnian ditetapkan secara kromatografi lapis
tipis fase diam silika gel GF254 dan kromatografi
kertas menggunakan 4 jenis fase gerak yang berbeda
polaritasnya.
Isolat A1, B2, B3, B4a dan B4b diidentifikasi
berdasarkan data kromatogram. Khusus untuk
isolat B4b identifikasi dilengkapi dengan data
spektrum ultraviolet menggunakan pereaksi geser
berdasarkan metode Markham (1988) dan Mabry
et al. (1970), spektrum FT-IR dalam pellet KBr dan
spektrum ¹H-NMR 90 MHz dalam DMSO-d6.
Uj i a k t ivit a s a nt iok sida n pe n a n gk a p r a dik al
Aktivitas antioksidan penangkap radikal
DPPH masing-masing isolat menunjukkan
bahwa isolat A1 dan B4b mempunyai aktivitas
antioksidan penangkap radikal yang relatif lebih
tinggi dibandingkan ketiga isolat yang lain
(Gambar 1). Kedua isolat tersebut
pada
konsentrasi 32 µg/mL mempunyai aktivitas
penangkap radikal lebih dari 90%. Tiga isolat
yang lain pada konsentrasi sama menunjukkan
aktivitas yang lebih rendah. Isolat B3 dan B4a
pada konsentrasi larutan uji 32 µg/mL bahkan
belum mampu menangkap 50% radikal DPPH.
Berdasarkan profil data yang diperoleh,
maka hanya isolat yang pada rentang kadar
1-32 µg/mL mampu menunjukkan aktivitas
lebih dari 50.% saja yang dihitung nilai EC50,
sedangkan isolat yang pada rentang kadar
tersebut diatas menunjukkan aktivitas kurang
dari 50% tidak dilakukan ekstrapolasi. Hasil
pengujian menunjukkan isolat B4b mempunyai
potensi antioksidan penangkap radikal dengan
Semua isolat yang diperoleh dari hasil
pemisahan secara kromatografi (isolat A1, B2, B3,
B4a dan B4b) dilakukan uji aktivitas antioksidan
penangkap radikal DPPH sesuai metode Kwon dan
Kim (2003) dengan sedikit modifikasi. Larutan isolat
dalam metanol pada beberapa konsentrasi
(1-32 µg/mL) sebanyak 1,2 mL ditambah 0,3 mL
larutan DPPH 0,5 mM dalam metanol sehingga
volume total campuran 1,5 mL dan campuran
dikocok kuat. Setelah didiamkan pada temperatur
kamar selama 30 menit, sisa DPPH ditentukan
secara spektrofotometri pada panjang gelombang
517 nm. Pengujian ini juga dilakukan pengukuran
terhadap blanko (larutan DPPH yang tidak
mengandung bahan uji) serta kontrol positif
kuersetin.
Aktivitas penangkap radikal DPPH (%)
dihitung dengan rumus: (Ablanko-Asampel) : Ablanko x
100 %. Data aktivitas (%) dianalisis dan dihitung
nilai EC50 melalui analisis probit. EC50 adalah
konsentrasi yang mampu menghambat 50% DPPH.
Pengujian dilakukan dengan empat kali replikasi.
H a sil D a n Pe m ba h a sa n
H asil u j i a k t ivit as isola t se ba ga i an t iok sida n
pen a n gk a p r a dik a l
Konse nt r a si isola t ( µg/ m L)
Gambar 1. Aktivitas antioksidan penangkap radikal dari isolat
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007
113
Flavonoid antioksidan penangkap radikal..............
EC50 6,43 µg/mL. Aktivitas isolat B4b yang
paling tinggi dibandingkan keempat isolat yang
lain meskipun dengan isolat A1 selisih nilai EC50
hanya sebesar 0,42 µg/mL. Aktivitas antioksidan isolat B2 lebih rendah dibandingkan A1
dan B4b. Dua isolat yang kurang aktif sebagai
antioksidan penangkap radikal adalah isolat B3
dan B4a. Nilai EC50 masing-masing isolat terlihat
pada Tabel I.
Perbedaan aktivitas ini kemungkinan
disebabkan masing-masing isolat yang diduga
flavonoid tersebut mempunyai gugus hidroksi
dengan jumlah dan lokasi pada kerangka
flavonoid yang berbeda. Gulcin et al. (2004) dan
Pokorni et al., (2001) menyatakan bahwa
aktivitas antioksidan dari senyawa alamiah yang
berasal dari tanaman seperti flavonoid
disebabkan adanya gugus hidroksi pada struktur
molekulnya. Flavonoid dengan gugus hidroksi
bebas mempunyai aktivitas penangkap radikal
dan adanya gugus hidroksi lebih dari satu
terutama pada cincin B akan meningkatkan
aktivitas antioksidannya.
H asil ide nt ifik a si isola t
Hasil identifikasi isolat A1, B2 dan B3
pada kromatografi kertas memberikan data
tercantum pada Tabel II. Masing-masing isolat
setelah hidrolisis menghasilkan bercak dengan
nilai hRf yang berbeda dengan isolat awalnya.
Hal ini menunjukkan ketiga isolat tersebut
merupakan O-glikosida. Warna biru terang
isolat A1 dibawah sinar UV 366 nm dan menjadi
biru kehijauan setelah diberi uap amoniak
kemungkinan suatu flavon, flavanon tanpa
5-OH atau flavonol tanpa 5-OH tetapi
tersubstitusi pada 3-OH. Warna bercak isolat
B2 dan B3 berwarna ungu gelap dibawah sinar
UV 366 nm dan setelah diberi uap amoniak
menjadi coklat kemungkinan suatu 5-OH
flavon, flavanon atau flavonol (tersubstitusi
pada 3OH).
Isolat B4a dan B4b merupakan hasil
hidrolisis karena pada saat pemisahannya
dengan kromatografi kertas isolat tidak dapat
larut dalam metanol sehingga digunakan
metanol-air (4 : 6) kemudian filtrat yang
Tabel I. Nilai EC50 hasil pengujian aktivitas antioksidan isolat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis larutan uji
Isolat A1
Isolat B2
Isolat B3
Isolat B4a
Isolat B4b
Kuersetin (kontrol positif)
EC50 (µg/ml)
6,85
22,90
> 32,00
> 32,00
6,43
2,15
Tabel II. Data kromatogram hasil kromatografi kertas isolat A1, B2 dan B3
No
1
Isolat A1
2
Isolat B2
3
Isolat B3
114
Data bercak
Sebelum hidrolisis
Sesudah hidrolisis
hRf BAA (4 : 1 : 5 )
hRf HAc
UV 366 nm
NH3 / UV 366 nm
NH3 vis
hRf BAA (4 : 1 : 5)
hRf HAc
UV 366 nm
NH3 / UV 366 nm
NH3 vis
hRf BAA (4 : 1 : 5)
hRf HAc
UV 366 nm
NH3/UV 366 nm
NH3 vis
68
75
Biru terang
Hijau kebiruan
Kuning
69
61
Ungu gelap
Coklat
Kuning
72
62
Ungu gelap
Coklat gelap
Kuning
92
69
ungu lemah
Kuning kehijauan
Kuning lemah
93
7
Kuning terang
Kuning terang
Kuning
92
4
Kuning pucat
Kuning pucat
Kuning lemah
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007
Titik Sunarni
Tabel III. Data kromatogram hasil kromatografi kertas isolat B4a dan B4b
No
Bahan
1
Isolat B4a
2
Isolat B4b
Data bercak
Sesudah hidrolisis
hRf BAA 4 : 1 : 5
hRf HAc
UV 366 nm
NH3 / UV 366 nm
NH3 vis
hRf BAA 4 : 1 : 5
hRf HAc
UV 366 nm
NH3/UV 366 nm
NH3 vis
93
5
Kuning
Kuning
Kuning
83
7
Kuning
Kuning
Kuning
Tabel IV. Panjang gelombang spektrum UV isolat B4b dan penafsirannya.
Pelarut/
pereaksi
MeOH
NaOH
λ maks (nm)
Pita I
Pita II
368
254
290sh
434
286
Pergeseran λ maks (nm)
Pita I
Pita II
Penafsiran
Flavonol 3-OH
66 (turun terus)*
3,4'-diOH
NaOAc
394
274
26 (turun terus)*
NaOAc +
H3BO3
AlCl3 + HCl
380
266
12
3'4'-diOH
440
270
60
3-OH dengan o-diOH
AlCl3
428
264
72
3-OH tanpa 5-OH
Keterangan : sh : bahu
20
7-OH; 3,4'-diOH
* : intensitas
diperoleh dihidrolisis. Data kromatogram isolat
B4a dan B4b tercantum pada Tabel III. Nilai hRf
bercak hasil pengembangan dengan asam asetat
15% dan BAA (4:1:5) mencerminkan bahwa
kedua isolat suatu aglikon. Karakteristik bercak
kromatogram kedua isolat di bawah sinar
ultraviolet menunjukkan warna kuning dan
setelah diuapi amoniak tidak menunjukkan
perubahan warna, kemungkinan suatu flavonol
3-OH.
Identifikasi isolat B4b yang menunjukkan
aktivitas antioksidan paling tinggi dilanjutkan
menggunakan spektrofotometer UV, FT-IR
dan 1H-NMR dengan hasil pada Tabel IV, V
dan VI. Berdasarkan identifikasi menggunakan
nilai hRf, warna bercak di bawah UV 366 nm
sebelum dan setelah diberi uap amoniak serta
data spektrum ultraviolet, infra merah dan
1H-NMR maka disimpulkan isolat B
4b adalah
3,7,3',4'-tetrahidroksi-5-metil flavon.
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007
Tingginya aktivitas antioksidan B4b
dibanding isolat lainnya kemungkinan adanya
gugus o-diOH dan 3-OH bebas. Hal ini sesuai
dengan Cos et al. (1998) yang menyatakan
keberadaan gugus 3-OH dan 3'-OH pada cincin
B dapat dihubungkan dengan aktivitas antioksidan penangkap radikal yang tinggi. Adanya
gugus hidroksi pada cincin B dari isolat B4b
merupakan sisi aktif utama dalam memutus
rantai oksidasi dan gugus hidroksi ganda pada
cincin B lebih meningkatkan aktivitasnya.
Tabel V. Data spektrum FT-IR isolat B4b dalam
pellet KBr
Daerah serapan (cm-1)
3413,8
2920,0 dan 2850
1608,5
1461,9
1377,1
Penafsiran gugus
OH
C-H alifatis
C=O
C=C
CH3
115
Flavonoid antioksidan penangkap radikal..............
Tabel VI. Data spektrum 1H-NMR (90 MHz) isolat B4b dalam DMSO-d6
δ (ppm)
1,2
6,2 - 6,4
6,8 - 6,9 (J=9Hz)
7,8 ppm
Puncak
singlet
doublet
doublet
singlet
Penafsiran
CH3
proton C6 dan C8
proton C-5' (orto)
proton C-2', C-6'
Penafsiran struktur dari spektrum
UV, FT-IR,1H-NMR
OH
HO
O
2
7
3
6
5
H3C
Ke sim pu la n
Diperoleh 5 isolat dari daun S. burahol.
Semua isolat mempunyai aktivitas antioksidan
penangkap radikal dan B4b merupakan isolat
2'
1
8
4
3'
4'
1'
6'
OH
5'
OH
O
paling aktif dengan EC50
6,43 µg/mL.
Identifikasi
B4b menunjukkan
3,7,3',4'tetrahidroksi-5-metil flavon.
D a ft a r Pu st a k a
Cos ,P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J.P., Cimanga, K., Poel, B.V., Pieters, L., Vlietinck, A.J., and
Berghe, D.V., 1998, Structure-Activity Relationship and Classification of Flavonoids as
Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers, J.Nat. Prod., 61 : 71-76.
Cos, P., Calomme, M., Sindambiwe, J.B., Bruyne, T.D., Cimanga, K., Pieters, L., Vlietinck, A.J.,
and Berghe, D.V., 2001, Cytotoxicity and Lipid Peroxidation-Inhibiting Activity of
Flavonoids, Planta Med., 67 : 515-519.
Gulcin, I., Uguz, M.T., Oktay, M., Beydemir, S., and Kufrevioglu, O.I., 2004, Evaluation of the
Antioxidant and Antimicrobial Activities of Clary Sage (Salvia sclarea L.), Turk I. Agric.
For., 28: 25-33.
Hou, W.C., Hsu, F.L. and Lee, M.H., 2002., Yam (Dioscorea batatas) Tuber Mucilage Exhibited
Antioxidant Activities in vitro, Planta Med., 68: 1072 – 1076.
Kwon, Y.S., and Kim, C.M., 2003, Antioxidant Constituents from the Stem of Sorghum bicolor, Arch.
Pharm. Res., 26 (7) : 535 – 539.
Mabry, T.J., Markham, K.R. and Thomas, M.B., 1970, The Systematic Identification of Flavonoid,
pp. 1-343, Springe-Verlag, New York.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-103. terjemahan Kosasih Padmawinata,
Bandung, Penerbit ITB.
Oke, J.M. and Hamburger, M.O., 2002, Screening of Some Nigerian Medicinal Plants For
Antioxidant Activity Using 2,2, Diphenyl-Picryl-Hydrazyl Radical, AJBR, 5 : 77-79.
Pokorny, J., Yanishlieva, N. and Gordon, M., 2001, Antioxidants in Food, Practical Applications, 1-123,
Wood Publishing Limited, Cambridge, England.
Rohdiana, D., 2001, Radical Scavengers Activity of Tea Polyphenol, Majalah Farmasi Indonesia,
12(1) : 53 – 58.
Sutomo, 2003, Penurunan asam urat darah ayam jantan Braille hiperurisemia oleh fraksi ekstrak
metanol daun kepel (Stelechocarpus burahol, Hook f. & Th.), Tesis, Pasca Sarjana, Prodi
Ilmu Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
* Korespondensi :Titik Sunarni, M.Si., Apt.
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo – SOLO, - 57127,
Telp. 0271-852518, HP:08121520941
E-mail:
[email protected].
116
Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 2007