Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Tujuan dari anava dua jalan adalah untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dan untuk menguji signifikansi interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat. Kedua variabel bebas tersebut disebut faktor "baris" (faktor A) dan faktor "kolom" (faktor B).
Abstrak-Kriminalitas adalah suatu perbuatan yang merugikan, secara sosiologis yaitu merugikan secara psikologis dan ekonomis, yang melanggar hukum berlaku dalam suatu negara serta norma-norma sosial dan agama. Kriminalitas di suatu negara merupakan fenomena yang masih dianggap menakutkan tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa kriminalitas di negara maju maupun berkembang cenderung masih merajalela di setiap tempatnya. United States merupakan salah satu negara maju di dunia dengan tingkat kriminalitasnya nomor satu di dunia. Dimana banyak sekali faktorfaktor yang memengaruhinya, salah satunya adalah suku/ras yang menetap di United States. Sehingga dapat memberikan peluang tinggi untuk terjadi tindak kriminalitas. Dalam praktikum ini variabel yang digunakan yaitu variabel respon yang terdiri dari ras kulit hitam, ras kulit putih, dan ras Asia. Statistik yang dimanfaatkan untuk menunjukkan pengaruh variabel prediktor terhadap respon ini adalah metode MANOVA One-Way. Sebelum dilakukan pengolahan dengan MANOVA One-Way, terlebih dahulu dilakukan deteksi multivariat normal dan homogenitas. Setelah asumsi multivariat normal yang sudah terpenuhi begitu juga dengan uji homogenitas, dapat diketahui pengaruh dari state 6, state 12, dan state 39 terhadap ras kulit hitam, ras kulit putih, dan ras Asia memberi pengaruh yang signifikan untuk ketiga respon.
Variable bebas atau variable perlakuan dalam sebuah penelitian dapat terdiri atas satu macam atau lebih. Sebuah penelitian dengan satu variable perlakuan yang memiliki beberapa level atau tingkatan dapat dianalisis dengan variansi (anova) satu factor.
1. Latar Belakang Anova atau analysis of variance adalah tergolong analisis komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi (Riduan, 2010:166). Untuk melihat perbedaan mean dua kelompok, juga untuk melihat efektifitas perlakuan terhadap sampel, dapat digunakan t – tes, tetapi untuk menguji perbedaan mean dari tiga atau lebih sampel, dengan menggunakan F-tes. Selain lebih efisien, penggunaan F-tes dapat digunakan untuk mengetahui interaksi antara variabel-variabel yang menjadi perhatian (Arikunto, 1992: 279). Misalnya jika ingin mengetahui apakah ada perbedaan minat baca siswa SD, SMP dan siswa SMA terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia, untuk melaksanakan maksud itu dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah siswa SD, SMP dan SMA secara acak yang banyaknya sama, lalu dibuat instrumen, angket misalnya, untuk mengukur pemahaman membaca siswa dari masing-masing kelompok itu terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia. Andaikan rerata pemahaman membaca SD, SMP, dan SMA terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia itu berturut-turut X, Y dan Z. Tujuannya ialah menguji perbedaan rerata terhadap probabilitas (keberartian) tertentu. Apakah X berbeda dari Y, Y berbeda dri Z, dan X berbeda dari Z? Untuk pengujian dua buah rerata itu bisa menggunakan uji-t. Begitu pula uji-t itu dapat digunakan sebanyak tiga kali untuk melihat tiga buah perbedaan rerata di atas, yaitu antara X dan Y, antara X dan Z, dan antara Y dan Z. Menguji cara seperti itu (menggunakan uji-t tiga kali) benar, hanya saja cara demikian telah memperluas daerah kekeliruan tipe I (tahap keberartian α). Penjelasan mengenai perluasan kekeliruan itu adalah sebagai berikut. Bila daerah kekeliruan (tahap keberartian) itu misalnya α = 0,05, maka dalam perhitungan di atas persentase kekeliruan kita menjadi 14%. Jadi, persentase kekeliruan yang menjadi adanya perbedaan rerata yang dikarenakan kesalahan pemilihan sampel menjadi lebih besar ; dari 5% menjadi 14%. Oleh karena itu pengujian dengan uji-t beberapa kali untuk melihat adanya perbedaan antara beberapa buah rerata supaya tidak dilakukan. Pengujiannya supaya diganti dengan cara lain, yaitu dengan Anava. Andaikan tahap keberartian atau resiko alpha 0,05 (5%), (tahap keberartian 5% itu artinya kurang 5 dari 100 perbedaan rerata dari yang ditemukan disebabkan karena kekeliruan pemilihan sampel ; bukan kekeliruan peneliti), maka untuk setiap uji-t dilakukan itu ada jaminan 95% tidak terikat kepada kekeliruan alpha. Karena itu melakukan uji-t tiga kali berturut-turut yang satu sama lain merupakan peristiwa bebas, peluang tidak terikatnya kepada kekeliruan alpha itu adalah 0,95 3 = 0,86. Itu berarti, tahap keberartiannya untuk
Jl. Dr. Setiabudi No.193, Bandung
Kesenjangan antarwilayah di Indonesia tidak terlepas dari adanya keragaman potensi sumber daya alam, letak geografis, kualitas sumber daya manusia, ikatan etnis atau politik. Keberagaman ini dapat menjadi sebuah keunggulan dalam satu sisi, namun disisi lain dapat berpotensi menjadi sumber instabilitas sosial dan politik nasional. Untuk itu, maka penyelenggaraan pembangunan secara terencana dan berorientasi terhadap pengurangan kesenjangan antarwilayah menjadi sangat penting untuk dilakukan.Pemahaman secara komprehensif terhadap persoalan kesenjangan tersebut perlu menjadi acuan dalam perumusan perencanaan pembangunan, sehingga dapat mendukung upaya pemerataan pembangunan di Indonesia. Maka dari itu peneliti ingin menguji perbedaan upaya pemerataan tersebut dilihat dari konsep pengembangan wilayah yang berbeda yaitu konsep DFA (Development From Above), DFB (Development From Below), dan LED (Local Economic Development) yang dilihat dari tingkat PAD (Pendapatan Asli Daerah) di indonesia.
Para sahabat Rasulullah s.a.w adalah kumpulan kaum Muslimin yang paling bertuah kerana Rasulullah s.a.w berada di tengah-tengah mereka. Mereka menerima pengajaran wahyu secara langsung daripada baginda s.a.w. Mereka adalah puak yang paling diberkati Allah s.w.t kerana Dia kurniakan kepada mereka cahaya (Nur) Nabi Muhammad s.a.w secara terus, tanpa dihijab oleh ruang, zaman atau masa. Apa yang mereka perolehi daripada Nur Nabi Muhammad s.a.w adalah yang paling benar dan asli pada tahap maksimum. Jika Nabi Muhammad s.a.w diibaratkan sebagai matahari, maka para sahabat menerima pancaran matahari ketika ia berdiri tegak tanpa segumpal awan pun melindunginya. Umat yang di belakang pula adalah umpama orang yang menerima pancaran cahaya matahari ketika ia telah condong ke barat dan ketika awan mendung sudah berarak dipermukaan langit.
2019
Lulo Anaway merupakan judul dari sebuah karya tari kelompok yang di dalamnya melibatkan sepuluh penari perempuan, kata Lulo berasal dari kata suku Tolaki dari suatu aktivitas Molulowie kabupaten Kolaka, Molulowie merupakan aktivitas panen padi pada saat benih padi di injak-injak, dari aktivitas Molulowie maka terciptaanya tarian Lulo untuk bentuk suatu tarian ritual kesyukuran kepada Dewi Sanggole. Tarian ini muncul pada abad XV, masa sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Rasa kedamaian, kebahagian dan semangat di tarian Lulo Anaway ini, merupakan simbolik dari hasil pengalaman empiris penata menarikan tarian Lulo, pengalaman yang memberikan kesan mendalam pada saat penata melihat momen adanya interaksi sesama warga dengan saling berpegangan tangan, yang tidak memperlihatkan adanya perbedaan kasta antar induvidu. Dari aktivitas Molulowie masyarakat suku Tolaki saat menyambut pesta panen padi yang menjadi sumber bentuk koreografi kelompok berupa aktivitas menginjak-injak...